Anda di halaman 1dari 16

BIMBINGAN

REMAJA USIA
SEKOLAH
Sesi 2: Terampil Mengelola Diri
TUJUAN
 Memahami perubahan diri dan dinamika remaja
 Memiliki life skill:
 pengelolaan emosi,
 self protection,
 pengambilan keputusan, dan
 ketrampilan membangun relasi social
 Ketrampilan Komunikasi
MATERI
 Mengelola emosi
 Berkomunikasi yang sehat
 Mengambil keputusan
Waktu – Metode - Media
WAKTU : MEDIA
180 Menit  Modul 2: Terampil Mengelola Diri
 File power point
METODE  Flipchart
 Kertas HVS
 Presentasi
 Kertas metaplan
 Diskusi kelompok
 Instrumen matrik emosiku
 Simulasi personal
 Spidol besar, spidol kecil
 Bedah kasus
 Lakban kertas
 Praktek komunikasi bertingkat
 Laptop, LCD, Screen.
 Ceramah dan tanya jawab
Penjelasan Langkah 1:
Mendalami Isu Khas Pergaulan Remaja

1. Bagi peserta ke dalam 4 kelompok


2. Tiap kelompok mendiskusikan 1 isu khas remaja:
a. Remaja terjerat narkoba
b. Remaja terlibat tawuran
c. Remaja berperilaku seksual aktif
d. Remaja kecanduan media social (gadget)
Pertanyaan kunci: apa yang didapatkan ketika remaja terlibat dengan permaslahan tsb? Konsekuensi apa saja
yang mungkin terjadi dari keterlibatan tersebut?
3. Setiap kelompok diminta untuk presentasi, lalu lakukan diskusi interaktif
4. Ajak pesrta untuk menyimpulkan, beberapa poin kesimpulan penting:
a. Seberapa besar pengaruh teman dalam menentukan pilihan/tindakan
b. Isu khas remaja ini bukan hanya kasus 1-2 tapi dialami oleh sebagian besar remaja
c. Dinamika psikologi pada masa remaja juga turut mempengaruhi
5. Gunakan hasil diskusi untuk mendalaman pemahaman tentang:
a. Hukum aksi – konsekuensi
b. Terampil mengendalikan diri dan mengambil keputusan menjadi sangat penting untuk dimiliki agar nilai
hidup yang kita yakini dan harapan masa depan dapat terjaga.
PRINSIP-PRINSIP
YANG MEMPENGARUHI

Prinsip Prinsip
Konsekuensi: Konsekuensi:
Bersikap
Hukum Tanam-Tuai Hukum Ujung Tongkat Proaktif

Lingkar
Kendali- Kematangan
Pengaruh
Penjelasan Langkah 2:
Mengendalikan Diri dan Mengelola Emosi

1. Kepada setiap peserta dibagikan instrument “Matrik Emosiku”. Langkah ini juga dapat disajikan dengan
cara menayangkan instrument “Matrik Emosiku” , kemudian peserta diminta untuk menyalinnya di lembar
HVS/buku jurnalnya. Minta masing-masing peserta untuk mengisinya.
2. Setelah semua peserta selesai mengisi lembar Matrik Emosiku, fasilitator meminta peserta berkelompok per
4 orang dengan posisi berdiri dalam kelompok. Fasilitator menjelaskan aktivitas “Patung Ekspresi” untuk
mengekspresikan emosinya, lalu dilanjutkan menjadi patung ekspresi kedua yaitu saat mereka berupaya
meredakan emosinya. Fasilitator memberi contoh.
3. Di dalam kelompok masing-masing, mintalah secara bergantian salah satu anggota kelompok
mempraktekkan secara acak patung ekspresi 1 (saat merasakan emosi tertentu) lalu ketiga teman yang lain
menebaknya. Lanjutkan dengan mempraktekkan patung ekspresi 2 (saat berupaya meredakan emosi
tersebut), ketiga teman yang lain kembali menebaknya.
4. Fasilitator memandu refleksi dari aktivitas yang telah dilakukan secara berkelompok ini. Lakukan diskusi
interaktif dan ajak peserta untuk menyimpulkan.
5. Poin kesimpulan: mengendalikan diri dan mengelola emosi menjadi penting agar dinamika psikologi tetap
dalam konsisi yang sehat.
MATRIK EMOSIKU
Pertanyaan Jawaban

Marah:
Apa yang biasanya membuat marah, Senang:
senang, sedih, cemas? Sedih:
Cemas:
Apa emosi negatif yang paling sering
dirasakan?
Apa yang biasanya terjadi saat sedang
dikuasai emosi negatif?

Apa yang biasanya dilakukan untuk


meredakan emosi negatif ?

Apa yang diharapkan dari orang-orang


terdekat?
Penjelasan Langkah 3:
Mengambil Keputusan
1. Fasilitator mereview hukum aksi-konsekuensi
2. Fasilitator melakukan diskusi interaktif terkait hal-hal penting yang perlu dipertimbankan dalam mengambil keputusan:
a. Nilai/prinsip hidup
b. Tujuan/harapan/cita-cita
c. Lingkar pengaruh (Lingkar kendali dan lingkar peduli)
d. Sikap pro aktif
3. Ajak peserta (dalam kelompok) untuk berlatih memetakan konsekuensi melalui aktivitas “Kemungkinan” dengan tema
pergaulan tidak sehat.
4. Fasilitator membagi peserta ke dalam beberapa kelompok (misal 4 kelompok). Setiap kelompok diminta melakukan pemetaan
konsekuensi (kemungkinan-kemungkina yang bisa terjadi) sebagai resiko yang dihadapi dimualai dari pilihan : Pacaran VS
Tidak Pacaran
5. Beri waktu 10 menit untuk menyelesaikan diskusi kelompok, lalu kembali ke forum besar. Masing-masing kelompok secara
bergantian membacakan hasil pemetaannya.
6. Fasilitator membantu menyimpulkan
 Pergaulan remaja yang tidak sehat berda,pak pada kehancuran kehidupan di masa depan
 Pilihan sesaat berpengaruh sangat Panjang
 Dalam mengambil keputusan, salah satu yang harus selalu diingat adalah mempertimbangkan konsekuensinya.
Lingkar Kendali vs Lingkar Peduli
Fokus Reaktif Fokus Proaktif
Lingkaran Lingkaran Kepedulian Lingkaran
Peduli • Kondisi cuaca
• Kondisi ekonomi nasional Peduli
• Kondisi politik dunia
• Peraturan dan kebijakan
pemerintah
• Pandangan dan pendapat
Lingkaran orang lain tentang saya
Pengaruh Lingkaran
Pengaruh

Lingkaran Pengaruh
• Pikiran, sikap, ucapan,
tindakan, dan perilaku
saya
• Pilihan dan keputusan
yang saya buat
Energi NEGATIF • Pandangan dan pendapat
saya tentang orang lain Energi POSITIF
REAKTIF

STIMULU
S
REAKSI

TUJUAN HIDUP
STIMULU
S
PRINSIP HIDUP RESPONS
KEMATANGAN

RESPONSIF
Penjelasan Langkah 4:
Keterampilan Komunikasi

1. Fasilitator menjelaskan racun komunikasi, penawar racun komunikasi dan 4 level komunikasi dalam konflik,
sebagai keterampilan yang diperlukan oleh remaja untuk mengelola hubungan dengan orang-orang di sekitarnya.
Fasilitator perlu memberikan contoh-contoh racun komunikasi (sikap menghakimi, sikap sinis, dan rasa takut)
sekaligus juga penawar racun (buka pikiran, buka hati, dan buka tekad).
2. Fasilitator meminta peserta berpasangan mempraktekkan komunikasi bertingkat, dengan kasus-kasus yang biasa
mereka temui, misalnya bertengkar dengan teman, berkonflik dengan guru, berkonflik dengan kakak/adik, atau
berkonflik dengan orangtua. Tekankan kepada mereka untuk berlatih menggunakan penawar racun komunikasi.
3. Fasilitator membantu peserta menyimpulkan dari pengalaman latihan berkomunikasi dalam konflik.
RACUN PENAWAR RACUN
KOMUNIKASI KOMUNIKASI

suara
menghakimi buka pikiran

suara sinis buka hati

suara ketakutan buka tekad


Basa-basi
downloading, penjajagan mengukur orang lain

Berdebat
tantangan: menghakimi perlu open mind (membuka
pendapat pribadi
orang lain pikiran)

empati, saling
Dialog Reflektif
tantangan: sikap perlu open heart
memahami sinis (membuka hati)
4 FASE
KOMUNIKASI
Dialog Solutif
perlu open will
DALAM KONFLIK
bekerjasama tantangan: rasa takut
(buka tekad)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai