Anda di halaman 1dari 1

A.

Latar Belakang

Data Statistik perkawinan di KUA Kecamatan Cimahi Tengah per tahun rata-rata mencapai1.100 pasang.
Suatu angka yang sangat fantastis dan sangat berpengaruh terhadap kemungkinanadanya perubahan-
perubahan sosial masyarakat. Baik buruknya kualitas sebuah keluarga turutmenentukan baik buruknya
sebuah masyarakat. Jika karakter yang dihasilkan sebuah keluarga itu baik, akan berpengaruh baik
kepada lingkungan sekitarnya, tetapi sebaliknya jika karakter yangdihasilkan tersebut jelek, maka akan
berpengarug kuat kepada lingkungannya dan juga terhadaplingkungan yang lebih besar bahkan tidak
tidak mustahil akan mewarnai karakter sebuah bangsa.Suatu masyarakat besar tentu tersusun dari
masyarakat-masyarakat kecil yang disebutkeluarga. Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, memiliki
peran penting dalam mewujudkanharmonisasi di dalam keluarga. Sebuah keluarga dapat disebut
harmonis apabila memiliki indikasimenguatnya hubungan komunikasi yang baik antara sesama anggota
keluarga dan terpenuhinyastandar kebutuhan material dan spiritual serta teraplikasinya nilai-nilai moral
agama dalam keluarga.Inilah keluarga yang kita kenal dengan sebuatan keluarga sakinah.Kualitas sebuah
perkawinan sangat ditentukan oleh kesiapan dan kematangan kedua calon pasangan nikah dalam
menyongsong kehidupan berumah tangga. Perkawinan sebagai peristiwasakral dalm perjalanan hidup
dua individu. Banyak sekali harapan untuk kelanggengan suatu pernikahan namun di tengah perjalanan
kandas yang berujung dengan perceraian karena kurangnya persiapan kedua belah pihak yaitu suami
istri dalam mengarungi rumah tangga. Agar harapanmembentuk keluarga bahagiadapat terwujud, maka
diperlukan pengenalan terlebih dahulu tentangkehidupan baru yang akan dialaminya nanti. Sepasang
calon suami istri diberi informasi singkattentang kemungkinan yang akan terjadi dalam rumah tangga,
sehingga pada saatnya nanti dapatmengantisipasi dengan baik paling tidak berusaha wanti-wanti jauh-
jauh hari agar masalah yangtimbul kemudian dapat diminimalisir dengan baik, untuk itu bagi usia nikah
atau catin sangat perlumengikuti pembekalan singkat (short coerse) dalam bentuk kursus calon
pengantin (suscatin) dan parenting yang merupakaan salah satu upaya penting dan strategi.Kursus pra
nikah menjadi sangat penting dan vital sebagai bekal bagi kedua calon pasanguntuk memahami secara
subtansial tentang seluk beluk kehidupan keluarga dan rumah tangga.Kursus pra nikah bagi remaja usia
nikah dan calon pengantin merupakan salah satu solusi dankebutuhan bagi masyarakat untuk mengatasi
ataupun mengurangi terjadinya krisis perkawinan yang berakhir pada perceraian.Sebagai dasar
penyelenggaraan kursus pra nikah Dirjen Bimas Islam menerbitkan PeraturanDirjen Masyarakat Islam
tentang Kursus Pra Nikah. Penyelenggaraan kursus pra nikah untuk paracalon pengantin lingkup dan
waktunya lebih luas denangan memberi peluang kepada seluruh remajaatau pemuda usia nikah untuk
melakukan kursus tanpa dibatasi oleh waktu 10 hari setelah pendaftaran di KUA Kecamatan.

B.Dasar Hukum

1.Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan;

2.Keputusan Menteri Agama Nomor 168 tahun 2000 tentang Pedoman Perbaikan PelayananMasyarakat
di Lingkungan Departemen Agama;

3.Instruksi Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pedoman Perbaikan PelayananMasyarakat di
Lingkungan Departemen Agama;

4.Instruksi Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Peningkatan Pelayanan Pernikahan
PadaKantor Urusan Agama;

5.Keputusan Menteri Agama Nomor 117 tahun 2007 tentang Pedoman Penilaian Kinerja UnitPelayanan
Masyarakat di Lingkungan Departemen Agama;

6.Peraturan Menteri Agama Nomor 11 tahun 2007 tentang Pencatatan Nikah;

Anda mungkin juga menyukai