Anda di halaman 1dari 10

MODUL

BIMBINGAN REMAJA USIA SEKOLAH


SESI 1
REMAJA  YANG  SEHAT
GAMBARAN UMUM:
Dengan semakin kompleknya kehidupan saat ini, remaja membutuhkan dukungan dari
banyak pihak untuk mencapai konsep diri yang positif dan memiliki bekal ketrampilan dalam
menghadapi berbagai tantangannya. Sesi ini merupakan sesi pertama dalam Bimbingan Remaja
Usia Sekolah yang akan membantu remaja memahami dan memiliki konsep diri yang sehat,
memahami karakter diri dan potensi dirinya dan mampu menyusun harapan hidupnya secara lebih jelas.

Remaja yang memiliki konsep diri yang sehat adalah remaja yang memperoleh totalitas
diri yang tepat, yaitu remaja yang menyadari kelebihan/keunggulan maupun
kekurangan/kelemahan yang ada pada diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri yang tepat
akan diketahui konsep diri yang tepat, dengan berupaya mengembangkan sisi yang positif dan
mengatasi/menghilangkan yang negatif.

Setelah peserta memahami diri secara lebih baik, selanjutnya peserta diajak berdiskusi
untuk menyadari bahwa saat ini mereka sedang menghadapi berbagai tantangan kehidupan
yang semakin kompleks yang berpengaruh pada kehidupannya saat ini maupun kehidupan yang
akan datang. Berbagai problematika remaja pada saat ini antara lain: seks sebelum nikah dan
perilaku seks yang tidak sesuai dengan nilai moral/agama, kehamilan yang tidak diinginkan,
pernikahan dini (perkawinan anak), narkoba, bullying, dan geng remaja yang negatif. Hal ini
tidak terlepas dari dinamika remaja yang sedang mereka alami, terkait dengan dampak-dampak
perkembangan remaja yang meliputi dimensi fisik, emosi-psikologis dan dimensi kehidupan
sosialnya.

TUJUAN:
1. Peserta memahami dan memiliki konsep diri yang sehat, memahami karakter diri dan
potensi dirinya dan mampu menyusun harapan hidupnya secara lebih jelas.
2. Peserta memahami berbagai tantangan remaja masa kini, memahami perubahan
perkembangan dan dinamika yang dialaminya sebagai remaja (dimensi fisik, emosi dan
psikologis, dan sosial).
3. Peserta memahami prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islami untuk menjadi remaja yang
sehat dan islami

POKOK BAHASAN:
1. Mengenali Diri
 Memahami Urutan Nilai Pribadi
 Mengenali Kelebihan dan Kekurangan Diri
2. Membangun Jembatan Harapan
3. Tantangan Remaja Masa Kini
4. Konsep diri Remaja dalam Islam (Sholeh Pribadi dan Sholeh Sosial)

METODE:
• Permainan

• Curah pendapat

• Refleksi diri

• Menggambar berkelompok

• Diskusi kelompok

• Ceramah dan tanya jawab.

MEDIA:
• Kartu “Kenali Saya”

• Instrumen 1: “Prinsip Hidup Saya”

• Instrumen 2: “Mengenal Karakter dan Kepribadian Diri”

• Instrumen 3: “ Membangun Jembatan Harapan”

• Kertas flipchart

• Kertas metaplan atau kertas post it


• Kertas HVS

• Spidol besar

• Spidol kecil/pensil sejumlah peserta

• Lakban kertas.

WAKTU:
• 180 Menit

LANGKAH-LANGKAH
PEMBUKA (5 MENIT)
1. Mulailah dengan salam dan berilah semangat kepada para peserta.
2. Ajak semua peserta untuk mengawali kegiatan dengan membaca Basmallah bersama-
sama.
3. Jelaskan secara singkat tentang tujuan umum sesi ini.

LANGKAH 1 : KONSEP DIRI YANG SEHAT (50 MENIT)


1. Fasilitator memulai topik pertama dengan menjelaskan permainan kartu “Kenali Saya”.
2. Para peserta dibagi ke dalam kelompok kecil berdua-berdua (jenis kelamin sama),
pembagian kelompok bisa dengan cara mencari teman terdekatnya. Masing-masing
kelompok dibagikan satu paket kartu “Kenali Saya” yang berisi 6 kartu, masing-masing
kartu berisi satu pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan dalam kartu tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Hobby saya adalah….
b. Sifat saya yang paling menonjol adalah…..
c. Kelebihan saya adalah……
d. Kekurangan saya adalah……
e. Saya memiliki kemampuan yang baik dalam bidang/hal…..
f. Cita-cita saya 10 tahun lagi antara lain adalah…..
3. Cara bermainnya, di dalam kelompoknya masing-masing setiap peserta memgambil
secara acak 3 kartu lalu menuliskan jawabannya. Setelah itu, masing-masing
membacakan pertanyaan dan jawaban di setiap kartu yang didapatnya kepada teman di
kelompoknya masing-masing.
4. Fasilitator memberi kesempatan kepada seluruh peserta untuk bermain dan
mendorong serta memastikan semua peserta untuk terlibat aktif memainkannya.

5. Setelah permainan kartu “Kenali Saya” selesai, mintalah peserta untuk membentuk
kelompok dengan anggota 3 - 4 orang.
6. Fasilitator melanjutkan ke aktifitas berikutnya yaitu, “Memahami Urutan Nilai
Pribadi”.
7. Kepada setiap peserta dibagikan instrument 1 (hirarki nilai pribadi) dan berilah
penjelasan singkat tentang apa itu nilai dan prinsip hidup, ajak peserta diskusi
interaktif sebentar untuk lebih memahami tentang prinsip-prinsip dan nilai-nilai hidup.
8. Mintalah peserta merenungkan sejenak untuk menentukan urutan nilai/prinsip
hidupnya pribadi. Kepada peserta diminta menuliskan hasil renungannya pada
instrument 1.
9. Setelah semua selesai menuliskan urutan prinsip hidupnya, mintalah peserta untuk
saling mensharingkan hasilnya di kelompoknya masing-masing.
10. Bertanyalah kepada semua peserta, dari aktivitas ini apa yang mereka pelajari?
Tuliskan point-point penting yang disampaikan peserta pada kerta fliphart yang dapat
menjadi kesimpulan.
11. Dengan tetap pada kelompok yang sama, fasilitator melanjutkan ke topik “Memahami
Kelebihan dan Kekurangan Diri”. Fasilitator dapat memulai dengan melakukan
brainstorming (curah pendapat) dengan para peserta tentang apa yang mereka pahami
terkait karakter dan kepribadian individu?
12. Kepada setiap peserta dibagikan instrument 2 (Memahami Kelebihan dan Kekurangan
Pribadi) dan berilah penjelasan singkat tentang bagaimana mengisinya.
13. Mintalah peserta merenungkan sejenak untuk memahami kelebihan dan kekurangan
pribadinya. Kepada peserta diminta menuliskan hasil renungannya pada instrument 2.
Jika semua peserta sudah menuliskannya, mintalah mereka secara bergantian untuk
saling menyampaikan hasilnya di kelompoknya masing-masing.
14. Ajak peserta untuk diskusi interaktif dan tanya jawab. Fasilitator memberikan
penekanan diskusi pada pentingnya peserta (remaja) mengenali diri.
LANGKAH 2: MEMBANGUN JEMBATAN HARAPAN (30 MENIT)
1. Fasilitator melanjutkan ke topik “Membangun Jembatan Harapan”. Fasilitator dapat
memulai dengan melakukan brainstorming (curah pendapat) dengan para peserta
tentang apa yang mereka pikirkan terkait cita-cita/harapan pribadi yang ingin dicapai
5-10 tahun ke depan.

2. Kepada setiap peserta dibagikan instrument 3 (Membangun Jembatan Harapan) dan


berilah penjelasan singkat tentang bagaimana mengisinya.

3. Mintalah peserta merenungkan sejenak untuk menggali harapan yang ingin dicapai
dan modal atau potensi yang ia miliki guna mencapai harapannya. Kepada peserta
diminta menuliskan hasil renungannya pada instrument 3.

4. Bertanyalah kepada peserta pengalaman mereka ketika menetapkan harapan dan


membangun jembatan untuk mencapainya.

5. Ajak peserta untuk diskusi interaktif dan tanya jawab. Fasilitator memberikan
penekanan diskusi pada pentingnya peserta (remaja) memiliki harapan dan cita-cita
sesuai dengan potensi-potensi yang mereka miliki.

LANGKAH 3: TANTANGAN DAN PROBLEMATIKA REMAJA MASA KINI


(50 MENIT)
1. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok (masing-masing kelompok terdiri dari 7-8 peserta).
Minta setiap kelompok untuk mengatur posisi melingkar agar bisa saling melihat dengan
teman kelompoknya. Di masing-masing kelompok, diminta untuk menentukan siapa yang
menjadi ketua kelompoknya.
2. Kepada setiap peserta dibagikan 1 lembar metaplan dan 1 spidol kecil.
3. Tanyakan kepada peserta, “Tantangan-tantangan dan problem/masalah apa saja yang
dihadapi oleh remaja masa kini? Peserta diminta menuliskan jawabannya 1 ide
(tantangan/problem) pada 1 lembar metaplan yang ada! Ingatkan kepada peserta untuk
menuliskan jawaban secara singkat saja, ditulis dengan ukuran huruf yang besar dengan
posisi kertas horizontal (landscape). Setiap 1 ide jawaban dituliskan pada 1 lembar kertas
metaplan, jadi jika peserta ingin menjawab lebih dari 1 jawaban, maka peserta
diperkenankan untuk mengambil/meminta kertas metaplan lagi.
4. Semua kertas metaplan yang sudah berisi jawaban dikumpulkan pada ketua kelompok.
Kemudian setiap kelompok dibagikan 1 lembar kertas flipchart dan spidol besar.
5. Setelah semua kelompok siap, fasilitator memberikan instruksi, “masing-masing kelompok
secara bekerjasama diminta menggambar tantangan dan problematika yang
mencerminkan hasil-hasil jawaban yang sudah ditulis oleh semua peserta sebelumnya.
Batasi waktu menggambar berkelompok ini selama 10 menit. Fasilitator mendorong semua
peserta untuk terlibat aktif dan berpartisipasi dalam melengkapi gambar kelompoknya.
6. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk menceritakan hasil gambarnya,
fasilitator menuliskan kata-kata kunci pada flipchat/white board.
7. Fasilitator memberikan pertanyaan, “Mengapa permasalahan remaja tersebut bisa terjadi?
Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhinya?”
8. Fasilitator memandu proses diskusi secara mendalam dan mengajak peserta membuat
kesimpulan tentang tantangan dan problematika remaja masa kini, dan memahami
dinamika remaja yang sedang mereka alami.

LANGKAH 4: KONSEP DIRI REMAJA DALAM ISLAM (40 MENIT)


1. Fasiliator membuka dengan salam substantif kepada peserta. Dan selanjutnya
menjelaskan keeterhubungan tema ini dengan tema tema sebelumnya.
2. Fasilitor menjelaskan bahwa banyak contoh-contoh teladan Remaja Qeren dan Qur’ani
di dalam kitab Suci al-Qur’an (Nabi Yahya as, Nabi Isa as, Luqman as, dan juga
Muhammad saw)
3. Peserta dibagi kedalam 4 kelompok, masing masing kelompok dibagikan ayat-ayat yang
berkaitan dengan remaja Yahya as, Isa as, Luqman as, dan Muhammad as.
4. Perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi dan menyimpulkan
pokok-pokok karakter masing-masing nabi tersebut yang harus diteladani oleh remaja.
5. Fasilitator ikut menyimpulkan dan memberikan pendalaman pemahaman bahwa untuk
menjadi remaja keren qur’ani adalah remaja yang memegang 4 prinsip utama (pilar),
yaitu: [1] mengenal diri, [2] mengelola diri, [3] mengenal orang lain, dan [4] menjalin
dan membangun hubungan baik.

Pokok-pokok Karakter dari keteladanan Nabi Yahya as, Nabi Isa as, Luqman as, dan juga
Muhammad saw :
1. Bijaksana (Wise): sikap tepat dalam menyikapi setiap keadaan dan peristiwa sehingga
memancarkan keadilan, tunduk pada kebenaran, serta ketulusan hati sehingga
melahirkan cara pandang konstruktif dan selalu mempertimbangkan yang terbaik
untuk masa depan.
2. Belas Kasih - Welas Asih (Compassion): sikap kasih sayang kepada sesama yang
melahirkan kepedulian untuk saling berbagi, melindungi orang lain  yang selanjutnya
akan berdampak kepada sikap anti kekerasan.
3. Rendah hati (Humble): Sikap menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan
(kemampuan dan ketidakmampuan diri) melahirkan sikap menghormati kepada
siapapun, tidak angkuh dan tidak sombong/takabur  melahirkan sikap moderat dalam
ber-agama.
4. Diberkahi dan Memberkati: sikap selalu memberikan nilai tambah dimana dan kepada
siapapun
5. Memiliki kemampuan Proteksi Diri: mampu menghadapi hambatan dan tantangan
yang menghalangi pencapaian harapan masa depan.
6. Kemampuan Komunikasi yang Baik: kemampuan membangun komunikasi dengan
dirinya dan orang lain serta membangun relasi sosial yang baik.
7. Berbakti pada Kedua Orang Tua
8. Religius: menyadari bahwa semua manusia sebagai hamba Allah
9. Empati – sosialis
10. Disipin Waktu

Karakteristik Remaja Qeren Qur’ani :


1. Religius
a. Remaja Qeren Qur’ani adalah remaja yang menyadari bahwa semua manusia sebagai
hamba Allah SWT. Memiliki kewajiban untuk melaksanakan semua perintahNya dan
menjauhi semua laranganNya.
b. ..

2. Bijaksana
a. RQQ adalah remaja yang memiliki sikap tepat dalam menyikapi setiap keadaan dan
peristiwa sehingga memancarkan keadilan, tunduk pada kebenaran, serta ketulusan
hati sehingga melahirkan cara pandang konstruktif dan selalu mempertimbangkan
yang terbaik untuk masa depan.
b. RQQ adalah remaja yang mampu mengambil hikmah sekecil apapun itu dalam setiap
peristiwa
c. ….

3. Moderat
a. RQQ adalah remaja yang mampu mengambil posisi di tengah, tidak terlalu condong ke
kanan atau ke kiri
b. Mampu memahami sesuatu dari berbagai sudut pandang tanpa ada dorongan untuk
memaksakan
c. Menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan (kemampuan dan
ketidakmampuan diri) melahirkan sikap menghormati kepada siapapun, tidak angkuh
dan tidak sombong/takabur
d. …

4. Baik dan Membawa kebaikan


a. RQQ adalah remaja yang memahami akan selalu berusaha untuk berbuat baik dan
senantiasa membawa kebaika dimana pun mereka berada
b. Ada dorongan dan usaha untuk menghindari melakukan perbuatan yang menyakiti diri
sendiri dan orang lain
c. Menyadari bahwaa kebaikan adalah penanda iman dan siapapun yang tidak melakukan
kebaikan tidak memiliki iman
d. Melakukan kebaikan dengan berbagai cara, dari hal yang kecil sederhana, dan dimulai
dari diri sendiri misalnya menyingkirkan batu ditengah jalan agar tidak membuat orang
lain terluka, meninggalkan semangkuk air untuk kucing liar (stray cat), berbagi buka
puasa, dll.
e. …

5. Bertanggungjawab

a. RQQ adalah remaja yang menyadari akan akibat baik atau buruk perbuatannya.
b. Menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.
Apabila ditelaah lebih lanjut, tanggung jawab merupakan kewajiban atau beban yang
harus dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat perbuatan kita kepada orang lain, atau
sebagai akibat dari perbuatan pihak lain kepada kita.

c. Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia,
bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau
bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa tanggung jawab itu. Dengan
demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi yang berbuat dan
dari sisi yang memiliki kepentingan dari pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus
menyadari akibat perbuatannya itu dengan demikian ia sendiri pula yang harus
memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain apabila si pembuat tidak mau
bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual
maupun dengan cara kemasyarakatan

d. Bahwa manusia adalah makhluk fungsional dan bertanggungjawab atau dengan kata
lain penciptaan manusia bukanlah sebuah kesia-siaan. Tanggung jawab manusia
tersebut meliputi tanggung jawab terhadap Allah Sang Pencipta, diri pribadi, keluaga,
masyarakat, bangsa dan Negara, serta tanggung jawab terhadap alam (Al-Mukminun,
115}.

6. Semangat Memperbaiki/Mengembangkan diri


a. RQQ adalah remaja yang memiliki dorongan dan kemampuan untuk terus belajar
(continuos learning) baik dari apa yang dihadapi atau dari pengalaman, kemudian
menerapkan apa yang telah dipelajari untuk memperoleh kesuksesan di situasi yang
baru
b. RQQ memiliki fokus pada keyakinan diri untuk terus belajar dan tumbuh menjadi orang
yang lebih baik, ada upaya untuk meningkatkan diri secara sadar melalui penemuan diri
(self-discovery), kesadaran diri (self-awareness), bantuan diri (self-help), dan evaluasi
diri (self-evaluation), sehingga ia akan terus berusaha untuk memperbaiki diri jika ia
merasa ada sesuatu dari dalam diri yang menghambat untuk maju dan mencapai cita-
cita/tujuannya.
c. …

PENUTUP (5 MENIT)
Tutuplah sesi dengan ucapan terima kasih dan bacaan hamdalah bersama-sama.

KECAKAPAN YANG DILATIH


Beberapa Kecakapan Hidup (Life-Skill) yang penting dan dilatihkan dalam sesi ini:
1. Kesadaran diri (self-awareness): mengenali diri secara lebih baik:
a. Memahami urutan nilai pribadi
b. Kelebihan dan kekurangan diri
2. Pentingnya menetapkan cita-cita / harapan masa depan dengan mempertimbangkan
potensi diri.
3. Pentingnya memegang pilar-pilar (prinsip-prinsip) untuk menjadi remaja Qeren Qur’ani
sehingga remaja semakin siap menghadapi berbagai tantangan dan problematika remaja
dan lebih siap dalam mengupayakan tercapainya harapan/cita-cita masa depan.

CATATAN UNTUK FASILITATOR


1. Penggunaan istilah remaja Qeren Qur’ani adalah untuk gambaran remaja ideal yang
memegang nilai-nilai Islami seperti yang ditunjukkan oleh karakter para Nabi.
2. Fokus modul ini adalah memfasilitasi para remaja dalam mengenal dan memahami diri dan
membantu mereka memiliki pilar-pilar (prinsip hidup) dalam menghadapi berbagai
tantangan dan problematika remaja.
3. Fasilitator perlu mengawasi waktu agar materi dapat dicapai secara utuh. Karenanya,
hindarilah improvisasi yang memakan waktu.
4. Proses tanya-jawab merupakan bagian yang menyatu dalam proses karena sifat modul ini
yang mengalir dan banyak melibatkan aktivitas.
5. Fasilitator dapat memanfaatkan media sederhana yang ada di tempat masing-masing
sebagai penunjang proses bimbingan.

Anda mungkin juga menyukai