Anda di halaman 1dari 113

KUMPULAN TUGAS

REVIEW TEORI KOMUNIKASI


KELAS A15. 9203
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Teori Komunikasi
Dosen Pengampu
Choirul Ulil Albab M.I.Kom
0686.88.2018.955

Komisaris Tingkat
Rafi Syauqie Arjuna
A15.2019.01579

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SEMARANG
2020
URUTAN KELOMPOK
ANGGOTA KELOMPOK
&
NOMOR INDUK MAHASISWA

KELOMPOK 1 :
1. Adelia Marcelina Putri A15.2019.01369
2. Kenny Jayanti A15.2019.01447
3. Hernandi Wirakusuma A15.2019.01464
4. Wibowo Mufti Nur K A15.2015.00267

KELOMPOK 2 :
1. Denisa Titisari Uyun Riskiya A15.2019.01566
2. Tasya Amalia Fitriani A15.2019.01575
3. Rafi Syauqie Arjuna A15.2019.01579

KELOMPOK 3 :
1. Fajrin Agil Alfattah A15.2019.01580
2. Rifin Sugiarto A15.2019.01582
3. Viona Elsya A15.2019.01584

KELOMPOK 4 :
1. Ferry Ardianto A15.2019.01586
2. Linggom Sihaloho A15.2019.01588
3. Naila Nisa Salsabila A15.2019.01590

KELOMPOK 5 :
1. Farhan Nur Huda A15.2019.01594
2. Triyanti Novita Sari A15.2019.01595
3. Dina Qamara Putri A15.2019.01596

KELOMPOK 6 :
1. Esy Anjelina Sembiring A15.2019.01598
2. Lila Febrianti Hartono A15.2019.01602
3. Fadila Damayanti A15.2019.01605

KELOMPOK 7 :
1. Nissa Mulianingtyas A15.2019.01607
2. Dhilaa Safira Nathika A15.2019.01609
3. Fenny Angesti Sukma A15.2019.01649
TRADISI TEORI KOMUNIKASI
KELOMPOK 1
TRADISI SEMIOTIKA
• Tradisi Semiotik
Tradisi Semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda mempresentasikan
benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar tanda tanda itu sendiri. Konsep dasar
yang menyatukan tradisi ini adalah tanda yang didefinisikan sebagai stimulus yang menandakan
atau menunjukan beberapa kondisi lain seperti ketika asap menandakan adanya api. Konsep dasar
kedua adalah symbol yang biasanya menandakan tanda yang kompleks dengan banyak
arti,termasuk arti yang sangat khusus. Kebanyakan pemikiran semiotic melibatkan ide dasar tried
of meaning yang menegaskan bahwa arti muncul dari hubungan di antara tiga hal: benda(atau
yang dituju),manusia(penafsir),dan tanda.

• Variasi dalam tradisi Semiotik


Dalam tradisi semiotik, terdapat variasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut. Semiotik selalu
dibagi ke dalam tiga wilayah kajian yakni :
• Semantik : berbicara tentang apa yang ditunjukkan oleh tanda-tanda.
Contoh : Uang = Duit, Besar = Gede
• Sintatik : mengacu pada aturan-aturan yang dimana orang
mengkombinasikan tanda-tanda ke dalam system makna yang kompleks .
Contoh : dalam sign-system ada kesamaan penggunaan sistem visual, lay out
suratkabar harian meski isinya beda tiap terbit namun keberaturan lay out yang
sinambung membina rubrikasi bagi pembaca
• Pragmatik : memperlihatkan bagaimana tanda-tanda membuat perbedaan dalam
kehidupan manusia atau penggunaan praktis serta berbagai akibat dan pengaruh tanda
pada kehidupan social
Contoh : Berapa banyak cetaknya ?
Pembagian semantik,sintatik,dan pragmatic digunakan secara luas untuk mengelola kajian
semantik. Namun, tidak semua orang setuju bahwa hal ini merupakan cara yang paling
bermanfaat sebagai contoh, Donald Ellis menegaskan bahwa semantic bukanlah cabang yang
terpisah, tetapi lebih tampak sebagai batang yang menopang keseluruhan pohon. Bagi Ellis, makna
bukan sekedar permasalahan lexical semiotics atau makna kata- kata, melaikan juga termasuk
structural semantics atau makna struktur struktur Bahasa. Paling tidak, boleh dikatakan bahwa
ketiga dimensi semiotic ini berkaitan satu sama lainnya dan bahwa pemisahannya membantu
dalam memahami aspek makna yang berbeda. Kita pahami dari semiotik bahwa tanda (di luar diri
kita) merepresentasikan benda, tetapi hanya melalui presepsi dan perasaan internal kita. Bila
semiotik cenderung memperhatian tanda dan fungsinya. Fenomenologis lebih melihat pada sosok
penafsir sebagai komponen utama dalam proses ini.
KELOMPOK 2
TRADISI SIBERNATIKA

TOKOH Tradisi Sibernatika dipopulerkan oleh Norbet Wiener.

TAHUN Dipopulerkan pada tahun 1950-an.

TRADISI Tradisi Sibernatika.

Sibernetika merupakan tradisi sistem-sistem kompleks yang di dalamnya


DESKRIPSI banyak orang yang saling berinteraksi memengaruhi satu sama lainnya. Teori
TEORI dalam tradisi sibernatika menjelaskan bagaimana proses fisik biologis sosial
dan perilaku bekerja.
Ide sistem membentuk inti pemikiran sibernetika. Sistem merupakan
seperangkat komponen yang saling berinteraksi yang bersama-sama
membentuk sesuatu yang lebih dari sekadar sejumlah bagian-bagian,
contohnya yaitu kompleksitas keluarga yang menjadi ideal sistem
komunikasi.
ASUMSI
TEORI Dalam sibernetika komunikasi dipahami sebagai sistem bagian atau variabel
yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta mengontrol
karakter keseluruhan sistem dan layaknya organisme menerima
keseimbangan dan perubahan.
Sebagai contoh, ketika pendapatan keluarga meningkat maka kebutuhan
akan kesehatan juga meningkat, dengan peningkatan kebutuhan kesehatan,
CONTOH menurunlah tingkat penyakit dalam keluarga, sehingga dapat meningkatkan
kehadiran di tempat kerja dan di sekolah.

REFERENSI Theories of Human Communication oleh Stephen W.Littlejohn & Karen A.


Foss halaman 59 - 62.
KELOMPOK 3
TRADISI SOSIOPSIKOLOGIS

Tradisi Sosiopsikologis dalam teori komunikasi mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada
bagaiamana cara kita berfikir tentang pelaku komunikasi sebagai individu. Tujuan di balik tradisi
sosiopsikologis adalah untuk memahami bagaimana dan mengapa setiap individu manusia
berperilaku seperti yang mereka perbuat. Penelitian di bidang komunikasi telah mempelajari
berbagai jenis sifat dan kami tidak dapat membahas semuanya disini. Sebagai contoh,kami
memunculkan dua sifat yang paling sering diteliti dalam komunikasi pertentangan dan kecemasan
berkomunikasi.

Pertentangan(argumentativeness) adalah kecenderungan untuk ikut serta dalam percakapan tentang


topik-topik kontroversial,untuk mendukung sudut pandang Anda,dan untuk menolak keyakinan
yang berbeda. Pertentangan dapat meningkatkan pembelajaran,membantu seseorang untuk
memahami sudut pandang orang lain,mempertinggi kredibilitas,dan membangun ketrampilan
komunikasi.

Kecemasan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Banyak orang yanh takut atau tidak suka
berkomunikasi serta telah banyak penelitian tentang kecemasan dan ketakutan berkomunikasi.
Ketakutan berkomunikasi adalah bagian dari kelompok konsep yang terditi atas penghindaran
sosial,kecemasan sosial,kecemasan berinteraksi,dan keseganan. Pikiran negatif dapat membuat kita
merasa gelisah yang mencegah seseorang untuk mempertimbangkan semua informasi dan
tanda-tanda pada lingkungan sekitar,mengacaukan pengolahan informasi secara normal,serta dapat
memperkuat perilaku seperti penarikan diri dari masyarakat.

Model faktor sifat yang dipaparkan oleh Digman. Mengidentifikasi lima faktor umum yang dalam
sebuah kombinasi menentukan sifat setiap individu dengan lebih spesifik. Lima faktor tersebut
meliputi: neuroticism atau kecenderungan untuk merasakan emosi negatif dan
kesedihan,extraversion atau kecenderungan untuk menikmati berada dalam kelompok,menjadi
tegas,dan berpikir optimis,openness atau kecenderungan untuk menjadi reflektif,memiliki
imajinasi,memperhatikan perasaan dari dalam hati,dan menjadi pemikir mandiri,agreeableness atau
kecenderungan untuk menyukai dan menjadi simpatik kepada orang lain,ingin membantu oranglain
serta menghindari permusuhan,dan conscientuousness atau kecenderungan menjadi pribadi yang
disiplin,melawan gerak hati nurani,menjadi teratur,dan memahami penyelesaian tugas.

Sifat,Watak,dan Biologis. Dengan menggunakan Tiga Besar karya psikologi H.J Eysenck yanh
membagi perilaku manusia kedalam tiga sifat. Para pakar menyatakan bahwa perilaku dalam
berkomunikasi memunculkan beragam kombinasi dari tiga faktor tersebut meliputi 1. Fokus
keluar(extraversion);2.kecemasan(neuroticism);3.kurangnya pengendalian diri(psychotosicm).
KELOMPOK 4
TRADISI RETORIKA

Kata retorika sering mengalami penyempitan makna. Kajian retorika secara umum didefinisikan
sebagai simbol yang digunakan manusia. Pada awalnya ilmu ini berhubungan dengan persuasi,
sehingga retorika adalah seni penyusunan argumen dan pembuatan naskah pidato. Kemudian
berkembang sampai meliputi proses “adjustinng ideas to people and people to ideas”. tradisi
retorika adalah salah satu penemuan karya yang besar, penysunan, gaya, penyampaian, dan
daya ingat. Semua ini adalah elemen dalam mempersiapkan sebuah pidato.
Artinya retorika adalah seni untuk berbicara agar dapat menyamakan ide antar orang orang.

Dengan perubahan pada retorika, kelima karya agung ini telah mengalami persamaan peluasan.
Penemuan sekarang mengacu pada konseptualisasi, proses saat kita menentukan makna dari simbol
melalui interpretasi, respon terhadap fakta yang tidak mudah kita temukan pada apa yang telah ada.

Penyusunan adalah pengaturan simbol-simbol menyusun informasi dalam hubungannya diantara


orang-orang, simbol-simbol, dan konteks yang terkait. Gaya berhubungan dengan semua anggapan
yang terkait dalam penyajian dari semua simbol tersebut. Penyampaian menjadi perwujudan dari
simbol-simbol dalam bentuk fisik, mencakup pilihan nonverbal untuk berbicara menulis dan
memediasikan pesan.

Retorika mempunyai makna yang berbeda dan dalam periode yang berbeda sehingga menyebabkan
kekacauan dalam pemaknaan kata. Asal retorika dizaman klasik, dari abad ke-5 sampai abad ke 1
SM, didominasi oleh usaha usaha untuk mendefinisikan dan menyusun peraturan dari seni retorika.
Zaman pertengahan ( 400-1400 M ) memandang kajian retorika yang berfokus pada permasalahan
penyusunan dan gaya. Retorika zaman pertengahan telah merendahkan praktik senipagan serta
berlawanan dengan kristen yang memandang kebenaran itu sendiri sebagai sebuah keyakinan.

Retorika secara umum berarti berbicara. Berbicara adalah suatu kemampuan manusia untuk
berkomunikasi. Retorika berarti sebuah seni untuk berbicara sehingga dapat mengajak dan menarik
lawan bicaranya. Contohnya adalah pidato yang dilakukan oleh Soekarno dengan nada yang
menggebu-nggebu sehingga menggairahkan semangat para pejuang.
KELOMPOK 5
TRADISI SOSIOKULTURAL
Seringkali kita menjumpai pertanyaan makna yang akhirnya membentuk pola
mengenai “Siapa saya?”. Jika ragam deskripsi interaksi kita dalam organisasi. Pokok dari
yang anda tulis seperti “artistik”, “pemalu”, proses adalah ketika berinteraksi dan
“siswa yang baik”, “menyukai kuda”, dan berorientasi pada topk, isu, foku, situasi, ide,
“baik kepada orang lain”, maka anda sedang keputusan, ndividu, kelompok dan
memikirkan diri anda dalam hal kualitas. komunikator yang bernegosiasi untuk
Berbeda halnya jika anda menulis “ayah”, mendapatkan makna yang koheren terhadap
“islam”, “siswa”, dan “tinggal di musala”, objek.
maka anda mendefinisikan diri anda dalam hal Layaknya semua tradisi, sosiokultural
identitas. memiliki berakam sudut pandang, yaitu:
Oleh karena itu, sosiokultural merupakan interaksi simbolis (simbolic interactionism),
cara pandang yang menekankan gagasan konstruksionisme (contructionism),
bahwa realitas dibangun melalui suatu proses sosiolinguistik, filosofi bahasa, etnografi,
interaksi yang terjadi dalam kelompok, etnometodologi. Pertama, paham interaksi
masyarakat dan budaya. Sosiokultural lebih simbolis, paham ini menekankan pada
tertaruk untuk mempelajari pada cara pentingnya observasi. Partisipan dalam kajian
bagaimana masyarakat secara bersama – sama komunikasi sebagai cara dalam mengeksplorasi
menciptakan realitas dari kelompok sosial, hubungan – hubungan sosial. Kedua,
organisasi dan budaya mereka. Sosiokultural konstruksionisme, menjelaskan mengenai
digunakan dalam topik – topik tentang diri bagaimana pengetahuan manusia dibentuk
individu, percakapan, kelompok,organisasi, melalui interaksi sosial. Ketiga, sosiolinguistik,
media, budaya dan masyarakat. hal terpenting adalah bahwa manusia
Bentuk-bentuk teori yang termasuk tradisi menggunakan bahasa secara berbeda dalam
Sosiokultural: kelompok budaya dan kelompok sosial yang
1. Teori Strukturasi berbeda. Keempat, filosofi bahasa, memaknai
Struktur adalah proses yang disengaja dan bahasa bergantung pada penggunaan nyatanya.
penuh konsekuensi serta patuh pada norma. Kelima, etnografi, menerangkan bagaimana
Secara tradisional iklim organisasi dipandang kelompok sosial membangun makna
sebagai salah satu variable kunci yang melaluiperilaku linguistik dan non-linguistik
mempengaruhi komunikasi dan berikut juga mereka. Dan terakhir, etnometodologi yaitu
produktivitasnya dan kepuasan dari para bagaimana kita mengelola atau
pekerja. menghubungkan perilaku dalam interaksi
sosial pada waktu tertentu.
2. Conversatio and Teks in the Process of
Organization
Interaksi menuntun kita untuk berbagi
KELOMPOK 6
TRADISI KRITIS

Kita mulai penjelasan mengenai tradisi kritis dengan sejumlah pertanyaan berikut ini.
Pernahkah anda berpikir mengenai kelebihan atau keistimewaan yang anda miliki namun tidak
dimiliki orang lain? Sekarang pikirkan lagi pertanyyan berikut. Anda memiliki kemampuan,
kelebihan, asset, modal, dan sumber daya lainnya, namun anda merasa sumber daya yang anda
miliki kurang atau bahkan tidak dihargai oleh masyarakat. Mengapa masyarakat tidak
menghargainya? Apakah ada symbol tertentu yang digunakan dalam komunikasi dimasyarakat
yang memberikan kewenangan atau kekuasaan kepada kelompok tertentu?

Pertanyaan-pertanyaan mengenai kekuasaan (power) dan keistimewaan (privilege) yang


diterima kelompok tertentu dimasyarakat menjadi topik yang sangat penting dalam teori
komunikasi dan adalah para pemikir yang berada dalam kelompok pemikiran atau tradisi kritis
(critical tradition). Dalam hal ini Littlejohn mengemukakan “These theories show the power,
oppression, and privilege are the product of certain forms of communication throughout society”
(Teori ini menunjukkan bahwa kekuasaan, penindasan, dan keistimewaan adalah produk dari
bentuk komunikasi tertentu dimasyarakat).
Dengan demikian, tradisi kritis menjelaskan bahwa kekuasaan dan keistimewaan yang
dimiliki suatu kelompok, serta penindasan yang dilakukan oleh kelompok tertentu terhadap
kelompok lain merupakan produk dari bentuk komunikasi tertentu yang ada dimasyarakat.
Pemikiran yang dikemukakan dalam tradisi kritis dipandang penting dalam perkembangan teori
komunikasi dewasa ini. Walaupun terdapat berbagai variasi pemikiran dalam kelompok teori
kritis. Namun kesemuanya mengemukakan tiga hal penting yang sama yaitu:
• Tradisi kritis berupaya untuk memahami sistem yang sudah baku yang diterima
masyarakat begitu saja termasuk juga struktur kekuasaan dan kepercayaan atau ideologi
yang mendominasi masyarakat, namun tradisi kritis memberikan perhatian utama pada
kepentingan siapa saja yang lebih dilayani oleh struktur kekuasaan yang ada.
• Teori kritis menunjukkan ketertarikannya untuk mengemukakan adanya suatu bentuk
penindasan social dan mengusulkan suatu pengaturan kekuasaan dalam upaya menduung
eamnsipasi dan mendukung terwujudnya masyarakat yang lebih bebas dan lebih
terpenuhi kebutuhannya. Memahami adanya penindasan menjadi langkah pertama untuk
menghapus ilusi dan janji manis yang diberikan suatu ideologi atau kepercayaan dan
mengambil tindakan untuk mengatasi kekuasaan yang menindas.
• Para pendukung teori kritis berusaha untuk memadukan antara teori dan tindakan. Teori
yang bersifat noramtif harus bisa diimplementasikan untuk mendorong perubahan
ditengah masyarakat. Penelitian yang dilakukan dalam teori kritis berupaya menunjukkan
bagaimana berbagai kepentingan yang saling bersaing berbenturan dan menunjukkan cara
bagaimana
mengatasi benturan konflik kepentingan itu dengan lebih mengutamakan kepentingan
kelompok tertentu khusunya kelompok lemah.

Dalam perkembangannya teori kritis memiliki sejumlah sejumlah percabangan antara lain yang
terpenting adalah: 1) Marxisme; 2) Frankfurt School; 3) Postmodernism; dan 4) Feminisme.
KELOMPOK 7
TRADISI FENOMENOLOGI

1 TOKOH Stanley Deetz

2 TAHUN 1973

3 TRADISI Tradisi Fenomenologis

Istilah phenomenon mengacu pada kemunculan sebuah


benda, kejadian atau kondisi yang dilihat. Fenomenologi
merupakan sebuah cara yang digunakan manusia untuk
memahami dunia melalui pengalaman langsung.
4 DESKRIPSI TEORI Fenomenologi membuat pengalaman nyata sebagai data
pokok sebuah realitas. Semua yang diketahui adalah semua
yang dialami.

Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar


fenomenologi :
-pengetahuan ditemukan langsung dalam pengalaman sadar
kita akan mengetahui dunia ketika berhubungan
dengannya.
- makna benda terdiri atas kekuatan benda dalam
kehidupan seseorang.
-bahasa merupakan kendaraan makna.

Esensi dari komunikasi adalah interaksi . Tradisi ini


melihat bagaimana interaksi antara manusia dengan
kejadian, peristiwa, atau tindakan. Yang perlu digaris
bawahi adalah interaksi antara manusia dengan fenomena.
Teori dalam fenomenologi berasumsi bahwa orang-orang
secara aktif menginterpretasikan pengalamannya dan
mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya.
Tradisi ini memperhatikan pada pengalaman sadar
seseorang.
5 ASUMSI TEORI
Fenomenologi lebih menyoroti pengalaman dan psikologis
individu terhadap sebuah fenomena. Penelitian ini mencari
data dengan menggunakan wawancara mendalam terhadap
orang yang berkaitan dengan sebuah fenomena yang
kemudian digabungkan menjadi sebuah deskripsi.
- Misalnya fenomenologi melihat bagaimana melihat
pengalaman dokter selama menangani pandemic
6 CONTOH covid-19 di dalam ruang isolasi. Bagiamana
pengalaman pasien yang sembuh, ataupun yang
meninggal.
Intinya harus ada interaksi dan pengalamannya
disana. Jadi pengambilan data lebih
memungkinkan. Jadi kalau mau melihat dari sisi
fenomenologis harus ada sisi pengalaman dan
interaksinya. Karena kita tidak bissa wawancara
dengan virusnya, jadi yang dilihat adalah
pengalaman dokternya .

- fenomena HIV atau AIDS. Penelitian kita fokuskan


pada fenomena berupa perlakuan diskriminatif yang
menjadi pengalaman hidup para penderita HIV.
Fokus penelitian demikian bisa dilakukan dengan
mengaplikasikan metode fenomenologi.
Studi fenomenologis tentang fenomena perlakuan
diskriminatif berusaha untuk mengungkap apa
kesamaan pengalaman hidup yang dialami oleh
para penderita HIV/AIDS yang mendapat perlakuan
diskriminatif dalam masyarakat serta bagaimana
mereka mengalaminya. Data yang dikumpukan
dalam studi fenomenologis berupa data teks atau
narasi deskriptif, bukan eksplanasi atau analisis

7 SUMBER • Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn,


REFERENSI Karen A. Foss (edisi 9)
TEORI KOMUNIKATOR

KELOMPOK 1
SOCIAL AND COMMUNICATIVE ANXIETY THEORY & TRAIT FACTOR MODELS

1 TOKOH Milles Patterson dan Vicki Ritts


Burgon dan Ruffner
2 TAHUN Milles Patterson dan VickiRitts :1997
Burgon dan Ruffner : 2004
3 TRADISI Sosiopsikologis

4 DESKRIPSI Ketakutan berkomunikasi adalah bagian dari kelompok


TEORI konsep yang terdiri atas penghindaran social,kecemasan
social,kecemasan berinteraksi,dan keseganan

5 ASUMSI 1. Miles Patterson dan vicki ritts menyebutkan beberapa


TEORI parameter.pertama, mereka menemukan bahwa kecemasan
dalam berkomunikasi dan bersosialisasi memiliki aspek
fisiologis,seperti detak jantung dan rona merah pipi karena
malu,manifestasi perilaku seperti penghindaran dan proteksi
diri,serta dimensi kognitif seperti focus diri dan pikiran
negative
2. Burgon dan Ruffner (Rahayu dkk,
2004) menyebut kecemasan
berkomunikasi dengan
istilah communication anxiety, yang didefinisikan sebagai
kondisi individu yang merasa cemas dalam menghadapi
situasi komunikasi, khususnya komunikasi di depan umum.
6. CONTOH gemetaran dan gugup ketika berbicara dengan orang lain atau
berbicara didepan umum.

7. SUMBER • Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen


REFERENSI A. Foss (edisi 9)
• https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-kece
masan- berkomunikasi/8922/5
https://quizlet.com/id/198867528/teori-teori-komunikator
-flash- cards/
1 TOKOH Digman

2 TAHUN 1990
3 TRADISI Sosiopsikologis
4 DESKRIPSI menurut teori ini pengaruh dari lingkungan atas pembelajaran
TEORI tidaklah selalu penting dan perbedaan setiap individu dalam
bagaimana manusia berkomunikasi dapat dijelaskan secara
bioglogis menurut mereka semua sifat dapat dikurangi hingga
menjadi beberapa dimensi saja yang sekitar 80 persen ditentukan
oleh faktor genetis
5 ASUMSI Dalam Teori Sifat ada 5 Model Faktor Sifat yang digunakan
TEORI untuk mengidentifikasi sifat seseorang:
1. Neuroticism atau kecendrungan untuk merasakan emosi
negatif dan kesedihan
2. Extraversion atau kecendrungan untuk menikmati
berada alam kelompok menjadi tegas dan berpikir optimis.
3. Opennes atau Kecendrungan untuk menjadi reflektif, memiliki
imajinasi, memperhatikan perasaan dari dalam hati dan menjadi
pemikir yang mandiri.
4. Agreeableness atau kecendrungan untuk menyukai dan menjadi
simpatik kepada orang lain, ingin membantu orang lain serta
menghindari permusuhan.
5. Conscientiousness, atau kecendrungan menjadi pribadi yang
displin, melawan gerak hatinurani, menjadi teratur dan memahami
penyelesaian tugas.Model ini nantinya bertujuan untuk memahami
perbedaan prilaku seseorang , namun disisi lain perbedaan tersebut
menimbulkan persamaan
6. CONTOH • dua sifat yang paling sering diteliti dalam komunikasi
adalah pertentangan dan kecemasan berkomunikasi. Dua
hal tersebut adalah sifat paling mendasar yang diteliti dalam
tradisi teori sifat dan dihadirkan sebagai sebuah bentuk
dasar mengenai bagaimana penelitian tersebut harus
dilakukan.
• conversational narcissism, atau obrolan narsis mungkin
dapat dijelaskan sebagai sebuah kombinasi dari neuroticism
menengah, extraversion tinggi, oppeness rendah, agreeable
rendah dan conscientiousness tinggi. Argumentativeness
atau perdebatan bisa
dipahami sebagai kombinasi rendahnya openness dan
agreeableness serta tingginya conscientiousnes
7 SUMBER • Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen
REFERENSI A. Foss (edisi 9)
• https://ipqi.org/teori-kepribadian-model-lima-besar-big-f
ive- personality/
KELOMPOK 2
ATTRIBUTION THEORY & ELABORATION LIKELIHOOD THEORY

TOKOH Attribution Theory ditemukan oleh Fritz Heider.

TAHUN Attribution Theory ditemukan pada 1958.

TRADISI Attribution masuk ke dalam cabang Tradisi Psikologis.

Attribution Theory atau umum dikenal sebagai teori atribusi bermula dengan
DESKRIPSI gagasan bahwa setiap individu mencoba untuk memahami perilaku mereka
TEORI sendiri dan orang lain, dengan mengamati bagaimana sesungguhnya tiap-tiap
individu berperilaku.
⚫ Fritz Heider, menyebutkan beberapa atribusi kausal yang biasa dibuat
setiap orang. Semua ini mencakup penyebab situasional (lingkungan),
pengaruh pribadi, kemampuan (dapat melakukan sesuatu), usaha
(mencoba melakukan sesuatu), hasrat (keinginan untuk melakukannya),
perasaan (merasa menyukai),keterlibatan (setuju dengan sesuatu),
ASUMSI kewajiban (keharusan), dan perizinan (diperbolehkan melakukan
TEORI sesuatu).

⚫ Fritz Heider beramsumsi bahwa orang dapat membuat dua atribusi


yaitu atribusi internal dan atribusi eksternal. Atribusi internal adalah
inferensi yang dibuat oleh seseorang tentang sikap, karakter, atau pribadi
seseorang. Sementara itu, atribusi eksternal adalah inferensi yang dibuat
seseorang terakit dengan situasi dimana ia berada.

⚫ Jika kita setuju pada hak seseorang untuk melakukan kriminal, seperti
juga orang-orang lain, maka sikap kita tersebut konsisten atau seimbang
CONTOH (balance). Namun jika kita setuju aborsi tetapi ternyata teman-teman
dekat kita dan juga orang-orang di sekeliling kita tidak setuju pada
kriminal maka kita dalam kondisi tidak seimbang (imbalance).

⚫ Sebagai sebuah keharusan ; “Saya harus pergi ke kampus tepat waktu”.


Akan tetapi “harus” mesti sesuai dengan nilai-nilai. Karena orang ingin
konsisten, mereka harus menyeimbangkan kewajiban & nilai-nilai
mereka.

REFERENSI ⚫ Theories of Human Communication oleh Stephen W.Littlejohn


⚫ dictio.id
TOKOH Elaboration Likelihood Theory dikembangkan oleh Richard Pretty & John
Cacioppo.

TAHUN Teori ini untuk pertama kalinya dikembangkan pada tahun 1980.

TRADISI Elaboration Likelihood Theory masuk ke dalam cabang Tradisi Psikologis.

Elaboration Likelihood Theory atau dikenal sebagai teori kemungkinan


elaborasi merupakan teori persuasi karena teori ini mencoba untuk
DESKRIPSI memprediksi kapan serta bagaimana akan dan tidak akan terbujuk oleh
TEORI pesan. Kemungkinan elaborasi ikhtisarnya suatu kemungkinan bahwa
individu akan mengevaluasi informasi secara kritis. Kemungkinan elaborasi
bergantung pada cara seseorang mengolah pesan.

Menurut Petty & Cacioppo, 1986 dalam buku Dainton penting untuk
ASUMSI memahami khalayak yang akan menjadi target sebelum memilih rute
TEORI penyampaian pesan, namun selain itu memahami target khalayak tersebut
juga penting dalam menyusun / membentuk elaborasi argumen yang akan
disampaikan

Para kandidat anggota parlemen tentu tidak bisa menemui semua pemilih
CONTOH dalam mendiskusikan sebuah isu sehingga mengambil rute pinggir dengan
memasang spanduk dirinya di sudut kota.

REFERENSI ⚫ Theories of Human Communication oleh Stephen W.Littlejohn


⚫ dictio.id
KELOMPOK 3
EXPECTANCY VALUE THEORY & COGNITIVE DISSONANCE THEORY

1 TOKOH Dr. Martin Fishbein (Expectancy Value Theory)

2 TAHUN Dr. Martin Fishbein (1970)

3 TRADISI Tradisi Sibernetika - Teori Nilai Harapan

4 DESKRIPSI TEORI 1. Value-expectancy theory adalah salah satu teori


tentang komunikasi massa yang meneliti
pengaruh penggunaan media oleh pemirsanya
dilihat dari kepentingan penggunaanya. Teori
ini mengemukakan bahwa sikap seseorang
terhadap segmen-segmen media ditentukan
oleh nilai yang mereka anut dan evaluasi
mereka tentang media tersebut. (Teori Nilai
Harapan)
5 ASUMSI TEORI 1. Klandersman dalam value-expectancy theory
nya menyataka bahwa perilaku seseorang
merupakan fungsi nilai (value) dari hasil yang
diharapkan dari sebuah perbuatan,
“Individual’s behavior is a function of the
value of expected outcomes of behavior”
(Klandersman,1997,h.26).
Asumsi dari teori ini adalah “Sikap khalayak
terhadap segmensegmen media tergantung
pada nilai yang mereka anut dan evaluasi
mereka terhadap media tersebut.” Teori ini
mengatakan bahwa kepuasan yang kita cari
sebagai pengguna media terhadap suatu media
ditentukan oleh sikap kita terhadap media
tersebut. Kita percaya dan kita berhak
mengevaluasi dan menentukan sikap.
6 CONTOH 1. Contoh, bila kita percaya bahwa segmen gosip
akan menghadirkan hiburan bagi kita, dan kita
senang dihibur, maka kita akan memenuhi
kepentingan kita dengan menonton/mendengar/
membaca acara gosip. Di pihak lain bila kita
percaya bahwa bergosip itu termasuk
bergunjing dan melihatnya sebagai hal yang
negatif, dan kita tidak menyukainya, kita akan
menghindar diri dari menonton/ mendengar/
membacanya. (Teori Nilai Harapan).
7 SUMBER REFERENSI • Wordpress.com
• Google.co.id (books)
• Ebook Teori Komunikasi Individu Hingga Masa
Oleh Morissan 2013
• Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn,
Karen A. Foss (edisi 9)
Himikom. (n.d.). http://www.himikomunib.org.
Retrieved Mei 16, 2016, from Himikom:
http://www.himikomunib.org/2012/12/teori-pengh
arapan-nilai-expectacy-value.html
1 TOKOH Leon Festinger (Cognitive Dissonance Theory)
2 TAHUN Leon Festinger (1957)

3 TRADISI Tradisi Sibernetika - Teori Disonansi Kognitif


4 DESKRIPSI TEORI 2. Cognitive Dissonance Theory adalah teori yang
menjelaskan bagaimana manusia secara konsisten
mencari dan berupaya untuk mengurangi
disonansi atau ketidaknyaman dalam berbagai
situasi yang baru. Teori ini secara revolusional
memikirkan tentang proses-proses psikologi sosial
khususnya yang terkait dengan bagaimana suatu
penghargaan berdampak pada sikap dan perilaku.
Selain itu, teori ini juga menekankan pada
bagaimana perilaku dan motivasi berdampak pada
persepsi dan kognisi. (Teori Disonansi Kognitif)
5 ASUMSI TEORI 2. Menurut Festinger (1957) disonansi kognitif
adalah ketidaksesuaian yang terjadi antara dua
elemen kognitif yang tidak konsisten yang
menyebabkan ketidaknyamanan Psikologis serta
memotivasi orang untuk berbuat sesuatu agar
disonansi itu dapat dikurangi. Istilah disonansi /
disonan berkaitan dengan istilah konsonan dimana
keduanya mengacu pada hubungan yang ada
antara dua buah elemen.
Teori disonansi kognitif yang dirumuskan oleh
Festinger, dapat dikatakan bahwa teori
disonansi kognitif didasarkan atas 3 (tiga)
asumsi dasar, yaitu :
a) Manusia sangat sensitif terhadap adanya
inkonsistensi antara tindakan dan
kepercayaan.
b) Pengakuan terhadap adanya inkonsistensi
ini dapat menyebabkan disonansi dan
dapat memotivasi seorang individu untuk
mengatasi disonansi yang ada.
c) Disonansi dapat diatasi melalui salah satu
dari 3 (tiga) cara berikut ini, yaitu :
• Perubahan kepercayaan.
• Perubahan tindakan.
• Perubahan persepsi tindakan.
6 CONTOH 2. Contoh, orang yang merokok dan tau efek
negatif dari merokok akan mengurangi disonansi
kognitif yang terjadi dengan cara mencari
informasi terkait perilaku merokok yang dapat
menurunkan disonansi kognitif secara
keseluruhan, seperti informasi bahwa konsumsi
minuman keras lebih mematikan dari pada
perilaku merokok. Lewat cara ini berarti individu
juga secara aktif menghindari informasi yang
dapat meningkatkan disonansi kognitif yang
mereka alami. (Teori Disonansi Kognitif).
7 SUMBER REFERENSI • Wordpress.com
• Google.co.id (books)
• Ebook Teori Komunikasi Individu Hingga Masa
Oleh Morissan 2013
• Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn,
Karen A. Foss (edisi 9)
Himikom. (n.d.). http://www.himikomunib.org.
Retrieved Mei 16, 2016, from Himikom:
http://www.himikomunib.org/2012/12/teori-pengh
arapan-nilai-expectacy-value.html
KELOMPOK 4
SIMBOLIC INTERACTIONISM THEORY & PRESENTATIONAL SELF
THEORY

1. TOKOH George Herberd Mead


2. TAHUN George Herberd Mead : 1932
3. TRADISI Tradisi Sosiokultutal
Teori interkasi simbolik adalah teori yang
memfokuskan diri pada analisis perilaku individu
dengan individu lain dalam kelompok kecil.
George Herbert Mead mengajarkan kita bahwa
makna muncul sebagai hasil interaksi di antara
manusia baik secara verbal maupun non verbal.
Melalui aksi dan respon yang terjadi, kita
4. DESKRIPSI TEORI memberikan makna ke dalam kata-kata atau
tindakan, dan karenanya kita dapat memahami
suatu peristiwa dengan cara yang tertentu.
1. Paham Teori Interaksi simbolik telah
memberikan banyak kontribusi terhadap
5. ASUMSI TEORI Tradisi Sosiokultural dalam membangun
teori komunikasi. Menurutnya,
masyarakat muncul dari percakapan yang
saling berkaitan diantara individu.
1. Lalu lintas: kita menyaksikan ada tanda lalu
lintas yang di bagian ujung tiangnya
6. CONTOH terdapat lempengan berbentuk lingkaran
dengan tanda huruf P yang dicoret. Tanda
itu adalah simbol, yang disepakati
bermakna larangan untuk parkir di seputar
tempat itu. Kesepakatan ini diyakini sudah
bersifat universal karena di berbagai
negara, tanda lalu lintas yang bermakna
larangan parkir diberi simbol sama seperti
itu
7. REFERENSI 1. Google.co.id (books)
2. Wordpress.com
3. Kompasiana.com
1. TOKOH 1. Ervin Goffman
2. TAHUN 2. Ervin Goffman: 1959
3. TRADISI Tradisi Sosiokultutal
Teori Presntasi Diri adalah teori yang mengajarkan
bagaimana manusia mencari tahu tentang siapa
dirinya dan self esteem yg ia miliki di dalam
dirinya. Gambaran ini walau bagaimanapun tidak
4. DESKRIPSI TEORI dapat menggambarkan keadaan diri individu
seutuhnya, melainkan kita juga harus melihat
social self yg dimiliki oleh individu tersebut.
Banyak orang yang memberikan perhatian
terhadap image yang ia tampilkan kepada orang
lain. Dengan cara yang sama, orang tersebut juga
memperhatikan citraan yang mereka tampilkan
melalui perilaku kepada publik.
2. Menurut Erving Goffman (1959),
masing-masing dari kita mengasumsikan
suatu identitas tertentu atau suatu identitas
sosial, bahwa orang lain akan menolong
kami. Yang diilhami oleh teori Goffman,
5. ASUMSI TEORI psikologi social self presentation adalah
proses dimana kita mencoba untuk
membentuk apa yang orang lain pikirkan
tentang kita dan apa yang kita pikirkan
tentang diri kita sendiri (Leary &Kowalski,
1990; Schlenker &Weigold, 1992;
Tedeschi,1981)
Seorang remaja yang sedang mencari jati dirinya.
6. CONTOH Ingin menjadi apa saat sudah besar nanti.
7. REFERENSI 4. Google.co.id (books)
5. Wordpress.com
6. Kompasiana.com
KELOMPOK 5
SOCIAL CONSTRUCTION OF SELF THEORY & SOCIAL CONSTRUCTION
OF EMOTION THEORY

No Point – point Penjabaran


1. Tokoh Social Constructio of Self Theory : Rom Harrẻ
2. Tahun Rom Harrẻ : 1989
3. Tradisi Tradisi Sosiokultural
4. Deskripsi Teori • Rom Harrẻ berpendapat bahwa teory emosi diri
adalah gagasan bahwa setiap individu tersusun
oleh sebuah teori pribadi yang mempengaruhi
setiap individu untuk mendekati dunia.
• Rom Harrẻ juga membahas mengenai emosi dan
berpendapat bahwa emosi adalah konsep –
konsep yang tersusun, dari aspek lain seperti
pengalaman manusia, karena ditentukan oleh
bahasa lokal dan tata susunan moral dari
kebudayaan atau kelompok sosial.

5. Asumsi Teori • Harrẻ mengungkapkan konsep ”diri sendiri”


dengan menggunakan tiga elemen yang
mebentuknya,yaitu:
1. Kesadaran
Dengan cara interaksi interpesonal dan
intrapersonal kita dapat membentuk diri kita sendiri dan
menghadirkan diri sendiri kepada orang lain sebagai
sebuah identitas yang saling berhubungan
Kesadaran merupakan dimensi diri sendiri yang saling
berhubungan dengan keadaan kita saat ini , karena ketika
kita menyadari diri kita bergerak melalui ruang dan
waktu, kita menggunakan persepsi pengalaman dan
interaksi kita untuk menjalani tempat kita di dunia ini.
2. Riwayat hidup
Terdiri dari ingatan , kenangan /pemahaman
mengenai apa yang terjadi di masa lalu yang terbiasa
menafsirkan pengalaman-pengalaman saat ini dan masa
depan.
3. Perantara
Dimensi ketiga harre mengenai diri sendiri dan
lebih berhubungan dengan kejadian di massa depan.
Perantara lebih terlihat ketika bermaksud untuk
melakukan sesuatu,
hal ini mengenai kemampuan seseorang, kemungkinan
apa yang ada di masa depan.
6. Contoh • Social Constructio of Self Theory:
- Kesadaran :

Setiap individu memiliki kemampuan objektivitas


terhadap diri sendiri untuk keluar dan memikirkan tentang
diri sendiri dan pandangan orang lain. Setiap individu
adalah orang yang “mengetahui” dan “diketahui”.
Misalkan sebuah pernyataan “Saya mengetahui bahwa
saya takut”. Maka Saya akan menggambarkan ketakutan
saya yang mungkin akan diketahui orang lain dan akan
mengetahui gambaran seseorang yang merasa takut.

7. Sumber • Kompasiana.com
Referensi • Blog.binadarma.ac.id
• Theories of Human Communication, edisi ke-9.
Stephan W. Littlejohn & Karen A. Foss
No Point – point Penjabaran
1. Tokoh Social Contraction of Emotion Theory : James Averill
2. Tahun James Averill : 1990
3. Tradisi Tradisi Sosiokultural
4. Deskripsi Teori James Averill menyatakan bahwa emosi merupakan sistem
kepercayaan yang memandu pemahaman seseorang
mengenai situasi.
5. Asumsi Teori Menurut Averill, ada 4 atturan yang mengatur emosi, yaitu :
Pertama, aturan penilaian, memberitahu kita apakah
emosi itu, di mana emosi tersebut diarahkan, dan apakah
emosi tersebut positif atau negatif.
Kedua, aturan perilaku, memberitahu kita
bagaimana merespons perasaan, apakah untuk
menyembunyikannya, untuk menunjukkannya secara
pribadi, atau untuk benar-benar melepaskannya.
Ketiga, aturan ramalan, menjelaskan kemajuan dan
rangkaian emosi, berapa lama emosi tersebut harus bertahan,
apa saja tahapan-tahapannya, bagaimana emosi tersebut
dimulai, dan bagaimana emosi tersebut diakhiri?
Keempat, aturan pelekatan, memerintahkan
bagaimana sebuah emosi harus dijelaskan dan dibenarkan.
Apakah Anda memberitahu orang lain tentang hal ini dan
bagaimana Anda menunjukkannya secra umum?
6. Contoh Social Contraction of Emotion Theory :
Suku Ifaluk dari Mikronesia mengalami beberapa bentuk
kemarahan. Termasuk penyakit, yang muncul secara
perlahan dari beberapa kejengkelan yang mengganggu, yang
dialami ketika keluarga tidak hidup sesuai harapan dan
disebabkan oleh kemalangan pribadi. Kemarahan yang bisa
dibenarkan, disebut nyanyian, terjadi pola yang mudah
dipahami bagi Suku Ifaluk. Sebuah aturan pasti dilanggar
dan seseorang harus menunjukkan bahwa hal ini memang
terjadi. Orang yang menyaksikan pelanggaran harus
menghukum tindakan tersebut dan orang yang
melakukannya harus bereaksi terhadap hukuman tersebut
dengan rasa takut dan berjanji untuk tidak melakukannya
lagi. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam budaya
Suku Ifaluk, kemarahan bukan sekedar kemarahan tetapi ada
beberapa jenis yang beragam dan dibedakan.
7. Sumber • Kompasiana.com
Referensi • Blog.binadarma.ac.id
• Theories of Human Communication, edisi ke-9.
Stephan W. Littlejohn & Karen A. Foss
KELOMPOK 6
POLITENNES THEORY & PLANNING THEORY

NO NAMA TEORI Politeness Theory


1 TOKOH Penelope Brown dan Stephen Levinson
2 TAHUN • Penelope Brown (1978)
• Stephen Levinson (1987)
3 TRADISI Tradisi Sosiopsikologis
4 DESKRIPSI TEORI Teori ini menyatakan bahwa dalam kehidupan sehari hari
kita merancang pesan yang dapat melindungi muka
sekaligus untuk mencapai tujuan yang lain juga.
Brown dan Levinson percaya bahwa kesopanan
seringkali merupakan tujuan karena kesopanan
merupakan nilai universal secara kultural. Setiap budaya
memiliki derajat yang berbeda dalam hal kebutuhan
kesopanan dan juga cara-cara berbeda untuk menjadi
sopan, tetapi semua memiliki kebutuhan untuk dihargai
dan dilindungi. Brown dan Levinson menyebut
kebutuhan ini sebagai face needs atau “kebutuhan muka”
5 ASUMSI TEORI Konsep Wajah dari Brown dan Stephen :
1. Berpusat pada aspek wajah yang dimiliki oleh individu
2. Berusahan mengakomodasi Keinginan dan harapan
individu. Wajah diperlakukan sebagai bentuk keinginan
3. Terdiri dari wajah positif dan wajah negative. Wajah
negative merujuk pada kebutuhan individu untuk bebas
dari tekanan eksternal.
6 CONTOH 1. Bagaimana keadaan kamu, sudah baikan, kan ?
(Menunjukkan empati dan solidaritas)
2. Selamat ya, kamu tamat dengan Cumlaude, kamu
memang pintar. (Menunjukkan Aspirasi/pujian)
3. Maunya sih, Ibu berkenan hadir di pesta pernikahan
kami, tapi kalau terlalu sibuk, yam au gimana lagi.
(Tidak memaksakan kehendak/ menghargai komitmen
orang lain)
7 SUMBER REFERENSI Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A.
Foss (edisi 9)
NO NAMA TEORI Planning Theory
1 TOKOH Charles Berger
2 TAHUN 1997
3 TRADISI Tradisi Sosiopsikologis
4 DESKRIPSI TEORI Berger berpendapat bahwa rencana-rencana dari perilaku
komunikasi adalah representasi kognitif hierarki dari
rangkaian Tindakan mencapai tujuan. Dengan kata lain,
rencana-rencana merupakan gambaran mental dan
Langkah-langkah yang akan diambil seseorang untuk
mencapai sebuah tujuan. Semuanya disebut hierarki
karena Tindakan-tindakan tertentu diperlukan untuk
Menyusun segala sesuatunya, sehingga
Tindakan-tindakan lin akan dapat diambil. Oleh karena
itu, perencanaan merupakan proses rencana-rencana
tindakan.

5 ASUMSI TEORI a. Kekuatan tujuan akan mempengaruhi rencana yang


cenderung kompleks.sumsi ini menyatakan ketika
tujuannya kuat, tentu saja akan mempengaruhi rencana.
b. Teori ini memprediksi ketika suatu pengetahuan
khusus dan umum yang lebih kompleks, maka rencana
akan jelas.
c. Besar atau kecilnya hasil yang dicapai bergantung
pada motivasi untuk mencapai tujuan.
6 CONTOH 1. Dalam kasus ini, dapat kita lihat seberapa besar
kekuatan Partai Gerindra khususnya Pimpinan Anak
Cabang PAC Limo dalam perencanaan untuk
memenangkan Pileg di Depok.
2. PAC Limo harus terlebih dahulu mengetahui
bagaimana Pileg Di Depok. Setiap Daerah Pemilihan
Dapil akan berbeda dalam menilai strategi komunikasi
politik suatu partai.

7 SUMBER REFERENSI Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A.


Foss (edisi 9)
KELOMPOK 7
IDENTITY AS CONSTRUCTED AND PERFORMES THEORY & QUEER
THEORY
1 TOKOH Michael Hecht

2 TAHUN Michael Hecht : 2009

3 TRADISI Tradisi Sosiokultural

Menurut Michael Hecht dan koleganya, dalam


teori komunikasi tentang identitas tergabunglah
tiga konteks budaya berikut : individu, komunal
dan publik. Menurut teori ini, identitas
merupakan penghubung utama antara individu
4 DESKRIPSI TEORI dan masyarakat serta komunikasi merupakan
mata rantai yang memperbolehkan hubungan ini
terjadi.

1. Teori identitas kontemporer menyatakan,


bahwa tidak tidak ada kategoti identitas yang
berada diluar konstruksi sosial oleh budaya yang
lebih besar. Kita mendapatkan sebagian besar
identitas kita dari konstruksi yang ditawarkan
dari berbagai kelomok sosial di mana kita
5 ASUMSI TEORI menjadi bagian di dalamnya seperti keluarga,
komunitas, subkelompok budaya,dan berbagai
ideologi berpengaruh.
1. Barbara Ponse menjelaskan langkah-langkah
yang dilakukan seseorang dalam
6 CONTOH mengungkapkan identitas dirinya, misalnya,
sebagai penyuka sejenis (lesbian,gay) atau
penyandang HIV-AIDS lebih merupakan suatu
bentuk pengaturan diri agar dapat diterima
(reconfiguration of the self)

SUMBER ⚫ Buku Teori Komunikasi Individu Hingga


7 REFERENSI Massa Oleh Morissan
1 TOKOH Judith Batler

2 TAHUN Judith Batler : 1993

3 TRADISI Tradisi Sosiokultural

Judith Butler mengemukakan pandangannya


yang sangat kuat mengenai identitas sebagai
sesuatu yang dikonstruksikan dan dijalankan.
DESKRIPSI TEORI Teori ini sering kali disebut sebagai faktor
pendorong utama pengembangan teori queer
4 (queer berarti homoseksual).
2. Teori yang dikemukakan Butler ini
mempertanyakan dan menentang identifikasi
gender dengan mengemukakan argumen bahwa
tidak hanya gender (maskulin dan feminim)
tetapi juga jenis kelamin (pria/wanita)
merupakan konstruksi sosial. Dan menurut
5 ASUMSI TEORI Butler, gender tidak musti harus dipahami
sebagai identitas yang stabil (tetap) atau pusat
agen (locus of agency) yang merupakan asal
dari semua perbuatan namun gender adalah
identitas yang terbentuk oleh waktu dan
dilembangkan melalui tindakan yang
berulang-ulang
2. Misalnya pria/wanita, maskulin/feminim,
gay/lesbian dan lain-lain, dengan menawarkan
6 CONTOH gagasan bahwa identitas adalah lebih dari
sekadar kategori kaku yang bersifat dikotomis.
Mereka yang menganut identitas homo menolak
konsep heteroseksual dan homoseksual, karena
menurut mereka tidak mungkin lagi membuat
kategorisasi atas dasar perbuatan seksual.

7 SUMBER • Buku Teori Komunikasi Individu Hingga


REFERENSI Massa Oleh Morissan
THE MESSAGE THEORY

KELOMPOK 1
SYMBOL THEORY & CLASSICAL FOUNDATIONS
1. TOKOH • Susanne Langer
2. TAHUN • 1942
3. TRADISI • Tradisi Semiotik
4. DESKRIPSI TEORI • Simbol digunakan dengan cara yang lebih
kompleks dengan membuat seseorang untuk
berpikir tentang sesuatu yang terpisah dari
kehadirannya. Simbol adalah konseptualisasi
manusia tentang suatu hal, sebuah simbol ada
untuk sesuatu.
5. ASUMSI TEORI • Sebuah simbol atau kumpulan simbol-simbol
bekerja dengan menghubungkan sebuah konsep,
ide umum, pola, atau bentuk
6. CONTOH • Saat melihat lukisan karya Vincent Van Gogh,
memberikan makna bersama-sama dengan orang
yang sedang melihat lukisan tersebut secara nyata
7. SUMBER REFERENSI • Buku Teori Komunikasi Littlejohn Edisi 9
1. TOKOH • Ferdinand de Saussure
2. TAHUN • 1960
3. TRADISI • Tradisi Semiotik
• Saussure mengajarkan bahwa tanda termasuk
bahasa dan dapat berubah-ubah.
4. DESKRIPSI TEORI • Bahasa yang berbeda menggunakan kata-kata
yang berbeda untuk hal yang sama dan biasanya
tidak ada hubungan secara fisik antara sebuah kata
dan acuannya.
• Tanda adalah kaidah yang ditata oleh aturan.
5. ASUMSI TEORI Asumsi ini mendukung bahwa ide bahasa adalah
sebuah struktur, tapi juga memperkuat ide dasar
bahwa bahasa dan realitas terpisah.
• Contoh fleksibel dan mengubah sifat pengucapan
adalah perubahan dalam bahasa istilah “to be” dan
“like” lebih banyak digunakan dalam logat gereja
6. CONTOH orang Amerika. Ini merupakan hal yang tidak
pernah diperkirakan berasal dari peraturan baku
tata bahasa dan bahkan orang Amerika dengan
mudahnya memahami ini.
7. SUMBER REFERENSI • Buku Teori Komunikasi Littlejohn Edisi 9
KELOMPOK 2
NON VERBAL CODES (KINESICS & PROXEMICS)

TOKOH Ray Birdwhistell diakui sebagai orang pertama dibalik bidang kinesis.

TAHUN Dikenalkan pada tahun 1970 melalui bukunya, Kinesics and Context.

TRADISI Non verbal codes (kinesis) masuk ke dalam cabang tradisi Semiotik.

Ray Birdwhistell yang tertarik dengan bahasa, ia menggunakan linguistik


DESKRIPSI sebagai model untuk karya kinesisnya. Pada kenyataannya, hubungan ini
TEORI sangat kuat, dan kinesis umumnya dikenal dengan bahasa tubuh. Karena
ketertarikannya inilah, model untuk karya kinesisnya dimasukkan ke dalam
bukunya Kinesics and Context.

⚫ Semua gerakan tubuh mempunyai makna penting dalam konteks


komunikasi. Seseorang selalu dapat memberikan makna terhadap
ASUMSI aktivitas tubuh.
TEORI ⚫ Cara aktivitas tubuh yang berfungsi dalam komunikasi dapat diselidiki.
⚫ Individu yang menggunakan aktivitas tubuh akan memiliki ciri-ciri
idiosyncratic, tetapi juga akan menjadi bagian sistem sosial yang besar
bersama-sama dengan yang lainnya.

⚫ Seseorang dapat berspekulasi bahwa mengerutkan dahi/menyipitkan


mata sebagai sebuah tanda seseorang merasa keheranan terhadap sesuatu
adalah bawaan lahir.
⚫ Menggelengkan kepala adalah sebuah indikasi dari tidak atau bentuk
CONTOH penolakan secara halus. Tetapi sandi ini bermacam-macam dan pada
budaya lain, maknanya bisa saja berbeda.
⚫ Jika seseorang dengan sengaja melambaikan tangan kepada rekannya
sebagai tanda bahwa seseorang tersebut memberikan sapaan dan
rekannya melambaikan tangan balik kepada seseorang tersebut, maka
isyarat yang seseorang tersebut berikan berarti komunikatif dan
interaktif.

REFERENSI ⚫ Theories of Human Communication oleh Stephen W.Littlejohn & Karen


A. Foss halaman 159 - 160.
TOKOH Penemu Proxemicx adalah Edward Hall.

TAHUN Dikenalkan pada tahun 1966.

TRADISI Non verbal codes (proxemics) masuk ke dalam cabang tradisi Semiotik.

Edward Hall menjelaskan bahwa proxemics menggambarkan sebagai sebuah


DESKRIPSI jarak dan posisi tubuh antara manusia dalam melakukan intraksi sehari
TEORI hari. Atau menjelaskan tentang bagaimana seseorang secara tidak sadar
terlibat dalam struktur ruang atau jarak fisik antara manusia sebagai sesuatu
keteraturan.

⚫ Ruang karakteristik terbatas (fixed feature space) yang menjelaskan


tentang benda benda yang tidak dapat dipindahkan seperti dinding dan
kamar.
ASUMSI
TEORI ⚫ Ruang karakteristik semi terbatas (semi fixed feature space) menjelaskan
objek yang dapat digerakkan seperti furnitur.

⚫ Ruang informal (informal space) menjelaskan ruang atau wilayah di


sekitar badan kita dengan orang lain.

Budaya Anglo-Amerika menggunakan jarak sebagai pengukur suatu


CONTOH hubungan yang dapat dilihat seperti (0-8 inci) dilihat sebagi hubungan intim,
(1- 4 kaki) dilihat sebagai jarak pribadi, (4 – 12 kaki) dilihat sebagai jarak
sosial dan (lebih dari 12 kaki) dilihat sebagai jarak publik.

⚫ Theories of Human Communication oleh Stephen W.Littlejohn & Karen


REFERENSI A. Foss halaman 161 - 163
⚫ https://www.butonmagz.id/2018/09/teori-proksemik-jarak-jarak.html
KELOMPOK 3
SPEECH ACT THEORY & THEORY OF IDENTIFICATION

John Langshaw Austin


1 TOKOH
John Searle
John Langshaw Austin (1962)
2 TAHUN
John Searle (1979)

3 TRADISI Tradisi Sosiokultural

Ketika melakukan komunikasi, seorang penutur tidak saja


mengucapkan tuturan atau ujaran (speech) saja, namun juga
melakukan tindakan (act).
Speech act theory adalah suatu teori yeng menyatakan bahwa
suatu tindakan atau action yang mengiringi komunkasi verbal
4 DESKRIPSI TEORI
mempunyai pesan tersendiri. Sehingga komunikasi tidak hanya
dengan bahasa saja, tetapi dengan tindakan juga. Bahasa yang
kita gunakan sehari-hari adalah sebuah permainan bahasa
karena berisi aturan-aturan. Dengan kata lain, orang mengikuti
aturan untuk melakukan sesuatu.
Teori tindak tutur dikemukakan oleh dua orang ahli filsafat
bahasa yang bernama John Austin dan John Searle pada tahun
1960-an. Menurut teori tersebut, setiap kali pembicara
mengucapkan suatu kalimat, Ia sedang berusaha mengerjakan
sesuatu dengan kata-kata (dalam kalimat) itu.
Austin (1962) menyebutkan bahwa pada dasarnya pada saat
5 ASUMSI TEORI seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu.
Pernyataan tersebut kemudian mendasari lahirnya teori tindak
tutur.
Searle menyatakan secara dasar bahwa “Berbicara sebuah
bahasa adalah menyatu dengan sebuah bentuk aturan yang
diatur oleh perilaku.” Dua jenis aturan yang sangat penting
yaitu pokok dan regulatif.
Contoh: Teman kita berkata “Saya ingin keluar malam ini”
a) Pertama, Kalimat di atas merupakan aksi terungkap (biasa
saja atau problematis)
b) Kedua, Ia menunjukkan usulan atau kebenaran pernyataan
yang bermakna tentang apa yang ingin dia lakukan, tetapi
apakah kasus ini sangat susah untuk mengatakannya
6 CONTOH karena itu sudah jelas.
c) Ketiga, Pesan teman kita adalah aksi berkehendak yang
kita tafsirkan menjadi sebuah penawaran atau undangan
meminta kita pergi dengannya.
d) Keempat, Ia berusaha supaya kita melakukan sesuatu, dan
jika kita menerima undangannya, ia telah melengkapi
sebuah aksi mempengaruhi.
Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A. Foss
SUMBER
7 (edisi 9) halaman 163-166
REFERENSI
http://publikasi.dinus.ac.id/index.php/lite/article/view/2382
1 TOKOH Kenneth Burke

2 TAHUN 1969

3 TRADISI Tradisi Sosiokultural

Identifikasi menurut Kenneth Burke dikaitkan cara seseorang


dapat mengurangi ketimpangtindihan yang terjadi dan dapat
mengurangi perbedaan dengan pertukaran simbol, bahasa
verbal, dan tindakan/perilaku (Grifin, 2003 : 314). Identifikasi
4 DESKRIPSI TEORI tersebut dilakukan melalui tahapan-tahapan atau proses yang
cukup banyak mengaitkan antara cara seseorang atau sebuah
perusahaan dapat mengkonsep perusahaannya dan
meminimalisir perbedaan yang terjadi antara perusahaan
dengan publiknya.
Menurut Burke, identification merujuk pada sebuah proses
dimana kita berusaha untuk berbagi simbol, perspektif, dan
kehidupan. Identification bekerja bersamaan dengan division.
Burke percaya bahwa ketika kita berusaha untuk membangun
5 ASUMSI TEORI
hubungan yang sempurna dengan orang lain, hal terbaik yang
dapat kita harapkan adalah identification dan division yang
meliputi seluruh cara dimana kita gagal untuk terhubung atau
gagal untuk menjadi consubstantial dengan yang lain.
Sebagai contoh ketika teman Anda bersedih dan menceritakan
permasalahannya kepada Anda maka kita bisa ikut merasa
sedih dan juga ikut menceritakan permasalahan Anda
kepadanya. Anda berkomunikasi satu sama lain dengan bebas
6 CONTOH dan cara yang mudah karena Anda berbagi makna bahasa yang
sedang digunakan. Dalam istilah Burke, Anda sedang
mengalami kesamaan (consubstantiality).
Sebaliknya, jika di dalam taksi Anda hanya berdua dengan
sopir taksi, Anda mungkin akan merasa tidak nyaman karena
makna yang kurang menyatu dengan sopir. Kesamaan adalah
salah satu cara identifikasi yang tercipta di antara manusia.
Dalam mode yang berputar, sebagaimana identifikasi
meningkat, penyatuan makna meningkat, sehingga akan
meningkatkan pemahaman.
Dengan demikian, identifikasi dapat berarti ajakan dan
penyampaian yang efektif atau menjadi akhir dari komunikasi
itu sendiri. Identifikasi dapat disadari atau tidak disadari,
direncanakan atau tidak direncanakan.
SUMBER Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A. Foss
7
REFERENSI (edisi 9) halaman 167-169
KELOMPOK 4
MUTED GROUP THEORY & SEMANTIC MEANING THEORY
Nama Teori Muted Group Theory
1. Tokoh Edwin Ardener & Shirley Ardener
2. Tahun 1975&1978
3. Tradisi Kritis
Muted teory adalah sebuah teori yang mencoba memaparkan
fenomena yang terjadi di lingkungan sosial. Teori ini ada karena
adanya tekanan-tekanan dari kelompok dominan yang
menyebabkan kelompok lain merasa kesulitan berbahasa dalam
4. Deskripsi Teori memaparkan apa yang ada dalam benak mereka. Akibatnya
kelompok tersebut menjadi terkekang dan akhirnya akan menjadi
kelompok bungkam. Teori ini berfokus pada wanita sebagai
kelompok bisu. Sebenarnya tidak hanya kaum wanita saja yang
dibungkam, dan semua pria memiliki suara, tetapi teori kelompok
bungkam dapat di terapkan pada kelompok mana pun yang tidak
dominan atau yang tidak memadainya bahasa mereka.
1. Adanya perbedaan presepsi berdasarkan gender, diawali
dengan pengalaman wanita dan pria berbeda asumsi ini
menjelaskan bagaimana pembagian pekerjaan antara wanita
dengan pria contohnya: wanita bertanggung jawab atas
pekerjaan yang berada di rumah, sedangkan pria
bertanggung jawab atas pekerjaan di luar rumah (aktivitas
5. Asumsi Teori yang dibayar).
2. Dominasi pria, di asumsi ini menyatakan bahwa pria adalah
kelompok yang dominan dan pengalaman mereka lebih
dipilih dibandingkan pengalaman kaum wanita. Secara
umum pria memang digambarkan sebagai seorang yang
mempunyai wibawa dan dapat menjadi seorang pemimpin,
oleh sebab itu kaum wanita kesulitan untuk mempunyai
jabatan sebagai pemimpin.
• Penggunaan kata “ he “ dalam Bahasa inggris sebagai kata
ganti orang ketiga yang tidak pasti.
• wanita sering di beri label sebagai seseorang yang lemah,
banyak bicara, dan manja.
6. Contoh • dalam potongan film "Perempuan Berkalung Sorban"
diperlihatkan bahwa wanita tidak dapat melakukan banyak
aktifitas yang pada umumnya hanya dilakukan oleh
laki-laki. Sekereas apapun wanita dalam film tersebut,
mencoba untuk melakukan hal yang ia inginkan, maka
lagi lagi baik keluarga maupun lingkungannya tidak
menyetujuinya dan setiap pendapatnya pun dibungkam.
7, Sumber • Wordpress.com
• Kompasiana.com
Nama Teori Semantic Meaning Theory
1. Tokoh Charles Osgood
2. Tahun 1960
3. Tradisi Sosiopsikologis
Sebuah istilah untuk bagaimana kita memahami pengalaman kita.
Charles Osgood mengembangkan salah satu teori yang
4. Deskripsi Teori berpengaruh tentang makna. Teori ini berhubungan dengan
cara-cara mempelajari makna dan bagaimana makna itu
berhubungan dengan pemikiran dan perilaku.
Sebuah kelompok positivis logis di awal abad 20 (berhubungan
dengan Russel dan Frege), menerapkan teori Verificationist Makna.
5. Asumsi Teori Teori ini (setidaknya dalam bentuknya) menyatakan bahwa untuk
mengatakan suatu ekspresi itu bermakna dengan melihat beberapa
kondisi pengalaman yang ada untuk menunjukkan bahwa ungkapan
itu benar.
Dicontohkan dengan kata kerbau dalam kalimat “Engkau
kerbau”, kata itu tentunya menimbulkan perasaan tidak enak bagi
pendengar. Dengan kata lain,kata kerbau tadi mengandung makna
emosi. kerbau dihubungkan dengan sikap atau poerilaku malas,
lamban, dan dianggapsebagai penghinaan. Orang yang dituju atau
6. Contoh pendengarnya tentunya akan merasa tersimggung atau merasa tidak
nyaman. Pada tahun 2010, Ketika terjadi aksi demonstrasi, salah
satu demonstran membawa kerbau bertuliskan “Si Lebaynya” dan
ditempeli gambar SBY. Hal itu membuat Presiden SBY
tersinggung, karena mengisyaratkan kerbau adalah hewan yang
malas dan lamban.
• Abdul Chaer. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka
Cipta.
7. Sumber • Abdul Wahab. 1995. Teori Semantik. Surabaya: Airlangga
University Press.
• Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A.
Foss (edisi 9)
KELOMPOK 5
ACTION ASSEMBLY THEORY & COMPLIENCE GAINING STRATEGIES
No Point – point Penjabaran
1. Tokoh John Greene
2. Tahun 1984
3. Tradisi Tradisi Sosiopsikologis
4. Teori penyusunan tindakan menguji cara kita mengatur
pengetahuan dalam pikiran dan menggunakannya untuk
Deskripsi Teori membentuk pesan. Menurut teori ini, kita membentuk
pesan dengan menggunakan kandungan pengetahuan dan
pengetahuan prosedural.
5. Inti dari teori tindakan adalah pengetahuan prosedural
yang diibaratkan seperti koneksi internet. Dimana
terdapat banyak jaringan yang terhubung dengan internet.
Hal ini karena syaraf – syaraf tubuh berhubungan satu
Asumsi Teori sama lain. Selain pengetahuan prosedural juga
dibutuhkan rekam prosedural (procedural record) yaitu
sekumpulan hubungan diantara syaraf dalam jaringan
tindakan yang sebagiannya hubungan otomatis.
Procedural record cara kerjanya seperti saat kita
mengendarai mobil yaitu memindahkan satu kaki dari
gas dan mendorong kopling dengan kaki lainnya.
6. Ketika kita berkenalan dengan seseorang, maka kita akan
menyapanya dengan meperkenalkan diri “Hai, siapa
namamu?” lalu dia akan menjawab “John. Dan kamu?”.
Contoh tersebut adalah contoh sederhana, kita akan
Contoh menyimpan hal perkenalan itu dalam memori kita yang
akan membuat hubungan kita dengan orang tersebut
semakin dekat dan kompleks. Hal – hal seperti ini akan
terekam oleh rekam procedural secara otomatis.
7. . Sumber Theories of Human Communication, edisi ke-9.
Referensi Stephan W. Littlejohn & Karen A. Foss
No Point – point Penjabaran
1. Tokoh • Perolehan Pemenuhan : Gerald Marwell &
David Schmitt
• Konstruktivisme : Jesse Delia & koleganya
2. Tahun 1980
3. Tradisi Tradisi Sosiopsikologis
4. Deskripsi Teori • Marwell & Schmitt menggunakan sebuah metode
penukaran teori sebagai dasar untuk model
perolehan pemenuhan kita . Metode penuka
nbran dalam teori sosial dapat ditarik kesimpulan
bahwa manusia bertindak untuk meraih sesuatu
dari orang lain sebagai penukaran untuk suatu hal
lain.
• Teori Konstruktivisme mengatakan bahwa
individu menafsir dan bertindak menurut
kategori konseptual yang ada dalam pikiran.
Konstruktivitas didasari pada pengalaman
seseorang dan membedakannya menurut
kesamaan dan perbedaannya. Perbedaan tersebut
ditentukan oleh sistem kognitif. Sistem kognitif
memisahkan pengalaman berdasarkan kategori –
kategori dan memberikan pemaknaan.
5. Asumsi Teori • Dalam penelitiannya banyak menghasilkan
strategi pemenuhannya yaitu :
1. Janji
2. Ancaman
3. Mengetahui hasil positif
4. Mengetahui hasil negatif
5. Menyukai
6. Tawaran
7. Penerapan stimulasi rasa tidak suka
8. Meminta balas budi
9. Mengarah pada kewajiban moral
10. Memuaskan perasaan positif
11. Memuaskan perasaan negatif
12. Pencitraan positif
13. Pencitraan negatif
14. Mendahulukan kepentingan orang lain
15. Menunjukan penghargaan imbalan positif
16. Menunjukkan penghargaan imbalan negatif
Dalam menciptakan strategi tersebut marwell dan
schmitt meminta subjek menerapkan ke-16
strategi tersebut . hal ini meliputi penghargaan
(janji), hukuman (ancaman), pengetahuan
(pengetahuan tentang hadiah), komitmen umum
(seruan moral), komitmen personal (hutang).
• Delia dan koleganya telah menunjukkan bahwa
pesan – pesan berbeda menurut kerumitannya.
Pesan yang sederhana hanya menyampaikan satu
tujuan, pesan yang rumit membagi tujuan dan
menghadapinya secara bergantian dan pesan yang
paling canggih adalah yang menggabungkan
beberapa tujuan.
6. Contoh • Contoh perolehan pemenuhan, yaitu apabila ada
seorang ayah yang menjanjikan akan membelikan
anaknya sebuah ponsel pintar apabila anaknya
mendapat peringkat 1. Hal ini sebagai contoh
bentuk salah satu strategi marwell dan schmitt
yaitu perjanjian. Ayah anak tersebut
menginginkan anaknya untuk peringkat satu dan
untuk memenuhi keinginannya tersebut sang ayah
menjanjikan ponsel pintar untuk anaknya.
• Contoh konstruktivisme yaitu apabila kita mau
merubah perilaku seorang preman untuk menjadi
baik. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah
menjaga imagenya dalam masyarakat. Jika kita
sudah merubah imagenya perlahan – lahan kita
ubah dia menjadi orang yang baik. Jadi kita akan
meraih 2 tujuan sekaligus.
7. Sumber Theories of Human Communication, edisi ke-9.
Referensi Stephan W. Littlejohn & Karen A. Foss
KELOMPOK 6
POLITENESS THEORY & PLANNING THEORY

NAMA TEORI Politeness Theory (Teori Kesopanan)


1 TOKOH Penelope Brown dan Stephen C. Levinson
2 TAHUN Penelope Brown (1978)
Stephen C Levinson (1987)
3 TRADISI Tradisi Sosiopsikologi
4 DESKRIPSI TEORI Brown dan Levinson (1987) menyatakan
bahwa Kesopanan merupakan sebuah tindakan untuk mencegah
dan menangani tindak tutur yang mengancam citra diri atau face
orang lain maupun diri sendiri (Face Threatening Acts). Face
dapat secara sederhana diartikan sebagai citra diri seseorang.
5 ASUMSI TEORI Teori ini beranggapan bahwa, Kesopanan dapat dilihat dari
beberapa konsep yang disebut Konsep Wajah dari Brown dan
Stephen, yaitu :
1. Berpusat pada aspek wajah yang dimiliki oleh individu
2. Berusahan mengakomodasi Keinginan dan harapan individu.
Wajah diperlakukan sebagai bentuk keinginan
3. Terdiri dari wajah positif dan wajah negative. Wajah negative
merujuk pada kebutuhan individu untuk bebas dari tekanan
eksternal.
6 CONTOH 1. Bagaimana keadaan kamu, sudah baikan, kan ?
(Menunjukkan empati dan solidaritas)
2. Selamat ya, kamu tamat dengan Cumlaude, kamu memang
pintar. (Menunjukkan Aspirasi/pujian)
3. Maunya sih, Ibu berkenan hadir di pesta pernikahan kami,
tapi kalau terlalu sibuk, ya mau gimana lagi. (Tidak
memaksakan kehendak/ menghargai komitmen orang lain)
7 SUMBER Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A. Foss
REFERENSI (edisi 9)
NO NAMA TEORI Planning Theory (Teori Perencanaan)
1 TOKOH Charles Berger
2 TAHUN 1997
3 TRADISI Tradisi Sosiopsikologi
4 DESKRIPSI TEORI Berger berpendapat bahwa rencana-rencana dari perilaku
komunikasi adalah representasi kognitif hierarki dari rangkaian
Tindakan mencapai tujuan. Dengan kata lain, rencana-rencana
merupakan gambaran mental dan Langkah-langkah yang akan
diambil seseorang untuk mencapai sebuah tujuan. Semuanya
disebut hierarki karena Tindakan-tindakan tertentu diperlukan
untuk Menyusun segala sesuatunya, sehingga Tindakan-tindakan
lin akan dapat diambil. Oleh karena itu, perencanaan merupakan
proses rencana-rencana tindakan.
5 ASUMSI TEORI a. Kekuatan tujuan akan mempengaruhi rencana yang cenderung
kompleks.sumsi ini menyatakan ketika tujuannya kuat, tentu
saja akan mempengaruhi rencana.
b. Teori ini memprediksi ketika suatu pengetahuan khusus dan
umum yang lebih kompleks, maka rencana akan jelas.
c. Besar atau kecilnya hasil yang dicapai bergantung pada
motivasi untuk mencapai tujuan.
6 CONTOH 1. Dalam kasus ini, dapat kita lihat seberapa besar kekuatan
Partai Gerindra khususnya Pimpinan Anak Cabang PAC Limo
dalam perencanaan untuk memenangkan Pileg di Depok.
2. PAC Limo harus terlebih dahulu mengetahui bagaimana
Pileg Di Depok. Setiap Daerah Pemilihan Dapil akan berbeda
dalam menilai strategi komunikasi politik suatu partai.

7 SUMBER Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A. Foss


REFERENSI (edisi 9)
KELOMPOK 7
FENOMENOLOGICAL THEORIES
( versi Paul Ricoeur VS Stanley Fish VS Hans- Georg Gadamer)
1 TOKOH Paul Ricoeur, Stanley Fish, dan Hans Georg
Gadamer
2 TAHUN Paul Ricoeur : 1913
Stanley Fish : 1980
Hans Georg Gadamer :1975
3 TRADISI Tradisi Semiotika

Paul Ricoeur
Ricoeur memandang bahwa tahap "Eksegese"
komentar-komentar aktual atas teks), ini merupakan
permasalahan hermeneutika (suatu teori atau filsafat
tentang interpretasi makna) , tetapi belum bernilai
4 DESKRIPSI TEORI sebagai permasalahan filosofis. Ini dapat dibuktikan
dengan definisi heremeneutikanya, yakni teori
mengenai operasi-operasi pemahaman dalam
hubungannya dengan interpretasi atas teks-teks.
Usaaha interpretasi adalah penyingkapan sebuah
maksud yang lebih dalam, yakni penjembatan
perbedaan budaya. Interpretasi menghadapkan
pembaca kepada teks yang sudah menjadi sesuatu
yang asing. Dengan cara demikian memasukkan
maknanya ke dalam pemahaman yang sekarang
mampu dimiliki oleh orang tersebut.
Konsekwensinya, hermeneutika tidak bisa menjadi
suatu teknik yang bersifat khusus, tetapi harus
memuat permasalahan umum tentang pengertian,
yakni peralihan dari interpretasi dalam pengertian
eksegese kitab suci menuju level pemahaman yang
menunjukkan pengertian yang jelas tentang
tanda-tanda atau kata-kata lain dan permasalahan
lain. Sedang teknis eksegese teks adalah
permasalahan yang lebih umum tentang makna dan
bahasa sebagai suatu sistem tanda.
"engkau harus memahami untuk percaya dan percaya
untuk memahami," tetapi ia sendiri meragukan
kata-kata tersebut, sebab tidak ada satupun
interpretasi yang mau berdekatan dengan apa yang
dikatakan teks, jika ia sendiri tidak menghayati
susunan makna yang dicari. Interpretasi harus
menggumuli intrepretasinya sendiri dan harus
memulai dengan suatu pengertian yang seakan-akan
masih mentah, jika tidak demikian maka tidak akan
memulai interpretasi."

Stanley Fish
Stanley fish menyangkal bahwa semua makna dapat
ditemukan dalam naskah. Baginya, makna terletak
dalam pembaca. Semua makna tidak hanya
ditemukan dalam naskah tapi terletak dalam pembaca
naskah itu.

Hans Georg Gadamer


Hans georg gadamer mempunyai prinsip utama yaitu
bahwa seseorang selalu memahami pengalaman dari
sudut pandang perkiraan atau asumsi. Seperti
pengalaman, sejarah, dan tradisi memberikan kita
cara untuk memahami segala sesuatu serta tidak
dapat memisahkan diri dari interpretif tersebut.
Pengamatan, pemikiran, dan pemahaman tidak
selalu benar-benar objektif, semua diwarnai oleh
pengalaman kita. Sejarah bukan untuk dipisahkan
dari masa kini karena kita semua merupakan bagian
dari masa lalu, berada di maaa kini, dan
memengaruhi gambaran kita mengenai apa yang akan
datang. Cara kita melihat sesuatu di masa sekarang
menciptakan sebuah jarak yang bersifat sementara
dari objek di masa lalu, artefak tersebut memiliki
keakraban dan keasingan. Mencoba memaknai
sesuatu dengan meihat masa lalu yang pernah
dialami.

Paul Ricoeur :
Pemikiran Ricoeur sering kali dianggap sebagai
mediator antara teori hermeneutika Emillio Betti
yang menganggap bahwa hermeneutik adalah kajian
untuk menyingkap makna objektif dari teks-teks yang
memiliki jarak ruang dan waktu dari pembaca dengan
5 ASUMSI TEORI tradisi filosofis yang menganggap bahwa perjalanan
waktu niat awal penulis sudah tidak lagi dipakai
sebagai acuan utama dalam memahami teks yang ini
adalah posisi Gadamer. Sebagai mediator, Ricoeur
beranggapan bahwa perbedaan di antara mereka
adalah jelas pada level metodologi dan implikasi
epistemologi yang mereka miliki.
Lebih lanjut, Ricoeur juga dianggap sebagai
penjembatan tradisi hermeneutika romantis dari
Schleiermacher dan Dilthey dengan hermeneutik
filosofi Martin Heidegger. Mengikuti Dilthey,
Ricoeur menempatkan hermeneutika sebagai kajian
terhadap ekspresi-ekspresi kehidupan yang
terbakukan dalam bahasa (linguistically fixed
expression).
Bahkan hermeneutika Ricoeur ditempatkan sebagai
perpaduan antara dua tradisi filsafat besar yaitu
fenomenologi Jernian dengan strukturalisme Perancis
(aliran filsafat bahasa modern yang berkembang di
bawah pengaruh Ferdinand de Saussure yang
kemudian dikenal dengan semiologi atau semiotik).
Dalam fenomenologi, Ricoeur berusaha memadukan
antara metafisika Cartesian Husserl dengan tendensi
eksistensial Heidegger. Sedang dari strukturalisme,
ia mengadopsi aliran Ferdinand de Saussure dan
aliran antropologi dari Claude Levi-Strauss.
Ricoeur juga mengakomoder hermeneutika Marx,
Freud, dan Niestche (mereka dikelompokkan sebagai
hermeneutika prasangka) dengan fenomenologi
agama (Van der Leew dan Mircea Eliade) dan
fenomenologi agama roh Hegel.
Hermeneutika fenomenologi Ricoeur tidak hanya
berkutat pada permainan bahasa (language games)
atau langsung masuk pada ontologi, tetapi harus
melalui tahapan-tahapan, yakni bahasa (semantik)

Stanley Fish :
Fish jelas menyebutkan bahwa pemaknaan bukanlah
masalah individual. Jika Anda memutuskan dengan
sewenang-wenang makna sebuah naskah, pemaknaan
kita juga menjadi tidak istimewa. Dengan mengikuti
sebuah pendekatan konstruksionis sosial, Fish
mengajarkan bahwa pembaca merupakan anggota
dari komunitas interpetif kelompok yang saling
berinteraksi membentuk realitas dan pemaknaan
umum, serta menggunkannya dalam pembacaan
mereka. Jadi, pemaknaan terletak dalam komunitas
interpretif pembaca.

Hans Georg Gadamer :


Menyatakan bahwa individu tidak berdiri terpisah
dari segala sesuatu untuk menganalisis dan
menafsirkannya, malahan kita menafsirkan secara
alami sebagai bagian dari keberadaan kita. Itu berarti
bahwa pengalaman kita dan dunia yang ditafsirkan
terjalin sangat erat dan merupakan sesuatu yang
sama.
Hermeneutika bukanlah sebuah proses
mempertanyakan makna naskah, tetapi juga
memungkinkan naskah untuk menanyai kita. Dan
gadamer yakin bahwa pengalaman sudah menjadi
sifat linguistik yang tidak dapat memisahkan
pengalaman kita dari bahasa.
Bagi gadamer penafsiran kejadian-kejadian dan
objek-objek historis, termasuk naskah-naskah
dipertunggi oleh jarak sejarahnya. Ia menyatakan
bahwa pemahaman naskah melibatkan penglihatan
pada makna yang menyokong naskah tersebut dalam
sebuah tradisi dan terpisah dari maksud pelaku
komunikasi yang sebenarnya. Sehingga dengan
demikian naskah-naskah dari masa lalu menjadi
sezaman dengan kita dan berbicara pada kita dalam
masa kita.

Paul Ricoeur :
kasus simbol kejahatan, yang dinilai sebagai suatu
6 CONTOH cara pengejawantahan kehendak manusia yang
rendah diri. Ini diakui sebagai kejahatan-kejahatan
yang telah diperbuat melalui bahasa simbol. Lalu
mengapa simbol kejahatan dijadikan Ricoeur sebagai
contoh representatif dari seluruh simbol? Karena
kejahatan adalah suatu simbol arkaik (primitif) dari
seluruh simbol. Lalu, (manusia beragama) melakukan
kejahatan dan bagaimana manusia mengakuinya.
Bahasa yang dipakai manusia untuk mengakui
pengalaman kejahatannya bersifat simbolis. Ada tiga
simbol primer yang dipakai manusia untuk
mengungkapkan pengalamannya, yaitu: pencemaran
atau noda, dosa, dan kesalahan, dan kedua ia
mempelajari mitos-mitos (simbol sekunder) yang
menceritakan kejahatan.
Misalnya adalah transkripsi dialog interpretatif antara
rabbi dan kongregasi diatas makna dari mishnah
(sendiri merupakan interpretasi darii kitab suci)
Lalu, munculnya budaya vernakular, persyaratan
untuk alkitabiah eksegesis atau interpretasi dalam
protestan yang memperluas minat terhadap tels klasik
bersamaan dengan perkembangan filologi atau studi
tentang pidato manusia, sastra dan bahasa sebagai
bidang yang menjelaskan sejarah budaya .
Stanley Fish :
Saat kita membaca sebuah novel, kita bisa
berimajinasi dengan apa yang kita mau, saat cerita
novel itu dibuat dalam bentuk film banyak hal yang
tidak sesuai engan apa yang kita pikirkan pada saat
kita membaca novel dan apa yang ada di film.

Hans Georg Gadamer :


kita memgenali sifat pakaian nenek kita karena sifat
'pakaiannya'. Meskipun bajunya mungkin sudah
sangat tua, tapi masih dapat mengenali kancing,
tali, dan sebagainya. Selain itu juga dapat mengetahui
bahwa itu adalah baju dengan melihat foto-foto tua
serta dari membaca dan mendengar tentang trend
fashion pada masa tersebut.

7 SUMBER • Buku Teori Komunikasi Stephen W.


REFERENSI LittleJohn, Karen A. Foss (edisi 9)
• digilib.uin-suka.ac.id › LAT...PDF
• Hermeneutika Fenomenologi Paul Ricoeur
Dari pembacaan Simbol Hingga Pembacaa -
Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga
• Buku Dr. Stephen Littlejohn, Karen A._Foss
Encycloped -
https://marthon-berbagi.blogspot.com/2018/0
3/terjemahan-buku-dr-stephen-littlejohn.html
• https://www.researchgate.net/
publication/317696838_Analisis_
Fenomenologi_Terhadap_Makna_dan_Realita
CONVERSATION & RELATIONSHIP THEORY

KELOMPOK 1
UNCERTAINTY REDUCTION THEORY
1. TOKOH • Charles R Berger
2. TAHUN • 1975
3. TRADISI • Tradisi Sosiopsikologis
4. DESKRIPSI TEORI • Teori ini membahas proses dasar tentang
bagaimana kita mengenal orang lain. Dimana
ketika kita bertemu dengan orang asing, kita
mungkin memiliki sebuah keingingan yang kuat
untuk mengurangi ketidakpastian tentang orang
tersebut. Dalam situasi seperti ini, kita cenderung
tidak yakin akan kemampuan orang lain untuk
menyampaikan tujuan dan rencana, perasaan pada
saat itu dan sebagainya. Berger menyatakan
bahwa manusia sering kali kesulitan dengan
ketidakpastian, mereka ingin dapat menebak
perilaku, sehingga mereka terdorong untuk
mencari informasi tentang orang lain. Sebenarnya,
jenis pengurangan ketidak pastian ini merupakan
salah satu dimensi utama dalam mengembangkan
hubungan.
5. ASUMSI TEORI • Ketika kita berkomunikasi, kita membuat rencana
untuk mencapai tujuan kita. Kita menyusun
rencana komunikasi kita dengan orang lain
berdasarkan pada tujuan kita seperti halnya
penggunaan informasi yang kita miliki tentang
orang lain. Semakin kita merasa tidak pasti, kita
menjadi semakin waspada dan kita akan semakin
bergantung pada data yang tersedia bagi kita
dalam situasi tersebut
6. CONTOH • Suatu hari Christian menunggu waktu kuliah di
kampus. Di sebelahnya duduk seorang wanita
yang tidak dikenalnya, yang merupakan
mahasiswi kampus Undana juga. Setelah 5 menit
berlalu, mereka merasa saling tidak nyaman
dengan suasana tegang karena mereka tidak saling
mengenal dan terus berdiam diri. Ada rasa
ketidakpastian apakah orang di sebelahnya merasa
tidak nyaman atau berpikir bahwa orang di
sebelahnya itu sombong karena tidak menyapa
dan tidak mengajak berkenalan. Akhirnya
Christian menyapa wanita itu dan mengajaknya
berkenalan, belum lama mereka mengobrol
akhirnya mereka masuk ke kelas masing –
masing. Christian mengalami ketidakpastian
kembali dengan berpikir, apakah wanita itu
menganggapnya “sok kenal”? tapi Christian
memiliki keinginan untuk mengurangi
ketidakpastian tersebut dengan mengajak wnaita
itu berkenalan, oleh karena itu dia mungkin lebih
mengerti lebih baik tentang kemungkinan tingkah
laku dari orang itu. Suatu hari Christian
menunggu waktu kuliah di kampus. Di sebelahnya
duduk seorang wanita yang tidak dikenalnya, yang
merupakan mahasiswi kampus Undana juga.
Setelah 5 menit berlalu, mereka merasa saling
tidak nyaman dengan suasana tegang karena
mereka tidak saling mengenal dan terus berdiam
diri. Ada rasa ketidakpastian apakah orang di
sebelahnya merasa tidak nyaman atau berpikir
bahwa orang di sebelahnya itu sombong karena
tidak menyapa dan tidak mengajak berkenalan.
Akhirnya Christian menyapa wanita itu dan
mengajaknya berkenalan, belum lama mereka
mengobrol akhirnya mereka masuk ke kelas
masing – masing. Christian mengalami
ketidakpastian kembali dengan berpikir, apakah
wanita itu menganggapnya “sok kenal”? tapi
Christian memiliki keinginan untuk mengurangi
ketidakpastian tersebut dengan mengajak wnaita
itu berkenalan, oleh karena itu dia mungkin lebih
mengerti lebih baik tentang kemungkinan tingkah
laku dari orang itu.
7. SUMBER REFERENSI • Buku Teori Komunikasi Littlejohn
KELOMPOK 2
EXPETANCY VIOLATIONS THEORY

TOKOH Teori Penyimpangan Dugaan ini dicetuskan oleh Judee Burgon.

TAHUN Expetancy Violations Theory ditemukan sekitar tahun 1970 an.

TRADISI Expetancy Violations Theory masuk ke dalam cabang Tradisi


Sosiopsikologis.

Expetancy Violations Theory atau Teori Penyimpangan Dugaan merupakan


teori yang dicetuskan oleh Judee Burgon, seorang profesor komunikasi.
Garis besarnya, teori ini memaparkan sebagai cara manusia bereaksi ketika
DESKRIPSI dugaan mereka menyimpang.
TEORI
Manusia memiliki dugaan tentang perilaku individu lain berdasarkan
norma-norma sosial maupun pengalaman individu sebelumnya dengan orang
lain dan situasi di mana perilaku tersebut terjadi.

Anggapan yang umum adalah bahwa ketika dugaan kita sesuai, perilaku
oranglain dinilai sebagai sesuatu yang positif dan ketika dugaan kita
ASUMSI menyimpang, perilaku tersebut dinilai sebagai sesuatu yang negatif.
TEORI
Yang harus digarisbawahi adalah dugaan ini dapat melibatkan hampir
semua perilaku non-verbal, misalnya kontak mata, jarak, dan sudut tubuh.

⚫ Roni dan Fikri adalah teman satu kelas di Udinus. Pada satu waktu, Roni
mengajak ngobrol Fikri untuk membahas tugas kelompok Teori
Komunikasi. Saat Roni menyampaikan usulnya, terlihat dari sorotan
CONTOH kontak mata Fikri yang mengarahkan bola matanya keatas, menandakan
bahwa ia sedang acuh atas apa yang dikatakan Roni. Melihat hal
tersebut, Roni menduga bahwa Fikri sedang tidak tertarik untuk
berbicara dengan dirinya.

REFERENSI ⚫ Theories of Human Communication oleh Stephen W.Littlejohn & Karen


A. Foss halaman 225 - 227.
KELOMPOK 3
INTERPERSONAL DECEPTION THEORY
1 TOKOH David Buller dan Judee Burgoon

2 TAHUN 1966

3 TRADISI Tradisi Sosiopsikologis

Interpersonal Deception merupakan teori yang sangat berguna


bagi seseorang yang mencoba melakukan muslihat, atau berpikir
seseorang akan melakukan muslihat kepada orang lain. Teori ini
membantu melihat ke belakang, pada situasi yang telah lalu, guna
4 DESKRIPSI TEORI mengevaluasi peristiwa dan perilaku komunikasi verbal ataupun
nonverbal dengan tujuan untuk mengungkap apakah seseorang
telah melakukan kebohongan atau tidak. Setiap orang pernah
berbohong, juga dibohongi. Dengan alasan ini maka teori ini
sangat berguna dan sangat praktis dilakukan.
Teori ini digunakan untuk menjelaskan kebohongan-kebohongan
komunikasi seseorang dengan cara memancing komunikan dengan
informasi yang tidak benar sehingga terbongkarlah kenyataan
bohongnya. Teori ini secara asumsi tergolong ke dalam kategori
humanistic ( suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan
bagaimana cara untuk mengembangkan potensinya ). Sangat sulit
dengan teori ini untuk meramalkan peristiwa-peristiwa yang telah
terjadi pada pikiran manusia. Artinya apakah seseorang melakukan
5 ASUMSI TEORI
kebohongan atau tidak, agak sulit diramalkan. Dengan kata lain,
pesan-pesan yang disampaikan oleh seseorang termasuk yang benar
atau tidak, agak sulit diduga. Kecuali kalau sudah lama terjadinya,
atau kita melakukan uji lanjutan guna meneliti validitasnya. Selain
itu, teori ini juga bisa menjelaskan jenis-jenis tindakan muslihat
yang berbeda-beda, motivasi melakukan muslihat, dan menjelaskan
faktor-faktor yang mengukur keberhasilan upaya melakukan
muslihat dari seseorang.
Dimas sudah lama menyukai Citra, teman satu kantornya karena
baru saja kenal Dimas menjadi malu untuk mengungkakan
perasaannya. Tetapi ada saja alasan yang membuat Dimas selalu
berkomunikasi dengan Citra. Suatu ketika Dimas menemui Citra
dan meminjam sebuah novel, padahal kemarin Dimas baru sama
membeli novel yang sama. Esoknya, saat berjalan didekat meja
kerja Dimas, Citra melihat novelnya dan sebuah novel dengan
judul yang sama dimeja Dimas. Saat itu Citra merasa heran dan
bertanya, “kok novelnya ada dua? Yang sau punya kamu yah?”
6 CONTOH Dalam kondisi seperti ini tentu saja Dimas tidak ingin terlihat
bahwa dia hanya mencari alasan saja agar bisa berbicara dengan
Citra sehingga membuat Dimas malu didepan Citra. Dimas bisa
saja berbohong melakukan “Falsification” atau pemalsuan dengan
mengatakan, “itu punya Anto, tadi dia kesini buat pamer punya
novel baru, eh taunya malah ketinggalan.” Jika Dimas terus
menerus melakukan hal yang sejenis, tentu saja Citra akan curiga
dan akan mulai memperhatikan detail yang dilakukan dan yang
diucapkan Dimas, sehingga dia dapat menyadari motif sebenarnya
dari tindakan Dimas
Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A. Foss
(edisi 9) halaman 227-231
SUMBER
7 https://www.slideshare.net/mankoma2013/interpersonal-deception
REFERENSI
https://zikafrihadi.blogspot.com/2012/03/teori-komunikasi-interpe
rsonal.html
KELOMPOK 4
CONVERSATION ANALYSIS
Nama Teori Conversation Analysis
1. Tokoh Eggins and Slade
2. Tahun 1994
3. Tradisi Sosiokultural
4. Deskripsi Teori Analisis Percakapan merupakan bagian dari ilmu sosiologi, yang
juga dinamakan ethnomethodology. Teori analisis percakapan
memfokuskan perhatiannya pada interaksi dalam percakapan
seperti berbagai gerakan oleh komunikator dan bagaimana
mereka mengelola dan mengatur urutan pembicaraan
sebagaimana yang terlihat jelas pada perilakunya. Analisis
percakapan merupakan salah satu pendekatan yang digunakan
dalam menganalisis percakapan. Pada umumnya analisis
percakapan mengkaji kegiatan-kegiatan sosial, bagaimana
kegiatan-kegiatan tersebut dikoordinasikan
atau disusun, bertujuan menjelaskan aturan, struktur, dan urutan
bentuk interaksi. Fokus utama dalam aspek analisis percakapan
adalah bagaimana percakapan bekerja, aturan-aturan apa yang
dipatuhi, bagaimana struktur percakapannya, dan bagaimana
urutan pola interaksi baik dalam percakapan institusi maupun
dalam percakapan biasa.
5. Asumsi Teori analisis percakapan berasumsi bahwa ujaran selalu mempunyai
relevansi kontekstual satu sama lain, tidak semua aspek konteks
diasumsikan memiliki relevansi yang sangat konstan. Banyak
yang telah mencatat di atas bahwa pengindeksan ujaran
meletakannya dalam dunia relasi sosial. Namun, transkrip
pembicaraan analisis percakapan memberikan sedikit perhatian
pada relasi sosial dan pada pendekatan yang disebut “konteks
sosial,” misalnya identitas sosial partisipan, latar, perlengkapan
pribadi, dan sebagainya. Dengan mengabaikan perhatian pada apa
yang sering diasumsikan menjadi ciri statis dunia sosial (misalnya
pekerjaan partisipan), analisis percakapan mencerminkan
penghindaran etnometodologis tentang generalisasi dan idealisasi
prematur. Identitas sosial (latar dan sebagainya) dipandang
sebagai kategori kehidupan dan perilaku sosial yang menjadi
aktivitas interpretatif terbatas; kesesuaian identitas sosial tidak
lagi dianggap mempertahankan pada waktu dan tempat yang
berbeda dibandingkan kesesuaian dari satu jedah (one second
pause) (pada akhirnya lihat Jefferson 1989)
6. Contoh Pasangan yang berdekatan yaitu, rangkaian
memanggil-menjawab. Dalam hal ini mencatat bahwa yang
terkondisi untuk rangkaian bagian kedua, yaitu bagian jawaban.
Ketika jawaban tidak muncul kedengarannya sebagai kekosongan
resmi dalam keadaan seperti itu, panggilan dapat diulang/atau
ditawarkan kembali, pasangan berdekatan panggilan jawaban
tidak hanya memiliki strukturnya sendiri juga menyiapkan
masukan yang terkoordinasi, dan pergantian yang teratur dalam
percakapan. Penutupan percakapan juga tergantung pada dua
rangkaian yang menyiapkan keluar dari giliran pertukaran
(Schegloff dan Sacks 1973). Jadi pasangan berdekatan diatur
dalam pola yang stabil, untuk aksi yang sedang berlangsung dan
merefleksi, mengatur ketika percakapan, kepentingannya secara
sosiologis yaitu menyiapkan kerangka normatif suatu aksi yang
akan dilakukan secara bertanggung jawab (Heritage 1984a : 249).
7. Sumber Wordpress.com
Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A. Foss
(edisi 9)
KELOMPOK 5
FACE NEGOTIATION THEORY

No Point – point Penjabaran


1. Tokoh Stella Ting Toomey dan koleganya
2. Tahun 1988
3. Tradisi Tradisi Sosiokultural
4. Deskripsi Teori Teori negosiasi rupa memberikan sebuah dasar untuk
memperkirakan bagaimana manusia akan menyelesaikan
karya rupa dalam kebudayaan yang berbeda. Rupa
mengacu pada gambar diri seseorang dihadapan orang
lain. Hal ini melibatkan rasa hormat, kehormatan, status
koneksi, kesetiaan, dan nilai – nilai yang serupa. Dengan
kata lain, rupa berarti gambaran yang diinginkan
seseorang atau jati diri orang lain yang berasal dari diri
seseorang dalam sebuah situasi sosial.
5. Asumsi Teori Ada dua variabel kultural yang mempengaruhi karya
rupa.
1. Kolectivisme individualisme. Budaya yang
menjunjung tinggi otonomi, tanggung jawab
individu, dan pencapaian individu disebut
kebudayaan individualis. Kolectivisme adalah
kebudayaan yang lebih mementingkan kelompok
daripada individu.
2. Jarak kekuasaan (power distance). Dalam hierarki
suatu negara, terkadang kita menemui pembagian
kekuasaan yang tidak adil. Namun dalam
kebudayaan berbeda jarak antara individu sedikit.
Kebudayaan dan self construal adalah 2 faktor penting
yang mempengaruhi teori ini.
Pada intinya teori negoisasi rupa adalah bagaimana cara
kita memandang seseorang melalui status kehidupannya.
6. Contoh Si A sedang berjalan di trotoar, lalu dia melihat
pengemis. Maka hatinya akan merasa iba dan kasihan.
Setelah iti, ia melanjutkan perjalanannya dan pertemu
dengam pak gubernur. Maka si A akan bersikap seolah –
olah ia menghormati pak gubernur.
7. Sumber www.dictio.id
Referensi Theories of Human Communication, edisi ke-9.
Stephan W. Littlejohn & Karen A. Foss
KELOMPOK 6
SOCIAL PENETRATION THEORY

NAMA TEORI Teori Penetrasi Sosial

1. TOKOH Irwin Altman dan Dalmas Taylor

2. TAHUN 1973

3. TRADISI Tradisi Sosiopsikologis

4. DESKRIPSI TEORI - Altman dan Taylor membahas tentang bagaimana


perkembangan kedekatan dalam suatu hubungan.
Menurut mereka, pada dasarnya kita akan mampu
untuk berdekatan dengan seseorang yang lain sejauh
kita mampu melalui proses “gradual and orderly
fashion from superficial to intimate levels of
exchange as a function of both immediate and
forecast outcomes.”
• Teori ini dianalogikan seperti bawang merah, bawang
itu kan punya lapisan-lapisan, jadi semakin kita kupas
kulitnya semakin ke intinya bawang tersebut. Jadi
intinya ketika kita berbicara saat pertama kali kenal,
pasti kita akan berbica tentang yg umum” saja, namun
semakin lama bisa jadi mempertukarkan hal yg
rahasia.
• Dalam teori ini ada tahapan” perkembangan
hubungan , yaitu :
1. Tahap Orientasi (tahap perkenalan). Hal” yg bersifat
umum, yg tujuannya untuk membuka sedikit demi sedikit
untuk tau lebih dalam.
2. Tahap Penjajakan afektif. Misal, kamu sukaknya apa ?,
pendapat kamu tentang barang ini bagaimana ? .
Membahas tentang explarotary afektif nya seseorang.
3. Tahap Pertukaran Afektif. Disini sudah muncul adanya
komitmen, karena berdasarkan kenyamanan satu sama
lain.
4. Tahap Staber Stage. Tahap dimana hubungan mulai
stabil, penuh dengan kejujuran, mau terbuka satu sama
lain.
5. ASUMSI TEORI 1. Hubungan-Hubungan mengalami perkembangan
kedekatan. Saat pertama kali bertemu seseorang , kita akan
memiliki penilaian terhadap orang tersebut dan berinteraksi
mengenai topik topik yang ringan. Perkembangan hubungan
cenderung maju dari titik yang tidak intim menjadi intim,
tetapi terdapat juga hubungan yang tidak terletak di dua titik
2. Perkembangan hubungan sistematis dan dapat diprediksi
karena walaupun komunikasi bersifat dinamis, tetapi terdapat
pola pola yang dapat kita prediksi.
3. Perkembangan hubungan mencakup penarikan diri dan
disolusi. Perkembangan hubungan tidak selalu maju tetapi
juga mengalami pemunduran karena salah satu dari mereka
menarik diri. Ini dapat terjadi karena episode episode tidak
selalu berjalan dengan baik atau dimaknai positif.
4. Pembukaan diri adalah inti dari perkembangan hubungan.
Pembukaan diri adalah sikap kita mau terbuka dan
mengatakan informasi penting tentang diri kita terhadap
orang lain. Pembukaan diri dapat dilakukan secara terencana
dan spontan, baik kepada orang dekat dan orang asing.

6. CONTOH Altman dan Taylor mengibaratkan manusia seperti bawang


merah. Maksudnya adalah pada hakikatnya manusia
memiliki beberapa layer atau lapisan kepribadian. Jika kita
mengupas kulit terluar bawang, maka kita akan menemukan
lapisan kulit yang lainnya. Begitu pula kepribadian manusia.
Berikut Contohnya :
1. Dila adalah wanita dewasa yang bekerja sebagai sekretaris
disebuah kantor pemerintahan. Saat ini dila berhubungan
dengan seorang duda yang memiliki anak perempuan
bernama Lila. Dila dan pria tersebut berencana akan menikah,
dan secara tidak langsung Dila harus mengenal Lila. Saat
pertemuan yang pertama Lila berusaha mengajak berbincang
mengenai masalah yang spele dan Lila berusaha memahami
karakter Lila dan berusaha menempatkan posisi dimana Dila
menjadi sahabat Lila. Dalam hal ini Dila berusaha
membangun hubungan dengan Lila sehingga berjalannya
waktu hubungan Dila dan Lila menjadi lebih intim.

7. SUMBER REFERENSI - Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn,


Karen A. Foss (edisi 9)
- Kompasiana
KELOMPOK 7
DIALOGICAL/DIALICTICAL THEORY
1 TOKOH Mikhail Bakhtin dan Leslie Baxter

2 TAHUN Mikhail Bakhtin : 1920


Leslie Baxter :1988
3 TRADISI Tradisi Sosiokultural

Teori Dialogis Bakhtin :

Bakhtin mengenali dua jenis kekuatan umum yang memengaruhi


kehidupan sehari-hari (sentripetal dan sentrifugal) dari metafora
4 DESKRIPSI TEORI fisika. Kekuatan sentripetal (centripetal force) mencoba
menjatuhkan perintah pada kekacauan yang nyata dalam
kehidupan, sementara kekuatan sentrifugal (centrifugal force)
mengganggu perintah tersebut.

Gagasan penting dalam memberikan pandangan tentang


hubungan:
(1) antara dua individu sebagai sebuah pembukaan potensi yang
mungkin tidak pernah disadari
(2) antara kebudayaan, kita akan melihat pada teori yang
menunjukkan keterkaitan karya Bakhtin dengan hubungan kita
sehari-hari.
Bakhtin : Melihat kebudayaan adi luhung harus dilestarikan.
Karena ketika berkomunikasi tidak lepas dari budaya dan
lingkungan.

Teori Dialektis Baxter :


Dengan menggabungkan konsep Bakhtin ia menyebut teorinya
sebagai teori dialogis tentang hubungan, dengan kata lain
hubungan diartikan melalui sebuah dialog antara banyak suara.
Pada saat yang sama ia juga menggambarkan teorinya dialektis
yang berarti bahwa hubungan merupakan sebuah tempat yang
menangani pertentangan.
Baxter mengingatkan kita bahwa hubungan yang terus berubah,
dan hubungan yang sukses dan memuaskan membutuhkan
perhatian konstan. Meskipun deskripsi Baxter dari Relational
Dialektika menyeluruh, itu tidak berarti tepat atau semua
termasuk karena kita semua memiliki pengalaman ketegangan
yang berbeda dengan cara yang berbeda pula.
Baxter : Melalui budaya yang sifatnya popular culture yang
everyday life, misalnya seperti music, cara orang berbicara, dan
budaya apa yang dihadapi sehari-hari.
Bakhtin :
Ia mengajukan asumsi semacam tanggung jawab dengan
benar-benar mengambil kewajiban setiap situasi yang hadir.
Banyak orang menolak menjalankan tanggung jawab ini dan ia
menyebut mereka orang yang suka berpura-pura. Menurutnya,
5 ASUMSI TEORI mereka menghindari usaha untuk mendefinisikan identitas
mereka dengan hidup "secara representatif” dan "secara
ritualistik", hanya mengikuti pola atau kebiasaan pemikiran,
tindak tutur, dan tindakan yang ada tanpa pernah menentang atau
menyampaikan kebutuhan penyatuan ulang.
Bakhtin mengatakan “There is no alibi for being”. Pilihan yang
benar-benar nyata adalah dengan menggunakan dinamika
kekuatan Sentripetal dan sentrifugal.

Dalam proses berinteraksi di dunia, kita memengaruhi masa


depan dan muncul “sejalan dengan dunia". Dunia ini terbentuk
dari berbagai suara atau apa yang Bakhtin sebut dengan
heteroglossia—secara harafiah "banyak suara", yang semuanya
berkontribusi terhadap Perubahan dunia.

Baxter :
Baxter memandang dialog sebagai percakapan yang
mendefinisikan ulang hubungan ketika muncul dalam situasi
sebenarnya.
Dialog menghasilkan sebuah kesempatan untuk mencapai sebuah
persatuan dalam perbedaan.
Stabilitas perubahan atau tekanan dapat diduga dan konisiten
melawan spontan dan berbeda.
Bahwa praktik dan estetika bukan sesuatu yang langsung ada,
tetapi diciptakan dalam komunikasi.

Bakhtin :
Ketika sebuah presentasi sudah dipersiapkan dengan begitu
6 CONTOH matang dan ideal, ternyata dalam perjalanan menuju lokasi
presentasi ada kendala teknis, ban sepeda bocor yang
menyebabkan presentasi menjadi terhambat. Berdasarkan
kejadian tersebut, bisa disimpulkan bahwa di satu sisi, ada
beberapa kekuatan yang mendukung perintah, dan di sisi yang
lain, dengan sengaja atau tidak ada kekuatan-kekuatan lain yang
berusaha menghambat apa yang sudah direncanakan dengan
baik.

Baxter :
Dalam diri seseorang, terdapat sisi kemanusiaan yang ingin
diaktualisasikan dalam bentuk membantu fakir miskin dan
anak-anak terlantar. untuk merealisasikan keinginannya,
dibutuhkan dana (materi) yang banyak. Artinya, untuk bisa
merealisasikannya, seseorang dituntut bisa sukses secara materi.
Dalam contoh ini, terdapat dua hal yang bertolak belakang, di
satu sisi ada hasrat untuk mengumpulkan uang
sebanyak-banyaknya sebagai bentuk indikasi kesuksesan, di sisi
lain ada hasrat untuk mengeluarkan uang banyak sebagai bentuk
aktualisasi diri dari rasa kemanusiaan.

Contoh lain : apabila bertemu dengan orang jawa yang lebih tua,
maka otomatis akan menunduk.

7 SUMBER • Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A.


REFERENSI Foss (edisi 9)
GROUP AND ORGANIZATION THEORY

KELOMPOK 1
INTERACTION PROCESS ANALYSIS & BUREAUCRACY THEORY
1. TOKOH • Robert Gales
2. TAHUN • 1975
3. TRADISI • Tradisi Sosiopsikologis
4. DESKRIPSI TEORI • Teori ini membahas individu dapat
menunjukkan dua perilaku atau sikap baik utuh
ataupun mengkombinasikannya. Pertama, sikap
positif seperti keramahan, senang bercerita atau
sikap menunjukkan persetujuan kedua sikap
negatif seperti penolakan, menciptakan
ketegangan, atau kurang ramah. Sikap atau
perilaku ini yang mewarnai peran dan aspek tugas
yang melekat pada peran tersebut dalam sebuah
kelompok serta tujuan utamanya ialah upaya
berbagi kelompok semisal dengan bertanya atau
memberi informasi dan meminta atau memberi
saran
5. ASUMSI TEORI • Jika manusia tidak berbagi informasi secara cukup
mereka akan memiliki permasalahan dalam
komunikasi, jika mereka tidak berbagi opini
mereka akan mengalami permasalahan dalam
evaluasi, jika mereka tidak memberi dan meminta
saran maka kelompok akan terjadi permasalahan
dalam kendali, jika kelompok tidak dapat
mencapai kesepakatan maka anggota kelompok
akan mengalami permasalahan dalam keputusan,
dan jika tidak ada dramatisasi yang kurang
mencukupi maka akan menjadi permasalahan
ketegangan, kemudian jika kelompok tidak ramah
makan akan terjadi permasalahan dalam
reintegrasi seperti yang dikatakan oleh bales.
6. CONTOH • Contohnya ketika kita sedang mengikuti
organisasi mahasiswa dan didalam organisasi itu
akan mengadakan sebuah konser misalnya, dan
kita sedang tergabung di tim yang bertugas untuk
memutuskan, melaksanakan, dan membuat
laporan dari proyek tersebut. Jika salah satu
anggota kelompok tetap menyimpan informasi
dari yang lainnya, mereka tidak akan dapat
berkomunikasi dengan sangat baik dan akan
memiliki gagasan kecil dari apa yang dapat
dilakukan oleh setiap orangnya. Kemudian jika
mereka tidak berbagi opini maka mereka tidak
akan dapat mengevaluasi secara mendalam dan
akan berakhir dengan kacau.
7. SUMBER REFERENSI • Buku Teori Komunikasi Littlejohn Edisi 9 hal 326
1. TOKOH • Max Weber
2. TAHUN • 1864
3. TRADISI • Sosiopsikologis
4. DESKRIPSI TEORI • Theory Bureaucracy dilabeli sebagai teori yang
ideal karena mencoba merumuskan sesuatu yang
abstrak mengenai bagaimana seharusnya
organisasi yang ideal dibentuk. Menurut Weber
cara terbaik untuk mengorganisir otoritas legal
yang nasional adalah dengan hierarki. Hirearki
dijelaskan oleh regulasi di dalam organisasi
tersebut. Setiap lapisan manajemen memiliki
otoritas resminya, dan hanya kepala organisasi
yang memiliki otoritas penuh dan menyeluruh
• Prinsip pertama tentang birokrasi yang besar
adalah otoritas, prinsip yang kedua adalah
spesialisasi. Pengembangan gelar dan deskripsi
tugas adalah contoh yang sempurna untuk
spesialisasi.
5. ASUMSI TEORI • Kita semua memiliki sebuah gagasan umum
tentang apa itu birokrasi-hierarkis dan berlapis,
dikendalikan oleh aturan, dan tidak peka terhadap
perbedaan dan kebutuhan individu. Walaupun
reaksi kita terhadap birokrasi sering kali negatif,
prinsip-prinsip yang mengatur sebagian besar
organisasi yang kompleks masih memiliki kualitas
tersebut, yang diharapkan dan sebenarnya
dianggap sebagai cita-cita organisasi oleh Max
Weber.
6. CONTOH • Contohnya dalam cabang eksekutif dari
pemerintah Amerika Serikat, misalnya kepalanya
adalah presiden, yang dipilih oleh rakyat,
sementara direktur dan sekretaris ditunjuk untuk
menjalankan berbagai departemen. Dalam
perusahaan, para para pemilik memilih dewan
direktur yang selanjutnya memilih ketua dewan.
CEO ditunjuk, dan demikian juga dengan setiap
manajer di bawah CEO. Dalam bisnis keluarga,
ketua dewan bisa jadi merupakan sebuah posisi
yang diwariskan, tetapi para manajer akan
ditunjuk untuk menjalankan instruksi CEO.
KELOMPOK 2
BONA FIDE THEORY & CO-ORIENTTAION THEORY

TOKOH Bona Fide Theory oleh Linda Putnam & Chyntia Stohl.

TAHUN Bona Fide Theory dicetuskan pada 1990-an.

TRADISI Bona Fide Theory masuk ke dalam cabang Tradisi Sibernatika.

Kelompok terpercaya ikhtisarnya sebagai peristiwa alamiah dalam sebuah


kelompok, dimana kelompok tidak bisa lepas dari lingkungan ekstern
sehingga teori ini lebih fokus terhadap kelompok tidak dapat terpisah dari
lingkungan yang lebih besar.
DESKRIPSI
TEORI Garis besarnya adalah, kepercayaan individu dalam kelompok dijalin
dalam komunikasi yang melibatkan lingkungan, sehingga menimbulkan
interaksi yang melibatkan kelompok lain sedangkan sistem lingkungan akan
menunjukkan loyalitas individu itu sendiri terhadap kelompok.
Benang merahnya, Bona Fide Group Theory sebagai bentuk kritik Linda
Putnam dan Cynthia Stohl atas pemikiran Bales yang “hanya” melihat
kelompok sebagai perluasan dari komunikasi antar individu saja. Pandangan
Putnam & Stohl menekankan bahwa kelompok tak terlepas dari sistem
atau lingkungan yang lebih luas.
ASUMSI
TEORI Bagi Putnam & Stohl, kelompok sebagai area yang bisa ditembus atau
dibentuk sehingga tidak selalu ada kondisi didalam dan diluar kelompok
dan pembentukan serta keberlangsungan kelompok sangat bergantung pada
dukungan lingkungan disekitarnya. Sekompak-kompaknya suatu kelompok,
akan timbul masa ketidakkompakkan (liminality).
Sekumpulan anak punk, mereka akan memiliki kelompok yang berbeda
dengan kelompok santri dari pesantren karena lingkungan mereka berbeda
CONTOH dan aturan yang berbeda pula, sesuai dengan aturan yang berlaku setiap
harinya. Ketika anak santri akan berbeda karena lingkungan santri yang
cendrung taat aturan. Mereka harus kompak dan dapat beradaptasi dengan
kelompok itu sendiri.

Theories of Human Communication oleh Stephen W.Littlejohn & Karen A.


REFERENSI Foss halaman 328 - 329.
TOKOH Co-Orientation Theory dipopulerkan oleh James Taylor dan koleganya.

TAHUN Co-Orientation Theory dipopulerkan pada tahun 1990-an.

TRADISI Co-Orientation Theory masuk ke dalam cabang Tradisi Sibernatika.

Organisasi dapat terjadi ketika adanya dua orang yang saling berinteraksi
DESKRIPSI untuk satu fokus pada perhatian tertentu (co-orientation) yang berarti
TEORI gagasan bahwa dua orang memberikan perhatian pada suatu objek yang
sama seperti topik, isi, perhatian, situasi, ide, tujuan, kelompok dan
sebagainya.

Taylor memulai pemikirannya dengan gagasan bahwa berorganisasi terjadi


ASUMSI saat dua orang berinteraksi mengenai masalah tertentu. Proses berorganisasi
TEORI inilah dimana didalamnya terdapat proses interaksi yang mendasari
pemikiran Taylor dengan sebutan co-orientasi.

Point of viewnya adalah saat berorientasi dengan suatu masalah, para


pelaku komunikasi mencoba untuk memaknai objek tersebut.
Kadang-kadang mereka berhasil melakukannya, kadang-kadang tidak.
Sehingga membutuhkan interaksi yang besar untuk mencapai pemaknaan
tersebut.

Bagaimana sebuah kelompok terbentuk, setelah timbulnya permasalahan


dapat dijadikan sebagai pandangan kenapa kelompok itu terbentuk dan
CONTOH tujuan dibentuknya kelompok atau untuk mengambil kebijakan mana yang
akan diambil (melhat sendiri dengan kelompok terbentuk)

Misal : Dalam keadaan covid 19 manajer harus mengambil keputusan


bagaimana caranya agar perusahaan tetap dapat beroperasi ditengan pandemi
saat ini.

REFERENSI Theories of Human Communication oleh Stephen W.Littlejohn & Karen A.


Foss halaman 367 - 368.
KELOMPOK 3
EFFECTIVE INTERCULTURAL GROUP THEORY & NETWORK THEORY

1 TOKOH John G. Oetzel

2 TAHUN 1990-an

3 TRADISI Tradisi Sibenernetika

Telah dijelaskan John Oetzel dalam Effective Intercultural


Workgroup Theory (dalam Littlejohn dan Foss, 2009:335) bahwa
sebuah kelompok dan budaya yang beragam memiliki satu alur
yang memperngaruhi fungsi kelompok dan juga terdapat
Input-Process-Output Model yang menjelaskan kinerja kelompok
4 DESKRIPSI TEORI dalam sebuah lingkungan multibudaya. Pengaruh atas fungsi
kelompok diawali dengan input tertentu berupa informasi,
seseorang, atau perubahan lingkungan. Input tersebut kemudian
dikomunikasikan kelompok sehingga menghasilkan umpan balik,
yang kemudian memengaruhi situasi di mana kelompok tersebut
bekerja.
John Oetzel menggunakan model masukan-proses-keluaran untuk
menentukan variabel-variabel penting apa saja yang mempengaruhi
fungsi atau kerja suatu kelompok. Ia membuat suatu model dimana
suatu kelompok yang terdiri atas anggota dariberbagai latar
belakang budaya berbeda menerima masukan (input) tertentu,
memprosesnya dan kemudian menciptakan hasil (output) melalui
5 ASUMSI TEORI komunikasi di antara mereka. Hasil yang diperoleh memberikan
umpan balik yang akan mempengaruhi situasi atau lingkungan
dimana kelompok itu berada dan bekerja.
Kelompok-kelompok yang menjadi fokus perhatian Oetzel adalah
kelompok yang memiliki keberagaman budaya di dalamnya.
Menurutnya pebedaan budaya memberikan pengaruh terhadap
fungsi kelompok untuk mencapai tujuannya, dan perbedaan budaya
yang mengelompok atau berkumpul pada tiga wilayah, yaitu
individualsme-kolektivisme, pemahaman diri, dan masalah wajah
atau image.
Misalnya dalam sebuah kelompok tim paskibra Nasional, dimana
para anggotanya terdiri dari berbagai pemuda-pemudi yang di
ambil dari berbagai macam suku dari Sabang sampai Merakue.
Mereka memiliki tugas dan tujuan yang sama yaitu untuk bisa
membentuk sebuah tim untuk menjalankan tugas mengibarkan
6 CONTOH bendera. Dan mereka berasal dari beragai latar budaya yang
berbeda dan membawa kepribadian dari budaya maisng-masing.
Mereka harus bisa menyatukan perbedaan dari latar belakang
budaya yang beaneka ragam. Bagaimana kelompok yang terdiri
dari berbagai macam buadaya tersebut bisa melaksanakan tugas
dengan baik.
SUMBER Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A. Foss
7
REFERENSI (edisi 9) halaman 335-338
1 TOKOH Weick dan Taylor

2 TAHUN 1986

3 TRADISI Tradisi Sibenernetika

Jaringan (Networks) merupakan susunan sosial yang diciptakan


oleh komunikasi antarindividu dan kelompok. Manusia pada saat
saling berkomunikasi, mata rantai tercipta. Mata rantai tersebut
merupakan jalur komunikasi dalam Suatu organisasi. Beberapa di
antaranya ditentukan oleh aturan-aturan organisasi (seperti
susunan birokrasi yang dinyatakan oleh Weber) dan mendasari
4 DESKRIPSI TEORI
jaringan formal (formal network), akan tetapi saluran-saluran ini
hanya mengungkapkan bagian susunan organisasi. Jaringan yang
berkembang (emergent network), sebaliknya, adalah
saluran-saluran informal yang dibangun, bukan oleh regulasi
formal organisasi, tetapi oleh kontak regular sehari-hari antar
anggotanya.
Weick memberikan suatu pandangan mikro, di mana interaksi –
respons maju mundur – menciptakan kejelasan dan mendefinisikan
sistem bagi para anggotanya. Taylor menunjukkan bagaimana
koorientasi dibentuk untuk menciptakan kesepakatan organisasi.
5 ASUMSI TEORI
Interaksi, pada saat yang sama, membentuk dirinya sendiri menjadi
garis-garis komunikasi dan pengaruh yang menyebar melalui
organisasi, seperti yang digambarkan dengan baik oleh teori
jaringan.
Untuk memberikan pemahaman tentang teori jaringan ini, saya
akan mencoba memberi penjelasan contoh dengan menganalisis
salah satu organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu
6 CONTOH
Komunikasi yang ada di Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Organisasi ini berdiri sekitar tahun 2014 (awalnya Biro
Mahasiswa), sebagai sebuah organisasi tentu memiliki struktur dan
peraturan yang berlaku di dalam organisasi. Organisasi ini
memiliki beberapa divisi yaitu:
1. PSDM : Menangani permasalahan yang timbul diantara
anggota dan sebagai jembatan untuk menciptakan iklim yang
nyaman untuk semua anggota.
2. Humas : Berhubungan dengan dunia luar, sebagai perantara
antara pihak eksternal dan internal
3. KWU : Membuat timline mendapatkan dana
4. Kominfo: Sebagai sarana pemberi informasi apabila ada
kegiatan dari internal atau eksternal
5. Kreatif : Menyusun konsep dan tema untuk setiap proker yang
ada
Dalam masing-masing divisi ini dipimpin oleh seorang
koordinator dan penanggung jawab dan membawahi beberapa
anggota didalamnya. Ketua koordinator ini bertanggung jawab dan
memiliki jalur koordinasi langsung dengan ketua umum,
sedangkan anggota divisi tidak, ia hanya berhak berkoordinasi
dengan kepala divisinya. Pemilihan ketua umum dan kepala divisi
berikut anggotanya diadakan setiap tahun pada kegiatan
musyawarah besar.
Penjelasan contoh diatas merupakan latar belakang dan jaringan
formal (formal network) yang ada di organisasi tersebut,
bagaimana individu sebagai anggota organisasi dapat berinteraksi
dengan peran dan tanggung jawabnya masing-masing sesuai dalam
struktur organisasi. Namun interaksi dan alur komunikasi antar
anggota organisasi tidak hanya terjadi dalam jaringan formal,
sebagaimana dijelaskan dalam teori jaringan oleh Weick dan
Taylor bahwa terdapat jaringan yang berkembang di luar aturan
formal organisasi.
Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A. Foss
(edisi 9) halaman 371-374
SUMBER https://www.scribd.com/doc/169314582/TEORI-JARINGAN-KOM
7
REFERENSI UNIKASI
https://operadewa.wordpress.com/2013/09/27/teori-jaringan-form
al-network-emergent-network/
KELOMPOK 4
STRUCTURATION THEORY & ORGANIZATIONAL CONTROL THEORY

Nama Teori Structuration Theory


1 Tokoh Anthony Giddens
.
2 Tahun 1984
.
3 Tradisi Sosiokultural
.
4 Deskripsi Teori Giddens mendefinisikan struktur sebagai aturan dan sumber daya
. yang digunakan oleh agent dalam interaksi. Aturan (rules) adalah
prosedur yang digeneralisasi dan metodologi yang dimiliki oleh
agent reflektif dalam “stocks of knowledge” yang impilisit dan
digunakan sebagai formula bagi tindakan dalam sistem sosial.
Struktur juga melibatkan penggunaan sumber daya (resources)
yang terdiri dari peralatan material dan kapasitas organisasional.
Sumber daya merupakan hasil dari penguasaan peralatan material
dan organisasi dan mereka yang memiliki sumber daya bisa
memobilisasi kekuasaan.
5 Asumsi Teori Asumsi utama yang diajukan Giddens diambil dari sosiologi
. interpretif terkait kemampuan manusia untuk mengetahui
(knowledgeability) dan keterlibatan kemampuan tersebut dalam
pengambilan tindakan. Menurutnya, ‘menjadi manusia’ adalah
menjadi agent yang memiliki tujuan yang tidak hanya memiliki
alasan logis bagi tindakannya, tetapi juga mampu melakukan
elaborasi diskursif atas alasan-alasan tersebut. Lebih jauh,
Giddens menyebut bahwa knowledgeability memiliki bentuk
reflektif yang merupakan bagian penting dari praktik sosial yang
berulang.
6 Contoh Penggunaan Bahasa Gaul dalam kehidupan sekarang. unsur yang
. paling penting adalah kosakatanya. Sebagian besar kosakata
bahasa gaul dibentuk melalui proses penyingkatan (abbreviation)
atau penyerapan (borrowing). Seperti JJS ‘jalan-jalan sore’,
ABG ‘anak baru gede’, PD ‘percaya diri’, curcol ‘curhat
colongan’, salting ‘salah tingkah’, salkim ‘salah kirim’,
7 Sumber Wordpress.com
. Badanbahasa
Nama Teori Organizational Control Theory
1. Tokoh Phillips Tompkins dan George Cheney
2. Tahun 1979
3. Tradisi Sosiokultural
4. Deskripsi Teori Philip Tomkins dan George Cheny mengajukan gagasan yang
bermanfaat terhadap komunikasi organisasi melalui teori
pengawasan atau control. Sebenarnya, kendali dinyatakan dalam
organisasi dengan 4 cara yaitu: kendali sederhana, kendali
teknis , birokrasi dan kendali konsertif. Salah satu perhatian
tradisi sosiokultural terhadap organisasi adalah mengrnai struktur
dan bentuk organisasi. Menurut tradisi ini, percakapan yang kita
lakukan dalam organisasi menciptakan berbagai panduan atau
pengertian bersama terhadap struktur organisasi dimungkinkan
terjadi melalui struktur makna yang lebih dalam yang muncul
dalam percakapan.Percakapan memberikan suatu rasa atau
karakter kepada organisasi sepanjang waktu yang
membedakannya dari organisasi lainnya. Karakter atau sifat
organisasi sering kali disebut dengan budaya organisasi yang
terdiri dari berbagai aturan bersama, norma, milai dan tindakan
yang bisa digunakan dan diterima dalam organisasi.
5. Asumsi • Organisasi mewakili ringkasan kendali konsertif melalui
identifikasi
• Kendali konsertif adalah salah satu mekanisme yang
digunakan oleh organisasi untuk mengatur banyak
identitas.
• Organisasi harus memiliki sebuah cara untuk menarik
individu dengan semua ketertarikan variable mereka ke
dalam sebuah identifikasi umum dengan organisasi,
perbedaan identitas dan pertentangan dapat ditangani jika
setidaknya ada keseluruhan identifikasi dengan organisasi
sebgai sebuah kesatuan.
6. Contoh Setiap perusahaan pasti memiliki kendali dalam menjalankan
operasional perusahaan. Kendali ini digunakan agar perusahaan
berjalan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Kendali yang
telah ditetapkan oleh perusahaan akan membuat semua orang
dalam perusahaan mulai dari atasan hingga karyawan, bahkan
bawahan akan disiplin dan menaati semua peraturan. Kendali
didasari oleh kekuasaan, karena kekuasaan selalu ada dalam
organisasi dan tidak dapat dihindari.
7. Sumber Slideshare.net
www.communicationtheory.org
KELOMPOK 5
FUNCTIONAL THEORY & ORGANIZATIONAL CULTURE
No Point – point Penjabaran
1. Tokoh Randy Hirokawa dan koleganya
2. Tahun 1983
3. Tradisi Tradisi Sosiokultural
4. Deskripsi Teori Teori fungsional dalam komunikasi kelompok
memandang proses sebagai sebuah instrumen dimana
kelompok membuat keputusan, menekankan hubungkan
antar kualitas komunikasi dan hasil dari kelompok.
5. Asumsi Teori Hirokawa berasumsi mengenai penggambaran proses
pembuatan keputusan kelompok berkaca pada dewey.
Dewey menjelaskan ada 6 langkah dalam pemecagan
masalah, yaitu :
1. Mengungkapkan kesulitan
2. Menjelaskan permasalahan
3. Manganalisis masalah
4. Menyarankan solusi
5. Membandingkan alternatif dan menguji mereka
dengan tujuan dan kriteria yang berlawanan
6. Mengamalkan solusi terbaik
Randy lebih menekankan pada bagaimana menjadi suatu
kelompok yang efektif. Ada 4 faktor yang mempengaruhi
keefektifan kelompok :
1. Penilaian yang salah (improper assesment)
2. Pengambilan keputusan sasaran dan tujuan yang
tidak tepat (impropiate goals and objective)
3. Penilaian yang salah terhadap kualitas positif dan
negatif (improper assesment of positive and
negative qualities)
4. Kelompok mengembangkan sebuah informasi
dasar yang tidak cukup (inadequate information
base)
Keempat hal tersebuat akan menujukkas seberapa
kualitasnya suatu kelompok.

Intinya teori ini menjelaskan terbentuknya suatu


kelompok berdasarkan tujuan dibentuknya.
6. Contoh Diera pandemi seperti ini pasti sulit untuk mengadakan
kelas tatap muka, bahkan banyak sekolah – sekolah dan
universitas yang memilih untuk tutup. Pemerintahpun
mengambil keputusan besar yaitu mengadakan
pembelajaran secara online. Dalam memutuskan
pembelajaran online pemerintah harus menghunungkan
dengan 4 elemen dari Hirokawa. Pertama, penilaian yang
salah. Mungkin banyak yang berpikir jika pembelajaran
dilakukan secara daring maka akan mengurangi dampak
dari pandemi nyatanya banyak siswa yang malah
kewalahan karena menumpuknya tugas. Kedua, sasaran
dan tujuan yang kurang tepat. Tujuan pembelajaran
online adalah untuk mencapai materi – materi
pembelajaran yang belum disampaikan, walaupun tujuan
ini terlaksana kemungkinan besar masih banyak siswa
yang belum mengerti mengenai mata pelajarannya.
Ketiga, penilaian yang salah terhadap kualitas positif dan
negatif. Banyak siswa yang kurang produktif diera
pandemi seperti ini. Keempat, informasi dasar yang
kurang. Teknologi memang semakin cangkih tapi
dibeberapa daerah masih sulit untuk mendapatkan
koneksi internet. Maka dalam hal ini kita mengerti
seberapa berkualitasnya pemerintah kita dalam
menangani krisis pendidikan akibat pandemi.
7. Sumber Theories of Human Communication, edisi ke-9.
Referensi Stephan W. Littlejohn & Karen A. Foss
No Point – point Penjabaran
1. Tokoh John Van Maanen dan Stephen Barley
2. Tahun 1943
3. Tradisi Tradisi Sosiokultural
4. Deskripsi Teori Teori budaya organisasi menekankan pada cara – cara
manusia membentuk realitas organisasi. Sebagai
penelitian tentang cara hidup organisasi, pendekatan ini
melihat pada makna dan nilai anggota.
5. Asumsi Teori Terdapat 4 bidang budaya organisasi :
1. Konteks ekologis (ecological context)
2. Interaksi diferensial (differential interaction)
3. Pemahaman kolektif (collective understanding)
4. Bidang individu (individual domain)
Pacanowsky dan O’Dennell-Trujillo menggarisbawahi 4
karakteristik penampilan komunikasi :
1. Ritual
2. Hasrat (passion)
3. Sosialitas (sociality)
4. Organisasi Politik (organizational politics)
Teori ini lebih menjelaskan pada lingkungan kerja yang
mempengaruhi karyawannya.
6. Contoh Si A bekerja disuatu perusahaan yang sangat disiplin.
Padahal si A adalah seorang pemalas. Karena lingkungan
kerjanya yang sangat disiplin inilah merubah kepribadian
si A dan menjadikan si A seorang yang disiplin.
7. Sumber Theories of Human Communication, edisi ke-9.
Referensi Stephan W. Littlejohn & Karen A. Foss
KELOMPOK 6
GROUP THINK THEORY & DISCOURSE OF SUSPICION
1. TOKOH Irving Janis dan Koleganya
2. TAHUN 1972
3. TRADISI Tradisi Sosiokultural
4. DESKRIPSI TEORI Group Think merupakan pemikiran kelompok yang
muncul dari anggota kelompok yang berusaha keras
untuk mencapai kata mufakat (Adanya kebulatan suara)
saat merumuskan satu keputusan di dalam kelompok.
Group think menurut Irving adalah istilah untuk keadaan
ketika sebuah kelompok membuat keputusan yang tidak
masuk akal untuk menolak anggapan/ opini publik yang
sudah nyata buktinya, dan memiliki nilai moral.
5. ASUMSI TEORI 1. Terdapat kondisi-kondisi di dalam kelompok yang
mempromosikan kohesivitas tinggi.
2. Pemecahan masalah kelompok pada intinya merupakan
proses yang menyatu.
3. Kelompok dan pengambilan keputusan oleh
kelompok sering kali bersifat kompleks.
6. CONTOH Misal, Lisa baru saja lulus dari SMA Negeri Faforit di
Semarang dengan hasil tertinggi di angkatannya. Lisa
anak yang cerdas, namun berasal dari keluarga yang
kurang mampu perekonomiannya, bisa dibilang
berkekurangan. Setelah lulus ia bingung harus melanjut
kemana, antara melamar pekerjaan, berwirausaha, kuliah,
atau menikah. Kemudian Lisa bercerita ke bapak dan
ibunya. Bapaknya menasehati untuk melanjutkan kuliah,
namun ibunya menasehati untuk menikah karena
keterbatasan ekonomi. Nah, terjadi pertentangan
pendapat. Namun menurut Lisa, lebih baik ia bekerja
merantau ke Jakarta untuk bisa memenuhi kebutuhan
keluarga, dan membiayai adik”nya yang masih kecil”.
Kemudia lisa menenanhkan diri sejenak, dan meminta
pendapat kepada Pamannya yang berpendidikan. Hasil
dari jawaban pamannya menasehati untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi negeri seperti UGM, dimana
Sebagian uang kuliahnya nanti akan dibantu pamannya.
Kemudian bapak Lisa dating lagi menyanggah, untuk
menyuruh ia kuliah sambal bekerja. Setelah
mempertimbangkan secara matang, maka Lisa
memutuskan untuk kuliah di perguruan tinngi negeri
sambal bekerja, dengan mengkomunikasikan keputusan
tersebut kepada bapak dan ibunya.
7. SUMBER REFERENSI • Buku Teori Komunikasi Littlejohn
• Wordpress
1. TOKOH Dennis Mumby
2. TAHUN 1997
3. TRADISI Tradisi Kritis
4. DESKRIPSI TEORI Discourse of Suspicion atau wacana kecurigaan
merupakan suatu pengamatan dan sikap yang
mepertanyakan mengenai struktur ideologi, kekuasaan,
dan pengawasan secara mendalam terhadap organisasi.
Dengan kata lainnya, dalam Discourse of Suspicion
mempertanyaakan atau mencurigai berbagai aturan yang
tampak nrmal atau biasa dalam organisasi, dan berupaya
memahami struktur yang ada, terlebih pada aspek
hubungan kekuasaan dalam pekerjaan.
5. ASUMSI TEORI 1. pergeseran dari pendekatan yang mencoba untuk ha
nya menjelaskan duniaorganisasi ke pendekatan yang
menyoroti cara di mana dunia organisasi
menciptakan pola-pola dominasi.
2. proses penonjolan dan perlawanan yang pragmatis,
interakti",dan dialektis.
6. CONTOH Misalnya saja dalam sebuah perusahaan. Pada perusahaan
X dalam pemikiran kapitalisme tradisional sedang
berupaya untuk meningkatkan keuntungan dengan
mengurangi biaya atau pengeluaran. Sedangn kita ketahui
bahwa adanya karyawan dalam hal ini merupakan biaya,
dan salah satu cara yang bisa digunakan agar perusahaan
dapat meningkatkan keuntungan adalah dengan
mengurangi jumlah karyawan (PHK). jadi, disini yang
harus diperhatikan adalah bahwa praktik ini tidak
memiliki nilai netral, namun mencerminkan suatu cara
berfikir mengenai manusia. Kepentingan perusahaan
tentu lebih lebih besar dibandingkan dengan kepentinga
karyawan. Maka, dengan meningkatkan keuntungan
perusahaan dalam jangka panjang, akan membantu
masyarakat bukan karena keuntungan saja melainkan
akan menjadi sumber daya bagi perluasan dan
pembangunan perusahaan di masa depan.
7. SUMBER REFERENSI • Buku Teori Komunikasi Littlejohn
KELOMPOK 7
FEMINIST APPROACH & GENDER AND RACE IN
ORGANIZATIONAL COMMUNICATION
1 TOKOH Angela Trethewey, Karen Aschraft, Robin Clair

2 TAHUN Robin Clair : 1988


Angela Trethewey : 1999
Karen Aschraft : 2003
3 TRADISI Tradisi Kritis

Trethewey menyebutkan gagasan dari organisasi sebagai


wilayah gender dalam serangkaian kajian penelitian. Di antara
temuannya, “sebuah kecenderungan untuk mencurahkan-bahwa
mungkin menunjukan pesan dan makna yang mereka tidak
4 DESKRIPSI TEORI kehendaki. Trethewey menemukan bahwa mayoritas pesan yang
tidak dikehendaki harus seiring dengan feminitas,
apakah menunjukan emosi, seksualitas, kehamilan, atau
menstruasi.
Trethewey sangat berpengaruh dalam berteori tentang penolakan
besar-besaran dalam organisasi wanita

Karen Aschraf dan koleganya Brenda Allen memeprluas kajian


feminis dalam organisasi, menyarankan bahwa secara mendasar
organisasi tidak hanya sebuah area gender tetapi mereka juga
adalah ras.

Robin Clair memperluas ketertarikan dalam kompleksitas


kehidupan organisasional dan jalur rass, gender, dan kategori
identitas lain yang berperan secara strategis dalam merespon
berbagai lapis makna.
Trethewey menambahkan pada karyanya dalam penolakan
dengan menyebutkannya gamblang bahwa sebuah teori
berkontradiksi dengan kehidupan organisasional.

Ashcraft dan Allen menemukan bahwa bebrapa pesan implist


5 ASUMSI TEORI tentang ras yaitu : ras adalah sebuah konsep tunggal, ras bersifat
relevan, perbedaan budaya/rasa dilihat sebagai kesamaan dengan
perbedaan internasional, deskriminasi sosial berakar dari
kesemuan identitas,dan kekurangan ras minoritas di tempat kerja,
tempat kerja orang kulit putih dan pekerja adalah norma
Robin Clair menemukan bahwa penolakan adalah jenis suara dan
keheningan tertentu-fenomena komunikasi rumit secara
berkesinambungan mengandung dan melawan organisasi dimana
mereka terjadi.

• Contoh bisa di lihat dalam sektor pendidikan dimana


laki-laki mendapat kesempatan untuk melanjutkan
6 CONTOH pendidikan sampai ke jenjang yang lebih tinggi karena
nantinya lakilaki akan menjadi kepala keluarga dan
sebagai pencari nafkah sehingga pendidikan sangat
diperlukan apabila kelak menginginkan kehidupan
ekonominya baik, sedangkan perempuan tidak perlu
sekolah tinggi-tinggi karena nantinya perempuan akan
menjadi ibu rumah tangga yang hanya bekerja di rumah
• ABK Indonesia yang di ekspoltasi di kapal china. Dan
sekarang yang sedang marak terjadi, kampanye menolak
diskriminasi terhadap kelompok kulit hitam di AS.

SUMBER • Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A.


7 REFERENSI Foss (edisi 9)
1. TOKOH W.Wood dan N Rhodes, Reneee A Mayers dan yang lain,
Elisabeth Deffner
2. TAHUN W.Wood dan N Rhodes : 1987
Reneee A Mayers : 2005
Elisabeth Deffner : 2006
3. TRADISI Tradisi Kritis
4. DESKRIPSI TEORI W.Wood dan N Rhodes
Dalam tradisi kritis sebuah kritik kokoh pada kelompok kecil
berasal dari pemikir feminis, mulai dengan beberapa pembeda
dasar oleh Bales, antara tugas dan usaha emosi sosial contohnya.
Dalam keadaan tertentu, kelompok pemikir yang bekerja dari
perspektif feminis menganjurkan perbedaan Bales yang banyak
mempengaruhi kinerja dalam komunikasi kelompok kecil,
mungkin berubah-ubah juga.
Sebagai contoh, Bales menggolongkan pernyataan setuju" dan
"tidak setuju" sebagai "emosional", ketika mereka dapat
meneruskan jalan acaranya.

Reneee A Mayers
Feminis berfokus pada bagaimana bahasa berinteraksi dengan
identitas gender dengan membentuk hasil tertentu, sebuah arena
yang tidak diinvestigasi oleh kebanyakan ahli teori tradisional.
Elisabeth Deffner
Sebuah arena yang tidak diinvestigasi oleh kebanyakan ahli
teori tradisional.
Tanpa mengabaikan perspekstif pemikir feminis dengan
memperkenalkan gender sebagai sebuah variabel yang merecoki
dan tidak dapat dilepaskan, berkontribusi penting untuk
pemahaman kita dalam fungsi kelompok sebagai sebuah proses
sibernetika.
• Bagaimana menghapus deskriminasi, penindasan,
memperjuangkan kesetaraan gender. Dan sudah ada
banyak gerakan untuk penyetaraan gender ini

5, ASUMSI TEORI W.Wood dan N Rhodes


Pemikir feminis memertanyakan dasar pembagian kinerja
kelompok dalam persamaan tugas dengan pria dan wanita
dengan emosi, menyarankan pembagian ini dapat menjadi hasil
dari sistem kode Bales. Sama halnya para pemikir ini
mempertanyakan temuan yang menyarankan bahwa tugas
kelompok laki-laki di luar tugas perempuan.

Reneee A Mayers
Seks dan gender merumitkan pemahaman kita dalam bagaimana
fungsi kelompok dan setiap usaha harus dapat memahami semua
dimensi campur tangan berfungsi dalam kelompok. Sebagai
tambahan dalam dasar pembagian yang dibuat dalam kelompok
berdasarkan seks dan gender, feminis mengkritik pendekatan
tradisonal untuk kelompok yang juga memusatkan pada
pembatasan deskripsi model input proses output.

Elisabeth Deffner
Titik temu yang sangat jelas antara feminis dan pemikir
komunikasi kelompok terjadi dalam kelompok tepercaya,
khususnya pada hal yang berfokus pada batasan daya serap dan
saling ketergantungan kelompok dengan konteks Pemikir
feminis telah mempertanyakan pengolahan kelompok yang
mendukung ketergantungan dan konteks wanita dalam
kelompok. Banyak pemikir feminis menyarankan bahwa fokus
tugas adalah androsentris (terpusat pada pria) dan kapitalistis
dan mungkin dapat menjadi alasan tentang wanita dalam
kelompok. Kelompok wanita sering tidak tertarik pada hasil dan
tradisi tugas kelompok - tidak tertarik dalam melakukan dan
lebih tertarik untuk menjadi. Konteks yang kelompok sangat
berhubungan dengan fokus tersebut.

6. CONTOH W.Wood dan N Rhodes


mereka menyarankan bahwa definisi dan tugas yang digunakan
dalam membuat pembedaan ini kritis-jika dibutuhkan adanya
tugas sosial contohnya, kelompok wanita di luar pekerjaan
laki-laki

Reneee A Mayers
Sebagai contoh, bagaimana proyek kelompok menjadi masalah
gender dan bagaimana masalah gender tersebut hasil dan proses
kelompok berikutnya? Peneliti feminis tidak setuju apakah
perbedaan tersebut pemicu-semua perbedaan ini diamati dengan
petugas pria dan wanita dalam kelompok - atau apakah
perbedaan gender adalah hasil dari struktur sosial.
Elisabeth Deffner
Sebagai contoh, bagaimana proyek kelompok menjadi masalah
gender dan bagaimana masalah gender tersebut hasil dan proses
kelompok berikutnya? Peneliti feminis tidak setuju apakah
perbedaan tersebut pemicu-semua perbedaan ini diamati dengan
petugas pria dan wanita dalam kelompok - atau apakah
perbedaan gender adalah hasil dari struktur sosial.
Banyak wanita dalam budaya Amerika menghabiskan hidupnya
untuk pekerjaan orang lain-suami, anak-anak, dan tempat kerja
-dan kelompok di mana
mereka tertarik bersamaan mulai menua terkesan antitesis dalam
tradisi kelompok.
Ini adalah contoh yang baik pada masyarakat Red Hat Society
untuk wanita yang berusia 50 tahun lebih. Dinamakan dari
sebuah puisi karya Jenny Joseph yang berjudul "Warning", yang
dimulai "When I am old woman, I shall wear purple/With a red
hat which doesn't go and doesn't suit me".
Masyarakatnya tidak berhukum dan melarang adanya
pertemuan; fitur kuno "playshop" daripada workshop. Tidak ada
kelompok yang diberitahukan apa yang harus dilakukan atau
kapan melakukannya. "ungu dan merah adalah saran yang
sangat kuat.. dan menyimpulkan aturan.
7. SUMBER Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A. Foss
(edisi 9)
MEDIA THEORY

KELOMPOK 1
BAUDRILLARD AND THE SEMIOTICS OF MEDIA
1. TOKOH • Jean Baudrillard
2. TAHUN • 1967
3. TRADISI • Tradisi Semiotik
4. DESKRIPSI TEORI • Teori ini membahas Seorang yang bernama Jean
Baudrillard seorang peneliti asal perancis yang
meyakini bahwa tanda tanda memang terpisah
dari objek yang mereka tandai dan bahwa media
telah menggerakan proses ini hingga titik di mana
tidak ada yang nyata. Dulu tanda dikaitkan dengan
objek, tetapi sekarang keterkaitan itu sudah
dihapus, tanda tidak lagi menunjukkan realitas.
Yang sekarang kita pahami adalah sama sekali
“permainan penanda-penanda”. Tanda hanya
berhubungan dengan tanda yang lain, dan
maknanya ditemukan dalam hubungan itu.
Tanda-tanda sekarang bebas, bisa saja, sama sekali
tidak menentukan, dan sama sekali relativistis.
5. ASUMSI TEORI • Menutur Jean Baudrillard tahapan semiotik media
ada 3 yaitu :

1. Susunan simbolis; tanda memiliki sebuah hubungan


yang jelas dengan apa yang diwakilinya.

2.Peniruan : tanda dianggap sebagai hubungan yang


kurang langsung dengan objek–objek kehidupan

3. Produksi (Selama Revolusi Industri) : adalah


mesin–mesin yang ditemukan untuk menggantikan tenaga
manusia.
6. CONTOH • Contoh Kasus yang sangat mendekati teori ini
adalah Critical Discource Analisys Jilboob
menurut representasi media sosial (jejaring
sosial). Apa yang saudara ungkap?
• Makna Jibab dan representasi media
terhadap Jilboob
• Seperti apa representasi media terhadap perbedaan
pemakai jilbab yg sesungguhnya dengan Jilboob
• Ideologi apa yang mendorong timbulnya
Fenomena Jilboob
• Seperti apa pengakuan para user dan pelaku
Jilboob
• Tunjukkan represenatsi media dari sisi (gambar –
yang menjadi simbol jilboob)
• Kritik dan upaya membongkar makna dibalik kata
Jilboob

7. SUMBER REFERENSI • Buku Teori Komunikasi Littlejohn Edisi 9 hal


408-410
• Blog.unnes.ac.id
KELOMPOK 2
MEDIUM THEORY

TOKOH Medium Theory dicetuskan oleh Marshall McLuhan.

TAHUN Medium Theory dicetuskan pada 1960 -an, tepatnya pada 1964.

TRADISI Medium Theory masuk ke dalam cabang Tradisi Sosiokultural.

Teori Media ikhitisarnya, studi tentang bagaimana media dan proses


DESKRIPSI komunikasi mempengaruhi persepsi manusia, perasaan, emosi dan nilai
TEORI teknologi dalam mempengaruhi komunikasi melalui teknologi baru yang
berpusat pada prinsip masyarakat, tidak lepas dari pengaruh teknologi yang
menjadi pusat lapisan masyarakat.
Dalam bukunya Understanding Media : The Extensions of Man
(1964), McLuhan memaparkan pandangannya mengenai implikasi
berkembangnya media elektronik. Ia menyatakan bahwa medium is the
message. Pandangan McLuhan ini dipengaruhi oleh Harold Adams Innis.

ASUMSI Innis memaparkan, media memiliki kecenderungan untuk memihak pada


TEORI ruang atau waktu yang disebut dengan bias komunikasi McLuhan & Innis
menganggap bahwa media sebagai perpanjangan pikiran manusia, sehingga
media yang menonjol pada penggunaannya membiaskan masa historis
apapun. Pemikiran Innis inilah yang menjadi dasar pemikiran McLuhan
sehingga melahirkan “medium is the message”.

Radio merupakan perpanjangan dari telinga manusia, sementara televisi


teknlogi dari indra penglihatan. Maka akan mempengaruhi karena apa yang
kita lakukan saat ini tidak akan lepas dari namanya teknlogi/ media.
CONTOH
Misal : saat ini media sangat penting bagi manusia dan tidak lepas dari
media. Adanya telvisi, radio, telefon sangat mempengaruhi bagi kehidupan
manusia sebagai sumber informasi.

REFERENSI Theories of Human Communication oleh Stephen W. Littlejohn & Karen A.


Foss hal. 410 - 412/
KELOMPOK 3
NEW MEDIA THEORY

Gagasan dari Marshal McLuhan dalam Classical Medium Theory


1 TOKOH (1960-an) menstimulasi lahirnya pemikiran baru yang dikenal
dengan New Media Theory yang dikembangkan oleh Mark Poster.

2 TAHUN 1980-an

3 TRADISI Tradisi Sosiokultural

New Media atau Media baru merupakan istilah yang digunakan


untuk semua media komunikasi yang berlatar belakang teknologi
komunikasi dan informasi. Istilah media baru telah digunakan
sejak tahun 1960-an dan telah mencakup seperangkat teknologi
komunikasi terpaan yang semakin berkembang dan beragam
(McQuail, 2011). Media baru dapat berarti “sebuah rangkaian
perubahan yang luas pada produksi media, distribusi media, dan
penggunaan media” (Lister, 2003:9)
Media baru secara sederhana diartikan sebagai media interaktif
4 DESKRIPSI TEORI yang menggunakan perangkat dasar komputer. “Media baru dalam
cakupan yang lebih luas dijelaskan bahwa media baru yang
muncul akibat inovasi teknologi dalam bidang media meliputi
televisi kabel, satellites, teknologi optic fiber, dan komputer.”
Croteau (Kurnia, 2005 : 291)
Munculnya media baru yang membawa ke konsep masyarakat
informasi sebagai masyarakat yang “Dependent upon complex
electronic information and communication networks and which
allocate a major portion of their resources to information and
communication activities” McQuail (Kurnia, 2005 : 291)
Gagasan McLuhan yang tercermin dalam Classical Medium Theory
5 ASUMSI TEORI menstimulasi lahirnya pemikiran baru yang dikenal dengan New
Media Theory. Pada tahun 1990, Mark Poster menerbitkan buku
yang berjudul “The Second Media Age” yang menegaskan periode
baru dimana teknologi interaktif dan komunikasi jejaring,
khususnya internet, akan merubah masyarakat. Gagasan The
Second Media Age yang telah dikembangkan sejak tahun 1980an
menandai perubahan-perubahan penting dalam media theory
(Littlejohn & Foss, 2019:413). Pertama, hilangnya konsep “media”
dari komunikasi “massa” menuju beragam media yang berjenjang
dari sangat luas ke media personal. Kedua, konsep tersebut
mengarahkan perhatian kita kepada bentuk-bentuk media baru yang
dapat berjenjang dari informasi dan berpengetahuan individual
hingga interaksi. Ketiga, tesis dari the second media age membawa
medium theory yang relative tidak dikenal pada tahun 1960an
menuju popularitas yang diberikan pada tahun 1960an.
Rata-rata remaja memainkan atau sekedar membuka sosial media
11 kali sehari dan mengirim pesan 17 kali dalam sehari. Data ini
berdasarkan studi pada umur seorang remaja berkisar antara 12-18
tahun. Menurut pandangan saya, kasus tersebut mendukung
pernyataan dari asumsi teori media baru yang menyebutkan bahwa
“Media diritualkan karena media menjadi kebiasaan dan sesuatu
yang formal”. Tuntutan waktu tersebut membuat para remaja di
kecanduan untuk memeriksa media sosialnya terus menerus.

6 CONTOH

https://sumsel.tribunnews.com/2015/01/03/lebih-dari-80-persen-re
maja-kecanduan-media-sosial

Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A. Foss


SUMBER (edisi 9) halaman 413-415
7
REFERENSI https://www.slideshare.net/sorayaratna/soraya-ratna-pratiwi-teori
-media-baru-new-media-theory
KELOMPOK 4
AGENDA SETTING
Nama Teori Agenda Setting
1. Tokoh Walter Lippman, McCombs dan Shaw
2. Tahun 1922, 1968
3. Tradaisi Sosiokultural
4. Deskripsi Teori Agenda Setting Theory adalah teori yang menyatakan bahwa media
massa merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan
media massa untuk mentransfer dua elemen yaitu kesadaran dan
informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran
publik serta perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap penting
oleh media massa. Teori agenda setting menekankan pada
anggapan bahwa media memiliki pengaruh besar dalam
membangun dan membentuk persepsi publik. Peran media dalam
membangun persepsi publik secara langsung berhubungan dengan
terbentuknya opini publik. Implikasinya, diskursus atau wacana
yang menjadi perbincangan publik ditentukan oleh peran media.
5. Asumsi Teori (1) masyarakat pers dan mass media tidak mencerminkan
kenyataan; mereka menyaring dan membentuk isu.
(2) konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah
masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting
daripada isu-isu lain.
(3) Proses dimana media masssa mampu menentukan apa yang
sedang publik pikirkan, ketika media massa dapat mengarahkan
sesuatu ataiu sebuah peristiwa yang dianggap penting dan peristiwa
mana yang dianggap tidak penting maka publik akan terpengaruh.
6. Contoh Contoh yang paling nyata adalah tayangan berita di televisi. Ketika
marak kasus kekerasan seksual pada anak, masyarakat menerima
informasi tersebut sebagai gambaran dari realita yang terjadi
sesungguhnya meski sebenarnya mereka tidak mengalami
langsung.
Contoh yang kedua, kita tahu bahwa beberapa tahun lalu pernah
muncul fenomena telolet yang cukup ramai. Fenomena ini terjadi
melalui media yang cukup baru yaitu media sosial. Telolet
sebenarnya hanya suara klakson bus yang khas dan nyaring, namun
menjadi viral di media sosial. Bahkan saking viralnya seorang DJ
ternama yaitu Marshmallow sempat membuat postingan di
instagram dengan caption “om telolet om”. Media sosial membuat
kita menganggap bahwa itu adalah sebuah fenomena yang tidak
biasa.
7. Sumber Wordpress.com
Pakarkomunikasi.com
Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A. Foss
(edisi 9)
KELOMPOK 5
MEDIA STUDIES
No Point – point Penjabaran
1 Tokoh Gerald Schoning dan James Anderson
2 Tahun 2009
3 Tradisi Tradisi Sosiokultural
4 Deskripsi Teori Isi dari suatu media ditafsirkan dalam suatu komunitas
menurutmakna yang dikembangkan secara sosial dalam
kelompok tersebut, dan individu lebih dipengaruhi oleh
rekan – rekan mereka daripada media.
5 Asumsi Teori Ada 6 dasar yang digaris bawahi oleh Gerald Schoning
dan James Anderson dalam penelitian media tindakan
sosial, yaitu:
Makna tidak terdapat dalam suatu pesan itu sendiri, tetapi
dihasilkan oleh sebuah proses interpretif di dalam
audiens.
Makna pesan – pesan media dan program tidak
ditentukan secara pasif, tetapi dihasilkan secara aktif oleh
audiens.
Makna media terus bergeser ketika anggota mendekati
media media dalam cara bertindak.
Makna sebuah program atau pesan tidak pernah
ditentukan sendiri, tetapi bersifat komunal.
Tindakan yang menentukan pemaknaan kelompok untuk
isi media dilakukan dalam interaksi antar anggota
kelompok.
Para peneliti bergabung dalam komunitas yang mereka
teliti, walaupun sementara, karena adanya obligasi etika
terbuka tentang apa yang mereka teliti dan membagi apa
yang mereka pelajari dengan komunitas yang diteliti.
Thomas Lindolf menyoroti 3 genre komunitas interpretif,
yaitu:
Isi (content) terdiri atas tipe – tipe program dan media
lain yang dikonsumsi oleh komunitas,
Interpretasi (interpretation), sebuah komunitas
menafsirkan bahwa isi program dan media lain dengan
cara yang sama dan berpengaruh pada perilaku.
Tindakan Sosial (social action) adalah tatanan perilaku
bersama terhadap media yang bersangkutan, bukan hanya
bagaimana media itu dikonsumsi tetapi juga cara isi
media mempengaruhi perilaku anggota komunitas
tersebut.
6 Contoh Semakin berkembangnya teknologi, banyak stasiun tv
yang mulai menayangkan drama korea. Tetapi hal ini
menjadi pro dan kontra di Indonesia seperti, sebagian
artis Indonesia berpendapat bahwa drama korea akan
membuat sinetron dan film Indonesia semakin jarang
dikonsumsi masyarakat dan membuat artis indonesia sepi
job. Tetapi para kalangan muda hanya mengaggap drama
korea hanya sebatas hiburan saja.
7 Sumber Theories of Human Communication, edisi ke-9.
Referensi Stephan W. Littlejohn & Karen A. Foss
KELOMPOK 6
THE EFFECTS TRADITION
NO NAMA TEORI The Effects Tradition
1 TOKOH George Gerbner
2 TAHUN 1969
3 TRADISI Tradisi Sosiopsikologis
4 DESKRIPSI Teori pengaruh Tradisi atau pengaruh komunikasi massa dalam
TEORI perkembangannya telah mengalami perubahan yang kelihatan
berliku-liku dalam abad ini. Dari awalnya, para peneliti percaya
pada teori pengaruh komunikasi “peluru ajaib” (bullet theory)
Individu-individu dipercaya sebagai dipengaruhi langsung dan
secara besar oleh pesan media, karena media dianggap berkuasa
dalam membentuk opini public.
Kemudian pada tahun 50-an, ketika aliran hipotesis dua langkah
(two step flow) menjadi populer, media pengaruh dianggap
sebagai sesuatu yang memiliki pengaruh yang minimal. Kemudian
dalam 1960-an, berkembang wacana baru yang mendukung
minimalnya pengaruh media massa, yaitu bahwa pengaruh media
massa juga ditengahi oleh variabel lain. Sehingga pada saat itu
pengaruh media dianggap terbatas (limited-effects model). Banyak
ilmuwan komunikasi sudah kembali ke powerful-effects model, di
mana media dianggap memiliki pengaruh yang kuat, terutama
media televisi.
5 ASUMSI TEORI • Paradigma pertama adalah paradigma kekuatan efek media
yang melihat kuatnya pengaruh media terhadap khalayak
massa.
• Paradigma kedua adalah paradigma efek terbatas atau efek
minimalis media terhadap khalayak massa.
• Paradigma ketiga, paradigma efek kumulatif media terhadap
khalayak massa
6 CONTOH Ketika kita melihat iklan Close Up dan setelah menonton iklan
Close Up maka kita seharusnya mencoba Close Up saat
menggosok gigi.
7 REFERENSI • Buku Teori Komunikasi Little John
• Wordpress
KELOMPOK 7
CULTIVATION THEORY
1 TOKOH George Gerbner

2 TAHUN George Gerbner 1986

3 TRADISI Tradisi Sosiopsikologis

4 DESKRIPSI TEORI Menyatakan bahwa televisi menghadirkan cara


untuk memandang dunia. Menekankan konteks
televisi dan kepentingannya sebagai sebuah
media karena merupakan bagian penting dalam
kehidupan sehari - hari. Pesan yang di
sampaikan dari gambaran televisi juga di
produksi secara massal yang membentuk
kecenderungan akan lingkungan simbolis yang
umum.
Teori ini berfokus pada media televisi dan media
kekerasan. Kemampuan dari televisi mampu
untuk mengubah perpanjangan indera. Ketika
kecanduan maka akan merasuki ke dalam dunia
nyata yang akan dipenuhi dengan fantasi. Hal ini
banyak dialami oleh anak-anak.

Televisi sebagai agen penyetara budaya,


5 ASUMSI TEORI
dimana ada kelas kelas sosisal tertentu yang
akan memercayain apapun yang ditayangkan
di media televisi, meskipun televisi bukanlah
gambaran dunia yang sebenarnya. dari
penelitian Nancy Signorielli dia
menyimpulkan kalau ada 94 persen tayangan
akhir pekan di televisi berisi kekerasan. Yang
memberikan kesimpulan bahwa ada banyak
tayangan kekerasan di media televisi dan dari
tayangan televisi dapat mempengaruhi
keseluruhan budaya dari seluruh kelas dari
kelas bawah, tengah maupun berat.

Terdapat dua konsep yang membagi :


- Penonton kelas ringan : kurang dari 2
jam.
- Penonton kelas berat : 2-4 jam.
6 CONTOH Dalam tayangan acara kriminal seperti Buser,
Patroli, Sergap, dan sejenisnya. Saat kita
terbiasa atau sering menyaksikan tayangan
semacam ini, asumsi yang muncul menurut
Gerbner adalah kita cenderung semakin takut
terhadap dunia sekitar. Kita cenderung menjadi
paranoid, takut akan mengalami kejahatan atau
menjadi korban tindakan criminal yang sering
kita lihat dalam tayangan tadi.
Jika takut gelap karena suka menonton film
horror maka tidak akan bias membedakan antara
nyata atau tidak.
7 SUMBER
REFERENSI • Buku Teori Komunikasi Stephen W.
LittleJohn, Karen A. Foss (edisi 9)
MEDIA, CULTURE, AND SOCIETY THEORY

KELOMPOK 1
USES AND GRATIFICATION THEORY
1. TOKOH • Elihu Katz, Jay Blumler, & Michael Gurevitch
2. TAHUN • 1974
3. TRADISI • Tradisi Sosiopsikologis
4. DESKRIPSI TEORI • Teori ini berfokus pada anggota audiens daripada
pesannya. Teori ini menganggap audiens sebagai
pengguna media yang berbeda. Audiens dianggap
sebagai audiens aktif dan diarahkan oleh tujuan.
Audiens sangat bertanggung jawab dalam memilih
media untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
• Media dianggap sebagai satu-satunya faktor yang
mendukung bagaimana kebutuhan terpenuhi, dan
audiens dianggap sebagai perantara yang besar
5. ASUMSI TEORI • Pendekatan penggunaan dan kepuasan berfokus
pada konsumen media ketimbang pesan media
sebagai titik awalnya, dan menelusuri perilaku
komunikasinya dalam artian pegalaman
langsungnya dengan media. Pendekatan ini
memandang audiens sebagai pengguna isi media
yang aktif, alih-alih digunakan secara pasif oleh
media.

• Pendekatan ini tidak mengharapkan hubungan


langsung antara pesan dan pengaruh, tapi
sebaliknya merumuskan pesan-pesan yang akan
digunakan oleh audiens, dan bahwa penggunaan
tersebut bertindak sebagai variael penghalang
dalam proses pengaruh.

6. CONTOH • Saat anak-anak pulang sekolah, sudah menjadi


kebiasaannya untuk mengambil makan siang dan
duduk dikursi sembari menyetel TV. Tidak ada
alasan yang benar-benar nyata mengapa ia
menyetel TV dan bukannya membaca majalah atau
koran, hanya kebiasaan, atau justru sebaliknya,
bagi orang dewasa mungkin ia langsung membaca
koran dan bukannya menyetel TV saat meminum
kopinya dipagi hari. Pada banyak hal kejadian ini
merupakan kejadian alamiah sehari-hari dan tidak
dilakukan secara sadar. Walaupun begitu menonton
TV dapat juga menjadi pengalaman seni dan
menggugah motivasi seseorang untuk melakukan
sesuatu.

7. SUMBER REFERENSI • Buku Teori Komunikasi Littlejohn Edisi 9 hal 426


KELOMPOK 2
SPIRAL OF SILENCE

TOKOH Spiral of Silence dipelopori oleh Elisabeth Noelle-Neumann.

TAHUN Spiral of Silence dicetuskan pada 1980.

TRADISI Spiral of Silence masuk ke dalam cabang Tradisi Sibernatika.

Spiral of Silence menjelaskan bahwa manusia lebih sering menyimpan opini


DESKRIPSI mereka daripada menyampaikan opininya tersebut. Hal ini terjadi ketika
TEORI individu yang merasa bahwa opini mereka terkenal senang mengungkapkan
diri, sedangkan mereka yang tidak ingin mengungkapkan dirinya dicap
sebagai orang yang selalu diam.
Spiral of Silence fokus pada suatu pandangan individu atau kelompok yang
telah didefinisikan oleh media. Melihat realitas yang ada, kebanyakan
orang akan memilih diam ketika mereka merasa berada di lingkungan
minoritas, karena jika mereka bersuara untuk menyampaikan pendapat,
mereka takut dikucilkan. Sedangkan orang yang memiliki suara mayoritas
ASUMSI akan lebih banyak bersuara dan berkoar.
TEORI
Hal ini berangkat dari asumsi akan adanya ketakutan dari individu-individu
akan isolasi dari masyarakat. Ketakutan itu muncul jika individu-individu
mempunyai opini yang berbeda bahkan berseberangan dengan opini
mayoritas masyarakat.
si A yang berpendapat bahwa bumi itu datar dan si B berpendapat bahwa
bumi itu bulat. Namun selama ini, kebanyakan orang menganggap bahwa
CONTOH bumi itu bulat, sehingga si B lebih mendominasi untuk bersuara dan si A
lebih memilih untuk diam karena takut dikucilkan oleh orang lain.

Theories of Human Communication oleh Stephen W. Littlejohn & Karen A.


REFERENSI Foss hal. 429-432
KELOMPOK 3
CRITICAL MEDIA THEORIES

1 TOKOH Bell Hooks

2 TAHUN -

3 TRADISI Tradisi Kritis

Kritik media yang diajukan Bell Hooks memerlukan penggunaan


komunikasi untuk mengacaukan dan menghapus ideologi
dominasi, apa yang ia artikan sebagai patriarki kapitalis supermasi
kulit putih. Ideologi dominasi menggunakan penggabungan sistem
seksisme, rasisme, golongan elite, kapitalisme, dan
heteroseksisme. Menurut Hooks, kritik media sangat penting
karena sifat penyebaran dan kekuasaan media. Ia tidak membuat
media bertanggungjawab atas ideologi penindasan, ia yakin bahwa
4 DESKRIPSI TEORI
setiap orang berkontribusi atas kelanjutannya bahkan mereka yang
tertindas. Menurut Hooks, mereka yang terpinggirkan memiliki
tanggungjawab untuk mengacaukan wacana yang hegemonik, atau
yang menindas, karena mereka melihat “dari dalam keluar dan
dari luar kedalam”, sudut pandang marjinalitas mengandung
kemampuan untuk menolak ideologi dominasi dan meningkatkan
kemampuan sudut pandang radikal untuk melihat dan
menciptakan, untuk membayangkan alternatif dunia yang baru.
Hooks menyatakan Dekolonisasi (Decolonization) atau sebuah
proses mematahkan asumsi realitas budaya yang dominan sebagai
cara dasar untuk mengacaukan dominasi. Dekolonisasi
5 ASUMSI TEORI menggunakan model penciptaan alternatif yang kritis, analitis, dan
strategi dari sebuah realita non-dominan. Dekolonisasi terbagi
menjadi dua bentuk, yaitu kritik dan penemuan.
Dekolonisasi kritik; penting karena sifat penyebaran media:
“politik dominasi memberitahukan cara sebagian besar gambaran
yang kita konsumsi dibentuk dan dipasarkan”.
Dekolonisasi penemuan; bentuk budaya yang tidak mendominasi.
Cara utama untuk menciptakan bentuk tersebut adalah melalui
pembuatan, atau hidup dan bertindak dalam cara-cara yang tidak
mendominasi dan mengeksploitasi kehidupan seseorang.
Sebagai contoh, televisi dan film adalah yang sangat penting
karena mereka menyosialisasikan orang-orang pada ideologi
penindasan. Bisa dilihat dari banyaknya film-film yang
ditayangkan. Sebagian besar menampilkan seseorang yang berkulit
6 CONTOH putih. Sehingga akan selalu menghadirkan asumsi, bahwa
kelompok kulit putih ini merupakan orang-orang yang dominan.
Dalam kasus ini Hooks ingin menghargai visibilitas orang-orang
kulit hitam dalam media atau fakta bahwa sebuat film dapat dibuat
ole seoarng yang berkulit hitam.
SUMBER Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A. Foss
7
REFERENSI (edisi 9) halaman 434-436
KELOMPOK 4
MEDIA FEMINIST STUDIES
Nama Teori Media Feminist Theory Budaya dan Masy
1. Tokoh Rakow dan Wackwitz.
2. Tahun 1970
3. Tradisi Kritis
4. Deskripsi Teori Penelitian media Feminis merupakan bidang penelitian yang kuat
dalam penelitian budaya. Penelitian ini telah bergeser dari
ketertarikan dalam mengkritisi stereotip gender, melihat bagaimana
penggambaran wanita dalam media dipahami oleh audiens.
Akhir-akhir ini penelitian telah tertarik dalam bagaimana audiens
sebenarnya membentuk, menyamakan makna pesan-pesan media.
Dengan pergeseran ini, sudut pandang tentang gender juga telah
berubah. Dalam penelitian awal stereotip dalam media, gender
dianggap sebagai kategori yang cukup stabil untuk membedakan
antara karakteristik perempuan dan laki-laki. Laki-laki diamati
untuk digambarkan dalam peran-peran yang lebih kuat, sedangkan
perempuan merupakan pihak yang selalu tunduk.
5. Asumsi Teori 1. Perempuan menanggapi dunia secara berbeda dari laki-laki
karena pengalaman dan aktivitasnya berbeda yang berakar pada
pembagian kerja.
2. Karena dominasi politiknya, sistem persepsi laki-laki menjadi
dominan, menghambat ekspresi bebas bagi pemikiran alternatif
perempuan.
3. Untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat, perempuan harus
menguah perspektif mereka ke dalam sistem ekspresi yang dapat
diterima laki-laki.
6. Contoh Contoh adalah film keluaran Walt Disney Cinderella yang
mengangkat cerita tentang perempuan miskin yang menikahi
seorang pangeran, lalu kehidupan Cinderella menjadi lebih baik
dan mengangkat derajatnya. Dalam film ini secara tidak langsung
mengungkapkan bahwa Cinderella menanamkan ideologi patriarki
dan menindas perempuan untuk berpikir bahwa mereka harus
bergantung pada seorang pria.
7. Sumber Blogspot.com
Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A. Foss
(edisi 9)
KELOMPOK 5
DIFFUSION OF INNOVATION
No Point – point Penjabaran
1. Tokoh Everett Rogers
2. Tahun 1962
3. Tradisi Tradisi Sibernatika
4. Deskripsi Teori Disfusi inovasi adalah proses sosial yang
mengomunikasikan informasi tentang ide baru yang
dipandang secara subjektif.
5. Asumsi Teori Rogers menghubungkan penyebaran dengan proses
perubahan sosial yang terdiri atas penemuan,
peneyebaran (komunikasi) dan akibatnya. Perubahan
tersebut dapat terjadi secara internal dari dalam
kelompok atau secara eksternal melalui kontak dengan
agen perubahan dari luar.

Dalam penyebaran inovasi diperlukan waktu yang lama


untuk menyebarkan sebuah pemikiran. Rogers
menyatakan bahwa salah satu tujuan penelitian
penyebaran adalah untuk menemukan cara – cara untuk
mempersingkat keterlambatan (teknologi). Inovasi akan
memiliki akibat fungsional – disfungsional, langsung –
tak langsung, nyata – tersembunyi.

Setiap orang berbeda dalam tingkat resistensi dan


dukungan sosial yang diperlukanuntuk menggunakan
gagasan, praktik atau objek – objek yang baru. Selalu ada
individu yang akan menggunakan inovasi lebih awal,
sebelum sebagian besar orang berpikir untuk
melakukannya. Para pengguna awal inilah yang memiliki
pengaruh besar atas orang lain.

Teori ini lebih menekankan pada bagaimana suatu


teknologi baru diadopsi dan diperkenalkan ke khalayak
umum yang notabenya belum mengenal teknologi
tersebut dengan kata lain dapat disebut sebagai proses
bagaimana suatu teknologi dikenal.
6. Contoh Sekitar tahun 1960-an, banyak masyarakat Meksiko yang
bekerja sebagai petani jagung. Jagung yang ditanampun
jagung biasa. Hingga suatu ketika ada seseorang yang
memperkenalkan jagung hibrida pada petani Meksiko ini.
Lambat laun petani Meksiko lebih suka menanam jagung
hibrida karena meraup keuntungan yang lebih banyak.
7. Sumber Studimedia2010.blogspot.com
Referensi Theories of Human Communication, edisi ke-9.
Stephan W. Littlejohn & Karen A. Foss, 455-457.
KELOMPOK 6
ETNOGRAPHY OF COMMUNICATION
NO NAMA TEORI Ethnography of Communication
1 TOKOH Dell H Hymes
2 TAHUN 1962
3 TRADISI Tradisi Sosiopsikologi
4 DESKRIPSI Dari sejarah keilmuannya, etnografi komunikasi memang
TEORI merupakan bidang ilmu turunan atau cabang dari Antropologi,
yang awalnya diistilahkan oleh Dell H Hymes sebagai “etnografi
berbahasa” pada tahun 1962. Hymes menggagaskan etnografi
berbahasa dengan landasan bahwa bahasa merupakan hal inti yang
penting dalam sebuah budaya masyarakat tertentu.
Namun seiring perkembangannya, Hymes kemudian
memperbaharui kajian tersebut menjadi etnografi komunikasi,
karena ia memandang bahwa esensi dalam berbahasa adalah
komunikasi. Suatu bahasa tidak akan memiliki makna jika tanpa
ada komunikasia didalamnya, dan bahasa tersebut tak akan
berguna, bahkan bisa musnah jika tidak dikomunikasikan.
Seperti halnya bidang ilmu sosial lainnya, ilmu komunikasi pun
tak lepas dari peranan cabang keilmuwan lain yang saling
memperkuat dan menjadi acuan satu sama lain. Seperti yang telah
diulas sebelumnya bahwa etnografi komunikasi merupakan
turunan dari ilmu antropologi, yang berhubungan dekat dengan
sosiologi. Kajian etnografi komunikasi membutuhkan dua bidang
keilmuan tersebut terutama dengan dilakukannya analisa
fenomena interaksi sosial budaya dalam masyarakat, peran dalam
sistem sosial, dan lain sebagainya.
5 ASUMSI TEORI 1. Para anggota budaya akan menciptakan makna yang
digunakan bersama. Mereka menggunakan kode-kode yang
memiliki derajat pemahaman yang sama.
2. Para komunikator dalam sebuah komunitas budaya harus
mengkoordinasikan tindakannya. Oleh karena itu di dalam
komunitas itu akan terdapat aturan atau sistem dalam
berkomunikasi.
3. Makna dan tindakan dalam komunitas tersebut harus
bersifat spesifik, sehingga antara komunitas yang satu
dengan yang lainnya memiliki perbedaan dalam hal makna
dan tindakan tersebut.
4. Setiap komunitas juga memiliki kekhususan dalam hal cara
memahami kode-kode makna dan tindakan.
6 CONTOH Adanya pola komunikasi orang tua dan
anak di “Kampung Inggris” Dusun Mangunrejo Desa Tulungrejo
Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri adalah proses komunikasi primer yang
menggunakan Bahasa
Jawa Ngoko yang didominasi Bahasa Indonesia. Anak tidak
menguasai dan tidak
mempunyai kemampuan dalam menggunakan Bahasa Jawa
dengan baik, dalam
tingkatan Bahasa Jawa yang ada pada kebudayaan Jawa.

7 REFERENSI Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A. Foss


(edisi 9)
KELOMPOK 7
POSTSTRUCTURALISM : FOUCAULT
1 TOKOH Michel Foucault

2 TAHUN Michel Foucault 1960

3 TRADISI Tradisi Kritis

4 DESKRIPSI TEORI Ahli post-strukturalis menolak gagasan bahwa susunan


bahasa hanya bentuk alami yang digunakan individu
sebagai alat bantu komunikasi. Tujuannya adalah
"mendekonstruksi" bahasa untuk menunjukan bahwa
bahasa dapat dipahami, digunakan, dan disusun dalam
banyak cara. Setiap manusia memiliki pandangan
berbeda atau susunan konseptual yang menentukan
sifat pengetahuan dalam manusia tersebut. Menurutnya,
wacana mencakup naskah tertulis, bahasa lisan, bentuk
non verbal, bagan bahkan grafik. Susunan wacana
adalah sebuah tatanan aturan melekat yang menentukan
bentuk dan dasar praktik diskursif.
Menyatakan gagasan panatoptikom (penglihatan) atau
yang disebut proses pengawasan karena setiap hari dari
kita bangun tidur hingga akan tidur kembali kita akan
merasa diawasi oleh pemikiran yang membentuk
perspektif kita. Sehingga setiap hal yang kita lakukan
akan merasa di awasi dan perasaan diawasi ini selalu
ada.

Manusia bertanggung jawab atas penentuan kondisi


5 ASUMSI TEORI
wacana. Sebaliknya wacana yang menentukan tempat
seseorang dalam skema dunia. Manusia tidak
menghasilkan wacana tapi menghasilkan suatu
pernyataaan dan pembicara atau penulis hanya
memenuhi sebuah pernyataan. Manusia menjadi peran
untuk saling mengawasi dan diaawasi. Wacana dan
ideologi di masyarakat yang kemudian akan
membentuk perspektif untuk berfikir dan bertindak.
Manusia tersebut selalu merasa mempunyai
pengawasan perasaan.

6 CONTOH Konsep cantik menurut iklan-iklan pemutih kulit yang


menampilkan wanita-wanita berkulit cantik, putih,
bebas noda dan sebagainya. Akhirnya iklan tersebut
menjadi sebuah wacana tentang standar kecantikan
wanita. Ini adalah sebuah ideologi yang dipaksakan.
Sehingga wanita-wanita korban iklan tersebut membeli
produk-produk kecantikan. Padahal seperti yang kita
tahu, bahwa kecantikan adalah bersifat relative.
Dibalik wacana tersebut ada kekuasaan yang
bersembunyi yang bertujuan untuk menggali
keuntungan.

7 SUMBER
REFERENSI • Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn,
Karen A. Foss (edisi 9)

Anda mungkin juga menyukai