Komplikasi (P4K) DISUSUN OLEH : Ririn Riyani, Amd. Keb 16 Mei 2023 Pengertian Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan mencanangkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker yang merupakan "upaya terobosan" dalam mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir melalui kegiatan peningkatan akses dan kualitas pelayanan, yang sekaligus merupakan kegiatan yang membangun potensi masyarakat, khususnya kepedulian masyarakat untuk persiapan dan tindak dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir. Dasar Hukum Dasar Hukum diselenggarakannya P4K ini, antara lain: 1. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. 3. Undang-undang No. 32 tentang Pemerintah Daerah. 4. Keputusan Menteri Kesehatan No. 900 tahun 2002 tentang registrasi dan Praktek Bidan. 5. Keputusan Menteri No. 741 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. 6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 284 tahun 2004 tentang Buku KIA. 7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 564 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaaan Pengembangan Desa Siaga. 8. Surat Edaran Menteri Kesehatan No. 295 tahun 2008 tentang Percepatan Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker. 9. Surat Edaran Menteri Kesehatan dalam Negeri No. 441.7/1935.SJ tahun 2008 tentang Percepatan Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker. Indikator Program Persentase desa melaksanakan P4K dengan stiker. Persentase ibu hamil mendapat stiker. Persentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan antenatal sesuai standar. Persentase ibu hamil bersetiker bersalin di tenaga kesehatan Persentase ibu hamil bersalin dan nifas berstiker yang mengalami komplikasi tertangani. Persentase penggunaan metode KB pasca persalinan Persentase ibu bersalin di nakes mendapat pelayanan nifas Output Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dengan Stiker Output yang di harapkan sebagai berikut: Semua ibu hamil terdata dan rumahnya tertempel stiker P4K. Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar. Ibu hamil dan keluarganya yang mempunyai rencana persalinan termasuk KB yang dibuat bersama dengan penolong persalinan. Bidan menolong persalinan sesuai standar. Bidan memberikan pelayan nifas sesuai standar. Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan dan kesehatan lingkungan (sosial). Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal dan forum peduli KIA/Pokja posyandu dalam rencana persalinan, termasuk KB pascapersalinan sesuai dengan perannya masing- masing. Ibu mendapatkan pelayanan kontrasepsi pascapersalinan. Adanya kerjasama yang mantap antara bidan, petugas pustu, forum peduli KIA/Pokja posyandu dan (bila ada) dukun bayi pendamping persalinan. Tujuan dan Manfaat Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Tujuan pemasangan Stiker P4K, antara lain: a. Penempelan stiker P4K di setiap rumah ibu hamil dimaksudkan agar ibu hamil terdata, tercatat dan terlaporkan keadaannya oleh bidan dengan melibatkan peran aktif unsur-unsur masyarakat seperti kader, dukun dan tokoh masyarakat. b. Masyarakat sekitar tempat tinggal ibu mengetahui ada ibu hamil dan apabila sewaktu-waktu membutuhkan pertolongan, masyarakat siap sedia untuk membantu. Dengan demikian, ibu hamil yang mengalami komplikasi tidak terlambat untuk mendapat penanganan yang tepat dan cepat. Manfaat Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) 1. Mempercepat berfungsinya desa siaga. 2. Meningkatkan cakupan pelayanan ANC sesuai standar. 3. Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil. 4. Meningkatkan kemitraan bidan dan dukun. 5. Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini. 6. Meningkatnya peserta KB pascapersalinan. 7. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi. 8. Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Tahap Kegiatan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Pemasangan Stiker 1. Orientasi P4K dengan Stiker untuk pengelola program dan stakeholder terkait di tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota, Puskesmas. 2. Sosialisasi di tingkat desa kepada kader, dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK serta lintas sektor di tingkat desa. 3. Operasionalisasi P4K dengan Stiker di Tingkat Desa 4. Rekapitulasi Pelaporan Melaporkan hasil tersebut setiap bulan ke Puskesmas. 5. Forum Komunikasi Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan P4K di masing-masing tingkat wiayah dari Puskesmas, Kabupaten/Kota dan Provinsi mempunyai wadah Forum Komunikasi yang meliputi Lintas Program dan Lintas Sektor. Langkah – Langkah Pelaksanaan P4K Dengan Pemasangan Stiker
1. Orientasi P4K dengan Stiker untuk pengelola
program dan stakeholder terkait di tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota, Puskesmas. 2. Sosialisasi di tingkat desa kepada kader, dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK serta lintas sektor di tingkat desa. 3. Pertemuan bulanan di tingkat desa(Forum Desa Siaga, Forum KIA, Pokja Posyandu ,dll) yang melibatkan Kades,Toma,Toga, Kader dengan difasilitasi oleh BdD, yang dipimpin oleh kades membahas tentang : Mendata jumlah ibu hamil di wilayah desa (Updating setiap bulan), Membahas dan menyepakati calon donor darah, tranportasi dan pembiayaan ( Jamkesmas, Tabulin ), Membahas tentang pembiayaan pemberdayaan masyarakat (ADD, PNPM, GSI, Pokjanal Posyandu, dll) 4. BdD bersama dengan kader atau dukun melakukan kontak dengan ibu hamil, suami dan keluarga untuk sepakat dalam pengisian stiker termasuk pemakaian KB pasca persalinan 5. BdD bersama kader Mengisi dan menempel Stiker di rumah ibu hamil.BdD Memberikan Konseling pada ibu hamil, suami dan keluarga tentang P4K terutama dalam menyepakati isi dalam stiker sampai dengan KB pasca persalinan yang harus tercatat dalam Amanah Persalinan yang dilakukan secara bertahap yang di pegang oleh petugas kesehatan dan Buku KIA yang di pegang langsung oleh ibu hamil 6. BdD Memberikan Pelayanan saat itu juga sesuai dengan standar ditambah dengan pemeriksaan laboratorium (Hb, Urine, bila endemis malaria lakukan pemeriksaan apus darah tebal, PMTCT, dll) 7. Setelah melayani , BdD merekap hasil pelayanan ke dalam pencatatan Kartu Ibu, kohort ibu, PWS KIA, Peta sasaran Bumil, Kantong Persalinan, termasuk kematian ibu , bayi lahir dan mati di wilayah desa (termasuk dokter dan bidan praktek swasta di desa tsb ). 8. Setelah melayani , BdD merekap hasil pelayanan ke dalam pencatatan Kartu Ibu, kohort ibu, PWS KIA, Peta sasaran Bumil, Kantong Persalinan, termasuk kematian ibu , bayi lahir dan mati di wilayah desa (termasuk dokter dan bidan praktek swasta di desa tsb ). 9. Melaporkan hasil tersebut setiap bulan ke Puskesmas. 10. Pemantauan Intensif dilakukan terus pada ibu hamil, bersalin dan nifas. 11. Stiker dilepaskan sampai 40 hari pasca persalinan dimana ibu dan bayi yang dilahirkan aman dan selamat. Peran Bidan dan Masyarakat/Kader/Dukun a. Masa Kehamilan 1. Melakukan pemeriksaan ibu hamil (ANC) sesuai standar (minimal 4 kali selama hamil 2. Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu hamil dan keluarga 3. Melakukan kunjungan rumah 4. Melakukan rujukan bila diperlukan 5. Melakukan pencatatan 6. Membuat laporan 7. Memberdayakan unsur-unsur masyarakattermasuk suami, keluarga, dan kader untuk terlibat aktif dalam P4K. b. Masa Persalinan Memberikan pertolongan persalinan sesuai standar : 1. Mempersiapkan sarana prasarana persalinan aman termasuk pencegahan infeksi. 2. Memantau kemajuan persalinan sesuai dengan partograf. 3. Melakukan asuhan persalinan normal sesuai standar. 4. Melakukan Manajemen Aktif Kala III (MAK III). 5. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 6. Melakukan perawatan bayi baru lahir, termasuk pemberian salep mata, vitamin K1 dan imunisasi HB0. 7. Melakukan tindakan PPGDON apabila mengalami komplikasi. 8. Melakukan rujukan bila diperlukan. 9. Melakukan pencatatan dan pelaporan. c. Masa Nifas Memberikan pelayanan nifas sesuai standar: 1. Melakukan kunjungan nifas (KF1, KF2, KF lengkap), (KN1, KN2) 2. Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu, keluarga dan masyarakat 3. Melakukan rujukan bila diperlukan 4. Melakukan pencatatan dan pelaporan Peran masyarakat, kader dan dukun juga sangat diperlukan, antara lain sebagai berikut: 1. Membantu bidan dalam mendata jumlah ibu hamil di wilayah desa binaan. 2. Memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan ibu (Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan dan sesudah melahirkan). 3. Membantu Bidan dalam memfasilitasi keluarga untuk menyepakati isi Stiker, termasuk KB pascamelahirkan. 4. Bersama dengan Kades, Toma membahas tentang masalah calon donor darah, transportasi dan pembiayaan untuk membantu dalam menghadapi kegawatdaruratan pada waktu hamil, bersalin dan sesudah melahirkan. 5. Menganjurkan suami untuk mendampingi pada saat pemeriksaan kehamilan, persalinan, dan sesudah melahirkan. 6. Menganjurkan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan. TERIMAKASIH