Anda di halaman 1dari 22

IMPLEMENTASI KEPUTUSAN DIRJEN BIMAS ISLAM NO.

189
TAHUN 2021 DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN PERKAWINAN
PRANIKAH DI KUA KEC. POGALAN KAB. TRENGGALEK

A. Konteks Penelitian
Membina keluarga islami dalam sebuah pernikahan yang damai
dan harmonis di era globalisasi yang mana kemajuan teknologi dan
informasi berkembang sangat pesat penuh dengan segala tantangan,
hambatan, ancaman yang berat dan bukanlah sesuatu yang mudah untuk
dilakukan. Karena untuk mencapainya harus dengan perencanaan yang
matang dan memerlukan dukungan pengetahuan dan pemahaman yang
baik tentang arti perkawinan, karena dalam kehidupan rumah tangga tentu
saja ada permasalahan yang menyertainya.
Hukum islam telah merumuskan bahwa tujuan perkawinan antara
laki-laki dan perempuan adalah untuk mewujudkan kehidupan yang
Sakinah, mawaddah, dan warohmah. Yaitu rumah tangga yang tentram,
penuh kasih sayang, serta Bahagia lahir dan batin.
Sesuai dengan firman Alloh SWT dalam QS. Ar-Ruum ayat 21 :
‫َأ نْ َخ لَ َق لَ مُك ْ ِم نْ َأ ن ُْف ِس مُك ْ َأ زْ َو ًاج ا ِل ت َ ْس ُك نُ وا لَ هْي َ ا َو َج َع َل‬ ‫َو ِم نْ آاَي ِت ِه‬
‫ِإ‬
َ ‫َم َو َّد ًة َو َر مْح َ ًة ۚ َّن يِف َذٰ كِل َ آَل اَي ٍت ِل َق وْ ٍم ي َ َت َف كَّ ُر‬
‫ون‬ ْ ‫ب َ يْنَ مُك‬
‫ِإ‬
”Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”. 1

Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa perwujudan


kekuasaan Alloh SWT salah satunya adalah menyatukan dua
insan yang berbeda jenis dalam suatu ikatan perkawinan,
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya dilengkapi asbabul nuzul (Jakarta:
Lentera Optima Pustaka, 2011) 30:21

1
sehingga sangat penting bagi calon pengantin untuk
mempersiapkan sebaik mungkin segala sesuatu mengenai
pesiapan perkawinan khususnya tentang wawasan agar tujuan
kehidupan rumah tangga yaitu sakinah, mawaddah, warohmah
dapat tercapai.
Dalam Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 tentang
perkawinan pada pasal 1 menyaatakan bahwa perkawinan adalah
ikatan lahir batin antara seorang pria dan Wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarg atau rumah tangga yang
Bahagia dan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 2 Selain itu
agama islam juga mensyariatkan perkawinan antara seorang pria
dan Wanita agar dapat membina rumah tangga atau keluarga
yang Bahagia diliputi oleh rasa kasih sayang dan cinta untuk
selama-lamanya. 3
Adanya pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang
kehidupan keluarga sebagaimana tuntutan agama maka calon
pengantin tentunya sangat memerlukan bimbingan dan arahan
utamanya dari pihak yang berkompeten dan bertanggung jawab
dalam pelaksanaan layanan bimbingan keluarga pra nikah,
karena dalam membina rumah tangga atau keluarga, potensi
masalah dapat terjadi sewaktu-waktu dapat saja timbul dan
membuat keretakan dalam hubungan berumah tangga yang dapat
mengarah pada perceraian apabila tidak diupayakan dengan
penyelesaian yang baik.
Maka sangat dibutuhkan adanya program kegiatan
bimbingan perkawinan atau bimbingan keluarga Sakinah bagi
pasangan yang akan melangsungkan perkawinan dengan
memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang seluk beluk
berumah tangga dengan segala permasalahannya guna
2
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan
3
Amany Lubis, dkk. Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Pustaka
Cendikiawan, 2018), 82-83

2
membentuk keluarga yang kuat agar memiliki ketahanan yang
kokoh serta mampu menghadapi segala ancaman yang dapat
merusak bahkan menghancurkan keutuhan keluarga sehingga
kehidupan keluarga Sakinah Mawaddah, dan Warohmah dapat
dicapai.
Adapun tujuan dari bimbingan perkawinan itu antara lain :
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasangan suami
istri dan anggota keluarga mengenai diri sendiri, hakikat
hidup perkawinan, hakikat kehidupan dalam keluarga sebagai
suatu system , dan dinamika kehidupan suami-istri dalam
perkawinan, serta dinamika kehidupan anggota keluarga
dalam kehidupan rumah berkeluarga.
2. Menambah pengetahuan praktis sehubungan dengan upaya
mengatasi masalah-masalah yang kemungkinan muncul dalam
kehidupan perkawinan dan keluarga.
3. Mengembangkan sikap saling percaya, kejujuran, dan sikap
saling menghargai di antara pasangan suami-istri dan saling
menghargai ntar anggota keluarga.
4. Mengoptimalkan perkembangan pola-pola interaksi yang
harmonis antar pasangan suami-istri dan pol interaksi antara
anggota keluarga dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi antara pasangan suami-istri dan antara
anggota keluarga.
5. Meningkatkan kemampuan pasangan suami-istri dalam
mengatasi konflik yang terjadi dalam kehidupan perkawinan
dan keluarga. 4

Kementerian Agama Islam Republik Indonesia dalam hal ini


Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam selaku instansi
pemerintah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan

4
Kustiah Sumarty dan Alimuddin Mahmud, Konseling Perkawinan dan Keluarga, (Makssar:
Badan Penerbit UNM, 2016), 60-61

3
bimbingan perkawinan pra nikah sejak tahun 2009 telah
mengeluarkan Peraturan No.DJ.11/491 Tahun 2009 Tentang
Kursus Calon Pengantin karena pertimbangan adanya
peningkatan angka perselisihan, perceraian dan kekerasan dalam
rumah tangga yang mana salah satu penyebabnya ialah
rendahnya pengetahuan dan pemahaman calon pengantin tentang
kehidupan rumah tangga serta untuk mewujudkan kehidupan
keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warohmah sekaligus
guna mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan
dalam rumah tangga. Selanjutnya pada tahun 2021 dikeluarkan
Peraturan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
Nomor 189 tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan
Perkawinan Pranikah bagi calon Pengantin.

Menurut keputusan Dirjen Bimas Islam No. 189 tahun 2021


Tentang petunjuk pelaksanaan bimbingan perkawinan pranikah,
program bimbingan perkawinan pranikah adalah wujud nyata
kesungguhan Kementerian Agama dalam memastikan
pembangunan bangsa melalui keharmonisan perkawinan yang
ideal yang mencakup persediaan sumber daya dn anggarannya. 5

Bimbingan perkawinan mempunyai peranan sangat penting


untuk mewujudkan sebuah keluarga sakinah, mawaddah, dan
warohmah. Karena suatu masyarakat yang besar terbentuk dari
masyarakat-masyarakat kecil yang disebut keluarga. Keluarga
yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak memiliki peranan penting
dalam mewujudkan harmonisasi keluarga..

Dari latar belakang tersebut maka penulis mengkaji


bimbingan perkawinan pranikah dalam sebuah skripsi yang
berjudul “IMPLEMENTASI KEPUTUSAN DIRJEN BIMAS

5
Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 189 Tahun 2021, tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan
Perkawinan Pranikah

4
ISLAM NOMOR 189 TAHUN 2021 DALAM PELAKSANAAN
BIMBINGAN PERKAWINAN PRANIKAH DI KEC.
POGALAN KAB. TRENGGALEK”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 189
Tahun 2021 tentang petunjuk pelaksanaan bimbingan perkawinan
pranikah secara tatap muka di KUA Kecamatan Pogalan Kabupaten
Trenggalek?
2. Bagaimana kendala implementasi keputusan Dirjen Bimas Islam No.
189 tahun 2021 tentang petunjuk pelaksanaan bimbingan perkawinan
pranikah tatap muka di KUA Kecamatan Pogalan Kabupaten
Trenggalek?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan implementasi Keputusan Dirjen Bimas Islam No.
189 tahun 2021 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan Perkawinan
Pra Nikah secara tatap muka di KUA Kecamatan Pogalan Kabupaten
Trenggalek.
2. Untuk menjelaskan kendala implementasi keputusan dirjen bimas
islam no. 189 tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan
Perkawinan Pranikah secara tatap muka di KUA Kecamatan Pogalan
Kabupaten Trenggalek.
D. Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengharapkan memberikan manfaat baik
itu secara teoritis maupun secara praktis diantaranya :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis adanya penelitian ini diharapkan sebagai usaha
dalam mengembangkan khazanah keilmuan dan pengetahuan sehingga

5
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu khususnya dalam
bidang hukum keluarga islam serta sebagai bahan bacaan kepustakaan.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis adanya penelitian ini akan memberikan informasi
dan juga sumbangan pemikiran dalam menambah wawasan masyarakat
luas, terutama dalam hal petunjuk pelaksanaan bimbingan perkawinan
yang diselenggarakan oleh Dirjen Bimas Islam dalam hal ini
dilaksanakan oleh KUA Kecamatan.

E. Definisi Operasional
Untuk lebih mempermudah dalam pembahasan maka dibutuhkan
beberapa penjelasan mengenai kata kunci berkaitan dengan penelitian
yang dilakukan antara lain yaitu :
1. Implementasi : suatu Tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana
yang sudah disusun matang dan terperinci untuk mencapai tujuan.6
2. Bimbingan : istilah bimbingan mempunyai arti menunjukkan,
membimbing, menuntun, dan menbantu. Berdasarkan dengan
istilahnya maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu
bantun atau tuntunan.7
3. Keluarga : keluarga merupakan institusi terkecil di dalam masyarakat
yang berfungsi sebagai wadah untuk mewujudkan kehidupan yang
tentram, aman, damai, dan sejahtera dalam suasana cinta dan kasih
sayang diantara anggotanya.8

F. Kajian Pustaka
1. Implementasi
Implementasi berasal dari Bahasa inggris yaitu to implement yang
berarti mengimplementasikan. Implementasi adalah penyediaan sarana

6
Nurdin Usman, Konteks implementasi berbasis kurikulum, Grasindo (Jakarta, 2002), 70.
7
Hellen A, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), 2.
8
Mufidah, Ch, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender Edisi Revisi, (Malang: UIN Maliki
Press, 2013), 33.

6
untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat
terhadap sesuatu. Konsep implementasi semakin marak dibicarakan
seiring dengan banyaknya pakar yang memberikan kontribusi
pemikiran tentang implementasi kebijakan sebagai salah satu tahap
proses kebijakan. Implementasi kebijakan merupakan aktivitas yang
terlihat setelah dikeluarkan pengarahan yang sah dari sebuah kebijakan
yang meliputi upaya mengelola input. Menurut Purwanto dan
Sulistyatuti implementasi adalah kegiatan untuk mendistribusikan
keluaran kebijakan(to deliver policy output)yang dilakukan oleh para
implementator kepada kelompok sasaran (target group) sebagai upaya
untuk mewujudkan kebijakan.9
Implementasi kebijakan public merupakan proses kegiatan
administrative yang dilakukan setelah kebijakan ditetapkan/disetujui.
Kegiatan ini terletak diantara perumusan kebijakan dan evaluasi
kebijakan.10
Dari berbagai definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
implementasi adalah serangkaian Tindakan yang dilakukan oleh
berbagai actor pelaksana kebijakan dengan sarana-sarana pendukung
berdasarkan aturan-aturan utnuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

2. Bimbingan Perkawinan
Bimbingan perkawinan terdiri dari kata “bimbingan” dan
“perkawinan”. Kata bimbingan merupakan terjemahan dari Bahasa
inggris“guidance”yang berasal dari kata kerja “to guide” yang berarti
menunjukkan, memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan
yang lebih baik dan bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa
yang akan datang.11
9
Purwanto dan Sulistyatuti, Analisis Kebijakan dari Formulasi ke implement Kebijakan, (Jakarta:
Aksara, 1991), 21.
10
Dr. H. tachjan, M.Si, Implementasi kebijakan public (Bandung : Asosiasi Ilmu Politik Indonesia,
2006), 25
11
Agus Riyadi, Bimbingan Konseling Perkawinan, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), 70.

7
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu
a tau kelompok untuk memahami dan menggunakan secara luas
kesempatan yang ada atau yang mereka miliki untuk dapat
berkembang secara mandiri. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) bimbingan berrati petunjuk, penjelasan cara
mengerjakan sesuatu, tuntunan, atau pimpinan.12
Sedangkan perkawinan menurut Kompilasi Hukum Islam Pasal 2
menyebutkan bahwa perkawinan menurut islam adalah pernikahan,
yaitu akad yang sangat kuat untuk menaati perintah alloh SWT dan
melaksananakannya merupakan ibadah.13
Wirjono prodjodikoro, mengatakan bahwa perkawinan adalah
hidup Bersama antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang
telah memenuhi syarat tertentu, dan pada dasarnya perkawinan
merupakan suatu perjanjian yang mengikat lahir dan batin atas dasar
iman.14
Bimbingan perkawinan adalah proses pemberian petunjuk/bantuan
terhadap individu agar dapat menjalankan pekawinan dan kehidupan
berumah tangga bisa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Alloh
SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.15
Bimbingan perkawinan juga berarti sebagai sarana dalam
pemberian bekal berupa pengetahuan, pamahaman dan keterampilan
serta penumbuhan kesadaran bagi calon pengantin dalam hidup
berumah tangga dan berkeluarga.
3. Dasar hukum Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam No.189 Tahun 2021 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan
Perkawinan Pranikah Bagi Calon Pengantin adalah :
1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1,

12
Kamus Besar Bahasa Indonesia
13
Kompilasi hukum Islam Pasal 2
14
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perkawinan di Indonesia, (Bandung: Bandung Sumur, 1981), 47.
15
Agus Riyadi, Bimbingan Konseling Perkawinan, 72

8
Tambahan Lembaran Negara Republic Indonesia Nomor
3019).
2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
4) Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang
Perkembangan Kependudukan Dn Pembangunan Keluarga.
5) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak.
6) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Negara.
7) Peraturan Pemerintah Nomro 61 Tahun 2014 Tentang
Kesehatan Peproduksi.
8) Peraturan Pemerintah Nomro 59 Tahun 2018 Tentang Jenis
Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang
Berlaku Pada Kementerian Agama.
9) Keputusan Presiden Republic Indonesia Nomor 108 Tahun
2003 Tentang Organisasi Perwakilan Republic Indonesia Di
Luar Negeri.
10) Peraturan Menteri Agama Nomor 12 Tahun 2016 Tentang
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak.
11) Peraturan Menteri Agama Nomor 34 Tahun 2016 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan.
12) Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Agama.
13) Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertical Kementerian
Agama.

9
14) Peraturan Menteri Agama Nomor 20 Tahun 2019 Tentang
Pencatatan Pernikahan.
15) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/Pmk.05/ 2012
Tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara.
16) Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Nomor Dj.Iii/ 600 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak Atas Biaya
Nikah Atau Rujuk Di Luar Kantor Urusan Agama.16

G. Penelitian terdahulu
Untuk medapatkan pemahaman dan letak perbedaan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu maka perlu kiranya mencantumkan hasil
penelitian yang mengambil tema besar bimbingan perkawinan pranikah.
Adapun penelitian yang tema besarnya serupa dengan penelitian ini
sebagai berikut :
1. Skripsi yang ditulis oleh lala khoironi lutfi, dengan judul implementasi
peraturan direktur jendral bimbingan masyarakat islam nomor
DJ.II/542 tahun 2013 tentang pedoman penyelenggaraan kursus
pranikah (studi kantor urusan agama kecamatan sukorejo kabupaten
ponorogo).17 Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan
dengan menggunakan metode deskriptif.
Perbedaaan antara penelitian yang ditulis oleh lala khoironi lutfi
dengan penelitian yang akan dikaji oleh peneliti terletak pada dasar
hukum atau peraturan yang digunakan, pada penelitian sebelumnya
menggunakan dasar peraturan direktur jendral bimbingan masyarakat
islam nomor:DJ.II/542 Tahun 2013, sedangkan penelitian ini
16
Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam NOMOR 189 Tahun 2021 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan Perkawinan Pranikah Bagi Calon Pengantin. Lembar 1-2
17
Lala khoironi lutfi “implementasi peraturan direktur jendral bimas islam nomor: DJ.II/542 tahun
2013 tentang pedoman penyelenggaraan kursus pra nikah (studi KUA Kec. Sukorejo Kab.
Ponorogo)”, Skripsi (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2017).

10
menggunakan Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat
Islam Nomor.189 Tahun 2021 sebagai landasan untuk penelitian.
2. Skripsi yang ditulis oleh Amin Budi Siswanto, dengan judul
implementassi Peraturan Direktur Jendral Bimbingan masyarakat
Islam Nomor: DJ.II/542 Thaun 2013 tentang pedoman
penyelenggaraan kursus pranikah di KUA Kecamatan Manguharjo
Kota Madiun.18 Penelitian ini adalah dengan metode penelitian
deskriptif, dan jenis penelitian yaitu penelitian lapangan (field
research). Hasil penelitian ini adalah upaya yang dilakukan penghulu
dalam memberikan pembinaan keluarga sakinah pranikah sudah
efektif, akan tetapi dalam efektifitas kinerja penghulu belum sesuai
dengan apa yang ada di peraturan.
Perbedaan antara penelitian yang diteliti oleh Amin Budi Siswanto
dengan penelitian yang akan dikaji oleh penulis terkait focus masalah
yang akan diteliti, yang mana pada penelitian Amin budi Siswanto
adalah upaya-upaya yang dilakukan penghulu serta efektifitas kinerja
penghulu dalam pembinaan keluarga sakinah pranikah, sedangkan
focus materi yang akan dikaji pada penelitian ini adalah tentang
pelaksanaan bimbingan perkawinan pranikah dalam pelaksanaan
bimbingan di KUA Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek.
3. Skripsi yang ditulis oleh Anisa Rahmawati dengan judul “efektifitas
pelaksanaan bimbingan perkawinan bagi calon pengantin oleh
kementerian agama”.19 Skripsi ini menjelaskan tentnag efektifitas
pelaksanaan bimbingan perkawinan oleh kemnterian agama kabupaten
sleman serta factor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam
pelaksanaan bimbingan perkawinan tersebut. Skripsi ini merupakan
penelitian dengan jenis penelitian lapangan (field research) yang
sifatnya deskriptif analisis.
18
Amin Budi Siswanto, “implementasi Peraturan Direktur Jendral Bimbingan masyarakat islam
no:DJ.II/542 tahun 2013 tentang pedoman penyelenggaraan kursus pranikah di KUA Manguharjo
Kota Madiun” Skripsi (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2019)
19
Anisa rahmawati, “efektifitas pelaksanaan bimbingan perkawinan bagi calon pengantin oleh
kementerian agama Kabupaten Sleman”, Skripsi (Yogyakarta:UIN Sunan Kalijaga, 2018).

11
Perbedaan penelitian yang ditulis oleh Anisa rahnawati dengan
penelitian ini adalah terletak pada focus dan dasar masalah pada
penelitian anisa rahmawati membahas tentang apa saja pendukung dan
penghambat efektifitas bimbingan perkawinan, sedangkan penelitian
ini adalah implementasi Keputusan Direktur Jendral Bimbingan
Masyarakat Islam Nomor.189 Tahun 2021 yang dilaksanakan di kantor
urusan agama kecamatan pogalan kabupaten trenggalek.
4. Skripsi yang ditulis oleh Enik Handayani dengan judul “implementasi
keputusan dirjen bimas islam no. 379 tahun 2018 dalam pelaksanaan
bimbingan perkawinan pranikah di kua kecamatan sukorejo kabupaten
ponorogo”.20 Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research) yang sifatnya dekriptif analisis.
Perbedaan penelitian yang ditulis oleh Enik handayani dengan
penelitian ini adalah focus penelitian yang mana penelitian enik
handayani adalah bimbingan perkawinan pranikah yang dilakukan
secara mandiri, sedangkan penelitian ini adalah tentang implementasi
Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor.189
Tahun 2021 di Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek.

H. Metode Penelitian
A. Jenis Dan pendekatan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian hukum empiris,
biasa disebut penelitian hukum sosiologis atau disebut juga dengan
penelitian lapangan (field research), yakni sebuah metode penelitian
yang berupaya melihat hukum dalam artian yang nyata atau meneliti
bagaimana bekerjanya suatu hukum di masyarakat selain itu penelitian
ini menitik beratkan pada hasil pengumpulan data.21 Penggunaan
penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana implementasi
20
Enik handayani “implementasi keputusan dirjen bimas islam no. 379 tahun 2018 dalam
pelaksanaan bimbingan perkawinan pranikah di KUA kecamatan sukorejo kabupaten Ponorogo”.
Skripsi (Ponorogo: IAIN ponorogo 2021).
21
Jonaedi effendi dan Johni Ibrahim, Metode Penelitian Normatif dan Empiris, (Depok:Prenada
Media Group, 2018), 150.

12
Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor.189
Tahun 2021 dalam pelaksanaan bimbingan pranikah di KUA
Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek.
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris atau
pendekatan sosiologi hukum yakni pendekatan dengan melihat aspek-
aspek hukum dalam interaksi sosial didalam mengamati dan berfungsi
sebagai penunjang untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi temuan
bahan non hukum bagi keperluan penelitian atau penelitian hukum.22
Jenis penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai
fakta-fakta yang sesuai mengenai implementasi Keputusan Direktur
Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor.189 Tahun 2021. Dalam
penlitian ini, data yang dikumpulkan berdasarkan wawancara, catatan
lapagan, dan dokumen pribadi.

B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam hal ini sangatlah penting dan utama,
seperti halnya yang dikatakan oleh Moloeng bahwa dalam penelitian
kualitatif kehadiran peneliti sendiri atau bantuan dari orang lain
merupakan alat pengumpul data utama.23
Peneliti melakukan penelitian di KUA Kecamatan Pogalan
Kabupaten Trenggalek sesuai jadwal penelitian yang dibuat melalui
kesepakatan antara peneliti dan narassumber atau informan sampai
penelitian ini selesai dan disahkan oleh Fakultas Syari’ah IAI Tribakti
Kediri.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi dan tempat penelitian yang menjadi objek peneliti adalah di
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pogalan Kabupaten
Trenggalek yang beralamat di Jl. Raya Bendorejo, Kecamatan Pogalan,
Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur 66371, Indonesia.

22
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: SInar Grafika, 2010), 105.
23
Moleong J. Lexy, Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 25.

13
D. Sumber Data
Dalam proses pengambilan data peneliti menggunakan dua jenis
sumber data yaitu :
1. Data primer
Jenis data primer merupakan data yang diperoleh langsung
dari sumbernya baik melalui wawancara, observasi maupun
laporan dalam bentuk dokumen tidak resmi yang kemudian diolah
oleh peneliti.24 Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data
primer adalah orang/instansi yang ikut terlibat dalam implemetasi
pelaksanaan peraturan direktur jendral bimbingan masyarakat
islam No. 189 Tahun 2021 tentang petunjuk pelaksanaan
bimbingan perkawinan pranikah.
2. Data sekunder
Jenis data sekunder merupakan data yag diperoleh dari
dokumen-dokumen resmi, buku-buku yang berhubungan dengan
objek penelitian dan perundang-undangan.25 Data tersebut yang
berhubungan dengan implementasi pelaksanaan peraturan direktur
jendral bimbingan masyarakat islam No. 189 Tahun 2021 tentang
petunjuk pelaksanaan bimbingan perkawinan pranikah.

E. Prosedur Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara adalah situasi bertatap muka, ketika seseorang
yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

24
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: SInar Grafika, 2010), 106.
25
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: SInar Grafika, 2010), 106

14
dirancang yang tujuannya untuk memperoleh jawaban yang
relevan kepada responden.26
Dalam penelitian ini, penentuan narasumber menggunakana
metode purposive sampling yakni pengambilan sampel sumbr data
dengan pertimbangan tertentu atau dengan kata lain pengambilan
sampel berdasarkan kebutuhan peneliti.27 Cara penentuan
narasumber yaitu peneliti memilih orang tertentu yang telah
dipertimbangkan akan memberikan jawaban/ data yang diperlukan
terkait dengan implementasi Keputusan Dirjen Bimas Islam No.
189 Tahun 2021 di KUA Keccamatan Pogalan Kabupaten
Trenggalek.
Adapun yang mejadi narasumber dalam penelitian ini
antara lain :
a. Kepala KUA Kec. Pogalan Kab. Trenggalek.
b. Penyuluh Agama Islam KUA Kec. Pogalan Kab. Trenggalek.
c. Peserta dalam acara bimbingan perkawinan pra nikah.

2. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan proses untuk
mengamati peristiwa yang dilakukan dengan cara melihat,
mendengarkan, merasakan dan mencatat subjek penelitiannya. 28
Selain itu peneliti melakukan observasi untuk mendapatkan
gambaran mengenai kondisi obyektif realitas sosial berupa
partisipasi yang ada dilokasi penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu metode dalam
penelitian setelah wawancara dan observasi. Dokumentasi yaitu
cara mendapatkan data dengan mempelajari dan mencatat buku-

26
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003), 82.
27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), 300.
28
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), 225.

15
buku, arsip atau dokumen dan hal-hal yang terkait penelitian.29
Dalam penelitian ini, dokumen yang dimakud peneliti adalah
dokumen yang akan dijadikan sebagai bukti penelitian yang
dilakukan oleh peneliti.
F. Teknik Analisis Data
Pada saat berlangsungnya wawancara, sebenarnya peneliti telah
melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Apabila
jawaban atas pertanyaan belum memuaskan, peneliti akan melakukan
Kembali pertanyaan Kembali sampai diperoleh data yang kredibel.30
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian
kualitatif ini adalah analisis penelitian induktif, penalaran secara
induktif sendiri berarti cara berfikir yang berdasar pada kejadian yang
khusus untuk memastikan teori, hukum, konsep umum. Induktif
diawali dengan mengutarakan teori yang memiliki batasan eksklusif
saat membuat pertanyaan yang di akhiri dengan pertanyaan atau
faktor-faktor khusus yang mengarah pada kesimpulan yang bersifat
umum.31 Dari sinilah kemudian peneliti akan menganalisis pelaksanaan
bimbingan perkawinan pranikah di KUA Kecamatan Pogalan secara
khusus yakni implementasi Keputusan Dirjen Bimas Islam No.189
Tahun 2021, kemudian menarik kesimpulan secara tentang peraturan
tersebut di KUA Kecamatan Pogalan.
G. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengecekan
keabsahan data dengan teknik triangulasi, yaitu peneliti berusaha
untuk mendapatkan data yang valid (kredibel) untuk itu di dalam
pengumpulan data peneliti perlu mengandalkan validasi data agar data
yang diperoleh tidak invalid atau cacat. Teknik ini dapat dicapai
dengan cara membandingkan antara data hasil pengamatan dengan

29
A. kadir Ahmad, Dasar-dasar metodologi penelitian kualitatif, (Makassar: Indobis Media
Center, 2003), 106.
30
Sugiono, metodologi penelitian tindakan komprehensif, (Bandung: Alfabeta, 2015), 273.
31
Muhadjir Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Bayu Indra Grafindo, 1999), 17.

16
data hasil wawancara.32 Dalam hal ini peneliti menggunakan
triangulasi sumber yaitu melakukan wawancara terhadapnarasumber
atau informan seperti kepala KUA, penghulu KUA, dan petugas KUA
Kecamatan Pogalan.
H. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap Penelitian kualitatif menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut :
a. Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman dalam bukunya yang
diterjemahkan oleh tjetjep Rehendi R. yang berjudul analisis Data
Kualitatif (1992), tahapan-tahapan penelitian kualitatif meliputi
Langkah-langkah sebagai berikut :
1) Membangun kerangka konseptual
2) Merumuskan permasalahan penelitian
3) Pemilihan sampel dan pembatasan penelitian
4) Instrumentasi
5) Pengumpulan data
6) Analisis data
7) Matriks dan pengujian kesimpulan.33
b. Adapun Dr. Endang S. Sedyaningsih Mahamit menjelaskan
tahapan penelitian kualitatif sebagai berikut :
1) Menentukan permasalahan
2) Melakukan studi literatur
3) Penetapan lokasi
4) Studi pendahuluan.
5) Penetapan metode pengumpulan data; observasi,
wawancara, dokumen, diskusi terarah.
6) Analisa data selama penelitian.
7) Analisa data setelah; validasi dan reliabilitas.

32
Muhadjir Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, 217.
33
Miles, Mathew B., and huberman A. Maichel, (1992), Analisis Data Kualitatif ; Buku Sumber
Tentang Metode-metode Baru (Penerjemah Tjetjep Rohendi Rohidi), jakarta : UI-PRESS.

17
8) Hasil; cerita, personal, deskripsi tebal, naratif, dapat
dibantu table frekuensi.34
Dari hasil penjabaran para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa Langkah-langkah penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
1. Menyusun rancangan penelitian.
2. Memilih lokasi penelitian.
3. Mengurus perizinan.
4. Menjajagi dan melihat keadaan.
5. Memilih dan memanfaatkan informan.
6. Menyiapkan instrument penelitian.
b. Lapangan
1. Memahami dan memasuki lapangan.
2. Aktif dalam kegiatan pengumpulan data.
c. Pengolahan Data
1. Analisis data.
2. Mengambil kesimpulan dan verifikasi
3. Narasi hasil analisis.35

I. Sistematika penulisan
Adapun sistematika penulisan yang penulis gunakan untuk lebih
memudahkan hasil penelitian adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan yang membahas tentang, A) Latar belakang
masalah, B) Rumusan Masalah, C) Tujuan Penlitian, D) Manfaat
penelitian, E) Definisi Operasional, F) Sistematika Penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka yang membahas tentang, A) Arti
Implementasi B) Arti Bimbingan Perkawinan, C) Dasar hukum

34
Suryana, Asep. Tahap-tahap penelitian kualitatif. Diktat kuliah pada jurusan administrasi
Pendidikan fakutas ilmu Pendidikan UPI (2007. 5).
35
http://rinaldoadi.blogspot.com/2014/12/tahapan-tahapan-penelitian-kualitatif.html diakses
pada tanggal 15 januari tahun 2022 pukul 14:39

18
Peraturan Dirjen Bimas Islam No. 379 Tahun 2018 tentang petunjuk
pelaksanaan bimbingan perkawinan pranikah.
BAB III : Metode Penelitian yang membahas tentang, A) Jenis dan
Pendekatan Penelitian, B) Kehadiran Peneliti, C) Lokasi Penelitian, D)
Sumber Data, E) Prosedur Pengumpulan Data, F) Teknik analisis data,
G) Pengecekan Keabsahan Data, H) Tahap-tahap Penelitian.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang membahas tentang:
A) Hasil Penelitian, meliputi: 1) Latar Belakang Objek, 2) Penyajian
Data, 3) Uji Hipotesis, dan B) Pembahasan Penelitian.
BAB V : Penutup, yang membahas tentang: A) Kesimpulan, dan B)
Saran-saran.

I. Daftar Pustaka

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya dilengkapi asbabul


nuzul (Jakarta: Lentera Optima Pustaka, 2011) 30:21

Undang-undang nomer 1 tahun 1974 tentang perkawinan

19
Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor:DJ.II/542
tahun 2013 tentang pedoman penyelenggaraan kursus pra nikah.

Undang-undang Nomer 1 tahun 1974

Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 189 Tahun 2021, tentang Petunjuk
Pelaksanaan Bimbingan Perkawinan Pranikah.
Kompilasi Hukum Islam Pasal 2
Amany Lubis, dkk. Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Islam, (Jakarta:
Pustaka Cendikiawan, 2018), 82-83
Kustiah Sumarty dan Alimuddin Mahmud, Konseling Perkawinan dan
Keluarga, (Makssar: Badan Penerbit UNM, 2016), 60-61
Nurdin Usman, Konteks implementasi berbasis kurikulum, Grasindo
(Jakarta, 2002), 70.
Hellen A, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Jakarta: Quantum
Teaching, 2005), 2.
Mufidah, Ch, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender Edisi Revisi,
(Malang: UIN Maliki Press, 2013), 33.
Purwanto dan Sulistyatuti, Analisis Kebijakan dari Formulasi ke
implement Kebijakan, (Jakarta: Aksara, 1991), 21.
Dr. H. tachjan, M.Si, Implementasi kebijakan public (Bandung : Asosiasi
Ilmu Politik Indonesia, 2006), 25
Agus Riyadi, Bimbingan Konseling Perkawinan, (Yogyakarta: Penerbit
Ombak, 2013), 70-72
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perkawinan di Indonesia, (Bandung:
Bandung Sumur, 1981), 47.
Jonaedi effendi dan Johni Ibrahim, Metode Penelitian Normatif dan
Empiris, (Depok:Prenada Media Group, 2018), 150.
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: SInar Grafika, 2010),
105-106
Moleong J. Lexy, Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), 25.

20
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 82.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2009), 300.
A kadir Ahmad, Dasar-dasar metodologi penelitian kualitatif, (Makassar:
Indobis Media Center, 2003), 106.
Sugiono, metodologi penelitian tindakan komprehensif, (Bandung:
Alfabeta, 2015), 273
Muhadjir Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Bayu Indra
Grafindo, 1999), 17&273
Miles, Mathew B., and huberman A. Maichel, (1992), Analisis Data
Kualitatif ; Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru (Penerjemah
Tjetjep Rohendi Rohidi), jakarta : UI-PRESS.
Suryana, Asep. Tahap-tahap penelitian kualitatif. Diktat kuliah pada
jurusan administrasi Pendidikan fakutas ilmu Pendidikan UPI (2007. 5).
http://rinaldoadi.blogspot.com/2014/12/tahapan-tahapan-penelitian-
kualitatif.html diakses pada tanggal 15 januari tahun 2022 pukul 14:39
Lala khoironi lutfi “implementasi peraturan direktur jendral bimas islam
nomor: DJ.II/542 tahun 2013 tentang pedoman penyelenggaraan kursus
pra nikah (studi KUA Kec. Sukorejo Kab. Ponorogo)”, Skripsi (Ponorogo:
IAIN Ponorogo, 2017).
Amin Budi Siswanto, “implementasi Peraturan Direktur Jendral
Bimbingan masyarakat islam no:DJ.II/542 tahun 2013 tentang pedoman
penyelenggaraan kursus pranikah di KUA Manguharjo Kota Madiun”
Skripsi (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2019)
Anisa rahmawati, “efektifitas pelaksanaan bimbingan perkawinan bagi
calon pengantin oleh kementerian agama Kabupaten Sleman”, Skripsi
(Yogyakarta:UIN Sunan Kalijaga, 2018).
Enik handayani “implementasi keputusan dirjen bimas islam no. 379 tahun
2018 dalam pelaksanaan bimbingan perkawinan pranikah di KUA

21
kecamatan sukorejo kabupaten Ponorogo”. Skripsi (Ponorogo: IAIN
ponorogo 2021

22

Anda mungkin juga menyukai