Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan perkawinan pra nikah melalui Keputusan Direktur Jenderal

(Dirjen) Bimbingan Masyarakat Islam tentang petunjuk pelaksanaan

bimbingan perkawinan pra nikah bagi calon pengantin Nomor 379 Tahun

2018. Bimbingan perkawinan pra nikah di Kabupaten Tuban diselenggarakan

langsung oleh Kemenag Kabupaten Tuban yang kemudian bekerja bersama

dengan KUA kecamatan setempat. Kepres No. 45 tahun 1974 yang

disempurnakan dengan Kepres No. 30 tahun 1978, mengatur bahwa Kantor

Urusan Agama (KUA) Kecamatan mempunyai tugas dan fungsi

melaksanakan sebagaian tugas Departemen Agama Kabupaten dibidang

urusan Agama Islam di wilayah Kecamatan.1

Tugas KUA kecamatan berkenaan dengan aspek hukum dan ritual yang

sangat menyentuh kehidupan keseharian masyarakat, maka tugas dan fungsi

KUA kecamatan semakin hari semakin menunjukkan peningkatan kuantitas

dan kualitasnya. Peningkatan ini tentunya mendorong kepala KUA sebagai

pejabat yang bertanggung jawab dalam melaksanakan dan

mengkoordinasikan tugas-tugas Kantor Urusan Agama Kecamatan untuk

bersikap dinamis, proaktif, kreatif, mandiri, aspiratif dan berorientasi pada

penegakkan peraturan yang berlaku.Untuk lebih mendorong kualitas kinerja

1
Keputusan Dirjen Bimas Islam Nomer 379 Tahun 2018 Tentang petunjuk pelaksanaan
bimbingan perkawinan pra nikah bagi calon pengantin.

1
2

dan sumber daya manusia, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jatim

berupaya melakukan berbagai terobosan yang efektif yang intinya selain

bersifat koordinatif, juga sekaligus evaluatif dalam pelaksanaan tugas-tugas

KUA. Salah satu terobosan tersebut adalah penyelenggaraan penilaian

terhadap KUA dalam bentuk kegiatan penilaian KUA percontohan yang rutin

dilaksanakan setiap tahun. Penilaian terhadap Kantor Urusan Agama yang

diajukan dalam kegiatan tersebut, hasilnya dapat digunakan sebagai tolak

ukur untuk melihat sejauh mana penjabaran visi misi serta etos kerja yang

telah dilaksanakan para pelaksana tugas dan fungsi KUA tersebut, maka

Kementerian Agama memberikan warna dalam rangka mengaktualisasikan

visi tersebut.

Bimbingan perkawinan pra nikah dimaksudkan untuk memberi

bimbingan terhadap calon pengantin yang telah mendaftar pernikahan dan

melengkapi berkas persyaratan dan pengantar dari desa dalam hal ini temasuk

pada tahap 1 ( perlengkapan berkas pengantar nikah) dalam hal tidak terdapat

calon pengantin yang mendaftar, maka bimbingan dapat diberikan kepada

remaja yang telah memasuki usia 21 (dua puluh satu) tahun.2

Bimbingan perkawinan pra nikah adalah pemberian bekal pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan penumbuhan kesadaran kepada remaja usia

nikah tentang kehidupan rumah tangga dan keluarga.3 Peraturan ini

(bimbingan perkawinan pra nikah) dimaksudkan untuk meningkatkan

pemahaman pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga/keluarga dalam

2
Ibid
3
Kementerian Agama RI, pedoman penyelenggaraan Kursus pra nikah, (2011), 3.
3

mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah warahmah serta mengurangi angka

perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga. Keluarga

sakinah, mawaddah, warahmah adalah keluarga yang didasarkan atas

perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara

serasi dan seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara internal keluarga

dan lingkungannya, mampu memahami, mengamalkan dan merperdalam

nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlaqul karimah.

Hidup berpasang-pasangan adalah merupakan pembawaan naluriah

manusia dan makhluk hidup lainnya, bahkan segala sesuatu di dunia ini

diciptakan oleh Allah Swt berpasang-pasangan. Firman Allah Swt QS. Adh-

Dhariyat/51:49.

