BAB I
PENDAHULUAN
yang terdiri dari suami-istri dan anak-anaknya yang tenang, damai, saling
beragama dan berbudaya dalam membentuk keluarga. Hal ini dapat dikaji
1
2
mawaddah, warohmah tersebut. Menurut Oakley (1972) dalam. “sex gender and
society ” , gender berarti perbedaan yang bukan biologis dan bukan kodrat
Tuhan. Perbedaan biologis adalah perbedaan jenis kelamin (sex) yang merupakan
kodrat Tuhan dan oleh karenanya secara permanen berbeda. Sedangkan gender
yang diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses sosial dan
kultural yang panjang. Oleh karena gender itu berubah dari masa ke masa.
kaitan interaksi perempuan dan laki-laki yang saat ini pun dijadikan diskursus
yang aktual dan hangat diseluruh lapisan masyarakat sebenarnya dapat di kaji
Saat ini muncul berbagai wacana kontroversial tentang relasi yang menyangkut
gender yaitu :
aspek-aspek pembagian kerja antara antara perempuan dan laki-laki, peluang dan
laki-laki dalam lembaga formal dan informal dan pola pengambilan keputusan
Selama ini, urusan keluarga sakinah tidak terlalu dipedulikan, dan tidak
terdata dengan baik. Data yang seringkali menjadi rujukan tentang keluarga pada
umumnya diambil dari BKKBN dan BPS, berupa data keluarga sejahtera dan pra-
Kantor Urusan Agama, menjadikan kepala KUA mempunyai peran strategis untuk
tugasnya meningkat.
ini, mengingat : Pertama, Kepala KUA adalah Ketua BP-4, yang dalam tugas
Kedua, Kepala KUA sebagai tokoh masyarakat. Ia selalu menjadi pejabat penting
penghulu mempunyai staf yang bertugas sebagai pembina keluarga sakinah, yaitu
penghulu, pelaksana bidang keluarga sakinah, dan para pembantu penghulu yang
Maka peran yang dilakukan oleh Kepala KUA tersebut, sangat penting
kepada orang lain untuk meningkatkan status keluarga sakinah yang terdapat di
Kecamatan Pasirwangi. Mengingat selama ini data dan fakta keluarga sakinah
selalu diasosiasikan sebagai keluarga sejahtera dan data yang diperoleh adalah
data fisik yang tentu saja berbeda dengan keluarga sakinah yang menempatkan
dengan sebaik-baiknya. Pada hakekatnya ada tiga tugas yang diemban oleh
NR
dan Kepenghuluan
masyarakat yang mencakup semua langkah yang tepat dalam melaksanakan tugas
dan kondisi sasaran. Agenda ini dilaksanakan untuk menciptakan kerangka aturan
C. Identifikasi Masalah
administrasiannya?
D. Rumusan Masalah
tulis ini adalah “Bagaimana peran pengadiministrasian nikah dan rujuk dalam
Kabupaten Garut”.
E. Pokok Masalah
F. Kerangka berfikir
secara universal adalah pemindahan sebagian besar fungsi keluarga pada unit
kebutuhan emosional, pendidikan dan agama akan dipenuhi dalam keluarga inti.
Kantor Urusan Agama (KUA) adalah unit kerja terdepan Kemenag yang
Dikatakan sebagai unit kerja terdepan, karena KUA secara langsung berhadapan
dengan masyarakat. Karena itu wajar bila keberadaan KUA dinilai sangat urgen
Nopember 1946.
Ini sekali lagi, menunjukan peran KUA sangat strategis, bila dilihat dari
Konsekuensi dari peran itu, secara otomatis aparat KUA harus mampu mengurus
itu, KUA juga dituntut betul-betul mampu menjalankan tugas dibidang pencatatan
nikah dan rujuk (NR) secara apik. Pelayanan ini merupakan tugas pokok KUA,
warahmah.
tugas lainnya seperti mengurus dan membina tempat ibadah umat Islam (masjid,
dan ibadah sosial, pangan halal, kemitraan umat Islam kependudukan serta
Haji tahun 2006 di Jakarta menyepakati KUA diikutsertakan sebagai pelayan haji
kepada masyarakat dan calon jemaah haji. Ini dimaksudkan agar KUA secara
perhajian.
9
Begitu penting dan strategisnya peran dan fungsi KUA, maka tidaklah aneh
terhadap peran dan fungsinya itu. Bahkan pemerintah sendiri berharap besar KUA
Adapun peran KUA selama ini antara lain : Pelayanan bidang administrasi.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini terdiri dari 4 (empat) BAB yang terdiri dari :
pokok dan fungsi satuan kerja pengadministrasi nikah dan rujuk, identifikasi
penulisan.
pemecahan masalah.
BAB II
A. Keadaan Sekarang
nikah dan rujuk di Kantor Urusan Agama mungkin dianggap sebagai sesuatu yang
kurang mendapat perhatian, sehingga pada saat ada pengusulan kenaikan pangkat
nikah dan rujuk merupakan modal utama untuk dapat melaksanakan tugas pokok
dan fungsi pengadministrasian nikah dan rujuk secara efektif, kreatif dan inovatif,
apalagi fungsi pengadministrasian nikah dan rujuk tidak sekedar menjadi tukang
(guru ngaji, ceramah, khutbah, memimpin doa dan lain-lain). Lebih dari itu
rujuk dituntut dapat memahami dan menjalankan administrasi nikah dan rujuk
10
11
pelaksana administrasian .
baik tingkat terampil, Ahli pertama maupun tingkat yang lainnya agar bisa
mengelola administrasi nikah dan rujuk secara terstruktur dan konsisten dalam
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis
Garut saat ini kurang mendapat perhatian oleh pelaksana administrasi disebabkan
karena mereka kurang aktif dan kurang memahami betul masalah administrasi
nikah dan rujuk. Ada bagi sebagian pengadministrasi nikah dan rujuk
B. Pemecahan Masalah
Islam.
12
2. Untuk memudahkan setiap ada pengajuan kenaikan pangkat dan golongan
maka :
administrasian.
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
mencapai suatu tujuan. Untuk itu pengadministrasi nikah dan rujuk Islam agar
diskusi.
rencana kerja operasional dan menyusun konsep tetulis materi bimbingan atau
14
B. Saran-saran
dalam membuat laporan ataupun ditiap ada pengurusan kenaikan pangkat dan
C. Implikasi
dan pelaksana administrasian agama bagi pengadministrasi nikah dan rujuk sangat
erat kaitannya, sebab administrasi nikah dan rujuk merupakan pedoman bagi
D. Daftar Pustaka
16
Propinsi Jawa Barat Bidang pendidikan Agama Islam Pada Masyarakat dan
Depag RI, Balitbang dan Diklat Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan, Jakarta
2007.
rujuk dan Angka Kreditnya, Depag RI, Biro Kepegawaian Sekretariat Jendral,
Jakarta 2003.
17
BAB I
PENDAHULUAN
18
BAB II
BAB III
PEMBAHASAN
20
BAB IV
KESIMPULAN
21