Anda di halaman 1dari 50

PEMBELAJARAN KLINIK

Dr. H. Ma’mun Sutisna, Drs., S.Sos., M.Pd.

09/26/2020
TUJUAN SESI
1. Menjelaskan permasalahan pendidikan bidan di indonesia
2. Menidentifikasi Permasalahan pembelajaran di klinik
3. Menjelaskan pengertian pembelajaran klinik itu
4. Menjelaskan Tujuan pembelajaran klinik
5. Menguraikan kriteria tempat praktik klinik yang baik, di kampus
maupun di lahan praktek
6. Menjelaskan Sumberdayamanusia yang terlibat dalam
pembelajaran klinik
7. Menguraikan proses pembelajaran klinik dilaksanakan
8. Mengambarkan mekanisme dan siklus prakatik klinik
9. Menjelaskan sistem pembelajaran klinik kebidanan ?
10. Menjelaskan model-model pembeajaran klinik

09/26/2020
POKOK MATERI

 PengertianPembelajaran Klinik/Lab
 Sistem Dan Tujuan Pembelajaran
Klinik
 Lingkungan Belajar Klinik /Lab Yang
Kondusif

09/26/2020
PENDAHULUAN
1. Hasil : SDKI & SP MENGENAI AKI

iNDIKATOR ACUAN SAAT INI TARGET TARGET MDG.


DASAR RPJMN (2015)
(2014)

AKI per 100.000 390 SP 2010 :259 118 102


kelahiran hidup (19910 SDKI 2012 : 359

Pertolongan 40,70 % SP 2010: 83,1% 90% 905


persalinan dengan (1992) SDKI 2012: 63 %
nakes

Sumber: Anung Sugihartono; Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak.
Kompas 21 April 2014
Apa Permasalahan Pendidikan Bidan di Indonesia ?

1. Terbatasnya pengalaman yg diturunkan kepada


mahasiswa
2. Kurang baiknya pengawasan klinik kepada
mahasiswa
3. Terbatasnya partisipasi dosen di lapangan/lahan
praktek
4. Terbatasnya pemenuhan standar praktek yang
aman
5. Tidak seimbangnya jumlah lulusan dengan
kebutuhan tenaga bidan di lapangan
Sumber: Dr Laura Gurenti-Medical Officer, MPS, WHO Indonesia- in South East Asia
Nursing & Midwifery Educational Institusions Network, India, 2007.

Inti dari 5 permasalahan di atas adalah berkaitan dengan


proses/Metode pembelajaran di klinik!
PERMASALAHAN PEMBELAJARAN DI KLINIK!

1. Beberapa kondisi lahan praktik belum memenuhi


standar
2. Pembimbing lahan praktik yang belum memenuhi
standar
3. Proses preseptoring dan mentoring yang belum
terlaksana sesuai dengan harapan
4. Kurangnya Strategi Pembelajaran dalam Praktik Klinik
5. Metode Pembelajaran Klinik Yang Kurang Sesuai
Kebutuhan
6. Sarana dan Prasarana dalam praktik klinik kurang
mendukung
7. Melaksanakan evaluasi/ umpan balik untuk melakukan
perbaikan
 6
Apakah Pembelajaran klinik itu?
 Pembelajaran klinik adalah intervensi utama unt
meningkatkan kinerja terhdp pengetahuan &
keterampilan klinik sesuai kurikulum yg akan dicapai
sampai kompeten.

 Salah satu dari tantangan pembelajaran klinik,


terutama ketika pembelajaran/praktek dilakukan diluar
kampus, ialah bagaimana cara memastikan terjadinya
transfer pembelajaran dari kelas ke tempat
kerja/tempat praktek klinik

7
PEMBELAJARAN KLINIK

 Pembelajaran praktisi klinik adalah suatu


bentuk pengalaman belajar profesional
yang menekankan pada pentingnya
klien, mahasiswa dan konteks
situasional proses pembelajaran terjadi.

09/26/2020
TUJUAN PEMBELAJARAN KLINIK

mahasiswa mendapat pengalaman


melaksanakan asuhan kebidanan pada :
 Ibu hamil
 Ibu bersalin
 Ibu nifas

 Bayi baru lahir dan tumbuh kembang anak


 Pelayanan Keluarga Berencana

 Dapat melakukan pendokumentasian asuhan


kebidanan dalam bentuk Manajemen
Kebidanan

09/26/2020
KRITERIA TEMPAT PRAKTIK
A. Laboratorium kelas
a. Laboratorium KDPK

b. Laboratorium kebidanan
 Lab. Antenatal

 Lab. Intranatal

 Lab. Post natal

 Lab. Bayi

 Lab, Senam hamil/ senam nits

 Lab. Konseling

 Lab. Kesehatan reproduksi dan keluarga

berencana

09/26/2020
KRITERIA TEMPAT PRAKTIK

B. Lahan praktik
1) Mempunyai kasus sesuai dengan target
kompetensi yang ditetapkan baik jumlah maupun
jenisnya
2) Memberi pelayanan kesehatan sesuai standar
profesi.
3) Tersedianya sarana dan prasarana bimbingan
antara lain ruang diskusi dan ruang seminar
4) Memiliki pembimbing klinik sesuai dengan profesi
dan kualifikasi

09/26/2020
KRITERIA TEMPAT PRAKTIK

5) Mempunyai naskah kesepahaman (MoU) yang


telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam
pendayagunaan berbagai fasilitas lahan praktik
6) Keterjangkauan jarak tempuh yang dapat ditempuh
oleh mahasiswa
7) Tersedianya rasio mahasiswa dan pasien yang
memadai
8) Lokasi lakan praktik masing-masing semester
9) Penghitungan waktu praktik masing-masing
semester

09/26/2020
Sumberdaya pembelajaran klinik

 Seperti diperlihatkan dalam tabel, ada


tiga individu utama dalam proses
transfer pembelajaran/praktek klinik :
 Pembimbing klinik dari sekolah
 Pembimbing klinik dari lahan praktek

 Mahasiswa

13
Proses pembelajaran klinik
Sebelum Selama Sesudah
Praktek Praktek
• Mengidentifikasi kebutuhan mahasiswa untuk kepentingan Memantau Mengeavaluasi
Pembimbing praktik ( membuat proposal yang akan diberikan ketempat keterampilan pencapaian
kampus praktik yang dicapai peserta didik
•Membahas kebutuhan yang akan dibawa oleh mahasiswa mahasiswa
( lembar kerja, daftar tilik dan format pencapaian praktik
klinik)
•Membahas tujuan prakrek klinik dengan pembimbing klinik
dan menunjukkan hasil kompetensi mahasiswa di model
• mempersiapkan administrasi yang dibutuhkan pada praktek
klinik

•Melaksanakan pembuatan jadual praktek klinik Selalu Mengevaluasi


Pembimbing •Melaksanakan pengarahan sebelum dimulainya praktik klinik Mendampingi pencapaian
klinik •Membimbing pada saat mahasiswa praktik mahasiswa kompetensi
selama praktek mahasiswa ( di
klinik model)

•Mempersiapkan diri untuk belajar keterampilan Selalu Mengevaluasi


Mahasiswa •Memanfaatkan waktu untuk praktek klinik semaksimal memotivasi diri semua kegiatan
mungkin sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan untuk mencapai yang telah
kompetensi lain yang ada ditempat praktek klinik tersebut kompetensi dilakukan.
keterampilan yang Tercapai/tdk 
dilakukan seseuai dg
kompetensi dengan
pembimbing
14
Semester I : Semester II :
Lab Kelas & Lab Klinik Laboratorium Kelas
-KDPK Laboratorium Klinik
- Konsep kebidanan -Kesehatan Reproduksi
- KIP/K
- Gizi dalam Kespro
- Askeb I

Semester IV :
Lab Kelas dan lab klinik : Semester III :
-Askeb IV Laboratorium Kelas
- Pelayanan KB Laboratorium Klinik
Praktik Klinik (PKK I) -Askeb I
Askeb komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, - Askeb II
neonatus, bayi dan balita normal dengan bimbingan - Askeb III
penuh - Askeb Neonatus, bayi dan Balita

Semester V :
Lab Kelas dan lab klinik : Semester VI :
-Askeb IV, mutu dan manajemen pelay. Kebid. Lab Klinik (PKK III) :
-Askeb komprehensif normal & bermasalah
Praktik Klinik (PKK II)
-Askeb komprehensif pada ibu hamil, secara mandiri di klinik dan masyarakat
- Mutu pelay kebidanan
bersalin, nifas, neonatus, bayi baru lahir
- Organisasi dan manaj. Pelay. kebidanan
normal dgn bimb sewaktu bermasalah dgn
bimb penuh
- Asuhan kebidanan komunitas
- 09/26/2020
Pelayanan KB
Mekanisme dan Siklus Prakatik
1.
Persiapan
teori

6.
2.
Evaluasi &
laboratorium
tindak lanjut

5. 3.
Pertemuan Pertemuan
pascaklinik praklinik

4.
Praktik klinik

09/26/2020
Persiapan teori

berupa kegiatan penggalian informasi


teoristis dan pengalaman mahasiswa yang
berkaitan dengan program pembelajaran
praktik yang akan dilaksanakan, termasuk
informasi tentang lingkungan kerja di klinik
dimana mahasiswa akan melaksanakan
praktik klinik.

09/26/2020
Laboratorium
1. Proses pembelajaran yang memberi kesempatan
kepada mahasiswa mengaplikasikan teori dan
konseptual model yang mendukung pembelajaran
pratikum di laboratorium.
2. Proses pembelajaran di laboratorium menggunakan
berbagai metoda, antara lain simulasi, pemecahan
masalah dan demonstrasi dengan peralatan yang
dibutuhkan.
3. Kegiatan ini dilaksanakan untuk melatih keterampilan
mahasiswa sampai kompeten dengan menggunakan
alat peraga dan atau antar mahasiswa tersebut.

09/26/2020
Pertemuan Pra Klinik
1. Kegiatan pembelajaran dimana pembimbing
memberikan infomasi dan membahas kasus-kasus
terpilih dan tersedia di lahan praktik sesuai dengan
kompetensi yang ditetapkan.

2. Pada kesempatan ini juga diinformasikan tentang


strategi pembimbingan, metoda dan sistem penilaian
pembelajaran praktik yang akan digunakan.

09/26/2020
Praktik Klinik
1. Praktik klinik adalah kegiatan pembelajaran praktik dengan
menggunakan target kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa
pada situasi nyata sesuai dengan waktu yang di jadwalkan.
2. Pembelajaran praktik ini memberi kesempatan kepada mahasiswa
mendapatkan pengalaman nyata dalam mencapai kompetensi yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas-tugas tertentu.
3. Dalam proses pembelajaran praktik mahasiswa mengembangkan
tanggungjawab profesi, berfikir kritis, kreatifitas, hubungan
interpersonal, pemahaman terhadap profesi, pemahaman aspek
sosial budaya dan mengaplikasikan teori ke dalam praktik klinik.

09/26/2020
Evaluasi dan tindak lanjut

1. Pembimbing melakukan evaluasi terhadap


pelaksanaan dan pencapaian kompetensi
praktik klinik yang ditetapkan dan dapat
memberikan umpan balik kepada institusi
pendidikan dan lahan praktik.
2. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh makasiswa
dan pembimbing klinik.

09/26/2020
ISU-ISU DI LAHAN PRAKTEK
 Perbandingan rasio antara preseptor atau mentor dengan jumlah
mahasiswa yang praktek.
 Job description seorang pembimbing klinik yang masih tumpang tindih
dengan tugas fungsional di tempat kerjanya.
 Pelatihan-pelatihan yang kurang bagi seorang pembimbing klinik
 Kolaborasi pembimbing akademik dan klinik yang belum singkron turut
mempengaruhi kualitas dari proses pembimbingan klinik
 Mahasiswa kurang mendapatkan bimibingan yang maksimal: (bed side
teaching tentang anamnesa, pemeriksaan fisik, atau dalam hal
mengevaluasi laporan praktik mahasiswa, beberapa pembimbing cenderung
,mengevaluasi, secara formalitas, tidak mengobservasi secara langsung
tentang kebenaran tindakan kebidanan yang dilakukan mahasiswa terhadap
pasien
 Kualifikasi pendidikian seorang pembimbing klinik belum ada standirasasi
apakah dilakukan oleh bimbingan klinik dengan pendidikan diploma 1,
diploma 3, diploma 4,atau S1.
PKK
 Praktik Kebidanan I (Hamil, bersalin, nifas, KB,
Neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Normal)
 Praktik Kebidanan II (Asuhan kebidanan
komunitas, Kesehatan Reproduksi dan
kegawatdaruratan Maternal neonatal)
 Praktik Kebidanan III (Praktik Komprehensif)

09/26/2020
Praktik Klinik Kebidanan I (PKK I)

 pertengahan semester IV, telah dibekali


dengan pengetahuan dan keterampilan
tentang konsep fisiologis dalam kebidanan.
 Fokus utama pencapaian kompetensi adalah
dalam penanganan kasus-kasus fisiologis
dalam kebidanan.
 Bimbingan dilakukan dengan konsep
preseptorship dan kerja sama yang baik
antara pembimbing institusi pendidikan dan
pelayanan
09/26/2020
Praktik Klinik Kebidanan II (PKK II)

 Dalam PKK II pelaksanaan praktik difokuskan


kepada permasalahan kasus-kasus patologis
dalam kebidanan, dalam proses pembelajaran
peserta didik sudah mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan patologis.
 PKK II dilakukan pada semester V.
 Bimbingan dilakukan dengan konsep
preseptorship dan adanya kerja sama yang
baik antara pembimbing institusi pendidikan
dan pelayanan
09/26/2020
Praktik Klinik Kebidanan III (PKK III)

 PKK III dilaksanakan pada semester VI,


mengintegrasikan seluruh kompetensi yang
telah diperoleh sebelumnya sebagai kandidat
bidan.
 mampu menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan.
 Konsep bimbingan yang dilakukan adalah
mentorship dengan pengawasan dan supervisi
dari pembimbing institusi yang ditunjuk.

09/26/2020
PROSES PEMBELAJARAN PRAKTIK
KLINIK
a. Pengelompokkan Mahasiswa
Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil dan memilih
preseptor/ mentor yang akan membimbingnya.

b. Orientasi lokasi tempat praktik


a. menjadwalkan orientasi selama 45-60 menit sebelum
sesi klinik pertama.
b. Preseptor harus siap menginformasikan kepada
mahasiswa mengenai jadwal praktik dan tanggal-
tanggal khusus atau aktivitas-aktivitas mendatang
yang perlu untuk diantisipasi.
27
c. Pertemuan Pra Klinik
c. Preseptor dan mentor harus memulai setiap
sesi klinik dengan pertemuan 15-30 menit
untuk menyiapkan mahasiswa
d. Pertemuan pra klinik harus dilakukan di tempat
yang jauh dari area pelayanan klien (ruangan
khusus).

28
Selama pertemuan tersebut,
preceptor/ mentor harus:

1. Menerima mahasiswa dengan baik.


2. Membahas kontrak belajar untuk hari itu.
3. Memberikan tugas dan menunjuk klien
untuk masing-masing mahasiswa.
4. Menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan mahasiswa.

29
d. Pertemuan pasca klinik

1. 45-60 menit
2. Kesempatan bagi para mahasiswa dalam
berbagi pengalaman dari hari itu dan
mendiskusikan secara terbuka setiap kesulitan
yang ditemui.
3. Kesempatan preceptor untuk memuji mahasiswa
yang memiliki kinerja yang baik
4. Mahasiswa harus meninggalkan pertemuan
pasca klinik dengan perasaan dihormati dan
mendapat dukungan untuk upayabelajar mereka.
30
Selama pertemuan preceptor harus:

1. Mengkaji tujuan hari itu dan kemajuan yang diperoleh


2. Bertanya pada para mahasiswa mengenai kasus saat
itu, terutama kasus yang menarik atau sulit
3. Menjawab pertanyaan mengenai situasi atau klien
4. Melakuakn praktik tambahan dengan model atau
simulasi, jika diperlukan.
5. Mengkaji ulang dan mendiskusikan tugas kelompok
6. Merencanakan sesi klinik selanjutnya, memberitahu
mahasiswa jika ada perubahan dan jika diperlukan.

31
Pelayanan antenal

1. pelayanan berkualitas tinggi. Menyeluruh dan


didasarkan pada bukti ilmiah (evidence-
based).
2. mahasiswa diijinkan untuk menghabiskan
waktu, 30-45 menit dengan satu orang klien. /
3. Akan lebih menguntungkan bila mahasiswa
mengelola 3 – 5 klien dalam satu shiftdengan
kualitas tinggi daripada 15 klien tetapi tidak
melakukan asuhan secara lengkap.

32
 Pada awal rotasi, preceptor harus hadir
dalam pencatatan riwayat, konseling dan
pemeriksaan atau pemeriksaan fisik dan
ia harus membantu mahasiswa menulis
catatan SOAP.
 preceptor harus mengkaji kembali
rencana asuhan dengan mahasiswa
sebelum klien pulang.
 mengkaji semua catatan SOAP
33
Pelayanan Intrapartum

 Mahasiswa harus ditugasi untuk melayani satu klien.


 Pelayanan ini mencakup banyak aspek seperti
komunikasi dengan klien, memonitor persalinan,
memberi dukungan pada saat persalinan,
menggunakan partograf membantu persalinan,
menjahit robekan, melakukan monitoring dan
pelayanan postpartum dini, asuhan pada bayi baru
alhir, dan mendokumentasikan semua kegiatan.
 Preseptor hadir
 Tidak lebih dari 1 mhs yg mengamati/membantu

34
 Pada saat mahasiswa menolong persalinan,
preceptor harus siap berdiri di sisi tempat
tidur, memakai sarung tangan dan peralatan
perlindungan pribadi untuk dapat
memberikan bantuan segera jika diperlukan.
 semakin terampilnya mahasiswa dengan
tidak memakai sarung tangan tetapi tetap
siap untuk membantu atau mengambil alih
jika diperlukan.

35
Pelayanan Postpartum

 Pada saat bimbingan mahasiswa pada


klien postpartum, preceptor harus hadir
pada sesi konseling awal dan
pemeriksaan fisik .
 mahasiswa harus mengunjungi klien
dirumah selama minggu pertama
postpartum untuk follow-upasuhan yang
diberikan

36
Asuhan bai baru lahir
 jika memungkinkan, mahasiswa juga harus
mengunjungi bayi baru lahir di rumah selama
minggu pertama kehidupannya yang dilakukan
bersamaan kunjungan potpartum baik di klinik
maupun di rumah, mahasiswa harus memiliki waktu
yang cukup untuk menyelesaikan suatu
pemeriksaan fisik yang menyeluruh, memberikan
pendidikan mengenai asuhan bayi baru lahir dan
pemberian ASI kepada keluarga dan
mendokumentasi asuhan yang dilakukan dalam
catatan SOAP

37
Mengembangkan rencana untuk rotasi
 skenario,satu mahasiswa diberi
tanggung jawab untuk seorang klien dan
ia harus bertanggung jawab penuh
untuk asuhan terhadap klien.
1. Tahap awal (PRECEPTORSHIP) :
Para mahassiwa berpraktik dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri
dari 3-5 mahasiswa
38
1. Tahap awal (PRECEPTORSHIP) :
Para mahassiwa berpraktik dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri
dari 3-5 mahasiswa

Skenario
Skenario
 1 :
… Lokasi rumah sakit atau
puskesmas, 2 preseptor
 Skenario 2 : Lokasi rumah sakit atau
puskesmas, dengan 1 (satu) preseptor
 Skenario 3 : Bidan Praktik Swasta (BPS),
dengan 1 (satu) preseptor
 Skenario 4 : Sistem blok, semua lokasi
tempat praktik, dengan 2 (dua) preseptor

39
2. Tahap kandidat (MENTORSHIP) :
Mentoring (satu mahasiswa dengan satu mentor)

 Lokasi rumah sakit, 1-2 mahasiswa per


mentor
 Para mahasiswa yang ditunjuk untuk bekerja
dengan seorang mentor di puskesmas
mahasiswa tidak diperkenankan membantu
persalinan jika mentor tidak ada (misalnya
jika mahasiswa tinggal di puskesmas, ia
tidak boleh dipanggil untuk persalinan di shift
malam kecuali jika mentornya juga hadir).
40
 Bidan Praktik Swasta, 1-2 mahasiswa per
mentor
 BPS merupakan lokasi ideal untuk semester akhir
program
 mahasiswa akan memperoleh pengakuan sebagai
seorang Bidan dengan lingkup praktik profesi
secara penuh
 Dalam banyak kasus, mentor juga bekerja di
Puskesmas pada pagi hari dan jika memungkinkan
mahasiswa dapat menemani mentor ke Puskesmas.
Jika kasus tersedia dan memungkinkan, 2
mahasiswa dapat dibimbing oleh satu mentor
41
Strategi Bimbingan Jika Tidak Ada Kasus

 mahasiswa dapat difasilitasi untuk


melakukan pembelajaran dalam bentuk
lain seperti membaca, melakukan studi
kasus dengan catatan SOAP, review
keterampilan di model, mendiskusikan
topik khusus, analisis kasus dari
status/laporan klien atau melakukan
aktifias belajar lainnya.

42
Memonitor pengalaman klinik

 Segera setelah rotasi klinik dimulai, koordinator praktik


institusi Diploma III Kebidanan harus memonitor
jalannya rotasi
 Mengadakan pertemuan dengan seluruh preseptor
setiap 2 minggu, preseptor / mentor juga harus
diyakinkan kembali bahwa ia dapat menghubungi
koordinator praktik kapan saja jika muncul kesulitan
atau masalah
 Jika mungkin, koordinator praktik harus mencoba
mengunjungi lokasi praktik satu kali selama rotasi klinik
 Koordinator praktik juga harus mengamati sesi pra
klinik, pasca-klinik dan sesi praktik.
43
Mengevaluasi pengalaman klinik

 rotasi selesai, para mahasiswa dan


preseptor/mentor harus diberi kesempatan
untuk mengevaluasi pengalaman klinik
 tentang kemajuan praktik, kendala dan
usul/saran dari mahasiswa.
 Para mahasiswa harus mengevaluasi
preseptor/mentor dan lokasi tempat praktik.
 Preseptor/mentor harus mengevaluasi lahan
praktik dan dukungan yang mereka terima dari
institusi Diploma III Kebidana
44
Evaluasi Pembelajaran Praktik Klinik

 Institusi Pendidikan Kebidanan harus


mampu meluluskan mahasiswa yang
proficient sehingga dapat memberikan
pelayanan kebidanan yang berkualitas.
 Evaluasi dilakukan baik secara formatif
maupun sumatif

45
MONITORING DAN EVALUASI

1. Evaluasi PRECEPTORSHIP / MENTORSHIP


 Evaluasi program pembelajaran praktik dilaksanakan dalam 2 (dua)
tahap, yaitu :

 Evaluasi mid-term/evaluasi pertengahan program bertujuan untuk


menilai terlaksananya tujuan pembelajaran praktik yang sedang
berjalan dan mengidentifikasi permasalahan serta kendala yang
terjadi selama kegiatan bimbingan sehingga dapat segera diatasi
sebelum berakhirnya program tersebut.
 Evaluasi akhir Program bertujuan menilai terlaksananya tujuan
pembelajaran praktik secara keseluruhan sehingga dapat dijadikan
bahan pertimbangan untuk perbaikan atau peningkatan pada
program selanjutnya.

46
2. Pembinaan difokuskan pada :
 Kemampuan PRECEPTORSHIP /
MENTORSHIP dengan menggunakan
check list Pedoman Penilaian Diri yang
dapat dilakukan oleh preseptor/mentor
sendiri atau di antara preseptor/mentor
(peer group).

47
PEMBENTUKAN KOMPETENSI KLINIK

Sistem Pembelajaran Klinik


Kebidanan

Kondisi Pembimbing/ Proses Strategi Metode Sarana dan Evaluasi/


Lahan preseptor mentoring Pembelajaran Pembelajaran Prasarana Umpan
Praktik Klinik Klinik Klinik Balik
MODEL-MODEL PEMBEAJARAN KLINIK

1. Pre/post conference
2. Replective learning
3. Case presentation
4. World tour/Field Trip
5. Coaching  Praktik pembelajaran klinik
6. Visite
7. Bimbingan pengembangan keterampilan
8. Supervisi praktek klinik
9. Bimbingan klinik
10. Preseptoring & Mentoring
11. BedSide Teaching
 49
TERIMA KASIH

09/26/2020

Anda mungkin juga menyukai