Anda di halaman 1dari 10

Volume 01 No 02 Tahun 2021 Hlm.

98-107

IMPLEMENTASI GERAKAN KELUARGA SAKINAH


SESUAI KEPUTUSAN MENTERI
NOMOR 3 TAHUN 1999:
Studi Kasus di Desa Pucakwangi Kecamatan Babat
Kabupaten Lamongan
Muhammad Soleh

Institut PTIQ Jakarta, Jl. ABSTRAK


Batan I Nomor 2 Lebak Bulus, Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi konsep keluarga
Jakarta Selatan, Indonesia, sakinah perspektif Keputusan Menteri Agama nomor 3 tahun 1999
m.soleh@ptiq.ac.id
tentang Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah di Desa Pucakwangi
Lamongan. Penelitian ini bersifat perspektif dengan teknik observasi
terstruktur pada masyarakat dengan pendekatan analisis normatif–
yuridis hukum Islam serta menganalisis pemahaman masyarakat
terhadap ayat-ayat Alquran beserta tafsirnya. Sementara
pendekatan yuridis yang digunakan yakni menganalisis
pemahaman masyarakat terhadap Keputusan Menteri Agama
Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pembinaan Gerakan Keluarga
Sakinah. Temuan penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa
Pucakwangi masih memiliki pemahaman yang sangat sederhana
pada konsep keluarga sakinah, namun masyarakat desa memiliki
keinginan untuk tetap mewujudkannya sesuai dengan pemahaman
mereka.
Kata kunci: Keluarga Sakinah, Masyarakat Desa
Pucakwangi, Keputusan Menteri Agama.

PENDAHULUAN dinamika dan problematikan rumah tangga.


Setiap kali ada pernikahan dan walimah Seni berumahtangga harus dimiliki setiap
ursy para pengunjung selalu mendoakan kedua pasangan bila tidak ingin terjadi pertikaian
mempelai agar dikaruniai keluarga yang yang berlarut-larut. Dampak dari sikap abai
sakinah mawaddah warahmah, doa yang tulus atas masalah pada keluarga (suami dan istri)
kepada setiap pasangan yang telah dapat berakhir dengan gugatan cerai oleh
melaksanakan akad nikah untuk membangun pasang.
peradaban dan membentuk generasi rabbani Meningkatnya angka perceraian di
yang terbaik (Wibisana 2016). Indonesia dari tahun ke tahun menjadi
Keluarga Sakinah tentu tidak akan terjadi indikator lemahnya pemahaman masyarakat
dengan sendirinya, dibutuhkan komitmen, tentang konsep keluarga sakinah. Menurut
usaha, upaya dan pengorbanan dari setiap data Badan Pusat Statistik (BPS) dan hasil
anggota keluarga untuk mewujudkannya. survei Sosial Ekonomi Nasional (Susena)
Komitmen dan kesetiaan yang kuat sangat dalam laporan Lokadata.id. Pada tahun 2015
berperan penting untuk menjalani hubungan kasus perceraian sebanyak 5,89 persen atau 3,9
suami istri agar tetap langgeng hingga akhir juta dari 67,2 juta rumah tangga atau pasangan
hayat (Syuhud 2014). suami istri yang memutuskan mengakhiri ikat
Manusiawi bila seseorang tidak akan perkawinan mereka (bercerai). Lima tahun
selalu pada posisi bahagia dan tenang, kemudian angka perceraian bukannya
adakalanya terjadi perselisihan antara suami menurun malah terjadi kenaikan persentasi
dan istri. Bila itu terjadi tentu dibutuhkan cara menjadi 6,4 persen dari total 72,9 pasangan
yang elegan untuk menyelesaikan segala suami istri (Maharrani 2021).

98
QONUNI: Jurnal Hukum dan Pengkajian Islam, Vol. 1 No 02 (2021)

Upaya membangun ketahanan keluarga seluruh keluarga yang berada di Indonesia


dan pembentukan keluarga sakinah selalu (Haryanti 2017).
digiatkan oleh pemerintah. Melalui Perkembangan populasi manusia saat ini
Kementerian Agama pemerintah telah berbanding lurus dengan tingkat pernikahan,
mengambil insiatif dan langkah-langkah terlebih pada masyarakat Jawa yang mayoritas
preventif diantaranya terbitnya Peraturan hidup dan menetap di pulau Jawa. Namun
Menteri Agama nomor 3 tahun 1999 tentang ternyata, banyak kenyataan dan fenomena
Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah. Tidak yang menunjukkan bahwa pernikahan yang
hanya itu, pada tahun 2020 calon penganti bahagia dan sejahtera atau yang sering disebut
diharuskan untuk mengikuti program “Keluarga sakinah” belum bisa diwujudkan
pendidikan pranikah terlebih dahulu sebelum dengan baik. Masyarakat terkadang
melangsungkan pernikahan. Dengan adanya mempunyai anggapan bahwa keluarga yang
program ini pemerintah dan masyarakat sakinah adalah keluarga yang serba
berharap agar pasangan suami istri dapat berkecukupan dalam segi ekonomi saja dengan
memahami hak dan kewajiban sehingga mengesampingkan agama dan pendidikan.
konflik, permasalahan keluarga yang tentu Sehingga banyak terjadi kenakalan remaja,
tidak bisa dihilangkan namun dapat anak yang putus sekolah, sampai di dalam
diselesaikan dengan baik dan tidak dengan sebuah keluarga karena orang tua merasa
mudah mengakhir ikatan perkawinan di kekurangan dalam materi sedangkan mereka
Pengadilan Agama (Iswandi 2014). punya banyak anak, lantas mereka menyuruh
Pembinaan keluarga yang islami menurut anak-anak mereka untuk bekerja mencari
Nisa’ dapat menjadi salah satu faktor penting uang. Ada juga di antara mereka yang memang
pendukung terbentuknya keluarga sakinah. karena kesulitan dalam ekonomi sehingga
Berbagai cara ditempuh manusia dalam mengharuskan suami untuk bekerja ke luar
mewujudkan keluarga yang bahagia, damai daerah bahkan luar negeri. Hal inilah yang
dan sejahtera. Hanya saja banyak di antara terjadi di Desa Pucakwangi.
mereka yang tidak menempatkan Agama Banyak sekali konsep dan pemahaman
sebagai pedoman dalam proses pembinaannya. seputar keluarga sakinah. Akan tetapi
Kondisi ini memunculkan kehidupan rumah bagaimana masyarakat di Desa Pucakwangi
tangga yang sekuler. Padahal di dalam Alquran yang semua penduduknya beragama Islam
sebagai kitab suci pedoman umat Islam, Allah dapat memahami dan menerapkannya
telah banyak memberikan tuntunan sehingga terwujudlah keluarga yang sakinah.
bagaimana cara membina sebuah keluarga Sebuah keluarga yang menjadi dambaan
yang sakinah agar bahagia di dunia dan akhirat semua pasangan suami – istri dalam
(Nisa’ 2016). membangun rumah tangga.
Pemahaman masyarakat sangat beragam
tentang keluarga sakinah. Namun, belum METODE PENELITIAN
semua dari mereka yang mampu untuk Penelitian ini merupakan penelitian
mewujudkannya. Pemerintah selaku yang campuran antara penelitian lapangan (field
mempunyai wewenang untuk mengatur juga research) dan penelitian kepustakaan (library
telah berusaha dengan berbagai macam cara research). Ada dua metode dalam upaya
agar masyarakat bisa mewujudkan keluarga pengumpulan data yang berkaitan dengan
sakinah dalam rumah tangganya. Banyak landasan teori, untuk menganalisis peraturan
usaha yang telah pemerintah lakukan seperti, perundang-undangan atau melihat lebih dalam
dibuatnya undang-undang Nomor 1 Tahun indikator serta kriteria yang telah tentukan
1974 tentang Perkawinan, dibuatnya undang- oleh pemerintah.
undang yang terkumpul dalam Kompilasi Penerapan peraturan dan undang-undang
Hukum Islam, diadakannya pelatihan- tersebut diuji dengan observasi langsung dan
pelatihan atau kursus sebelum menikah bagi melihat data di lapangan dengan metode
pemuda (SUSCATIN) dan bahkan perlombaan wawancara dan mengkaji data yang diperoleh
keluarga sakinah. Kementrian Agama juga dari sumber yakni data-data yang diambil dari
telah Merancang Program Pembinaan masyarakat yang ada di Desa Pucakwangi
Keluarga Sakinah yang telah diatur dalam kecamatan Babat kabupaten Lamongan untuk
Keputusan Menteri Agama RI Nomor 3 Tahun kemudian dideskripsikan dan dianalisis
1999 tentang Pembinaan gerakan Keluarga sehingga dapat menjawab persoalan yang telah
Sakinah. Program tersebut ditujukan kepada dirumuskan dalam pokok masalah.
99
QONUNI: Jurnal Hukum dan Pengkajian Islam, Vol. 1 No 02 (2021)

Pendekatan penelitian dengan Keluarga sakinah I: yaitu keluarga-


menggunakan pendekatan normatif-yuridis, keluarga yang dibangun atas perkawinan yang
artinya pendekatan normatif yaitu pendekatan syah dan di samping telah dapat memenuhi
yang bermuara pada teks-teks keagamaan kebutuhan sosial psikologinya seperti
seperti Alquran, Hadis, dan pendapat ulama. kebutuhan akan pendidikan, bimbingan
Sedangkan pendekatan yuridis adalah keagamaan dalam keluarganya, mengikuti
pendekatan yang didasarkan pada ketentuan interaksi sosial keagamaan dengan
undang-undang yang telah dibuat oleh lingkungannya;
pemerintah Republik Indonesia
3. Keluarga Sakinah II
Keluarga sakinah II: yaitu keluarga-
LITERATUR REVIEW keluarga yang dibangun atas perkawinan yang
Keluarga Sakinah Menurut syah dan di samping telah dapat memenuhi
Kementerian Agama RI kehidupannya juga telah mampu memahami
Menindak lanjuti surat Keputusan pentingnya pelaksanaan ajaran agama serta
Menteri Agama RI Nomor 3 Tahun 1999 bimbingan keagamaan dalam keluarga serta
Tentang Pembinaan Gerakan Keluarga mampu mengadakan interaksi sosial
Sakinah, dan juga mengingat program gerakan keagamaan dengan lingkungannya, tetapi
tersebut merupakan program nasional dan belum mampu menghayati serta
lintas sektor. Maka diterbitkanlah Keputusan mengembangkan nilai-nilai keimanan,
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat ketakwaan dan akhlakul karimah, infak, zakat,
Islam dan Urusan Haji Nomor: D/71/1999 amal jariah, menabung dan sebagainya.
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan
Gerakan Keluarga Sakinah agar supaya dalam 4. Keluarga Sakinah III
pelaksanaannya baik di Pusat maupun di Selanjutnya kriteria keluarga sakinah III:
Daerah dapat berkesinambungan, (1) Keluarga sakinah III: yaitu keluarga-
terkoordinasi, terpadu, dan sinergis. keluarga yang dapat memenuhi seluruh
Berdasarkan Keputusan Direktur kebutuhan keimanan, ketakwaan, akhlakul
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan karimah sosial psikologis, dan pengembangan
Urusan Haji Nomor: D/71/1999 Tentang keluarganya, tetapi belum mampu menjadi
Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Gerakan suri teladan bagi lingkungannya;
Keluarga Sakinah Bab III Pasal 4 menyatakan
bahwa dalam program pembinaan gerakan 5. Keluarga Sakinah IV
keluarga sakinah disusun kriteria-kriteria Keluarga sakinah III Plus: yaitu keluarga-
umum keluarga sakinah yang terdiri dari keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh
keluarga Pra sakinah, Keluarga Sakinah I, kebutuhan keimanan, ketakwaan dan akhlakul
Keluarga Sakinah II, Keluarga Sakinah III, karimah secara sempurna, kebutuhan sosial
Keluarga Sakinah III Plus, yang dapat psikologis, dan pengembangannya serta dapat
dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan menjadi suri teladan bagi lingkungannya.
kondisi masing-masing daerah.
Adapun kriteria tersebut sebagai berikut Untuk mengukur keberhasilan program
(Kemenag 2011): Keluarga sakinah tersebut ditentukan tolak
ukur umum masing-masing tingkatan, adapun
1. Keluarga Pra Sakinah tolak ukur umum tersebut adalah (Kemenag
Keluarga Pra Sakinah: yaitu keluarga- 2011):
keluarga yang dibangun atas perkawinan yang
syah dan telah dapat memenuhi kebutuhan 1. Keluarga Para Sakinah
spiritual dan material secara minimal tetapi Keluarga pra sakinah dengan indikator:
masih belum dapat memenuhi kebutuhan a). Keluarga dibentuk tidak melalui
sosial psikologinya seperti kebutuhan akan perkawinan yang sah; b).Tidak sesuai
pendidikan, bimbingan keagamaan dalam ketentuan undang-undang perkawinan yang
keluarganya, mengikuti interaksi sosial berlaku; c). Tidak memiliki dasar keimanan;
keagamaan dengan lingkungannya; d). Tidak melakukan salat wajib; e). Tidak
mengeluarkan zakat fitrah; f). Tidak
2. Keluarga Sakinah menjalankan puasa wajib; g). Tidak tamat SD,
100
QONUNI: Jurnal Hukum dan Pengkajian Islam, Vol. 1 No 02 (2021)

dan tidak dapat baca tulis; f). Termasuk d. Rata-rata keluarga memiliki ijazah
kategori fakir dan atau miskin; g). Berbuat SMTA ke atas;
asusila; h). Terlibat perkara-perkara kriminal; e. Pengeluaran zakat, infak, sedekah,
g). Pasangan pernikahan ini masih lengkap dan wakaf senantiasa meningkat;
(hidup). f. Meningkatnya pengeluaran kurban;
g. Melaksanakan ibadah haji secara baik
dan benar.

2. Keluarga Para Sakinah 1 4. Keluarga sakinah III Plus


Selain telah memenuhi kriteria keluarga
Keluarga sakinah I dengan indikator: a). sakinah III, keluarga tersebut hendaknya:
Perkawinan sesuai dengan peraturan syariat a. Keluarga yang telah
dan UU Nomor 1 Tahun 1974; b). Keluarga melaksanakan haji dapat memenuhi
memiliki surat nikah; c). Mempunyai kriteria haji mabrur;
perangkat salat; d). Terpenuhi kebutuhan b. Menjadi tokoh agama, tokoh
makanan pokok; e). Masih sering masyarakat dan tokoh organisasi
meninggalkan salat; f). Jika sakit sering pergi masyarakat;
ke dukun; g). Percaya terhadap takhayul; h). c. Peneluran zakat, infak, sedekah
Tidak datang di pengajian/majelis taklim; i). jariah, wakaf meningkat baik secara secara
Rata-rata keluarga tamat atau memiliki ijazah kualitatif maupun kuantitatif;
Sekolah Dasar. d. Meningkatnya kemampuan
keluarga dan masyarakat sekelilingnya
3. Keluarga sakinah II dalam memenuhi ajaran agama;
Selain telah memenuhi kriteria keluarga e. Keluarga mampu
sakinah I, keluarga tersebut hendaknya: a). mengembangkan ajaran agama;
Tidak terjadi perceraian, kecuali sebab f. Rata-rata anggota keluarga
Kematian; mempunyai ijazah sarjana;
a). Penghasilan keluarga melebihi g. Nilai-nilai keagamaan,
kebutuhan pokok, sehingga bisa menabung; b). ketakwaan akhlakul karimah tertanam
Rata-rata keluarga memiliki ijazah SMP; b). dalam kehidupan pribadi dan
Memiliki rumah sendiri meskipun sederhana; keluarganya;
c). Keluarga aktif dalam kegiatan h. Tumbuh dan berkembang
kemasyarakatan dan sosial keagamaan; d). perasaan cinta kasih sayang secara selaras,
Mampu memenuhi standar makanan yang serasi dan seimbang dalam anggota
sehat/memenuhi empat sehat lima sempurna; keluarga dan lingkungannya;
e). Umur pasangan sudah berumur 50 tahun ke i. Mampu menjadi suri teladan
atas; f). Tidak terlibat perkara kriminal, judi, masyarakat sekitarnya Untuk pemilihan
mabuk,prostitusi dan perbuatan amoral keluarga sakinah di kecamatan Babat.
lainnya.

3. Keluarga sakinah III


Selain Memenuhi kriteria keluarga Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan
sakinah II, keluarga tersebut hendaknya: Masyarakat Islam Nomor DJ. II/191
a. Aktif dalam upaya meningkatkan TAHUN 2011
kegiatan dan gairah keagamaan di Bahwa dalam rangka upaya mewujudkan
masjid-masjid maupun dalam keteladanan kepada para keluarga Muslim di
keluarga; Indonesia dalam membentuk keluarga yang
b. Keluarga aktif menjadi pengurus sakinah mawaddah wa rahmah, sekaligus
kegiatan keagamaan dan sosial untuk mendukung Program Nasional Gerakan
kemasyarakatan; Keluarga Sakinah maka dipandang perlu untuk
c. Aktif memberikan dorongan dan melaksanakan pemilihan Keluarga Sakinah
motivasi untuk meningkatkan Teladan secara Nasional.
kesehatan ibu dan anak serta Untuk itu dibuatlah buku petunjuk praktis
kesehatan masyarakat pada dalam pelaksanaannya. Berikut ini adalah
umumnya; Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan
101
QONUNI: Jurnal Hukum dan Pengkajian Islam, Vol. 1 No 02 (2021)

Masyarakat Islam Nomor DJ. II/191 Tahun kegiatan Penasihatan Perkawinan dan
2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Keluarga, KB, UJPGK, Jumat Bersih,
Keluarga Sakinah Teladan (Kemenag 2011): Penanggulangan HIV/AIDS dan kegiatan
lainnya;
g. Diikutkan dalam pelatihan mediator
Pembinaan Perkawinan dan Keluarga;
Keluarga Sakinah Teladan adalah sosok h. Pada masing-masing daerah provinsi agar
keluarga muslim yang memegang predikat didorong untuk berpartisipasi sebagai
keteladanan di daerahnya masing-masing. motivator dan penggerak kegiatan
Mereka adalah orang-orang yang berhasil pemberdayaan keluarga di lingkungannya.
dalam membina kehidupan rumah tangganya
dan mendidik anak-anaknya dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan dan agama (iptek PEMBAHASAN
dan imtak) sehingga anak-anaknya Upaya Masyarakat Desa Pucakwangi
memperoleh pendidikan secara optimal dan Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah
menjadi manusia yang berguna bagi bangsa Berdasarkan wawancara dan observasi
dan agama. Di samping itu keluarga sakinah yang peneliti lakukan terkait upaya yang
teladan adalah orang-orang yang mempunyai dilakukan masyarakat Desa Pucakwangi dalam
keteladanan di dalam lingkungan membangun keluarga sakinah, maka
masyarakatnya. Mereka mampu membagi terkumpullah data-data sebagai berikut.
waktunya antara kepentingan rumah tangga Pertama, menurut Bapak Mahmudan
dan masyarakat, aktif berorganisasi dan yang namanya rumah tangga itu pasti punya
menciptakan karya sosial serta berusaha dalam problem masing-masing. Problem yang beliau
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. alami biasanya timbul dari keluarga sendiri
Keluarga Sakinah Teladan adalah orang- berupa cekcok dengan istri, tapi tidak lama dan
orang yang selalu aktif dalam menunjang tidak sampai berlarut-larut. Beliau
program pemerintah seperti aktif dan mengatasinya dengan dibuat bercanda saja
berpartisipasi dalam kegiatan majelis taklim, biar suasana lekas cair (Mahmudan,
pemberantasan buta huruf Alquran dan huruf wawancara dengan penulis, Rumah pribadi di
latin serta kegiatan Keluarga Berencana (KB), Desa Pucakwangi).
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), Jumat Kedua, menurut Bapak Huda dan Ibu
bersih dan Penanggulangan HIV/AIDS, dan Titik yang namanya keluarga pasti ada
lain-lainnya. masalah. Di keluarganya masalah yang sering
Untuk menjaga keteladanan dan terjadi adalah bertengkar tapi kalau bertengkar
kesinambungan antara Kementrian Agama itu paling karena persoalan anak yang kadang-
dan BP4 dengan Keluarga Sakinah Teladan kadang menangis gara-gara dicubit. Selain itu
tersebut perlu diadakan pembinaan terus tidak pernah. Biasanya ada masalah begitu
menerus di semua tingkatan dengan cara ketika pas lagi keadaan capek setelah dari
antara lain: sawah, jadi mudah emosi. Kemudian mereka
a. Menyertakan Keluarga Sakinah Teladan berdua mengatasinya dengan diam saja, kalau
dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan kelihatannya suami sudah tidak marah baru
oleh BP4 setempat; dikasih tahu. Misalkan suami lagi marah ya
b. Memberdayakan Keluarga Sakinah beliau sebagai istri yang diam begitu pun
teladan untuk turut aktif dan menjadi sebaliknya. Jadi tidak sama-sama marah atau
motor penggerak dalam pembangunan saling angkuh. Kemudian usahanya yang lain
masyarakat dan agama; adalah kalau sedang tidak ada uang Ibu Titik
c. Menyertakan Keluarga Sakinah Teladan sebagai istri ikut membantu cari uang, ya
dalam ke pengurusan BP4 setempat; saling gantian mana yang sedang punya uang.
d. Menyertakan Keluarga Sakinah Teladan Karena rezeki menurut keluarga ini tidak
dalam kegiatan Hari Amal Bakti (HAB) hanya datang dari suami saja. Ibu titik sebagai
Kementrian Agama; istri juga bisa menjadi jalan datangnya rezeki.
e. Menyertakan Keluarga Sakinah Teladan Setelah berusaha dengan bekerja juga mereka
pada peringatan Hari Besar Islam (HBI); imbangi dengan berdoa. Selanjutnya adalah
f. Menyertakan Keluarga Sakinah Teladan dengan mensyukuri pemberian Allah sebagai
dalam kegiatan pemerintah seperti tuhan yang mengatur segala sesuatu dan hidup
102
QONUNI: Jurnal Hukum dan Pengkajian Islam, Vol. 1 No 02 (2021)

apa adanya (Titik, wawancara dengan istri dan suami. Nomor satu adalah
penulis, Rumah pribadi di Desa Pucakwangi). komunikasi. Kalau ada persoalan apapun
harus dibicarakan. Karena ketika ada masalah
Ketiga, keluarga Bapak Taufik. Pada terus disembunyikan maka nanti akan timbul
awalnya problem yang beliau alami adalah soal masalah lain. Jadi ketika menghadapi masalah
ekonomi. Karena baru keluar dari pesantren apapun harus langsung diselesaikan (Anam,
jadi belum punya penghasilan tetap. Upaya wawancara dengan penulis, Rumah pribadi di
pertama yang beliau lakukan adalah dengan Desa Pucakwangi)
berdoa. Kedua berusaha, karena seorang laki- Keenam, keluarga Ibu Sumilah. Beliau
laki wajib menafkahi keluarga. selanjutnya termasuk informan yang paling lama dalam
beliau bicara kepada istrinya kalau ia belum berumah tangga, karena beliau sudah menikah
bisa memberi apa-apa dan Alhamdulillah sejak lulus dari SD. Sampai saat ini upaya yang
istrinya memberi pengertian, sampai istrinya beliau lakukan dalam membangun keluarga
bilang kalau sebagai istri tidak ridho maka sakinah adalah dengan menjalin komunikasi
akan berdosa. Jadi semakin tenanglah dan pengertian kepada semua anggota
perjalanan rumah tangga beliau dan akhirnya keluarganya. Selanjutnya adanya sebuah
sampai bisa dapat pekerjaan tetap. Selain itu prinsip yang menjadi pegangan dari
prinsip yang paling beliau pegang sampai saat keluarganya yang benar-benar ia terapkan
ini adalah adanya saling keterbukaan. Jadi, yakni hidup adanya. Kalau ada rezeki ya
jangan ada dusta di antara kita, Apapun itu. dinikmati bersama, kalau tidak ada ya
Punyamu punyaku dan punyaku punyamu. dinikmati bersama-sama juga (Sumilah,
Jangan sampai suami lebih dulu mendengar wawancara dengan penulis, Rumah pribadi di
sebuah persoalan dari orang lain sebelum Desa Pucakwangi).
mendengar dari istrinya sendiri. Kepada anak Ketujuh, keluarga Bapak Jamuji. Upaya
pun juga seperti itu. Jadi, paling utama bagi beliau adalah sebisa mungkin senantiasa
beliau harus ada kejujuran dan keterbukaan. mendekatkan diri kepada Allah, berharap dan
Kedua, menjaga keharmonisan dalam keluarga berdoa kepada Allah. Apapun yang Allah
dengan berbagai macam cara, salah satunya takdirkan dan berikan kepada keluarganya
adalah dengan salat berjamaah, dan kalau ada diterima dengan lapang dada, yang penting
rezeki lebih dikasihkan ke anak dalam bentuk sudah berusaha mendekatkan diri kepada
hadiah yang sesuai kebutuhan (Taufik, Allah. Di antara upayanya dalam mendekatkan
wawancara dengan penulis, Rumah pribadi di diri kepada Allah adalah dengan bangun
Desa Pucakwangi). malam. Menurutnya dengan semakin dekat
Keempat, keluarga Bapak Abdul Qahar. kepada Allah apapun yang menjadi keinginan
Beliau mengungkapkan usahanya dalam Insya Allah akan diketahui dan dikabulkan-
membangun keluarga sakinah adalah selalu Nya. (Jamuji, wawancara dengan penulis,
belajar untuk merasakan kebahagiaan Rumah pribadi di Desa Pucakwangi)
sekalipun sebenarnya susah. Setelah itu Kedelapan, keluarga Ibu Patemi. Selama
dengan merujuk kembali kepada agama, beliau berumah tangga yang ia terapkan dalam
menanamkan pemahaman agama dengan upayanya membangun keluarga sakinah
sebaik-baiknya kepada anggota keluarga. Baik adalah dengan dipertahankan sebaik mungkin,
itu dari Alquran dan Hadis sampai meneladani menjalin keterbukaan antara sesama anggota
dari pada para salafus sholihin dalam membina keluarga, dan sekecil apapun masalah rumah
rumah tangga. Selanjutnya belajar kepada tangga harus diselesaikan dengan baik
orang-orang yang sudah mengerti. Kemudian (Patemi, wawancara dengan penulis, Rumah
selalu belajar dan berusaha, karena tidak pribadi di Desa Pucakwangi).
mungkin secara tiba-tiba sebuah keluarga bisa Kesembilan, keluarga Bapak Zuhri.
langsung menjadi keluarga sakinah, artinya Menurutnya ketika sebuah keluarga ingin
harus selalu belajar dan mempraktekkan apa menjadi keluarga sakinah harus bekerja keras
yang sesuai Alquran dan sunah-sunah nabi dalam mencari rezeki Allah, menjaga
(Abdul Qahar, wawancara dengan penulis, kerukunan dan kekompakan dalam keluarga.
Rumah pribadi di Desa Pucakwang). Ketika ada masalah tidak menghindar tapi
Kelima, keluarga Bapak Anam. Dalam segera diselesaikan. Itulah yang beliau
upayanya membangun keluarga sakinah, terapkan selama ini dalam upayanya
beliau sebagai kepala keluarga selalu membangun keluarga sakinah (Zuhri,
menerapkan adanya saling keterbukaan antara
103
QONUNI: Jurnal Hukum dan Pengkajian Islam, Vol. 1 No 02 (2021)

wawancara dengan penulis, Rumah pribadi di menyadari bahwa pendidikan formal maupun
Desa Pucakwangi). non formal sangatlah penting. Demikian pula
Kesepuluh, keluarga Bapak Hidayat. kesadaran dalam beragama. Dengan demikian
Upaya beliau sebagai kepala rumah tangga maka masyarakat Desa Pucakwangi dapat
dalam membangun keluarga sakinah adalah menerapkan keluarga sakinah mawaddah wa
dengan membangun komunikasi yang baik rahmah dalam setiap keluarga mereka.
dalam keluarga. Komunikasi antara suami dan
istri, antara orang tua dan anak, begitu pun ANALISIS DATA
sebaliknya. kemudian bekerja keras dalam Pada dasarnya pernikahan bertujuan
mencari rezeki agar bisa memberi nafkah untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga
sebaik-baiknya kepada keluarga (Hidayat, yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Juga
wawancara dengan penulis, Rumah pribadi di untuk menjaga kehormatan diri dan
Desa Pucakwangi). memperoleh keturunan yang baik. Sebab
Dari hasil penyajian data dan olahan dengan adanya akad dalam pernikahan
wawancara di atas, peneliti dapat menjadikan hubungan antara laki-laki dan
menyimpulkan bahwa masyarakat sudah perempuan yang semula haram menjadi halal.
banyak yang memahami akan makna yang Mereka menjadi sepasang suami–istri yang sah
paling mendasar yang menjadi tolok ukur dan bisa memperoleh keturunan yang baik.
keluarga sakinah dan mampu Selain itu dengan menikah seseorang akan
mewujudkannya. Terbukti dengan minimnya merasa tenang dan damai. Karena ada
angka perceraian yang terjadi di Desa pendamping hidup yang selalu setia baik dalam
Pucakwangi ini (lampiran Tubulasi hasil keadaan suka maupun duka. Serta mempunyai
wawancara. Di antara makna yang paling peluang yang besar dalam upaya membangun
mendasar tentang keluarga sakinah yang keluarga sakinah. Akan tetapi semua itu tidak
dipahami oleh masyarakat Desa Pucakwangi akan terwujud bila tidak ada fondasi yang kuat,
adalah: terutama dalam hal agama. Dengan adanya
1. Saling menghormati; ilmu agama yang baik dalam sebuah keluarga
2. Saling pengertian; akan sangat membantu dalam rangka
3. Tenang dan damai; mewujudkan keluarga sakinah.
4. Ekonomi yang cukup; Masyarakat di Desa Pucakwangi
5. Mampu menyelesaikan setiap mayoritas memahami dengan baik seperti apa
permasalahan dengan baik; itu keluarga sakinah beserta komponen-
6. Menjaga komunikasi yang baik; komponennya. Akan tetapi mengapa di Desa
7. Kompak dan rukun; Pucakwangi banyak terjadi kenakalan remaja,
8. Senantiasa menjalankan perintah Allah anak putus sekolah, remaja yang sudah jarang
dan menjauhi larangannya. mengaji, remaja usia sekolah yang sudah
bekerja dan suami yang bekerja sampai ke luar
Namun ada juga keluarga yang belum negeri. Hal ini bisa menjadi salah satu bukti
mampu mewujudkannya karena beberapa bahwa masyarakat di Desa Pucakwangi belum
faktor. Di antara faktor-faktor tersebut adalah: semuanya menerapkan pemahaman mereka
1. Ekonomi yang kurang mapan; tentang keluarga sakinah dengan baik.
2. Kenakalan remaja; Fenomena yang ada selama ini di Desa
3. Kurangnya pengetahuan agama; Pucakwangi seperti menipu, mengapa
4. Tidak punya anak. demikian? Karena banyak keluarga yang
paham dan bisa mengungkapkan kriteria
Peneliti banyak mengetahui setiap mengenai keluarga sakinah tapi dalam
perkembangan yang terjadi karena Desa keluarganya sendiri tidak diwujudkan atau
Pucakwangi adalah tempat kelahiran peneliti. belum terwujud. Banyak juga yang
Peneliti dilahirkan dan dibesarkan di Desa pemahaman keagamaannya kurang, sekalipun
Pucakwangi ini. Sekalipun ketika menginjak semua masyarakat di Desa Pucakwangi ini
usia remaja peneliti sudah jarang berada di beragama Islam.
Desa ini, tapi secara informasi peneliti masih Maka dari itu, betapa pentingnya
sering mengetahui perkembangannya lewat bimbingan terhadap keluarga untuk mencapai
orang tua maupun teman-teman. Jadi menurut cita-cita menjadi keluarga yang sakinah
peneliti, masyarakat Pucakwangi harus bahagia dunia dan akhirat. Seperti yang kita
104
QONUNI: Jurnal Hukum dan Pengkajian Islam, Vol. 1 No 02 (2021)

ketahui bahwa untuk mewujudkan keluarga ketakwaan dan akhlak mulia dalam kehidupan
sakinah tidaklah mudah, butuh kerja keras dan bermasyarakat.
perjalanan yang panjang dalam menjalani lika- 1. Keluarga Pra Sakinah: yaitu keluarga-
liku kehidupan. keluarga yang dibangun atas perkawinan
Sementara penulis dapat simpulkan yang syah dan telah dapat memenuhi
bahwasanya fenomena atau permasalahan kebutuhan spiritual dan material secara
yang ada di masyarakat Desa Pucakwangi, minimal tetapi masih belum dapat
mayoritas masyarakat sudah banyak memenuhi kebutuhan sosial psikologinya
memahami seperti apa itu keluarga sakinah seperti kebutuhan akan pendidikan,
sebagaimana yang tercantum dalam bimbingan keagamaan dalam keluarganya,
Keputusan Menteri Agama. Akan tetapi dalam mengikuti interaksi sosial keagamaan
penerapannya masih perlu dilakukan kontrol dengan lingkungannya. Keluarga sakinah I:
dan pembinaan dari pihak-pihak yang terkait yaitu keluarga-keluarga yang dibangun
seperti pemerintah yang bisa dibantu oleh KUA atas perkawinan yang syah dan di samping
yang ada di kecamatan dan pihak yang telah dapat memenuhi kebutuhan sosial
mempunyai kewajiban untuk membina seperti psikologinya seperti kebutuhan akan
tokoh-tokoh agama serta ustad yang ada di pendidikan, bimbingan keagamaan dalam
Desa Pucakwangi. keluarganya, mengikuti interaksi sosial
keagamaan dengan lingkungannya.
Keluarga sakinah II: yaitu keluarga-
KESIMPULAN keluarga yang dibangun atas perkawinan
Terwujudnya keluarga sakinah yang syah dan di samping telah dapat
merupakan dambaan dan bahkan menjadi memenuhi kehidupannya juga telah
tujuan setiap insan dalam membangun sebuah mampu memahami pentingnya
rumah tangga. Untuk mewujudkannya pelaksanaan ajaran agama serta bimbingan
bukanlah hal yang mudah. Sebab itulah upaya keagamaan dalam keluarga serta mampu
yang dilakukan dalam rangka mewujudkannya mengadakan interaksi sosial keagamaan
haruslah semaksimal mungkin, baik berusaha dengan lingkungannya, tetapi belum
secara batiniyah dengan cara memohon mampu menghayati serta mengembangkan
kepada Allah maupun berusaha secara nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan
lahiriyah dengan berbagai macam cara seperti, akhlakul karimah, infak, zakat, amal jariah,
berusaha memenuhi ketentuan dan perintah menabung dan sebagainya. Keluarga
dari Allah SWT serta Rasul-Nya, saling sakinah III: yaitu keluarga-keluarga yang
memenuhi kewajiban masing-masing, sampai dapat memenuhi seluruh kebutuhan
menaati peraturan yang dibuat oleh para keimanan, ketakwaan, akhlakul karimah
pemimpin, dalam hal ini pemerintah berupa sosial psikologis, dan pengembangan
peraturan dan per undang-undangan yang keluarganya, tetapi belum mampu menjadi
berlaku. suri teladan bagi lingkungannya. Keluarga
Berikut adalah kesimpulan dari skripsi ini sakinah III Plus: yaitu keluarga-keluarga
yang sekaligus menjawab pertanyaan pada yang telah dapat memenuhi seluruh
rumusan masalah bahwa istilah keluarga kebutuhan keimanan, ketakwaan dan
sakinah adalah dua kata yang saling akhlakul karimah secara sempurna,
melengkapi. Kata sakinah sebagai kata sifat kebutuhan sosial psikologis, dan
yang menerangkan sekaligus menyifati kata pengembangannya serta dapat menjadi
keluarga. Dan mempunyai pengertian bahwa suri teladan bagi lingkungannya.
keluarga sakinah adalah keluarga yang 2. Masyarakat Desa Pucakwangi memahami
dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, keluarga sakinah adalah sebuah keluarga
yang terdiri dari suami, istri dan anak, yang yang di dalamnya saling menghormati,
benar-benar diperjuangkan secara bersama- keluarga yang damai, tenang, mampu
sama oleh semua anggota keluarga, yang menyelesaikan setiap permasalahan yang
mampu mewujudkan suasana tenteram dan ada, saling pengertian, adanya
damai di dalamnya. Mampu memenuhi keterbukaan, komunikasi yang baik, rukun,
kebutuhan hidup baik spiritual maupun dan bisa menjalankan perintah Allah serta
material secara layak dan seimbang. Serta menjauhi larangannya dengan baik.
mampu mengamalkan, menghayati dan 3. Berbagai macam upaya dilakukan oleh
memperdalam nilai-nilai keimanan, masyarakat Desa Pucakwangi dalam
105
QONUNI: Jurnal Hukum dan Pengkajian Islam, Vol. 1 No 02 (2021)

mewujudkan cita-cita membangun DAFTAR PUSTAKA


keluarga sakinah. Di antaranya: saling Haryanti, Amelia. 2017. “Penyelesaian
mengingatkan, selalu berusaha Sengketa Pembatalan Pernikahan Karena
menyelesaikan setiap permasalahan yang Adanya Penipuan Status Istri.” Jurnal
ada dengan baik, membangun komunikasi Pendidikan Kewarganegaraan 4(2): 121.
yang baik, menjalin keterbukaan, Iswandi, Andi. 2014. “Penerapan Konsep
kejujuran, selalu menjaga keharmonisan, Tasyir Dalam Sistem Ekonomi Islam.”
mendekatkan diri kepada Allah, Ahkam 14(2141): 245–52.
meneladani Rasulullah SAW dan orang- Kemenag, Dirjen Bimas Islam. 2011. Petunjuk
orang yang telah sukses dalam membangun Teknis Pembinaan Gerakan Keluarga
keluarga sakinah, serta bekerja keras dalam Sakinah. Indonesia.
mencari rezeki. Maharrani, Anindhita. 2021. “Perceraian Di
Indonesia Terus Meningkat.”
Lokadata.id: 1.
SARAN https://lokadata.id/artikel/perceraian-
Dalam proses penelitian serta hasil dari di-indonesia-terus-meningkat (July 5,
penelitian ini pasti sangat banyak kekurangan 2021).
dan masih jauh dari kata sempurna. Akan Nisa’, Anifatul Khuroidatun. 2016. “Konsep
tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan bagi Keluarga Sakinah Perspektif Keluarga
kami untuk memberikan saran-saran yang Penghafal Al Quran.” Universitas Islam
semoga bisa bermanfaat di antaranya bagi: Negeri Malang. http://etheses.uin-
1. Peneliti lain yang ingin mengangkat malang.ac.id/id/eprint/5420.
tema serupa, supaya lebih menitik Syuhud, A. Fatih. 2014. Merajut Rumah
beratkan pada solusi dan pembinaan Tangga Bahagia. Jakarta: Pondok
yang harus dilakukan agar bisa lebih Pesantren Al-Khoirot.
membantu masyarakat dalam upaya Wibisana, Wahyu. 2016. “Pernikahan Dalam
mewujudkan keluarga sakinah. Islam.” Jurnal Pendidikan Agama Islam
2. Kementrian Agama selaku yang - Ta’lim 14(2): 185–93.
mewakili pemerintah dalam adanya http://jurnal.upi.edu/file/05_PERNIKA
pembinaan gerakan keluarga sakinah HAN_DALAM_ISLAM_-_Wahyu.pdf.
haruslah benar-benar melakukan
pembinaan dalam bentuk nyata kepada Haryanti, Amelia. 2017. “Penyelesaian
masyarakat tidak hanya yang berada Sengketa Pembatalan Pernikahan Karena
dekat dengan pusat-pusat kota tapi Adanya Penipuan Status Istri.” Jurnal
masyarakat yang ada di daerah-daerah Pendidikan Kewarganegaraan 4(2): 121.
terutama yang pelosok juga harus Iswandi, Andi. 2014. “Penerapan Konsep
diperhatikan agar cita-cita dan tujuan Tasyir Dalam Sistem Ekonomi Islam.”
pemerintah mengadakan gerakan Ahkam 14(2141): 245–52.
keluarga sakinah dapat terwujud Kemenag, Dirjen Bimas Islam. 2011. Petunjuk
dengan baik sehingga meraih hasil yang Teknis Pembinaan Gerakan Keluarga
maksimal. Sakinah. Indonesia.
3. Masyarakat Desa Pucakwangi, Maharrani, Anindhita. 2021. “Perceraian Di
hendaklah selalu meniatkan bahwa Indonesia Terus Meningkat.”
membina keluarga sakinah adalah Lokadata.id: 1.
salah satu bentuk ibadah, jangan https://lokadata.id/artikel/perceraian-
sampai melupakan fondasi agama yang di-indonesia-terus-meningkat (July 5,
kuat bagi setiap anggota keluarga, dan 2021).
senantiasa mendekatkan diri kepada Nisa’, Anifatul Khuroidatun. 2016. “Konsep
Allah. Insya Allah dengan demikian Keluarga Sakinah Perspektif Keluarga
mampu mengantarkan keluarga Penghafal Al Quran.” Universitas Islam
menjadi sakinah dan sukses dunia Negeri Malang. http://etheses.uin-
akhirat. malang.ac.id/id/eprint/5420.
Syuhud, A. Fatih. 2014. Merajut Rumah
Tangga Bahagia. Jakarta: Pondok
Pesantren Al-Khoirot.
106
QONUNI: Jurnal Hukum dan Pengkajian Islam, Vol. 1 No 02 (2021)

Wibisana, Wahyu. 2016. “Pernikahan Dalam Nama Keluarg


Islam.” Jurnal Pendidikan Agama Islam Informa a Upaya
- Ta’lim 14(2): 185–93. n Sakinah
http://jurnal.upi.edu/file/05_PERNIKA Allah dan kepada
HAN_DALAM_ISLAM_-_Wahyu.pdf. menjauhi Allah
larangann
LAMPIRAN ya
Nama Keluarg Keterbukaa
Informa a Upaya n ,
n Sakinah Anggota dipertahank
Saling Ibu keluarga an dengan
mengingatk Patemi kumpul baik dan
Bapak Saling an dan dan rukun menyelesaik
Mahmuda menghor menyelesaik an semua
n mati an masalah masalah
secara baik- Berke
baik cukupan Menyelesaik
Berdoa, dalam an setiap
Istri diberi
bekerja Bapak segala hal, permasalah
uang
Ibu Titik keras, dan Zuhri saling an dan
belanja
istri juga pengertia bekerja
setiap hari
bekerja n dan keras
Tenang rukun
Kejujuran,
dan Tena Membangu
Keterbukaa
mampu ng, tidak n
Bapak n, dan
menyelesa Bapak banyak komunikasi
Taufik menjaga
ikan Hidayat masalah, yang baik
keharmonis
permasala kompak dan bekerja
an
han dan rukun keras
Saling Sumber: Hasil Wawancara Penelitian
pengertia
n dan
Memperkua Jumlah Perceraian
selalu
Bapak t Agama, Tahun 2014-2016
berusaha
Abdul selalu 365.633
menyelesa
Qahar berusaha 347.256
ikan
Perceraian

344.237
dan belajar.
setiap
permasala
han
Memba 2014 2015 2016
Komunika ngun Tahun
si yang komunikasi
Bapak baik dan yang baik Sumber: BPS, 2016
Anam saling dan
pengertia menyelesaik
n an setiap
masalah
Tidak ada
masalah
Ibu Hidup apa
dan saling
Sumilah adanya
pengertia
n
Bisa Mendekatka
Bapak menjalank n diri,
Jamuji an semua berdoa, dan
perintah berharap
107

Anda mungkin juga menyukai