      


Artinya:”Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya
kamu mengingat akan kebesaran Allah Swt”.4

Pernikahan merupakan suatu proses kehidupan yang akan dilewati oleh

setiap orang demi menjaga keturunan (gharizah nau’) naluri untuk

melestarikan keturunan. Dalam agama Islam perkawinan disebut “Nikah“

yang berarti melakukan akad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara

seorang laki-laki dengan seorang perempuan serta menghalalkan hubungan

kelamin antar keduanya, dengan dasar suka-sama, suka rela dan persetujuan

bersama demi terwujudnya keluarga (rumah tangga) bahagia, diridhoi oleh

Allah Swt.5 Islam mengajarkan bahwa perkawinan itu merupakan perjanjian

4
Kementerian Agama RI, Syaamil Al-Qur’an, (Bandung: PT Sygma Examedia
Arkanleema,2011), 598.
5
Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam Dan Undang-Undang Perkawinan
(Yogyakarta:Liberty,1986), 15.
4

suci (mitsaqan ghalidhan), dimana kedua belah pihak dihubungkan menjadi

pasangan hidup dengan mempergunakan nama Allah Swt.

Menurut Undang-Undang No 1 tahun 1974 pengertian dan tujuan

pernikahan terdapat dalam 1 Pasal yaitu Pasal 1 Bab 1 menetapkan bahwa

“Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita

sebagai suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga, keluarga yang

bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa”.6

Sebelum membangun sebuah keluarga hendaklah seorang

mempersiapkan diri baik kondisi jiwa dan raga serta meningkatkan

pengetahuan membina rumah tangga agar kelak dapat membentuk keluarga

sakinah, mawaddah, warahmah. Pernikhan bukan semata perjanjian suci

sebatas penghalalan hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan demi

menjaga keturunan, akan tetapi ada sebuah penyandangan suatu kewajiban

atau tanggung jawab yang besar diantaranya kewajiban nafkah dan mendidik

anak, dimana pelaksanaan kewajiban atau tanggung jawab tersebutlah yang

mempengaruhi keberlangsungan keluarga yang sakinah, mawadah,

warahmah.

Dalam keberlangsungan membangun keluarga pasti akan ditemui

sebuah konflik permasalahan dan sebagainya, yang mengancam keutuhan

keluarga tersebut mulai dari pertikaian, kekerasan, hingga yang paling akhir

ialah sebuah perceraian atau berakhirnya hubungan perkawinan antara laki-

laki dan perempuan yang telah terjalin. Penyebabnya bisa terjadi dari

6
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam
(Cet. 1;Surabaya: Sinar Sindo Utama 2015), 3.
5

kesalahan awal pembentukan rumah tangga, pada masa-masa sebelum

pernikahan, bisa juga muncul disaat-saat menjalani kehidupan berumah

tangga. oleh karena itu keluarga harus dibangun dari pondasi yang kuat.

Karena itu Pemerintah Indonesia lewat Keputusan Direktur jenderal

Bimas Islam Depertemen Agama Nomor 379 Tahun 2018, menginstruksikan

agar sebelum pernikahan dilangsungkan, setiap calon pengantin harus

melewati tahapan pemahaman tentang wawasan terlebih dahulu tentang arti

sebuah rumah tangga/keluarga melalui bimbingan perkawinan pra nikah.

Penyelenggara bimbingan perkawinan pra nikah adalah Kemenag atau badan

dan lembaga lain yang telah mendapat akreditasi dari Depertemen Agama,

guna mengurangi angka perceraian. Program bimbingan perkawinan pra

nikah bagi calon pengantin adalah wujud nyata kesungguhan kementerian

agama dalam memastikan pembangunan bangsa melalui keharmonisan

perkawinan yang ideal, mencakup penyediaan sumber daya dan anggarannya

maka untuk menjamin akuntabilitas dan tertib adminitrasi pelaksanaan

program perlu diterbitkan petunjuk pelaksanaan bimbingan perkawinan pra

nikah bagi calon pengantin.7 Apakah sudah benar-benar efektif dan efisien

dalam pelaksanakannya terutama di KUA kecamatan Soko Kabupaten Tuban

yang mana KUA tersebut termasuk KUA pecontohan di Kabupaten Tuban .

Maka berangkat dari permasalahan di atas penulis berharap dengan

diperolehnya data dari penelitian, dapat diketahui seberapa efektif

pelaksanaan program bimbingan perkawinan pra nikah sesuai dengan

Keputusan Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat Islam tentang


7
Keputusan Dirjen Bimas Islam Nomer 379 Tahun 2018.
6

Tentang petunjuk pelaksanaan bimbingan perkawinan perkawinan pra nikah

bagi calon pengantin Nomor 379 Tahun 2018. Berdasarkan pengamatan

penulis mengenai masalah di atas maka penulis tertarik untuk membahasnya

dan menuangkan dalam karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi yang

berjudul : IMPLEMENTASI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL

(DIRJEN) BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM TENTANG PETUNJUK

PELAKSANAAN BIMBINGAN PERKAWINAN PRA NIKAH BAGI

CALON PENGANTIN NOMOR 379 TAHUN 2018, (STUDI KASUS DI

KUA KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas sekaligus memperjelas masalah yang

akan diteliti, maka pokok masalahnya adalah:

1. Bagaimana Implementasi Keputusan Direktur Jenderal (Dirjen)

Bimbingan Masyarakat Islam tentang Tentang petunjuk pelaksanaan

bimbingan perkawinan pra nikah bagi calon pengantin Nomor 379 Tahun

2018 di KUA Soko?

2. Apa saja kendala serta upaya dalam pelaksanaan program bimbingan

perkawinan pra nikah yang diselenggarakan di KUA Soko?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Tujuan Khusus
7

Untuk melengkapi persyaratan gelar Sarjana Hukum Islam di Institut

Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan.

2. Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui apa saja kendala dan upaya dalam pelaksanaan

program bimbingan perkawinan pra nikah yang diselenggarakan di

KUA Soko.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan perkawinan pra nikah sesuai

Keputusan Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat Islam

tentang Tentang petunjuk pelaksanaan bimbingan perkawinan pra nikah

bagi calon pengantin Nomor 379 Tahun 2018 di kecamatan soko

Kabupaten Tuban.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

a. Secara teori penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

baru tentang bimbingan perkawinan pra nikah.

b. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan tentang pentingnya bimbingan

perkawinan pra nikah dalam menggapai keluarga sakinah, mawadah

warahmah.

2. Kegunaan Praktis

a. Diharapkan penelitian ini dapat membantu dan menyadarkan para calon

pengantin bahwa di dalam sebuah pernikahan terdapat banyak hal yang


8

perlu dipertimbangkan sehingga tujuan dari pernikahan untuk mencapai

keluarga sakinah, mawdah warahmah dapat terwujud.

b. Hasil penelitian ini menambah referensi data di perpustakaan INSUD.

E. Definisi Operasional

1. Implementasi

Implementasi kebijakan adalah suatu aktifitas atau kegiatan dalam

rangka mewujudkan atau merealisasikan kebijaksanaan yang telah

ditetapkan sebelumnya, yang dilakukan oleh organisasi birokrasi

pemerintahan atau badan pelaksana lain melalui proses administrasi dan

manajemen dengan memanfaatkan segala sumber daya yang tersedia untuk

mencapai tujuan tertentu.8

2. Bimbingan perkawinan pra nikah/Kursus calon pengantin

Bimbingan perkawinan pra nikah adalah pemberian bekal

pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam waktu singkat kepada

catin tentang kehidupan rumah tangga/keluarga.9

3. Perkawinan

Perkawinan adalah perbuatan hukum yang mengikat antara seorang

pria dengan seorang wanita (suami dan istri) yang mengandung nilai

8
I.Nyoman Sumaryadi, Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah,(Depok:CV
Citra Utama, 2005), 79
9
Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departeman Agama No.
DJ.II/491.2009 tentang Kursus Calon Pengantin, 2.
9

ibadah kepada Allah Swt di suatu pihak lainnya mengandung aspek

keperdaan yang menimbulkan hak dankewajiban antara suami dan istri,

oleh karena itu antara hak dan kewajiban merupakan hubungan timbal

balik antara suami dan istrinya.10

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang

Maha Esa.11

F. Penelitian Terdahulu

Dalam rangka mengetahui dan memperjelas bahwa penelitian ini

memiliki perbedaan yang sangat substansial dengan hasil penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan judul IMPLEMENTASI KEPUTUSAN DIREKTUR

JENDERAL (DIRJEN) BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN BIMBINGAN PERKAWINAN PRA

NIKAH BAGI CALON PENGANTIN NOMOR 379 TAHUN 2018, (STUDI

KASUS DI KUA KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN). maka

perlu dijelaskan hasil penelitian terdahulu untuk dikaji dan ditelaah secara

seksama. Penelitian-penelitian tersebut ialah:

1. Penelitian Skripsi ini dilakukan oleh Devi Chairunnisa, (1111044200018).

Dengan judul “Penyelenggaraan Suscatin Oleh Kantor Urusan Agama

(Kua) Di Kota Tangerang Selatan”. Konsentrasi Administrasi

10
Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,2006),. 51.
11
Republik Indonesia, Undang-Undang Pokok Perkawinan, 1-2.
10

Keperdataan Islam. Program Studi Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan

Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H/2015

M. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan

suscatin di KUA wilayah Kota Tangerang Selatan dan untuk mengetahui

kendala yang ada di KUA Wilayah Kota Tangerang Selatan dalam

melaksanakan suscatin.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Metode yag digunakan adalah metode yuridis empiris

sumber data yag dipakai adalah selain dengan mempelajari data-data dari

KUA Tagerang Selatan penulis juga melakukan penelitian dengan

mewawancarai. Adapun metode analisis yang digunakan adalah metode

analisis deskriptif. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan suscatin di KUA Wilayah Kota Tangerang Selatan tidak

sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Departemen Agama Nomor DJ. II/491 Tahun 2009. Artinya pelaksanaan

kursus calon pengantin di KUA Wilayah Kota Tangerang Selatan itu tidak

baik dari segi materi, durasi waktu, narasumber, modul dan sertifikasi itu

tidak sesuai di Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Departemen Agama Nomor DJ. II/491Tahun 2009.Adapun yang menjadi

kendala kenapa pelaksanaan suscatin di KUA Wilayah Kota Tangerang

Selatan tidak sama dengan Peraturan Direktur Jendral Bimbingan

Masyarakat Islam Departemen Agama Nomor DJ II/491 Tahun 2009 di

sebabkan oleh beberapa faktor ,setidaknya ada dua faktor yang perlu
11

digaris bawahi yaitu kurangnya minat calon pengantin di KUA Wilayah

Kota Tangerang Selatan karena terkait dengan kurang minatnya calon

pengantin faktor utama calon pengantin tidak dapat menghadiri kursus

calon pengantin, selain itu juga faktor kurangnya dana dari pemerintah

terkait dengan kegiatan suscatin sehingga tidak berjalan sesuai dengan

Peraturan pemerintah.

2. Penelitian Skripsi ini dilakukan oleh Umi Kusniah, (12210146).Dengan

judul “Implementasi Kursus Calon Pengantin di KUA Klojen

Malang”.Tahun 2016. Skripsi, Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah.

Fakultas Syariah. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang. Dari judul tersebut mengangkat rumusan masalah yaitu : 1)

bagaimanakah implementasi kursus calon pengantin di KUA Klojen? 2)

bagaimanakah efektifitas kursus calon pengantin menurut pendapat pihak

KUA Klojen Malang dan peserta kursus calon pengantin?

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum empiris dengan

pendekatan yuridis sosiologis. Metode pengumpulan data primer yaitu

dengan data hasil wawancara pihak KUA dan paserta kursus calon

pengantin di KUA Klojen Malang. Sedangkan sumber data sekunder yaitu

yang menjelaskan data primer seperti peraturan Direktur Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama tentang kursus Calon

Pengantin Nomor: DJ.II/491 Tanggal 10 Desember Tahun 2009, serta

dokumen terkait. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa, 1)

implementasi kursus calon pengantin di KUA Klojen Malang masih belum


12

sesuai dengan ketentuan dan garis besar regulasi yang mengatur tentang

program kursus calon pengantin karena adanya beberapa kendala dalam

pelaksanaan di lapangan, diantaranya dana yang kurang memadai, tidak

adanya jadwal yang sistematis dan keterbatasan sarana prasarana. 2)

Efektifitas pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Klojen Malang

dilihat dari komponen-komponen pelaksana kursus calon pengantin seperti

materi kursus, narasumber, waktu, metode dan sarana prasarana masih

belum dilaksanakan dengan maksimal, sehingga masih belum berjalan

efektif. Dengan demikian Haruslahada pembenahan disetiap komponen

yang telah diketahui kekurangannyadisetiap masing-masing sector agar

program berjalan efektif.

3. Penelitian skripsi ini dilakukan oleh pebriana Wulansari,(1341040067).

Dengan judul “Bimbingan Pranikah Bagi Calon Pengantin Sebagai

Upaya Pencegahan Perceraian (Studi Di Bp4 Kantor Urusan Agama

Kedondong Pesawaran)”. Tahun 2017. Jurusan Bimbingan Dan

Konseling Islam, Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, Institut Agama

Islam Negeri Raden Intan Lampung 1438 H / 2017 M. Dengan rumusan

masalah berikut, 1.Bagaimana pelaksanaan bimbingan pranikah bagi calon

pengantin sebagai upaya pencegahan perceraiandi KUA Kecamatan

Kedondong, Pesawaran?. 2.Bagaimana dampak Bimbingan Pranikah

sebagai pencegah perceraian BadanPenasehatan Pembinaan dan

Pelestarian Perkawinan di KUA KecamatanKedondong?.


13

Jenis penelitian ini adalah kualitatif melalui sifat deskriptif. Pada

penelitian ini penulis bermaksud melihat langsung bagaimana pelaksanaan

bimbingan pranikah bagi calon pengantin di KUA Kecamatan Kedondong

serta menganalisis aspek yang ada didalamnya yaitu pembimbing, metode,

materi, media serta faktor pendukung dan penghambat bimbingan pranikah

di KUA Kecamatan Kedondong. Pengumpulan data dilakukan dengan

teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul

dianalisis menggunakan penelitian komparatif. Hasil dari penelitian

menunjukkan Kesimpulannya adalah pelaksanaan bimbingan pranikah

yang dilaksanakan di BP4 Kantor Urusan Agama Kecamatan Kedondong

sudah efektif tapi kurang maksimal dalam hal sarana dan prasarananya.

4. Penelitian skripsi ini dilakukan oleh Umu Aminah, ( 121100203). Dengan

Judul “Analisis Terhadap Program Kursus Calon Pengantin (suscatin)

dalam Menekan Angka Perceraian ( Studi Kasus di Kecamatan Ciomas )”.

Tahun 2016. Jurusan Hukum Keluarga, Fakultas Syari’ah, Institut Agama

Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Perumusan masalahnya

adalah : Bagaimanakah peran program Sucatin di KUA Kecamatan

Ciomas dalam mencegah perceraian ?Bagaimanakah tingkat keberhasilan

Suscatin Kecamatan Ciomas dalam upaya memperkecil angka perceraian ?

Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui peran dari program

Suscatin di KUA Kecamatan Ciomas. Untuk mengetahui tingkat

keberhasilan Program Suscatin dalam menekan angka perceraian di

Kecamatan Ciomas.
14

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif, melalui penjelasan atau

uraian yang dapat ditarik kesimpulan dengan penalaran berpikir induktif.

Kesimpulannya bahwa peran program kursus calon pengantin sangatlah

penting bagi para calon pengantin, sebagai bekal untuk menjalani rumah

tangga. Kemudian juga KUA Kecamatan Ciomas telah berhasil

menjalankan program kursus calon pengantin (suscatin) dalam menekan

angka perceraian. Program ini dilaksanakan kepada calon pengantin

dengan pemberian bekal dalam waktu renggang 10 hari setiap peserta.

Dimana program ini terlaksana sejak tahun 2014 dan mampu menekan

angka perceraian dan memberi dampak positif kepada calon pengantin

dalam menghadapi rumah tangga.

5. Penelitian skripsi ini dilakukan oleh Nurhidayah, (50200113049). Dengan

judul ”Eksistensi Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin dalam

Mewujudkan Keluarga Sakinah di KUA Kecamatan Somba Opu

Kabupaten Gowa”. Tahun 2017. Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.

Skripsi ini membahas tentang Eksistensi Pelaksanaan Kursus Calon

Pengantin dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah di KUA Kecamatan

Somba Opu Kabupaten Gowa. Pokok permasalahan penelitian ini adalah

Bagaimana Eksistensi Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin Dalam

Mewujudkan Keluarga Sakinah di KUA Kecamatan Somba Opu

Kabupaten Gowa?, dengan beberapa sub masalah, yaitu 1) Bagaimana


15

realitas kursus calon pengantin dalam mewujudkan keluarga sakinah di

KUA Kecamatan Somba Opu? 2) Bagaimana Upaya pelaksanaan kursus

calon pengantin dalam mewujudkan keluarga sakinah di KUA Kecamatan

Somba Opu Kabupaten Gowa? 3) Bagaimana faktor pendukung dan

penghambat pelaksanaan kursus calon pengantin dalam mewujudkan

keluarga sakinah di KUA Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa?.

Tujuan penelitian yaitu: 1)Untuk mengetahui realitas kursus calon

pengantin di KUA Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, 2)Untuk

mengetahui upaya pelaksanaan kursus calon pengantin dalam mewujudkan

keluarga sakinah di KUA Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dan

3)Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan

kursus calon pengantin dalam mewujudkan keluarga sakinah di KUA

Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang berlokasi di

KUA Kecamatan Somba Opu. Pendekatan penelitian yang digunakan

adalah pendekatan bimbingan penyuluhan Islam dan pendekatan sosiologi.

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber

data sekunder. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi, dengan

teknik analisis data adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan.Hasil penelitian menunjukan bahwa keberadaan suscatin di

KUA Kecamatan Somba Opu telah diketahui oleh masyarakat dan semua

calon pengantin telah mengikuti suscatin. Dengan upaya yang digunakan


16

adalah dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi, simulasi, dan

praktek serta sosialisasi suscatin secara terus menerus, memberikan

pemahaman dan bekal tentang tujuan pernikahan yang harus dimiliki oleh

calon pengantin. Faktor pendukung ialah memiliki tenaga fungsional yang

profesional di bidang suscatin, keinginan masyarakat untuk menikah,

sarana dan prasarana yang memadai serta suasana kondusif. Sedangkan

faktor penghambatnya yaitu sibuknya calon pengantin, jenjang pendidikan

yang tinggi yang menyebabkan calon pengantin berperilaku lebih

mengetahui apa yang disampaikan oleh penyuluh agama Islam, serta

ketakutan calon pengantin tentang isu bahwa adanya tes atau pertanyaan

apabila tidak dijawab maka pernikahan dibatalkan.

Tabel. 1.1

N JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN


O
1. Devi Chairunnisa, Kursus calon Lokasi penelitian,
Dengan judul pengantin atau objek dan fokus
“Penyelenggaraan bimbingan penelitian
Suscatin Oleh Kantor perkawinan pra
Urusan Agama (Kua) nikah
Di Kota Tangerang
Selatan.

2. Umi Kusniah, Dengan Kursus calon Lokasi penelitian,


judul “Implementasi pengantin atau objek dan fokus
Kursus Calon bimbingan penelitian
Pengantin di KUA perkawinan pra
Klojen Malang. nikah
17

3. Pebriana Wulansari, Kursus calon Lokasi penelitian,


Dengan judul pengantin atau objek dan fokus
“Bimbingan Pranikah bimbingan penelitian
Bagi Calon Pengantin perkawinan pra
Sebagai Upaya nikah
Pencegahan
Perceraian (Studi Di
Bp4 Kantor Urusan
Agama Kedondong
Pesawaran)”.

4. Umu Aminah, Kursus calon Lokasi penelitian,


Dengan judul pengantin atau objek dan fokus
“Analisis Terhadap bimbingan penelitian
Program Kursus perkawinan pra
Calon Pengantin nikah
(suscatin) dalam
Menekan Angka
Perceraian( Studi
Kasus di Kecamatan
Ciomas )”.

5 Nurhidayah, Kursus calon Lokasi penelitian,


Dengan judul pengantin atau objek dan fokus
”Eksistensi bimbingan penelitian
Pelaksanaan Kursus perkawinan pra
Calon Pengantin nikah
dalam Mewujudkan
Keluarga Sakinah di
KUA Kecamatan
Somba Opu
Kabupaten Gowa”.

G. Batasan Penelitian

Untuk menghindari melebarnya pembahasan yang berakibat kurang

mengarah pada pokok permasalahan penelitian, sehingga sulit untuk

mendapatkan kesimpulan yang kongkrit. Keterbatasan waktu dan tenaga yang

ada pada diri peneliti, peneliti merasa perlu membatasi permasalahan yang

akan dibahas mengingat keterbatasan kemampuan, waktu dan biaya. Maka,


18

perlu adanya batasan-batasan yang jelas, yaitu hanya seputar pelaksanaan

bimbingan perkawinan pra nikah bagi calon pengantin yang dilaksanakan di

KUA Soko dengan Keputusan Dirjen Bimas Islam Nomor 379 Tahun 2018

Tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan Perkawinan Pra Nikah Bagi Calon

Pengantin.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penulisan skripsi ini bertujuan untuk

memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh, maka peneliti dalam

menyusun skripsi ini membagi dalam 5 bab dengan sistematika yang sudah

disusun sedemikian rupa sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini berisikan uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional,

penelitian terdahulu, yang berguna untuk membuktikan bahwa skripsi yang

disusun oleh peneliti ini tidak ada kesamaan dengan penelitian yang

sebelumnya, batasan penelitian supaya tidak meluas sehingga sulit untuk

mendapatkan satu kesimpulan konkrit dan terakhir adalah sistematika

pembahasan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bagian ini menjelaskan tentang tinjauan pustaka terkait dengan judul

skripsi yang peneliti susun dan terbagi menjadi 3 pokok pembahasan dan

setiap pokok pembahasan terbagi beberapa sub bahasan. Pertama, berisi


19

tentang Tinjauan Umum Implementasi Kebijakan. Tinjauan umum

perkawinan: Pengertian dan Dasar hukum perkawinan, Rukun dan syarat

perkawinan. Tinjauan umum bimbingan perkawinan pra nikah:

pelaksanaan bimbingan perkawinan pra nikah, Keputusan Dirjen Bimas Islam

Nomor 379 Tahun 2018 tentang petunjuk pelaksanaan bimbingan perkawinan

pra nikah.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan terkait dengan penggunaan metode dalam meneliti

yang meliputi jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti, deskripsi latar

penelitian yang menjelaskan lokasi yang akan digunakan sebagai lokasi

penelitian, data dan sumber data yang menjelaskan tentang subjek penelitian

yang akan dijadikan sebagai informan dalam penelitian, teknik pengumpulan

data yang digunakan oleh peneliti dalam menggali akar permasalahan yang

ada untuk mendapatkan hasil yang dapat dipercaya, kemudian teknik analisis

data yang menjelaskan terkait dengan pengolahan data yang akan digunakan

untuk mengolah informasi yang sudah didapat dari hasil penelitian yang

sudah dilakukan, dan terakhir adalah pemeriksaan keabsahan data yang berisi

tentang pencocokan hasil penelitian yang sudah dirangkum oleh peneliti

kepada para subjek penelitian atau hal-hal yang ada kaitannya dengan

penelitian apakah sesuai atau tidak.


20

BAB IV LAPORAN DAN HASIL ANALISIS PENELITIAN

Bab ini terbagi menjadi 2 sub bab. Sub bab yang pertama membahas

tentang paparan data penelitian yang terdiri dari gambaran umum KUA

Kecamatan Soko, visi, misi dan motto pelayanan KUA Kecamatan Soko ,

kondisi objektif KUA Kecamatan Soko. Sedangkan pada sub bab yang kedua

membahas tentang penyajian data dan analisis hasil penelitian yang terdiri

dari 2 pokok bahasan. Kendala Serta Upaya untuk Memaksimalkan

Pelaksanaan Bimbingan Perkawinan Pra Nikah yang di KUA Kecamatan

Soko. pelaksanaan bimbingan perkawinan pra nikah sesuai dengan Keputusan

Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat Islam tentang petunjuk

pelaksanaan bimbingan perkawinan pra nikah bagi calon pengantin Nomor

379 Tahun 2018 di KUA Soko.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bagian pokok dari keseluruhan pembahasan yang

terdiri dari kesimpulan dan saran. Dalam bab inilah dapat diketahui secara

garis besar ikhtisar dari pembahasan skripsi ini dan sekaligus diberikan saran-

saran yang bersifat konstruktif guna perbaikan dan masukan bagi objek

penelitian khususnya agar semua usaha yang telah dilakukan bisa membawa

hasil sekaligus dapat meningkatkan ke arah yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai