A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. UU Nomor 22 Tahun 1946 Tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk
b. UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan;
c. Peraturan Bersama Menteri Agama dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 14A
Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penghulu dan Angka
Kreditnya;
d. Peraturan Menteri Pendatagunaan Aparatur Negara Nomor PER/62/M.PAN/6/2005
tentang Jabatan Fungsional Penghulu dan Angka Kreditnya;
e. Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor : DJ.II/426 Tahun
2008 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tugas dan Penilaian Angka Kredit Jabatan
Fungsional Penghulu;
f. PMK Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;
g. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 222/PMK.05/2016 tentang
Perubahan Atas PMK Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
2. Gambaran Umum
Kementerian Agama sebagai sub sistem pemerintah Republik Indonesia
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pemerintah dibidang agama. Sebahagian
tugas tersebut adalah menjalankan kebijakan dibidang ibadah yang salah satunya seperti
tertuang dalan Undang – Undang No.22 Tahun 1946, tentang Pencatatan Nikah dan Rujuk
. Sifat Tugas kementerian agama lebih banyak dititikberatka pada Bimbingan dan
Pelayanan kepada masyarakat di bidang keagamaan, Dalam rangka meningkatkan
Penyelenggaraan pelayanan tersebut, maka salah satu cara untuk mendorong dan
meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, Kementerian Agama Kab. Pasaman
Barat akan melaksanakan Kegiatan Pembinaan Penghulu, Berangkat dari hal tersebut para
penghulu dituntut untuk selalu peduli terhadap Perubahan dan Dinamika kehidupan
Masyarakat serta senantiasa berupaya meningkatkan Profesionalisme dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab agar selalu siap dan mampu memberikan pelayanan yang prima
terhadap masyarakat.
B. Penerima Manfaat
Kegiatan Pembinaan Penghulu adalah untuk meningkatkan kualitas pelayan kepada
masyarakat dan meningkatkan motivasi untuk lebih prima dalam melayani masyarakat, maka
penerima manfaat dari kegiatan pembinaan penghulu adalah kepada para penghulu yang ada di
kabupaten Pasaman Barat.
SUFRINAS, M.Ag
NIP.197707092002121002
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
TERM of REFERENCE (TOR)
TAHUN 2018
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1946 Tentang Pencatatan Nika, Talak dan Rujuk;
b. Undang – Unsang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;
c. Peraturan Menteri Agamadan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 20 Tahun
2005 dan Nomor 14 A Tahun 2005 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan fungsional
Penghulu dan Angka Kreditnya.
d. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
kementerian Agama.
e. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 21 Tahun 2005 Tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Biaya Pencatatan Nikah
Dan Rujuk
f. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penilaian Kantor Urusan Agama Kecamatan sebagai Unit Pelayanan Teladan /
Percontohan.
2. Gambaran Umum
Kementerian Agama mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pemerintah
dibidang agama, Perkembangan Tugas dan Fungsi tersebut meningkat seiring dengan
perkembangan tuntutan pelayanan kepada masyarakat yang semakin Komplek, Dalam
rangka meningkatkan Penyelenggaran Pelayanan tersebut, maka salah satu cara untuk
mendorong dan meningkatkan mutu Pelayanan kepada masyarakat, Kementerian Agama
Melaksanakan program Penilaian KUA teladan / Percontohan.
Sehubungan dengan hal tersebut Penilaian KUA Teladan ? Percontohan sesuai dengan
Peraturan Menteri Agama Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian
Kantor Urusan Agama Kecamatan sebagai Unit Pelayanan Teladan / Percontohan.
a. Penerima Manfaat
Kegiatan Penilaian Kantor Urusan Agama Teladan ini adalah untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh masyarakat, maka penerima
manfaat dari kegiatan ini adalah para Kepala KUA kecamatan.
SUFRINAS, M.Ag
NIP.197707092002121002
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
TERM of REFERENCE (TOR)
TAHUN 2018
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,
b. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU Nomor 13 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,
c. Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Haji dan
Umrah,
d. Keputusan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Susunan Organisasi Instansi
Vertikal di Lingkungan Kementerian Agama,
e. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
kementerian Agama.
3. Gambaran Umum
Ibadah haji merupakan perjalanan spiritual yang diperintahkan oleh Allah
SWT.Kewajiban tersebut ditujukan bagi umat Islam yang mampu secara fisik dan mental.Di
samping itu, dalam pelaksanaannya jemaah haji harus memahami ilmu manasik haji
sehingga jemaah haji dapat menunaikan ibadah sesuai ketentuan syari’at Islam dan
memperoleh haji yang mabrur.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 mengamanatkan bahwa pemerintah
berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada jemaah haji.
Salah satu bentuk pembinaan tersebut adalah kegiatan manasik haji.
a. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan Bimbingan Manasik Haji I adalah agar
jemaah calon haji Kab. Pasaman Barat tahun 2018 memiliki ilmu tentang ibadah haji
dan mampu melaksanakan serangkaian ibadah ahji di tanah suci Mekkah nantinya.
Suharjo, S.Pd.I
NIP.197902182007101001
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
TERM of REFERENCE (TOR)
TAHUN 2018
B. Latar Belakang
2. Dasar Hukum
f. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,
g. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU Nomor 13 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,
h. Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Haji dan
Umrah,
i. Keputusan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Susunan Organisasi Instansi
Vertikal di Lingkungan Kementerian Agama,
j. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
kementerian Agama.
4. Gambaran Umum
Ibadah haji merupakan perjalanan spiritual yang diperintahkan oleh Allah
SWT.Kewajiban tersebut ditujukan bagi umat Islam yang mampu secara fisik dan mental.Di
samping itu, dalam pelaksanaannya jemaah haji harus memahami ilmu manasik haji
sehingga jemaah haji dapat menunaikan ibadah sesuai ketentuan syari’at Islam dan
memperoleh haji yang mabrur.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 mengamanatkan bahwa pemerintah
berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada jemaah haji.
Salah satu bentuk pembinaan tersebut adalah kegiatan manasik haji.
c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan Bimbingan Manasik Haji I adalah agar
jemaah calon haji Kab. Pasaman Barat tahun 2018 memiliki ilmu tentang ibadah haji
dan mampu melaksanakan serangkaian ibadah ahji di tanah suci Mekkah nantinya.
Suharjo, S.Pd.I
NIP.197902182007101001