Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN PPROGRAM INOVATIF

PEMBINAAN CALON PENGANTIN MENUJU KELUARGA SEJAHTERA

PENDAHULUAN

Bimbingan perkawinan pra nikah bagi calon pengantin atau sering juga disebut Kursus
calon pengantin (Suscatin) merupakan salah satu program yang selayaknya digiatkan pada jajaran
Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu upaya untuk membina
ketahanan keluarga.

Kursus pranikah perupakan upaya menambah wawasan dan kedewasaan mengenai


kehidupan berumah tangga. Kegiatan Bimbingan Perkawinan merupakan program Kementerian
Agama RI yang dibiayai dari PNBP NR. Dasar Pelaksanaan Bimbingan
Perkawinan berdasarkan Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 373/2017, tentang Petunjuk Teknis
Bimbingan Perkawinan Bagi calon Pengantin.

Program pembinaan calon pengantin hingga sampai sertifikasi pranikah seperti yang
dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah ini sangat patut dibanggakan dan diapresiasi.
Ini bisa menjadi proyek percontohan, bahwa ternyata jika ada niat baik dan dukungan dari semua
pihak, pembinaan atau sekolah pranikah bisa terlaksana dengan baik. Semua calon pengantin bisa
diwajibkan mengikuti Sekolah atau Kursus Pranikah, hingga mendapatkan Sertifikat Pranikah
yang menjadi tanda mereka sudah siap lahir dan batin melaksanakan pernikahan.

Semestinya ini menjadi program nasional untuk melakukan sertifikasi terhadap calon
pengantin. Sekali lagi hal ini bukan untuk mempersulit proses pernikahan, namun untuk lebih bisa
memberikan kesiapan kepada calon pengantin baik secara konselsional, moral, mental, maupun
spiritual. Pelaksanaannya bisa melibatkan ormas, LSM serta lembaga keagamaan, dengan
berkoordinasi kepada Kementerian Agama RI melalu instansi yang ditunjuk. Dengan program ini,
diharapkan benar-benar bisa diciptakan ketahanan keluarga yang menjadi penopang kekuatan
ketahanan nasional Indonesia

LATAR BELAKANG
Kondisi ketahanan keluarga di Indonesia hingga akhir 2016 ini belum menunjukkan
perbaikan jika dilihat dari masih tingginya angka perceraian. Anwar Saadi, Kasubdit
Kepenghuluan Direktorat Urais dan Binsyar Kementerian Agama RI, membenarkan adanya
peningkatan angka perceraian di Indonesia dari tahun ke tahun. Menurutnya, kenaikan angka
perceraian mencapai 16 - 20 persen, berdasarkan data yang didapat Kemenag RI dari tahun 2009
hingga akhir 2016 ini. Tujuan Bimbingan Perkawinan pra nikah bagi calon pengantin adalah
merupakan ikhtiar pemerintah melihat tingginya tingkat perceraian yang terjadi akibat dari belum
tahu cara mengelola dan membina keluarga dengan baik dan banyaknya masalah kesehatan yang
dialami oleh anggota keluarga, sehingga tingginya angka kesakitan yang dialami oleh anggota
keluarga.
Pemicu perceraian masih pada persoalan klasik: ketidakharmonisan, masalah ekonomi,
tidak adanya tanggung jawab, dan perselingkuhan. Dari tahun ke tahun, faktor
“ketidakharmonisan” ini selalu muncul dalam daftar penyebab perceraian versi Kemenag RI. Hal
ini menandakan ketidakmampuan mengelola perbedaan, ketidakcocokan serta konflik antara
suami dan istri masih sangat tinggi. Ketidakmampuan mengelola berbagai hal yang tidak sama di
antara suami dan istri masih menjadi persoalan yang mengancam keharmonisan hidup berumah
tangga.
Angka perceraian di Tangerang Selatan selama tahun 2017 tercatat
angka perceraian sebanyak 4.000 (data dari Pengadilan Agama Tangerang yang membawahi
wilayah Tangerang Selatan) Angka perceraian banyak terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Wilayah
yang rawan perceraian di Tangerang Selatan adalah Pondok Aren, Ciputat dan Pamulang.
Faktanya sampai saat ini belum ada program yang sistematis dan terencana di Indonesia
untuk menyiapkan para calon pengantin sebelum menikah agar mendapatkan perbekalan yang
memadai mengenai ilmu berumah tangga.

TUJUAN
Tujuan umum :
Untuk membentuk keluarga yang mempunyai pondasi yang kokoh baik fisik mental dan sosial

Tujuan khusus :
1. Pasangan calon pengantin mendapatkan pembekalan yang memadai tentang ilmu hidup
berumah tangga
2. Pasangan calon pengantin mendapatkan ilmu mengenai persiapan menyambut calon
anggota keluarga, mulai dari merencanakan kehamilan sampai melahirkan dan merawat
anggota keluarga dengan cara yang benar.
3. Mampu melaksanakan PHBS Rumahtangga
4. Menjadi peserta KB aktif
5. Dapat mengenali dan mampu mencegah penyakit menular seksual.

SASARAN
Pasangan calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahannya di wilayah kerja Puskesmas
Pamulang.

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan yang dilakukan pada pembinaan pasangan pra nikah adalah :
1. Penyuluhan
Adapun materi wajib pada bimbingan Pra Nikah ada 8, yaitu

a. Membangun Landasan Keluarga Sakinah,

b. Merencanakan Perkawinan Yang Kokoh Menuju Keluarga Sakinah,

c. Dinamika Perkawinan

d. Kebutuhan Keluarga

e. Kesehatan Keluarga

f. Membangun Generasi Yang Berkualitas

g. Ketahanan Keluarga Dalam Menghadapi Tantangan Kekinian dan

h. Mengenali dan Menggunakan Hukum Untuk Melindungi Perkawinan Keluarga

2. Pemeriksaan kesehatan
3. Pemberian Sertifikat Pranikah yang menjadi tanda mereka sudah siap lahir dan batin
melaksanakan pernikahan.

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Berdasarkan KepDirjen Bimas Islam No.373/1917, Pelaksanaan Bimbingan pra nikah
dapat berupa Bimbingan tatap muka atau bimbingan mandiri.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang terintegrasi yang melibatkan lintas sektoral dan
lintas program, antara Kemenag (KUA) dengan Puskesmas Pamulang dalam hal ini program
terkait antara lain Promosi Kesehatan, KIA/KB, Imunisasi dan Pencegahan Penyakit Menular.

Persiapan pelaksanaan kegiatan :


1. Puskesmas Pamulang berkoordinasi dengan Pihak KUA wilayah Kecamatan Pamulang
untuk Membentuk Tim penyelenggara kegiatan pembinaan pra nikah calon pasangan
pengantin.
2. Tim menyusun jadwal bersama untuk pelaksanaan pembinaan pasangan calon pengantin.
3. Tim yang berada di kantor KUA mendata jumlah sasaran dan mengundang calon pasangan
pengantin untuk hadir di Puskesmas Pamulang sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
4. Tim yang berada di Puskesmas Pamulang menyiapkan materi penyuluhan dan
pemeriksaan laboratorium.
5. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Puskesmas Pamulang

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan dilaksanakan 1 bulan sebelum pasangan calon pengantin melangsungkan pernikahannya
Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama 1 hari dengan lama pertemuan 16 jpl.

No Kegiatan Jadwal Pelaksanaan


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

PENCATATAN DAN PELAPORAN

PEMBIAYAAN

Anda mungkin juga menyukai