Anda di halaman 1dari 2

Alif Syahdila Ramadhan

PIK-R Muda Berkarya

Script Video PUP (Pendewasaan Usia Perkawinan)

# Perkenalan
Assalamualaikum Wr. Wb. Perkenalkan nama saya Alif Syahdila Ramadhan asal PIK
Muda Berkarya Pekalongan. Di video kali ini saya akan membahas tentang salah satu materi
substansi genre yakni PUP (Pendewasaan Usia Perkawinan) secara singkat.

# Latar Belakang
Keinginan mempunyai sebuah keluarga yang mandiri dan harmonis dimasa yang akan
datang merupakan impian semua generasi muda. Remaja merupakan salah satu generasi
muda sebagai aset bangsa untuk meminimalisir terjadinya stunting. Caranya, remaja diminta
untuk tidak menikah di usia muda. Pasalnya, remaja dapat menjadi pelaku program
pembangunan di era bonus demograsi saat ini dengan membentuk keluarga berkualitas
melalui Program Pendewasaan Usia Perkawinan. Dilatarbelakangi maraknya pemberitaan
mengenai 240 kasus anak-anak remaja di suatu daerah di Indonesia yang mengajukan
dispensasi menikah. Oleh karena itu, saya ingin sedikit membahas Pendewasaan Usia
Perkawinan (PUP).

# Tujuan
Bertujuan untuk meningkatkan pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga,
lebih spesifiknya untuk membentuk keluarga yang berkualitas dari segi fisik, mental,
ekonomi, sosial budaya, pendidikan, keterampilan serta keyakinan beragama.

#Pembahasan
Pendewasaan Usia Perkawinan atau disingkat (PUP) adalah upaya atau cara yang
dilakukan untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama hingga mencapai usia yang
ideal pada saat perkawinan. Tentunya bukan sekedar hanya menunda sampai pada usia
tertentu saja tetapi mengusahakan agar pernikahan sebaiknya dilakukan pada pasangan yang
sudah siap maksudnya siap secara mental maupun materi yaitu orang yang sudah dewasa dan
mampu segi ekonomi, kesehatan, dan kesiapan mentalnya.
Pendewasaan Usia Perkawinan diperlukan karena banyaknya kasus pernikahan usia
dini, semakin banyak kasus kehamilan yang tidak diinginkan karena itu kasus pernikahan
usia dini dan kehamilan menyebabkan pertambahan penduduk makin cepat dan membuat
pertumbuhan penduduk tinggi, tetapi kualitasnya rendah dan Menikah dalam usia muda
masih banyak menyebabkan keluarga sering tidak harmonis,sering cekcok, terjadi
perselingkuhan, terjadi KDRT, dan berakhir pada perceraian
Pernikahan usia dini tidak hanya menimbulkan masalah di bidang ekonomi dan sosial,
namun juga bidang kesehatan terutama kesehatan reproduksi. Hal ini dikarenakan dampak
pernikahan usia dini begitu besar bagi kesehatan wanita. Wanita yang menikah pada usia dini
mempunyai rentang waktu bereproduksi yang lebih panjang sehingga beresiko terhadap
penyakit reproduksi dan dimungkinkan juga dengan usia yang muda akan dimungkinkan
banyak memiliki banyak anak jika tidak diimbangi dengan KB. Pernikahan usia dini juga
dapat meningkatkan angka kematian ibu dan bayi, karena beresiko terhadap kehamilan dan
persalinan yang tidak aman. Ibu hamil usia muda beresiko tinggi mengalami komplikasi
kehamilan seperti anemia, perdarahan, preeklampsi, abortus dan berisiko melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Berdasarkan data Dinsos-P2KB pada tahun 2019 silam, bahwa angka Pernikahan Usia
Dini di Kota Pekalongan masih terjadi sejumlah ±300 pasangan muda-mudi melakukan
pernikahan dini. Oleh karena itu, kita bersama Pemkot setempat terus berupaya keras agar
angka tersebut dapat ditekan secara signifikan serta menggencarkan pemahaman mengenai
Undang Undang Nomor 16 Tahun 2019 perubahan atas Undang-Undang Pernikahan Nomor
1 Tahun 1974 pasal 7 ayat 1 yang menyebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pria
sudah mencapai usia 19 tahun dan wanita sudah berusia 16 tahun. Kegiatan ini sekaligus
untuk menyukseskan Program Keluarga Berencana (KB) dengan taglinenya Dua Anak Cukup
. Sehingga, remaja di Kota Pekalongan perlu dipersiapkan sebelum memiliki keluarga untuk
menciptakan keluarga yang berkualitas dan mempersiapkan diri menjadi SDM yang unggul
di era sekarang.

Tentu saja remaja ini emosinya masih labil, belum banyak pengalaman, sehingga
remaja ini perlu diarahkan agar bisa merencanakan masa depannya lebih baik, fokus terhadap
pendidikannya terlebih dahulu, jika usia mereka sudah cukup menikah dan sudah ditunjang
berbagai persiapan baik mental, materi, psikis dan lain sebagainya bisa menikah di usia yang
tepat, merencanakan masa kehamilan dan jarak memiliki anak minimal 3 tahun jaraknya.

Selain itu Ppranan orang tua sangat besar untuk perkembangan psikologis anak-
anaknya, mengingat tentunya keluarga adalah tempat pertama untuk anak-anak tumbuh sejak
lahir hingga dewasa. Bagi anak dan orangtua dalam memahami hukum perkawinan sebaiknya
tidak hanya memandang dari sisi budaya dan agama saja tetapi melihat juga dari segi
psikologis,pendidikan, ekonomi dan kesehatan perlu di perhatikan juga.

Pendewasaan usia perkawinan harus dipahami di kalangan remaja, agar mereka dapat
mempersiapkan diri secara fisik dan mental saat memasuki kehidupan berkeluarga.

# Penutup
Sekian Pembahasan kali ini bersama saya, mohon maaf apabila ada kesalahan kata atau
kalimat yang kurang berkenan,

Menikah di usia muda banyak problema, Ayo siapkan dirimu, Raih Prestasi, Tunda
Nikah Dini.

Terimakasih, Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai