A. LATAR BELAKANG
Fenomena perceraian keluarga yang masih cukup tinggi yang dilatarbelakangi oleh
berbagai faktor antara lain, faktor ekonomi, faktor pertengkaran suami istri dengan berbagai
masalah ini menyebabkan hubungan rumah tangga menjadi tidak harmonis sehingga berujung
pada perceraian. Fenomena ini menunjukkan bahwa telah terjadi kegagalan pasangan suami istri
dalam membangun hubungan rumah tangga yang harmonis untuk mencapai tujuan perkawinan
yang mulia. Sejatinya tujuan perkawinan antara suami dan istri bukan hanya berorientasi pada
hal-hal yang bersifat biologis, tetapi memiliki tujuan yang lebih luas meliputi segala aspek
kehidupan rumah tangga baik lahiriyah maupun batiniah.
Perkawinan merupakan perjanjian yang kokoh (mitsaqan ghalizhan), perintah pergaulan
yang layak antara suami dan istri untuk mencapai ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT
dengan perilaku baik dan mulia dalam keluarga sebagaimana telah disyari’atkan dalam ajaran
Islam.
Untuk mewujudkan keluarga sakinah sesuai ajaran Islam, maka pasangan suami istri
harus memiliki bekal pemahaman yang cukup terkait bagaimana cara membangun keluarga yang
baik dan mulia, meliputi perencanaan yang matang, tujuan yang jelas, landasan dan bekal yang
cukup agar perkawinan dapat dibangun dengan kokoh sehingga mampu melahirkan keluarga
yang sakinah.
Keluarga Sakinah adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan
keimanan, ketaqwaan dan akhlakul karimah secara sempurna, kebutuhan sosial psikologis, dan
pengembangannya serta dapat menjadi suri teladan bagi lingkungannya. Suami atau istri adalah
rekan dalam mengambil keputusan. Maka, keduanya harus menjaga emosi yang berlebihan,
berhati-hati dengan kata-kata yang digunakan, dan senantiasa menunjukkan kasih sayang.
Dalam upaya meningkatkan kualitas perkawinan yang baik dan mulia sesuai ajaran Islam,
Bimbingan Masyarakat (BIMAS) Islam Kabupaten Lampung Utara menyelenggarakan kegiatan
Bimbingan Perkawinan (BIMWIN) bagi pasangan calon pengantin (pra-nikah) dalam rangka
mewujudkan rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Kegiatan ini selaras dengan
tugas dan fungsi Bimas Islam dalam memberikan bimbingan bagi masyarakat khususnya
pasangan suami istri dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan keluarga yang harmonis.
Demikian tujuan diadakannya Pembinaan/Bimbingan Perkawinan bagi pasangan calon
pengantin dan remaja usia nikah yaitu untuk memberikan bekal pengetahuan, pemahaman, dan
ketrampilan kepada para remaja dalam menghadapi rumah tangga di masa mendatang, dan
sebagai upaya mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah, sehingga nantinya dapat
mengurangi angka perselisihan, perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga. Sehingga dengan
maraknya pernikahan di usia muda dan meningkatnya angka perceraian di kalangan masyarakat,
melatarbelakangi diadakannya kegiatan ini.
Maka kita mengundang peserta dari kalangan remaja, karena usia mereka merupakan usia
yang pas untuk mendapatkan pemahaman tentang keluarga khususnya pernikahan, sehingga saat
tiba waktunya nanti sudah siap untuk menjadi keluarga yang menjadi panutan dan melahirkan
generasi yang berkualitas pula.
Tujuan dilaksanakan kegiatan ini untuk memberi bekal kepada peserta pengetahuan,
pemahaman, dan ketrampilan kepada para remaja dalam menghadapi rumah tangga di masa
mendatang dan dapat mengurangi angka perceraian dimasyarakat.
C. INDIKATOR KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dengan acuan
DIPA Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Utara Tahun 2021 yang bersumber dari
dana PNBP NR Tahun 2021.
F. MATERI KEGIATAN
G. PELAKSANA KEGIATAN
Pelaksana kegiatan ini adalah Seksi Bimas Islam di KUA Kecamatan Kotabumi
Kabupaten Lampung Utara.
H. PESERTA KEGIATAN
Peserta kegiatan adalah calon pengantin yang telah mendaftar di KUA berjumlah 20
orang.
I. BIAYA KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan menggunakan anggaran sesuai DIPA Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Lampung Utara yang bersumber dari PNBP NR sebesar Rp. 4.000.000,- (
Empat Juta Rupiah), sebagaimana RAB terlampir.
Demikian TOR ini kami sampaikan untuk maklum adanya.
H. Muhammad Riswan