INDONBSIA
NOMOR 94 ,I'AHUN 2O2T
TENTANG
PI]DOMAN PER.JANJIAN KINBR.TA, PELAPORAN
KINEIRJA, DAN
TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA
PADA KEMENTERIAN AGAMA
Nomor B0);
5. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Repubrik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 163);
6. Peraturan Presiden Nomor 6g tahun 2org tentang
organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OI9 Nomor 203);
7. Peraturan Menteri Negara pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 09 / M. pAN I OS I 2OO7 ientang pedoman
Penyusunan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
Instansi Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Negara pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 20IM.PAN/11 l2OOg tentang petunjuk
Penyusunan Indikator Kinerja Utama;
9. Peraturan Menteri Agama Nomor 28 Tahun 2OOg
tentang Pembentukan Satuan Kerja Kantor Misi Haii
Indonesia di Arab Saudi;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 1g Tahun 2OII
tentang Pedoman Pembentukan dan penyempurnaan
organisasi Instansi Vertikal dan Unit pelaksana
Teknis Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2OIl Nomor 32Sl;
11. Peraturan Menteri Negara pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2Ol4 tentang Petunjuk Teknis perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kineda, dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor I8a\;
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1a95);
13. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2OIg
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Kementerian Agama (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor IlIT);
14. Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2O2O
tentang Rencana Strategis Kementerian Agama Tahun
2020-2024;
15. Keputusan Menteri Agama Nomor 51 1 Tahun 2016
tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah pada Kementerian Agama.
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1l Janpal.-i zu?-l
trd
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA RDPUBLIK INDONESIA
NOMOR 94 TAHUN 2O2T
TBNTANG
PEDOMAN PERJANJIAN KINBRJA, PBLAPORAN
KINBRJA, DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPOMN
KINBRJA PADA KEMENTERIAN AGAMA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda
penting dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah
saat ini. Sistem manajemen pemerintahan diharapkan berfokus pada
peningkatan akuntabilitas serta sekaligus peningkatan kineda yang
berorientasi pada hasil (outcome). Oleh karena itu pemerintah telah
menetapkan kebijakan untuk penerapan sistem pertanggungiawaban yang
disebut dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Akuntabilitas diartikan sebagai perwujudan dari kewajiban instansi
pemerinta.h untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya
dan pelaksanaan kebijakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan berupa laporan akuntabilitas yang disusun secara periodik.
Dengan adanya perubahan struktur organisasi baik ditingkat Pusat
-aupr-ttt Daerah pada Kementerian Agama penyusunan laporan
sepenuhnya dilakukan sesuai dengan regulasi yang
akuntabilitas belum
ada, Untuk itu diperlukan pedoman sebagai acuan penyusunan Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja'
C. Sasaran
Sasaran I)cd<>man l)crjanjian Kincrja, I)claporan Kincrja, dan 'l'al.a Caret
Rcviu atas Laporan Kincrja pada Kcmcntcrian Agama, adalah:
l ' t-crcapainya instansi pcmcrintah yang akuntabcl schingga clapa1
beroperasi secara cfisicn, cfcktif clan rcsponsif tcrhadap- aspirasi
masyarakat dan lingkungan nya ;
2. l.crwujudnya transparansi instansi pcmcrintah;
3. l.crwujudnya partisipasi masyarakat dalam pclaksanaan pcmbangunan
nasional;
4. tcrpcliharanya kcpcrcayaan masyarakat kcpada pcmcrintah.
D. Ruang Lingkup
Pedoman l)crjanjian Kincrja, I)claporan Kincrja, dan Tata Cara Reviu
atas l,aporan Kinerja pada Kcmcntcrian Agama mcliputi pcngaturan
mengenai bentuk dan format l)crjanjian Kincrja, Lap<>ran Capaian ilinerja,
dan Rcviu atas Laporan Kincr.ja.
9' Sasaran Program adalah hasil yang akan dicapai dari suatu program
dalam rangka pencapaian sasaran strategis Kementerian Agama yang
mencerminkan berfungsinya keluaran.
10' Sasaran Kegiatan adalah keluaran yang dihasilkan oleh suatu
kegiatan
yang dilaksanakan untuk pencapaian dan tujuan program dan
kebijakan. "a"aran
11' Indikator Kinerja Sasaran Strategis yang selanjutnya disebut
IKSS
adalah alat ukur yang mengindit<asit<an keberhasiian pencapaian
Sasaran Strategis Kementerian/Lembaga.
12' Indikator Kinerja Sasaran Program yang selanjutnya disebut IKSp
adalah alat ukur yang mengindikasikan t<eberhasilan pencapaian hasil
(outcome) dari suatu program.
13' Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan yang selanjutnya disebut IKSK
adalah alat ukur yang mengindikasikan keberhasilan pencapaian
keluaran (output) dari suatu kegiatan.
14. Target adalah hasil dan satuan hasil yang direncanakan akan dicapai
dari setiap indikator kinerja sasaran program dan indikator kineria
sasaran kegiatan.
15. Pengukuran kinerja adalah merupakan langkah untuk membandingkan
realisasi kinerja dengan sasaran (target) kinerja yang dicantumkan dalam
lembar/dokumen perjanjian kinerja da-lam r"ngk. piluk".rr"an Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun beqalan. pengukuran
kinerja dilakukan oleh penerima tugas atau penerima pada
seluruh instansi pemerintah. "-*ruh
16. Pengelolaan Kinerja adalah merupakan proses pencatatan/registrasi,
penatausahaan dan penyimpanan data kinerja serta melaporkan data
kinerja. Pengelolaan data kinerja mempertimbangkan kebutuhan instansi
pemerintah sebagai kebutuhan manajerial, data llaporan keuangan yang
dihasilkan dari sistem akuntansi dan statistik pemerintah.
17. Laporan Kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan
lengkap tentang capaian Kinerja yang disusun berdasarkatr ,..rcana ker.la
yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD).
18. Reviu Kinerja adalah merupakan langkah daiam rangka untuk
meyakinkan keandalan informasi yang disajikan sebelum dlsampaikan
kepada pimpinan.
19. Aplikasi Sistem Informasi Performa Kementerian Agama (SIplG) adalah
alat bantu berupa aplikasi yang digunakan untuk memberikan
kemudahan serta percepatan didalam pengumpulan data capaian
kinerja untuk proses penyusunan laporan akuntabilitas kinerja
organisasi serta evaluasi capaian kinerja dan anggaran satuan kerjil
UPT secara elektronik.
-7 -
BAB II
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(sAKrP)
E. Pelaporan Kinerja
Pelaporan kinerja adalah proses men5rusun dan menyajikan laporan
kineria atas prestasi keria yang dicapai berdasarkan Pengg.rnl.n Anggaran
yang telah dialokasikan. Laporan kinerja tersebut terdiri dari Laporan
Kinerja Interim dan Laporan Kiner.ja Tahunan. Laporan Kinerja Tahunan
paling tidak memuat perencanaan strategis, pencapaian sasaran strategis
instansi pemerintah, realisasi pencapaian sasaran strategis dan penjelasan
yang memadai atas pencapaian kinerja.
F. Reviu dan Evaluasi Kinerja
Reviu merupakan langkah dalam rangka untuk meyakinkan keandalan
informasi vang disajikan sebelum disampaikan kepada pimpinan. Reviu
tersebut dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (ApIp)
dan hasil reviu berupa surat pernyataan telah direviu yang ditandata.rg.rri
oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Sedangtan- evalusi kineria
merupakan evaluasi dalam rangka implementasi SAKIp di instansi
pemerintah.
1. Evaluasi Implementasi SAKIP
Untuk mengetahui sejauh mana instansi pemerintah melakukan
implementasi SAKIP untuk mendorong adanya peningkatan kinerja
instansi pemerintah, maka perlu dilakukan evaluasi- implementasi
SAKIP. Evaluasi ini diharapkan dapat mendorong instansi pemerintah
baik di pusat dan daerah untr-rk secara konsisten meningkatkan
implementasi SAKIP dan mewujudkan capaian kinerja (hasil) instansi
sesuai dengan yang diamanahkan dalam Rencana Pembaneunan
Jangka Menengah Nasional (RpJMN).
Evaluasi atas implementasi SAKIP dapat ditentukan setiap tahun
sesuai dengan kebiiakan evaluasi yang ditetapkan. Secara umum,
tujuan evaluasi atas implementasi sAKIp adalah untuk: 1.
Memperoleh informasi tentang implementasi SAKIP. 2. Menilai tingkat
implementasi sAKIP; 3. Memberikan saran perbaikan untuk
peningkatan implementasi SAKIp. 4. Memonitor tindak laniut
rekomendasi hasil evaluasi periode sebelumnya.
Evaluasi implementasi SAKIP Satker/UPT pada Kementerian
Agama dilakukan oleh Inspektorat Jenderal pada bulan Mei s.d. Juni
pada setiap tahunnya. Dalam melakukan evaluasi SAKIP Tim
Evaluator dari Inspektorat Jenderal, terlebih dahulu dapat memonitor
Laporan Kinerja satker melalui aplikasi SIPKA. Pelaksanaan evaluasi
SAKIP dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data dapat dilakukan secara manual dan/atau
secara elektronik melalui aplikasi SIPKA. Analisis data dilakukan
untuk mendapatkan informasi yang memadai dan relevan antara
dokumen perencanaan kinerja, pengukuran kinerja dan capaian
kinerja serta laporan kinerja.
BAB III
PERJANJIAN KINERJA
Ni Penanda
.j, Tangan
1 Kementerian 10 hari kalender Menteri Agama
Agama setelah DIPA
disahkan dan
diterima
2 Unit Eselon I Pusat 15 hari kalender Pimpinan unit Menteri
setelah DIPA eselon I Pusat Agama
disahkan dan
diterima
3 Kanwil Kemenag 20 lnart kalender Kepala Kanwil Sekjen
Provinsi setelah DIPA Kemenag Prov.
disahkan dan
diterima
4 Kankemenag 25 hari kalender Kepala Kepala
Kab./Kota setelah DIPA Kankemenag Kanwil
disahkan dan Kab./Kota Kemenag
diterima Prov.
5 PTKN 20 hari kalender Rektor/Ketua Dirjen
setelah DIPA Terkait
disahkan dan
diterima
6 UPQ 20 hran kalender Kepala UPQ Dirjen
setelah DIPA Bimas
disahkan dan Islam
diterima
7 Sekretariat Baznas 20 hari kalender Sekretaris Dirjen
setelah DIPA Basnaz Bimas
disahkan dan Islam
diterima
8 Lajnah 20 hart kalender Kepala Lajnah Kepala
Pentashihan al- setelah DIPA Pentashihan al- Balitbang
Qur'an disahkan dan Qur'an dan
diterima Diklat
9 Balai Litbang dan 20 han kalender Kepala Balai Kepala
Balai Diklat setelah DIPA Litbang dan Balitbang
disahkan dan Balai Diklat dan
diterima Diklat
10 Kantor Urusan Haji 20 harr kalender Kepala Kantor Dirjen
Indonesia (KUHI) setelah DIPA Urusan Haji PHU
disahkan dan Indonesia
diterima
-13-
!l:::..:: ?':il;t"i
11 Asrama Haji 25 hari kalender Kepala Asrama Dirjen
setelah DIPA HEi PHU
disahkan dan
diterima
I2 MAN/MTsN/Satua 30 hari kalender Kepala Kepala
n Pendidikan setelah DIPA MAN/ MTsN/ Sa Kankemen
Keagamaan Negeri disahkan dan tuan ag
diterima Pendidikan Kab./Kota
Keagamaan
Negeri
a. Spesifik
Indikator kinerja harus sesuai dengan program dan/atau
kegiatan sehingga mudah dipahami dalam memberikan informasi
yang tepat tentang hasil atau capaian kinerja dari kegiatan d,an/
atau sasaran.
b. Dapat Dicapai
Indikator kinerja yang ditetapkan harus menantang namun
bukan hal yang mustahil untuk dicapai dan dalam kendali Satuan
Kerja/UPT. Dalam menetapkan suatu indikator kinerja perlu
diperhatikan bagaimana untuk mengumpulkan data kinerjanya,
apakah masih dalam kendali satuan Kerja/Upr yang
bersangkutan atau tidak, serta tidak ada ambiguitas atas data apa
yang akan dikumpulkan untuk suatu indikator.
c. Relevan
Suatu indikator kinerja harus dapat mengukur sedekat
mungkin dengan hasil yang akan diukur. lndikator kinerja tidak
seharusnya dikaitkan pada tingkat yang lebih tinggi atau lebih
rendah dibandingkan dengan hasil yang diukur. Jika tidak
memungkinkan untuk menggunakan pengukuran langsung, satu
atau lebih indikator pengganti mungkin dapat digunakan. Apabila
terdapat bukti yang meyakinkan dan memadai (misalnya,
didasarkan pada riset atau pengalaman di tempat lain), maka
indikator pengganti dapat dikategorikan indikator yang memadai,
meskipun tidak seakurat pengukuran langsung.
d. Menggambarkan Sesuatu yang Diukur
Indikator yang baik merupakan ukuran dari suatu
keberhasilan. Harus terdapat kesepakatan tentang interpretasi
terhadap hasil yang akan digunakan sebagai ukuran. lndikator
tersebut harus mempunyai satu dimensi dan tepat secara
operasional.
Mempunyai satu dimensi artinya bahwa indikator hanya mengukur
satu fenomena setiap saat. Hindari untuk menggabungkan terlalu
banyak fenomena dalam satu indikator. Tepat secara operasional
artinya tidak ada ambiguitas atas data apa yang akan
dikumpulkan untuk suatu indikator.
e. Dapat Dikuantifikasi dan Diukur
Indikator dalam angka fiumlah atau persentase, dsb) atau
dapat diukur untuk dapat ditentukan kapan dapat dicapai.
Sedangkan lndikator kualitatif adalah indikator yang bersifat
pengamatan deskriptif (pendapat ahli atas suatu kekuatan instansi
atau penjelasan mengenai suatu perilaku). Meskipun indikator
kuantitatif tidak lebih obyektif, ketepatan angkanya
memungkinkan kesepakatan atas data mengenai hasil dan
biasanya lebih disukai.
Namun, meskipun indikator kuantitatif yang efektif digunakan,
indikator kualitatif dapat mendukung angka dan persentase
dengan kekayaan yang dimiliki informasi yang menghidupkan hasil
program. lndikator kinerja yang bersifat kuantitatif akan lebih
mudah diukur dibandingkan indikator kinerja yang bersifat
kualitatif. lndikator yang bersifat kuantitatif atau dapat
-17-
BAB IV
PELAPORAN KINERJA
Tabel 2.1
Waktu Penyampaian Laporan Kinerja Triwulan
23 Juli
pimpinan
unit 19 Juli
eselon I
19-
Pusat selanjut
nya
Kepala 15
Kanwil Januari
3 Kemenag
Kanwil 15
Sekjen 15 April 15 Juli Tahun
Kemenag Oktober
Provinsi selanjut
Provinsi
nya
Kepala 13
Kankemenag Kepala Kanwil
Kankemen 13
Januari
4 Kabupaten/ Kemenag 13 April 13 Juli Tahun
Kota ag Oktober
Provinsi selanjut
Kab./Kota
nva
13
Rektor/ 13
Januari
5 PTKN
Ketua Dirjen Terkait 13 April 13 juli Tahun
Oktober
selanjut
nva
Lajnah Kepala
Pentashihan Lajnah Kepala Januari
6 Pentashih Balitbang dan 15
Mushaf Al- 15 April 15 Juli Tahun
an Mushaf Diklat Oktober
Qur'an selanjut
A1-Our'an nva
15
Kepala Kepala Badan 15
Januari
7 Balai 15 April 15 Juli Tahun
Balai Terkait Oktober
selanjut
nya
15
Kepala Dirjen Bimas 15
Januari
8 UPQ 15 April i5 Juli Tahun
UPQ Islam Oktober
selanjut
nYa
15
Sekretariat Sekretaris Dirjen Bimas 15
Januari
9 15 April 15 Juli Tahun
Baznas Baznas Islam Oktober
selanjut
nva
Kepala 11
Kantor Kantor Januari
Urusan Haji Urusan 11
10 Dirjen PHU 11 April 11 Juli Tah.un
Indonesia Haji Oktober
selairjut
Indonesia n\ra
11
Kepala Jan'uari
l1 Asrama Haji Asrama Dirjen PHU 11
11 April 11 Juli Oktober
Tatrun
Haji sela:njut
nI/a
Kepala
MAN/MTs
MAN/MTsN/
N/ 11
Satuan Satuan Kepala Kantor Januari
l2 Pendidikan 11
Pendidik Kemenag 11 April 11 Juli Oktober
Tahun
Keagamaan Kab./Kota sela:njut
an
Negeri n)ra
Keagama
an Neseri
Tabel2.2
Waktu Penyampaian Laporan Kinerja Tahunan
D. Pengukuran Kinerja
salah satu pondasi utama dalam menerapkan manajemen kineda
adalah pengukuran kinerja dalam menjamin adanya peningkatan
-27-
Tabel 2.3
BAB V
TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA
rtd
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 94 TAHUN 2021
TENTANG
PEDOMAN PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA, DAN
TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA PADA
KEMENTERIAN AGAMA
Jabatan :
berjanjiakanrnewujudkantargetkinerjayangseharusnya
kinerja
sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target
jangka -"rr.ng.h yang telah ditetapkan dalam dokumen
perencanaan. "eperti
B. FORMAT SAKIP.O2
Formulir Lampiran Perjanjian Kinerja tingkat Kementerian Agama
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2OXX
KEMENTERIAN AGAMA
Jumlah seluruh
2OXX
Menteri Agama
Petunjuk Pengisian:
1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut;
2. Kolom (2) diisi dengan Sasaran Strategis Kementerian Agama atau
kondisi terakhir yang seharusnya terwujud pada tahun yang
bersangkutan;
3. Kolom (3) diisi dengan Indikator Kinerja yang relevan dengan
sasaran atau kondisi yang ingin diwujudkan;
4. Kolom (4) diisi dengan target kinerja yang akan dicapai atau
seharusnya dicapai oleh Kementerian Agama;
5. Kolom (5) diisi dengan nama Program pada Kementerian Agama yang
terkait dengan sasaran yang akan dicapai;
6. Kolom (6) diisi dengan besaran anggaran yang dialokasikan untuk
mewujudkan sasaran yang diperjanjikan; dan
7. Kolom {7) diisi dengan total anggaran yang dialokasikan untuk
mewujudkan seluruh sasaran yang diperjanjikan.
-27 -
C. FORMAT SAKIP.03
Pernyataan Perjanjian Kinerja tingkat Unit Eselon I, Satuan Kerja/UpT
(Kanwil/Kankemenag Kab / Kota/ PTKN / Laj nah / UPQ / Sekretariat
BaznaslBalai/Asrama Hajil KUH/Madrasah/Satuan pendidikan
Keagamaan Negeri)
Nama
Jabatan
selanjutnya disebut pihak pertama
Nama
Jabatan
... 20xx
D. FORMAT SAKIP.O4
Pernyataan Perjanjian Kinerja tingkat unit Eselon I dan prKN
Jumlah seluruh
Petunjuk Pengisian:
1. Kolom (1) diisikan nama Unit/Satuan Kerja/UPT;
2. Kolom (2) diisi dengan nomor urut;
3. Kolom (3) diisi dengan sasaran program unit organisasi atau kondisi
terakhir yang seharusnya terwujud pada tahun yang bersangkutan
setelah dilaksanakannya program tersebut;
4. Kolom (a) diisi dengan Indikator Kinerja Sasaran Program dari unit
kerja yang relevan dengan sasaran program atau kondisi yang ingin
diwujudkan;
5. Kolom (5 ) diisi dengan angka target kinerja yang akan dicapai atau
seharusnya dicapai oleh unit kerja pada tahun tersebut;
6. Kolom (6) diisi dengan nama kegiatan pada masing-masing program
unit kerja pada tahun tersebut;
7. Kolom (7) diisi dengan besar anggaran yang dialokasikan oleh unit
organisasi untuk mencapai sasaran program yang dimaksud; dan
B. Kolom (8) diisi dengan total anggaran yang dialokasikan untuk
mewujudkan seluruh sasaran program yang diperjanjikan.
-29 -
E. FORMAT SAKIP.Os
Pernyataan Perjanjian Kinerja tingkat Satuan Kerja/UPT
(Kanwil/Kankemenag Kab I Kota I Lajnah I Balai / UPQ / Sekretariat
BAZNAS/Asrama Haji/KUH/Madrasah/Satuan Pendidikan Keagamaan
Negeri)
.20xx
Atasan Pimpinan Satuan Kerja/UPT Pimpinan Satuan Kerja/UPT
Petunjuk Pengisian:
1. Kolom (1) diisikan nama Unit/Satuan Kerja IUPT;
2. Kolom (2) diisi dengan nomor urut;
3. Kolom (3) diisi dengan sasaran kegiatan unit organisasi atau kondisi
terakhir yang seharusnya terwujud pada tahun yang bersangkutan
setelah dilaksanakannya kegiatan tersebut;
4. Kolom (a) diisi dengan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan dari unit
kerja yang relevan dengan sasaran kegiatan atau kondisi yang ingin
diwujudkan;
5. Kolom (5 ) diisi dengan angka target kinerja yang akan dicapai atau
seharusnya dicapai oleh unit kerja pada tahun tersebut;
6. Kolom (6) diisi dengan nama kegiatan pada masing-masing program
unit kerja pada tahun tersebut;
7. Kolom (7) diisi dengan besar anggaran yang dialokasikan oleh unit
organisasi untuk mencapai sasaran kegiatan yang dimaksud; dan
8. Kolom (8) diisi dengan total anggaran yang dialokasikan untuk
mewujudkan seluruh program dan kegiatan yang diperjanjikan.
F o\
-fr
- 9.1
i\
s a
,h cl
P
r d
cg
ci H
I
-
fr
'd -4
d f- --V
a cd
hn
t 'i-)
-r
O fl
\o o
s -ni $<
q)
> n
fr
-; c1
cd
rO
-a-,
/fi
hn
w
ri
d Fl
a 4 a CU
a ? (.'! hn
d cd .i:i
d s n-
.1
-.)
-Ca
c"1
al
dbo
+J (-1
B
?
d frr6
; d H
VA
frH
a -
d
Xfr(
rr{ in
ti
- U:\
I
I
c\ )(!
s Brq
tfr
: Y
n) a
F N\
B d
dij4
: r
:^ Cd
d Xrtj
.-
.t\
-{ 6 ir'
I .-_ ") RV
J-
IH
(sJ
q.i
. -.\
:H
z sa)H
.\\
:H
F
s o$
- hn
A-
'=
:
)
!u 'f-
t-11 o ,a
\:
l+r ai 7 s .iH
**Yv 71
co
I >)
*-\
.ri
.: cg
Fl - -d
di
ti'=
n) J (.) 5!F
IVYL
fli?
a. i-
- v:'i
Hi
0) v'E
t-'
s - .H
\l -t-.\ o!v
t_l ;.. hn
Lr .t(
n\
ta ti
v=
(-
tu'=x
)tYh
F\ ru v
F
UA
\J
.r-l
-n.i + ti F
r
s f.- v*
(g CgO al
rA r\
v- n -. \v
fi(d
i.fr
H a1 d
d
'66iX
di
lu
d(
i) li
.dAFrA
Y: (J \o
(-: Cg r-{
:Fl lJi F ddd
tiRH rv
\l .\
di b
i"n bO
nv X
ar tr;'d
A .^ H
^( d v!a'i
(g ., i
?J
* v
^l LA '=L.i
L;F{H=
di b4 ry -{
'IJN;':
-/ (U :r !-?
a1
i;{rTtJ\u
rV\l;XinV
c1 --v)#-
FFdi\'-
HH\UVH
d(
${
dOol!DX
ddHH
H H d C).i
arrF+Jr<
HH\UH
.'t
(d
L'
d cd hOtr
hnhndHhn
wwHdW
cd
o -
F i\ rv F
ar L<fivl-H
v O OE blq)
fifi^fi
v)v vv.dvv
k
'.4'.4 ,3 &'p
H
V1 .1 .;i.; fi ,.*
v v^h-
--vlu#
/A -\ c
,rr
'-{N\r=$
....C(Ur.
FFL:VC'!
.: \J V _= \U V
1n
N.tr d
q
FEET
b0- - FE
(u
dd<^<d{Vdl
!\v\w\v-!v
gg 24dfidn
tuvvY\vY
ll X" H\U\UlVti\V
qli .90.fu0.r3F.
Od
va
H-rOiCO
cog S
b0
k
z ct
c!6cdcdcd
'I-l 'n 'n 'n 'n
HHHHH
OOOOO
fi fi )-{ Ll Lr
VVVV\,,t
rHHHHH
ocCIdcdcd
ti .t tr ri
(1' d' a4' t1, t4'
-(!6ad(d(6
'l-) ' t-) 'r-r ' r-)
RRPRR
HHHH
d(Haacd
?iiliIi!..r
XYYYV
SXFFF 44*
H .^
\
--rF-
H-HH
HEqgC dd
$_ss_s-q
\vd\vdA
-Lr-!LrH d
/lv/!ulu
o.===pgu B E B E .^:i
Sqdcddd
Eb666 HArrL.a[1
.:B"b7a>
'r-.--L1
!!u
.! .! .! !d .^
LU!U!!
EEE'oE
'-
- i R R
cu
F
a
tr
e 8.e S e
HHH'-
S! $
b0 t< t< hn ana,'iia
b0
;i
ho
A
bo
;:
!vH!vli!vHXlr
HtsHHHHPH
hn hn hn d{ ;r (d
li tr ti :-iY ^( ^(
X"i'X"i'l-{.
HH*
A
i boi boi bod
o b0
'n
fr{
cd cd cd 'r) cd a9trLl<tia9 o.9 a
' t-) ' t'-) ' r-) dad^dac':a
O
c.l
HHH
OOO
i(i11
(.)
ar
'F*'F*'F*
\w*rv*\w*-*
\v !v !v
R* \v
td
HHH
VVV
.d rd ' r'l
;'tr;'tr;'?Fn'?
d\
H
.;-.j U.; ;i
U.; U a
d\
H ;i
6\
H ii
;v
w
O i
$r
$r ti t<
tr v.{v.iv.{i1riL{
Y
E vvv
+J
AAA
+J +)
Y
fi
r.'il r.'il L'il O.'il
O- O- O- a-E
U
V cddd
VVV ulr!trutrYLJ
.r( .t rH .H fi \V \J IU \.J \V \J H \J I-
Fl fififi Vr)V!JVrrnr!O
co .1
tldtl cl H cd= dH13 d .= i.u .5 ^
I
! --\
cd €cd
{-i
cd
+J
i\
al
\ui \UrvtUd- "r
-l<c<Lra'1
F 6\ F n\ -
)iall<([
n\ - d\ a
!uo
H-i
t4
HHH
a4 t4
O -- a - a -,.n a 4, a=
dH A)OC) a '.1 t r !
! aaa y '/i d\ -
n\ nr -i
b. y b. y ny
X-n t< O R
hn- titi|<
OOO O 6".!3
nan P.
)a> *H
d HHH!HHHHH -FF
a1
d
t4
HHH
a1 a4 fti dcdcdcdcddcdcdd
hobnbobob0h0h0h0bo
\u \v \v bo
S0 b0
fi
b0h0bo
dnd
c1 HHHHHHHHH
OOOOOO)OOO
(-:.1 HHH
OOO a) 'o'o'oEE!EE'O
O
fi riO #Hfr
vvv ri
aaaaaaaaa !H .i ti !i !d !i ri !H
.r- A .d .i tH a .i td ti .i .d .i ti ti .i
a a rtr.rti A A .i ri
rfififl--fifif,
ti .H .d .i !i !i .i
ts.H .H ri v v v v v v v v v
d##H
rJvvv
7{
\f
gu g s
-^ t-l
-r
F{
Ol cD
t-{ t-t Fl
LO \O l"-
Fl Fl ri
@o\
!i ri
b
FFE
6E E E .. E-i E { E
6-i6= 6= 6r qE EEEEEEE
O_e o o o o o o
** oi.ri r:i ei eE?EEEEEEE
(JVWnVqllH\lr-IYYY
-V-V oJ cdJ dj( d-! dfiJ4JJJ](JIJJ(
cd cd H d d F O 5 cd 5 d cd cd cd d d cd q q
!!SE
S S 92,S'8,$'EEE.EE.EEEHETEE
rqL.rw!rugu4ur
=
E ! TH
Au'E Au'E Au Au Au ;o ;o ;o ;o Atl Au
f^.- @ Ctt
. o Joi eo+ri\oSdo.
ti Fl ti Fl Fl t-l ti r-{ Fl
'-l
-32 -
G. FORMAT SAKIP.OT
Contoh Pernyataan Formulir Telah Direviu
Inspektur Jenderal,
-33-
H. FORMAT SAKIP.OS
Contoh Formulir CLrcck.Lisf Reviu
I. FORMAT SAKIP.Og
Sistematika laporan kinerja tahunan
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan
penekanan kepada aspek strategis organisasi dan
permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi
organisasi.
Bab II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja
tahun yang berjalan.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk
setiap pemyataan kinerja sasaran strategis organisasi
sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk
setiap pemyataan kinerja sasaran strategis tersebut
dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja
tahun berjalan;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja dan capaian
kinerja tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam
masa renstra berjalan;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun
berjalan dengan terget jangka menengah yang terdapat
dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
-34-
Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpuran umum
atas capaian kinerja
organisasi serta langkah oi masa mendatang
v""g akan
dilakukan organisasi untuk rneningkatkan kinerjanya.
Lampiran:
1. Perjanjian Kinerja; dan
2. Lain-lain yang dianggap perlu.
ttd