Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Definisi Kursus Pranikah

Definisi kursus pranikah, perlu diketahui apa yang dimaksud dengan kursus

pranikah terlebih dahulu. Kursus pranikah adalah gabungan antara dua kalimat, yaitu

kursus dan nikah. Nikah, dari pengertian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

online, nikah adalah perjanjian perkawinan antara laki-laki dan perempuan sesuai

dengan ketentuan hukum dan ajaran agama. Sedangkan kursus menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia online, kursus adalah pelajaran tentang suatu pengetahuan atau

keterampilan, yang di berikan dalam waktu singkat.

Menurut pasal 1 undang-undang no.1 tahun 1974 tentang perkawinan. Secara

terminologi, nikah adalah ikatan lahir dan bathin antara seorang laki-laki dengan

seorang perempuan dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi, kursus pranikah ialah

proses pembelajaran singkat yang diberikan tentang ikatan lahir dan bathin antara laki-

laki dan perempuan dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pada Keputusan Dirjen Bimas Islam No.379 tahun 2018 tentang petunjuk

pelaksanaan kursus pranikah ialah pedoman bagi pegawai/pejabat maupun petugas

pada Kementrian Agama yang telah mendapat izin penyelenggaraan kursus pranikah

dari Kementrian Agama, pemberian bekal pengetahuan, pemahaman dan penumbuhan


kesadaran kepada calon pengantin tentang kehidupan rumah tangga. Menurut (nama

petugas KUA), kursus pranikah adalah pembekalan secara singkat tentang berumah

tangga pada calon pengantin dalam membentuk sebuah keluarga baru dan pengarahan

dalam membangun dan menjaga keutuhan keluarga nantinya.

Implementasi penyampaian kursus pranikah tentunya memiliki tujuan yang

ingin dicapai. Diberlakukannnya kursus pranikah adalah untuk mewujudkan keluarga

yang sakinah, mawaddah dan warahmah dari pemberian bekal dan pemaparan

pengetahuan, peningkatan pemahaman dan keterampilan tentang kehidupan rumah

tangga dan keluarga. Dengan adanya keputusan Dirjen Bimas Islam tersebut juga

bertujuan untuk menyamakan persepsi bandan/lembaga sehingga terwujudnya

pedoman penyelenggara kursus pranikah pada calon pengantin.

Kursus pranikah di Indonesia dikenal juga dengan istilaih lain ialah Kursus

Calon Pengantin (suscatin) dikalangan muslim di bawah naungan Kementrian Agama.

Pelaksanaa kursus pranikah dilaksanakan oleh Kantor Kementrian Agama di tingkat

kecamatan melalui Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. Para calon pengantin

diharuskan mengikuti kursus pranikah yang nantinya dapat dibuktikan dengan

pemberian sertifikat. Dengan mengikuti kursus pranikah diharapkan para pasangan

calon pengantin dapat mewujudkan keluarga yang bahagia


B. Dasar Hukum Kursus Pranikah

Tentunya banyak pembahasan mengenai suatu pernikahan. Pasal 1 Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara

seorang pria dengan soerang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga yang bahagia berdasrkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Untuk dapat terciptanya

suatu rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warahmah sesuai dengan undang-

undang tersebut, Islam telah memberi petunjuk kepada pasangan suami istri tentang

hak dan kewajiban mereka. Apabila hak dan kewajiban masing-masing terpenuhi,

maka suatu rumah tangga yang baik akan terwujud.

Menurut Bapak Syaiful Barry S.Ag., MPd., mewujudkan suatu pernikahan

yang baik dan bahagia bukanlah hal yang mudah, karna banyak permasalahan yang

muncul dan mengganggu bahtera rumah tangga yang pada akhirnya memperlambat

mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, dibuthkan langkah yang objektif, selektif

dan antisipasif dari setiap pribadi yang berkeinginan untuk mewujudkan keluarga yang

sakinah, mawaddah dan warahmah.

Dalam rumah tangga tentunya akan menhadapi berbagai cobaan yang

mungkin akan berujung pada perceraian. Perceraian termasuk perbuatan yang sangat

tidak disukai dan dibenci oleh Allah walaupun dalam islam perceraian merupakan

perbuatan yang diperbolehkan. Bahkan Rasulullah SAW pernah menyatakan istri-istri

yang meminta cerai kepada suaminya tanpa alasan yang dibenarkan dia tidak akan

mencium bau surga. Hal ini sebaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya :
Rasulullah SAW bersabda : “Siapa saja wanita yang meminta(menuntut)

cerai kepada suaminya tanpa alasan yang dibenarkan, maka diharamkan bau surge

atas wanita tersebut” (HR. Ibnu majah)

Pemerintah Indonesia membuat perundangan yang diharapkan mempersulit

suatu perceraian dengan membentuk badan penasehatan perkawinan yang disebut BP4

sebagai bentuk representative pemerintah. Suatu langkah dalam membentuk pondasi

rumah tangga yang kuat harus terus di upayakan. Dengan KMA No. 477 tahun 2004,

pemerintah memberi himbauan kepada calon pengantin sebelum melangsungkan

pernikahan haruslah diberi wawasan terlebih dahulu tentang arti sebuah keluarga dan

membangun rumah tangga melalui kursus pranikah.

Kemudian adanya surat edaran dari Dirjen Bimas Islam no.

DJ.II/PW.01/1997/2009 dan juga surat Keputusan Dirjen Bimas Islam no. 379 tahun

2018 tentang kursus pranikah, menjadi angin segar dan memberi kejelasan tentang

upaya pemerintah dalam membantu calon pengantin membangun pondasi yang kuat

demi menjaga keutuhan keluarga. Dengan keluar nya keputusan-keputusan tersebut,

diharapkan meminimalisir permasalahan dalam suatu keluarga seperti kekerasan dalam

rumah tangga dan lain sebagainya.

Adapun dasar hukum dilakukannya pelaksanaan kursus pranikah berdasarkan

peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan aturan-aturan yang

berkaitan adalah sebagai berikut :


1. Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran

Negara Republik Indonesia tahun 1974 Nomor 1, tambahan lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 2019.

2. Undang-undang nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.

3. Undang-undang nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan

dalam rumah tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun

2004nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4419)

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 88 tahun 2002 tentang

Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak.

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 tentang

Perubahan keempat atas Peraturan Presiden nomor9 tahun 2005 tentnag

kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Kementrian

Negara Republik Indonesia.

6. Peraturan Presiden nomor 24 tahun 2006tentang Kedudukan, tugas, dan

fungsi Kementrian Negara serta susunan organisasi, tugas dan fungsi

Eselon I Kementrian Negara.

7. Keputusan Mentri Agama nomor 3 tahun 1999 tentang Gerakan Keluarga

Sakinah.

8. Keputusan Menteri Agama nomor 480 tahun 2008 tentang Perubahan atas

Keputusan Menteri Agama nomor 373 tahun 2002 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantoe Wilayah Kementrian Agama Provinsi dan Kantor

Departemen Agama Kabupaten/Kota

9. Peraturan Menteri Agama nomr 10 tahun 2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementrian Agama.

10. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri nomor 400/54/III/Bangda Perihal

Pelaksanaan Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah.

11. Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyrakat Islam nomor DJ.II/542

tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Kursus Pranikah

12. Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyrakat Islam nomor 379 tahun

2018 tentang Penyelenggaraan Kursus Pranikah.


C. Gambaran Umum KUA Kecamatan Pontianak Utara

Kantor Urusan Agama atau yang disingkat KUA, merupakan suatu lembaga

yang dinaungi oleh Kementrian Agama Republik Indonesia. KUA Pontianak Utara

menjadi salah satu lembaga yang menjadi panjang tangan Kementrian Agama di

tingkat Kecamatan sampai Kelurahan. Banyak tugas yang di jalankan oleh lembaga

KUA Pontianak Utara, salah satunya menjalankan tugas tentang segala hal yang

berkaitan dengan pernikahan maupun perkawinan. Dalam hal in, Kementrian

Agama bertujuan untuk memperkuat mutu perkawinan, unggul dan terpercaya

dalam mebangun atau mewujudkan keluarga sakinah. Untuk mewujudkan hal

tersebut, peran BP4 di KUA Kecamatan Pontianak Utara sangatlah penting. BP4

adalah singkatan dari Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan.

BP.4 sendiri berdiri pada 03 Juni 1960, didirikan nya BP4 dengan tujuan

untuk mempertinggi nilai mutu perkawinan, mewujudkan tatanan rumah tangga

yang bahagia, meminimalisir dan mencegah perceraian sewenang-wenang, dan

menjadi mewujudkan keluarga yang sejahtera menurut ajaran agama. Lembaga ini

sudah berdiri kurang lebih selama 63 tahun, dan berdiri 14 tahun sebelum adanya

undang-undang perkawinan Nomor 1 tahun 1974. Sejak berdirinya BP4 pada 03

Juni 1960 dan dikukuhkan dengan Keputusan Menteri Agama no.85 tahun 1961,

BP4 merupakan badan yang terus menerus berusaha bergerak dalam bidang

penasehatan dan pengurangan perceraian. KUA Kecamatan Pontianak Utara juga

merupakan Pusat Layanan Keluarga Sakinah (PUSAKA SAKINAH) dengan badan

pelaksananya ialah BP4. Fungsi dan tugas BP4 konsisten melaksanakan Undang-
undang no. 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Oleh sebab itu, peran BP4 sangat

dibutuhakn masyarakat dalam mewujudkan peningkatan mutu perkawinan.

Berdasarkan Undang-undang no.1 tahun 1974, pembentukan keluarga diawali

dengan suatu perkawinan. Perkawinan yang dimaksud ialah suatu ikatan lahir dan

bathun antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sehingga menjadi suami dan

istri dengan tujuan membangun rumah tangga yang kekal dan bahagia berdasarkan

Ketuahanan Yang Maha Esa.

KUA kecamatan Pontianak Utara beralamat di Jl. Khatulistiwa, kelurahan

Siantan Hilir. KUA Kecamatan Pontianak Utara saat ini berada dibawah

kepemimpinan Bapak H. Syaiful Barry S.Ag, M.Pd., yang sebelumnya dipimpin

oleh Bapak Mardi S.Ag. Kepala KUA Kecamatan Pontianak Utara bertanggung

jawb terhadap segala aktivitas, program kerja, dan kegiatan di wilayahnya. Wilayah

kerja KUA Kecamatan Pontianak Utara mencakup 4 Kelurahan yaitu, Kelurahan

Batu Layang, Siantan Hulu, Siantan Hilir, dan Siantan Tengah.

D. Visi dan Misi KUA Kecamatan Pontianak Utara

1. Visi

KUA Kecamatan Pontianak Utara memiliki Visi :

“Terwujudnya Msyarakat Pontianak Utara yang agamis berakhlakul karimah

dengan landasan Islam”

2. Misi

a. Meningkatkan pelayanan bidang organisasi dan ketatalaksanaan KUA.


b. Meningkatkan pelayanan teknis dan administrasi nikah / rujuk

c. Meningkatkan pelayanan teknis dan administrasi kependudukan keluarga

sakinah, kemitraan dan produk halal.

d. Meningkatkan pelayanan teknis dan administrasi kemasjidan.

e. Meningkatkan pelayanan teknis dan administrasi Zakat, Infaq, dan

Sadaqah

f. Meningkatkan pelayanan informasi tentang majlis taklim

g. Meningkatkan pelayanan teknis dan administrasi perwakafan.

3. Motto

Dalam kegiatan pelayanan kepada masyarakat, KUA Kecamatan Pontianak

Utara memiliki motto untuk “pelayanan IKHLAS” dengan penjabaran :

I : Ibadah sebagai tujuan kerja

K : Kreatifitas dalam karsa dan karya

H : Hikmah (kebijaksanaan / kearifan) dalam pelayanan

L : luwes / sufel dalam pelayanan dan lingkungan kerja

A : Amanah dalam mengemban tugas

S : Syukur dalam kelapangan dan sabar dalam kekurangan

4. SWOT Analisis

a. Kekuatan

1. Dasar Hukum yang kuat dan mendukung KUA Kecamatan Pontianak

Utara dalam melaksanakan tugas, terutama untuk badan BP4


2. Cukupnya ketersediaan Sumber Daya Manusia, fasilitas dari instansi

pemerintah dan beberapa organisasi kemsyarakatan yang sangat

membantu

3. Mendapat dukungan dari Kementrian Agama Pusat sampai tingkat

kecamatan, dari organisasi kemasyrakatan dan organisasi

pemerintahan.

b. Permasalahan

1. Belum optimalnya tugas karena masih lemahnya Sumber Daya

Manusia dan tidak tersedia nya alokasi anggaran khusus (APBN dan

APBD) bimbingan perkawinan, serta tidak maksimal nya sarana dan

prasarana pendukung yang tersedia.

2. Globalisasi memiliki pengaruh positif dan tentunya dibarengi dengan

pengaruh negatif nya. Pengaruh globalisasi dengan teknologi

informasi yang membawa dampak dalam kehidupan masyarakat

seperti gaya hidup materialistic, hedonisme dan konsumtif yang

berdampak tidak baik jika berlebihan.

3. Masih lemahnya koordinasi BP4 dengan instansi pemerintah dan

organisasi kemasyarakatan.

4. Bertambahnya angka kemiskinan yang bermasalah terutama faktor

ekonomi dan memerlukan bantuan konseling.

c. Peluang
1. Dukungan dari pemerintah setempat dan juga organisasi

kemasyarakatan terhadap bimbingan perkawinan yang

diselenggarakan.

2. Keteserdiaan petugas yang ahli di bidangnya untuk mendukung fungsi

dan tugas sebagai petugas bimbingan perkawinan.

3. Banyaknya harapan dan dukungan masyarakat sekitar terhadap

bimbingan perkawinan yang bertujuan membentuk keluarga sakinah.

d. Strategi

1. Memperkuat dan menambah kegiatan maupun sosialisasi tentang

bimbingan perkawinan baik tingkat pusat sampai tingkat terbawah.

2. Menjadikan seluruh kegiatan BP4 sebagai bagian dari Pusat Layanan

Keluarga Sakinah (PUSAKA SAKINAH)

3. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah dan

organisasi kemasyarakatan.

E. Tujuan dan Fungsi Kursus Pranikah di KUA Kecamatan Pontianak Utara

Kursus pranikah sesuai dengan Keputusan Dirjen Bimas Islam no. 379 tahun

2018 dilaksanakan oleh Kantor Urusan Agama melalui Badan Penasehatan

Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4). Secara umum, BP4 bertujuan

memberikan ilmu kepala calon pengantin dan memberi bekal agar siap secara mental

dengan pedoman ilmu agama dalam membina rumah tangga dan upaya menjadi

keluarga sakinah.
BP4 mempunyai tugas yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan calon

pengantin yang mempunyai cukup bekal dalam menjalani bahtera rumah tangga. BP4

Kecamatan Pontianak Utara menjalankan fungsinya :

1. Memberikan bimbingan penasehatan dengan penerangan mengenai

pernikahan, cerai, rujuk, talak kepada masyarakat.

2. Melaksanakan statistik dan dokumentasi.

3. Memberikan bantuan Advokasi dalam mengatasi masalah pernikahan,

keluarga dan perselisihan keluarga.

4. Bekerjasama dengan instansi, lembaga dan organisasi yang memiliki

kesamaan tujuan.

5. Melakukan pencatatan nikah dan rujuk, mengurus dan membina masjid,

zakat, wakaf, baitul maal, ibadah sosial, kependudukan dan keluarga

sakinah sesuai dengan ung ditetapkan oleh Dirjen Bimas Islam

berdasarkan peraturan dan Undang-undang yang berlaku.

6. Menerbitkan dan menyebarluaskan majalah perkawinan dan keluarga.

7. Menurunkan terjadinya perselisihan serta perceraian, poligami yang tidak

bertanggung jawab, pernikahan dibawah umur dan pernikahan tidak

bertanggung jawab.

8. Menyelenggarakan kursus pranikah kepada calon pengantin, pelatihan,

diskusi serta seminar maupun kegiatan sejenis yang berkaitan dengan

perkawinan dan keluarga.


F. Struktur Organisasi KUA Kecamatan Pontianak Utara

Struktur organisasi KUA Kecamatan Pontianak Utara :


G. Sasaran Pelayanan KUA Kecamatan Pontianak Utara

Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, tentunya KUA Kecamatan Pontianak

Utara memiliki tujuan atau sasaran pelayanan. Adapun sasaran pelayanannya ialah :

1. Masyarakat luas akan melaksanakan pernikahan dan rujuk sesuai dengan

aturan.

2. Seluruh elemen masyarakat , terutama setiap calon pengantin yang akan

menikah demi mewujudkan keluarga sakinah dan bahagia dunia akhirat.

3. Seluruh sarana dan prasarana kantor dalam upaya memberikan pelayanan

kepada masyarakat secara cepat dan efektif.

4. Seluruh masyarakat atau keluarga yang memiliki kewajiban beribadah sesuai

aturan agama yang berlaku dan aturan ekemen bangsa, baik oragnisasi

masyarakat Islam maupun Non Islam yang menjunjung tinggi norma

universal untuk mewujudkan hidup dalam keberagaman berbangsa dan

bernegara.

5. Masyarakat luas dan pengelolaan kursus pranikah, zakat, wakaf, baitul maal,

dan lembaga sosial keagamaan terhadap permasalahan penngkatan

kesejahteraan ummat.

Anda mungkin juga menyukai