Anda di halaman 1dari 5

SESI 2

TERAMPIL MENGELOLA DIRI

GAMBARAN UMUM
Materi ini mengajak peserta untuk mempelajari kecakapan diri yang diperlukan
untuk mengelola keseharian kehidupannya dan menentukan arah masa depannya.
Sesi ini akan difokuskan pada latihan-latihan untuk mengelola diri dan pengaruh
kawan sebaya dan faktor-faktor penting lain dalam kehidupan remaja, mengelola
emosi dan mengambil keputusan penting dalam hidup, sehingga peserta dapat
mengaplikasikannya. Dengan memiliki ketrampilan mengelola diri dan mengelola
relasi sosialnya, peserta dapat mengembangkan kehidupan pribadi yang lebih sehat
dan maslahat.

TUJUAN
1. Peserta memahami kuatnya pengaruh beberapa faktor dalam kehidupan remaja
2. Peserta memahami dinamika pergaulan sehat remaja dan dampaknya
3. Peserta memahami beberapa kecakapan penting dalam mengelola dirinya
4. Peserta memahami dampak, proses dan teknik pengambilan keputusan yang
berkualitas
5. Peserta memahami prinsip komunikasi
6. Peserta terlatih untuk mengelola emosinya dengan lebih baik
7. Peserta terlatih mengambil keputusan yang berkualitas
8. Peserta terlatih berkomunikasi yang efektif dengan menggunakan metode 4
tingkat komunikasi

MATERI:
 Bedah kasus-kasus kehidupan remaja untuk mendalami
 Pengelolaan emosi (mengenali dan mengelola emosi dasar: marah. Sedih,
takut, termasuk mengelola stress dan kekhawatiran)
 diskusi kelompok: asesmen perasaan, trigger, dan kanal/meredakan
 Self protection (proteksi diri)
 Membangun relasi sosial (laki-laki dengan perempuan, anak dengan ortu,
dengan teman, dengan org lain scr luas)
 latihan: refleksi hubungan dg teman (skenario2 kasus dan pilihan2),
kisah salah pilih teman di DLS, bedah mengapa remaja susah menolak
temannya.
 Pengambilan keputusan (memperkuat nilai halal toyib dan ma’ruf)
 Refleksi (Sungai Kehidupan): memantapkan diri sebagai remaja yg punya cita-
cita di dunia dan menyelaraskan dengan cita-cita sbg hamba Allah.

METODE
Simulasi personal, diskusi kelompok, bedah kasus, presentasi, ceramah, dan tanya-
jawab.

WAKTU
180 menit.

MEDIA
Kertas HVS, kertas post it (jika ada), pensil, kertas plano, spidol, solatip, papan tulis
putih, laptop dan LCD jika ada.

LANGKAH-LANGKAH

Pengantar (10 menit)


1. Fasilitator menyampaikan salam pada peserta dan mengajak mereka bersama-
sama membuka sesi dengan bacaan basmalah bersama-sama.
2. Fasilitator mereview proses belajar sebelumnya dengan bertanya kesan dan kata
kunci yang didapatkan peserta.
3. Fasilitator memberikan penjelasan umum tentang materi sesi Mengelola Diri
dan tujuannya.

Mendalami Isu Khas Pergaulan Remaja


4. Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok.
5. Fasilitator meminta setiap kelompok mendiskusikan satu isu khas remaja:
a. Remaja bertengkar dengan orangtua
b. Remaja terlibat tawuran
c. Remaja berperilaku seksual aktif
d. Remaja kecanduan media sosial dan gadget
6. Fasilitator meminta setiap kelompok untuk menjawab beberapa pertanyaan
kunci selama 10 menit, yang terkait dengan dinamika faktor-faktor, apa yang
didapatkan remaja dengan terlibat/bertindak seperti itu, serta apa konsekuensi
dari keterlibatan tersebut.
7. Fasilitator membuka kembali forum besar, dan meminta setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya.
8. Fasilitator memimpin pengambilan kesimpulan bersama. Beberapa poin yang
perlu diberikan penekanan:
a. Seberapa besar faktor pengaruh teman sebaya bagi remaja dalam
menentukan pilihan dan tindakannya
b. Isu khas remaja menerpa sebagian besar remaja, bukan hanya 1-2 saja.
c. Psikologi remaja yang biasanya diwarnai kegamangan
9. Fasilitator menggunakan hasil diskusi di atas untuk menjelaskan tentang:
a. Hukum aksi-konsekuensi: bahwa setiap pilihan dan tindakan membawa
konsekuensi
b. Terampil mengendalikan diri dan mengambil keputusan menjadi penting,
agar nilai/prinsip hidup yang kita yakini dapat tetap terjaga, apalagi
harapan masa depan kita.

Mengendalikan Diri Dan Mengelola Emosi


10. Fasilitator menayangkan matriks Emosiku, lalu meminta setiap peserta untuk
membuat matriks yang sama di buku jurnalnya, lalu mengisinya sesuai refleksi
selama 5 menit.
11. Fasilitator kemudian meminta peserta berkelompok per 4 orang. Fasilitator
meminta peserta untuk berdiri dalam kelompok. Fasilitator menyampaikan
bahwa latihan selanjutnya adalah PATUNG EKSPRESI, untuk mengekspresikan
emosi mereka dan mengekspresikan saat mereka berupaya meredakan emosi
mereka dengan cara menjadi patung peraga. Fasilitator memberikan contoh
dengan memeragakan patung dirinya saat sedang marah, lalu patung saat ia
sedang meredakan kemarahannya.
12. Fasilitator secara acak menyebutkan beberapa jenis emosi: sedih, tertekan, BT
(bad temper, tidak mood), gabut (malas), galau. Setiap emosi dipergakan oleh 2
orang dalam kelompok, 2 yang lainnya menebaknya.
13. Fasilitator setelahnya meminta setiap kelompok berbagi refleksi.

Mengambil Keputusan
14. Fasilitator mereview bahwa hukum aksi-konsekuensi (tanam-tuai) adalah salah
satu SunatuLlah yang paling nyata dalam kehidupan dan semesta. Karena itu kita
perlu untuk dengan sengaja melatih bagaimana caranya mengelola tindakan kita
agar kita tidak menerima konsekuensi yang kita harapkan.
15. Dalam mengambil keputusan, ada beberapa hal penting yang perlu menjadi
pertimbangan:
a. Nilai/prinsip hidup
b. Tujuan/harapan hidup
c. Lingkar Pengaruh: Lingkar Kendali dan Lingkar Peduli/Prihatin
d. Sikap Proaktif (film)
16. Latihan memetakan konsekuensi melalui aktivitas KEMUNGKINAN dengan tema
Pergaulan Tidak Sehat. Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok untuk
membahas kemungkinan-kemungkinan yang dihadapi sebagai konsekuensi dari
setiap pilihan keputusan. Fasilitator mencontohkan dengan menuliskan di
flipchart tentang pilihan pacaran/tidak pacaran, lalu berhubungan intim/tidak
berhubungan intim.
17. Setelah 10 menit, kembali ke forum besar, lalu presentasi kelompok.
18. Fasilitator membantu menyimpulkan:
a. Pergaulan remaja berdampak sampai ke kehancuran kehidupan masa
depan
b. Pilihan sesaat berpengaruh sangat panjang
c. Dalam mengambil keputusan yang paling penting adalah melihat
konsekuensinya

Ketrampilan Komunikasi
19. Fasilitator menjelaskan racun komunikasi dan 4 level komunikasi dalam konflik,
sebagai ketrampilan yang diperlukan oleh remaja untuk mengelola hubungan
dengan orang-orang di sekitarnya. Fasilitator perlu memberikan contoh-contoh
racun komunikasi (sikap menghakimi, sikap sinis, dan rasa takut) sekaligus juga
penawar racun (buka pikiran, buka hati, dan buka tekad).
20. Fasilitator meminta peserta berpasangan mempraktekkan komunikasi
bertingkat, dengan kasus-kasus yang biasa mereka temui, misalnya bertengkar
dengan teman, berkonflik dengan guru, berkonflik dengan kakak/adik, atau
berkonflik dengan orangtua. Tekankan untuk mereka menggunakan penawar
racun.
21. Fasilitator membantu peserta menyimpulkan dari pengalaman latihan
berkomunikasi dalam konflik.

Penutup
22. Fasilitator meminta peserta mengisi lembar refleksi, untuk menutup proses
pembelajaran selama 2 sesi.
23. Fasilitator menutup program dengan mengucapkan terimakasih kepada seluruh
peserta.

Anda mungkin juga menyukai