Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEPERAWATAN GERONTIK

LANSIA DENGAN GANGGUAN INTERAKSI SOSIAL

OLEH KELOMPOK 5:

1. RIRIN PUTRI DAMAIYANTI

2. SUSRI WARNI

3. SUPRIYANTI

4. DIDIT MIRUL MUSTAQIM

DOSEN PEMBIMBING :Ns.Frima Ulpa, S.Kep,M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STRATA SATU (S1)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

bahasan : gangguan interaksi sosial pada lansia

Sub Pokok pokok bahasan : Mengenal gangguan interaksi sosial pada lansia dan cara

mengatasinya.

Hari/tanggal : 12 Februari 2023

Waktu : 60 Menit

Penyajian : Mahasiswa

Sasaran :Lansia

Tempat : Puskesmas Nawangsasi

A. Tujuan

1. Tujuan intruksional umum

Setelah mendapatkan penjelasan tentang interaksi sosial pada lansia dan cara

mengatasinya, diharapkan peserta dapat memotivasi dirinya, keluarga, dan

lingkungannya agar dapat mengatasi gangguan interaksi pada lansia.

2. Tujuan intruksional khusus

a. Menjelaskan pengertian interaksi sosial

b. Menjelaskan rentang respon hubungan lansia

c. Menjelaskan Permasalahan Sosial terkait Kesejahteraan Lansia

d. Menjelaskan upaya perawat untuk mengatasi lansia gangguan interaksi sosial


3. Materi

Terlampir

4. Media

Leaflet
5. Kegiatan penyuluhan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta

1 Pembukaan :

1. Menjawab salam.
1. Mengucapkan salam.

2. Mendengarkan.
2. Memperkenalkan diri.

3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari kegiatan
5 menit
penyuluhan

4. Menyebutkan materi yang akan

disampaikan.

2 Pelaksanaan :

1) Menjelaskan pengertian interaksi

sosial 1. Memperhatikan

2) Menjelaskan rentang respon 2. Bertanya dan


hubungan lansia menjawab
30 menit
3) Menjelaskan Permasalahan Sosial pertanyaan yang

terkait Kesejahteraan Lansia diberikan oleh

pembicara .
4) Menjelaskan upaya perawat untuk

mengatasi lansia gangguan interaksi

sosial

3 Evaluasi :

10 menit Menjawab pertanyaan


1. Menanyakan kepada audiens tentang
dan mendengarkan
materi yang telah disampaikan.
2. Menyimpulkan materi yang telah

disampaikan

4 Terminasi :

5 menit 1) Mengucapkan terima kasih atas 1) Mendengarka

waktu yang diluangkan dan serta n dan

peran aktif audiens selama membalas

mengikuti kegiatan penyuluhan. ucapan

2) Salam penutup. terimakasih

2) Menjawab

salam.
6. Metode

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Tanya jawab

d. Evaluasi

7. Evaluasi

1. Evaluasi struktur:

a. Perserta hadir ditempat penyuluhan

b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.

2. Evaluasi proses

a. Peserta antusiasi terhadap materi penyuluhan.

b. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan.

c. Peserta mengajukan dan menjawab pertanyaan secara benar.

3. Rencana Evaluasi Kegiatan

a. Apa pengertian dari interaksi sosial?

b. Apa saja rentang respon hubungan lansia?

c. Apa saja Permasalahan Sosial terkait Kesejahteraan Lansia?

d. Sebutkan upaya perawat untuk mengatasi lansia gangguan interaksi sosial?

4. Evaluasi hasil

a. Audiens mengetahui apakah pengertian dari interaksi sosial

b. Audiens dapat menyebutkan rentang respon hubungan lansia


c. Audiens dapat menyebutkan Permasalahan Sosial terkait Kesejahteraan Lansia

d. Audiens dapat menyebutkan upaya perawat untuk mengatasi lansia gangguan

interaksi sosial
Lampiran materi :

1) Pengertian

Gangguan interaksi sosial adalah suatu gangguan kepribadian yang tidak fleksibel, pada

tingkah laku yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosialnya.

Hal ini disebabkan oleh cara pemecahan masalah yang diselesaikannya kepada orang lain

atau lingkungan sosial (Hamid Achir Yani, dkk. 1994 : 114).

2) Rentang Respon Hubungan Sosial

Manusia dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari selalu membutuhkan orang dan

lingkungan sosial. Manusia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa

adanya hubungan dengan lingkungan sosial, berada dalam rentang yang adaptif sampai

maladaptif.

Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan

kebudayaan secara umum yang berlaku, dengan kata lain bahwa individu tersebut masih

dalam batas – batas normal menyelesaikan masalah, respon ini meliputi :

1) Menyendiri (solitute) adalah respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa

yang telah dilakukan dilingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk

menentukan langkah selanjutnya.

2) Otonomi adalah kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide-ide

pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.

3) Bekerjasama adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu

tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.

4) Interdependen adalah saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam

membina hubungan interpersonal.

Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu untuk menyelesaikan

masalahnya, misalnya yang sudah menyimpang dari norma-norma sosial dan kebudayaan

suatu tempat. Respon maladaptif yang sering ditemukan antara lain :


1) Menarik diri: Terjadi dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina

hubungan secara terbuka dengan orang lain.

2) Ketergantungan (dependen): Terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya

diri atau kemampuannya untuk berfungsi secara sukses.

3) Manipulasi: Gangguan hubungan sosial ini terdapat pada individu yang menganggap

orang lain sebagai obyek. Individu tersebut tidak dapat membina hubungan sosial secara

dalam.

4) Curiga: Gangguan ini terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya (basic

trust) dengan orang lain.

5) Narcisisme: Pada individu narcisisme terdapat harga diri yang rapuh secara terus-

menerus, berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian, sikap egosentris, pencemburu,

marah jika orang lain tidak mendukung.

3) Permasalahan Sosial terkait Kesejahteraan Lansia

Berbagai permasalahan sosial yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan Lanjut Usia, 

antara lain sebagai berikut:

1) Permasalahan Umum

a) Masih besarnya jumlah Lajut Usia yang berada dibawah garis kemiskinan.

b) Makin melemahnya nilai kekerabatan, sehingga anggota keluarga yang berusia

lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dan dihormati, berhubung terjadi

perkembangan pola kehidupan keluarga yang secara fisik lebih mengarah pada

bentuk keluarga kecil.

c) Lahirnya kelompok masyarakat industri, yang memiliki ciri kehidupan yang lebih

bertumpu kepada individu dan menjalankan kehidupan berdasarkan perhitungan

untung rugi, lugas dan efisien, yang secara tidak langsung merugikan kesejahteraan

lanjut usia.
d) Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia dan

masih terbatasnnya sarana pelayanan dan fasilitas khusus bagi lanjut usia dengan

berbagai bidang pelayanan pembinaan kesejahteraan lanjut usia.

e) Belum membudaya dam melembaganya kegiatan pembinaan kesejateraan lanjut usia

2) Permasalahan Khusus

Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1998), berbagai permasalahan

khusus yang berkaitan dengan kesejahteraan lanjut usia adalah sebagai berikut:

a) Berlangsungnya proses menjadi tua, yang berakibat timbulnya masalah baik fisik,

mental maupun sosial. Mundurnya keadaan fisik yang menyebabkan penuaan peran

sosialnya dan dapat menjadikan mereka lebih tergantung kepada pihak lain.

b) Berkurangnya integrasi sosial Lanjut Usia, akibat produktivitas dan kegiatan Lanjut

Usia menurun. Hal ini berpengaruh negatif pada kondisi sosial psikologis mereka

yang merasa sudah tidak diperlukan lagi oleh masyarakat lingkungan sekitarnya.

c) Rendahnya produktivitas kerja lanjut usia dibandingkan dengan tenaga kerja muda

dan tingkat pendidikan serta ketrampilan yang rendah, menyebabkan mereka tidak

dapat mengisi lowongan kerja yang ada, dan terpaksa menganggur.

d) Banyaknya lanjut usia yang miskin, terlantar dan cacat, sehingga diperlukan bantuan

dari berbagai pihak agar mereka tetap mandiri serta mempunyai penghasilan cukup.

e) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah kepada tatanan masyarakat

individualistik, sehingga Lanjut Usia kurang dihargai dan dihormati serta mereka

tersisih dari kehidupan masyarakat dan bisa menjadi terlantar.

f) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan seperti dampak lingkungan,

polusi dan urbanisasiyang dapat mengganggu kesehatan fisik lanjut usia


4) Upaya Perawat Untuk Mengatasi Lansia Gangguan Interaksi Sosial

a) Membangun hubungan saling percaya antara kita sebagai perawat dengan lansia, selalu

gunakan eye contact disaat berbicara dengan lansia, dengarkan semua ceritanya

b) Mengajak lansia untuk melakukan interaksi dgn orang lain... Kita jelaskan efek positif

jikalau kita berbicara dengan orang lain

c) memberikan motivasi dalam melakukan aktivas baru dan kegiatan kelompok.

Memberikan umpan balik positif pada setiap peningkatan dan kemampuan

d) Menganjurkan ikut serta kegiatan sosial dan kemasyarakatan serta mengajurkan untuk

berbagi pengalaman dengan orang lain


DAFTAR PUSTAKA

Setiabudhi, Tony dan Hardywinoto. 2005. Panduan Gerontologi: Tinjauan dari Berbagai
Aspek. Jakarta:.Gramedia Pustaka Utama.
Stanley,Mickey. 2002. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Edisi 2. Jakarta; EGC. 
Watson, Roger. 2003. Perawatan Lansia Edisi ke-3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai