Komisaris Tingkat
Rafi Syauqie Arjuna
A15.2019.01579
KELOMPOK 1 :
1. Adelia Marcelina Putri A15.2019.01369
2. Kenny Jayanti A15.2019.01447
3. Hernandi Wirakusuma A15.2019.01464
4. Wibowo Mufti Nur K A15.2015.00267
KELOMPOK 2 :
1. Denisa Titisari Uyun Riskiya A15.2019.01566
2. Tasya Amalia Fitriani A15.2019.01575
3. Rafi Syauqie Arjuna A15.2019.01579
KELOMPOK 3 :
1. Fajrin Agil Alfattah A15.2019.01580
2. Rifin Sugiarto A15.2019.01582
3. Viona Elsya A15.2019.01584
KELOMPOK 4 :
1. Ferry Ardianto A15.2019.01586
2. Linggom Sihaloho A15.2019.01588
3. Naila Nisa Salsabila A15.2019.01590
KELOMPOK 5 :
1. Farhan Nur Huda A15.2019.01594
2. Triyanti Novita Sari A15.2019.01595
3. Dina Qamara Putri A15.2019.01596
KELOMPOK 6 :
1. Esy Anjelina Sembiring A15.2019.01598
2. Lila Febrianti Hartono A15.2019.01602
3. Fadila Damayanti A15.2019.01605
KELOMPOK 7 :
1. Nissa Mulianingtyas A15.2019.01607
2. Dhilaa Safira Nathika A15.2019.01609
3. Fenny Angesti Sukma A15.2019.01649
TRADISI TEORI KOMUNIKASI
KELOMPOK 1
TRADISI SEMIOTIKA
• Tradisi Semiotik
Tradisi Semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda mempresentasikan
benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar tanda tanda itu sendiri. Konsep dasar
yang menyatukan tradisi ini adalah tanda yang didefinisikan sebagai stimulus yang menandakan
atau menunjukan beberapa kondisi lain seperti ketika asap menandakan adanya api. Konsep dasar
kedua adalah symbol yang biasanya menandakan tanda yang kompleks dengan banyak
arti,termasuk arti yang sangat khusus. Kebanyakan pemikiran semiotic melibatkan ide dasar tried
of meaning yang menegaskan bahwa arti muncul dari hubungan di antara tiga hal: benda(atau
yang dituju),manusia(penafsir),dan tanda.
Tradisi Sosiopsikologis dalam teori komunikasi mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada
bagaiamana cara kita berfikir tentang pelaku komunikasi sebagai individu. Tujuan di balik tradisi
sosiopsikologis adalah untuk memahami bagaimana dan mengapa setiap individu manusia
berperilaku seperti yang mereka perbuat. Penelitian di bidang komunikasi telah mempelajari
berbagai jenis sifat dan kami tidak dapat membahas semuanya disini. Sebagai contoh,kami
memunculkan dua sifat yang paling sering diteliti dalam komunikasi pertentangan dan kecemasan
berkomunikasi.
Kecemasan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Banyak orang yanh takut atau tidak suka
berkomunikasi serta telah banyak penelitian tentang kecemasan dan ketakutan berkomunikasi.
Ketakutan berkomunikasi adalah bagian dari kelompok konsep yang terditi atas penghindaran
sosial,kecemasan sosial,kecemasan berinteraksi,dan keseganan. Pikiran negatif dapat membuat kita
merasa gelisah yang mencegah seseorang untuk mempertimbangkan semua informasi dan
tanda-tanda pada lingkungan sekitar,mengacaukan pengolahan informasi secara normal,serta dapat
memperkuat perilaku seperti penarikan diri dari masyarakat.
Model faktor sifat yang dipaparkan oleh Digman. Mengidentifikasi lima faktor umum yang dalam
sebuah kombinasi menentukan sifat setiap individu dengan lebih spesifik. Lima faktor tersebut
meliputi: neuroticism atau kecenderungan untuk merasakan emosi negatif dan
kesedihan,extraversion atau kecenderungan untuk menikmati berada dalam kelompok,menjadi
tegas,dan berpikir optimis,openness atau kecenderungan untuk menjadi reflektif,memiliki
imajinasi,memperhatikan perasaan dari dalam hati,dan menjadi pemikir mandiri,agreeableness atau
kecenderungan untuk menyukai dan menjadi simpatik kepada orang lain,ingin membantu oranglain
serta menghindari permusuhan,dan conscientuousness atau kecenderungan menjadi pribadi yang
disiplin,melawan gerak hati nurani,menjadi teratur,dan memahami penyelesaian tugas.
Sifat,Watak,dan Biologis. Dengan menggunakan Tiga Besar karya psikologi H.J Eysenck yanh
membagi perilaku manusia kedalam tiga sifat. Para pakar menyatakan bahwa perilaku dalam
berkomunikasi memunculkan beragam kombinasi dari tiga faktor tersebut meliputi 1. Fokus
keluar(extraversion);2.kecemasan(neuroticism);3.kurangnya pengendalian diri(psychotosicm).
KELOMPOK 4
TRADISI RETORIKA
Kata retorika sering mengalami penyempitan makna. Kajian retorika secara umum didefinisikan
sebagai simbol yang digunakan manusia. Pada awalnya ilmu ini berhubungan dengan persuasi,
sehingga retorika adalah seni penyusunan argumen dan pembuatan naskah pidato. Kemudian
berkembang sampai meliputi proses “adjustinng ideas to people and people to ideas”. tradisi
retorika adalah salah satu penemuan karya yang besar, penysunan, gaya, penyampaian, dan
daya ingat. Semua ini adalah elemen dalam mempersiapkan sebuah pidato.
Artinya retorika adalah seni untuk berbicara agar dapat menyamakan ide antar orang orang.
Dengan perubahan pada retorika, kelima karya agung ini telah mengalami persamaan peluasan.
Penemuan sekarang mengacu pada konseptualisasi, proses saat kita menentukan makna dari simbol
melalui interpretasi, respon terhadap fakta yang tidak mudah kita temukan pada apa yang telah ada.
Retorika mempunyai makna yang berbeda dan dalam periode yang berbeda sehingga menyebabkan
kekacauan dalam pemaknaan kata. Asal retorika dizaman klasik, dari abad ke-5 sampai abad ke 1
SM, didominasi oleh usaha usaha untuk mendefinisikan dan menyusun peraturan dari seni retorika.
Zaman pertengahan ( 400-1400 M ) memandang kajian retorika yang berfokus pada permasalahan
penyusunan dan gaya. Retorika zaman pertengahan telah merendahkan praktik senipagan serta
berlawanan dengan kristen yang memandang kebenaran itu sendiri sebagai sebuah keyakinan.
Retorika secara umum berarti berbicara. Berbicara adalah suatu kemampuan manusia untuk
berkomunikasi. Retorika berarti sebuah seni untuk berbicara sehingga dapat mengajak dan menarik
lawan bicaranya. Contohnya adalah pidato yang dilakukan oleh Soekarno dengan nada yang
menggebu-nggebu sehingga menggairahkan semangat para pejuang.
KELOMPOK 5
TRADISI SOSIOKULTURAL
Seringkali kita menjumpai pertanyaan makna yang akhirnya membentuk pola
mengenai “Siapa saya?”. Jika ragam deskripsi interaksi kita dalam organisasi. Pokok dari
yang anda tulis seperti “artistik”, “pemalu”, proses adalah ketika berinteraksi dan
“siswa yang baik”, “menyukai kuda”, dan berorientasi pada topk, isu, foku, situasi, ide,
“baik kepada orang lain”, maka anda sedang keputusan, ndividu, kelompok dan
memikirkan diri anda dalam hal kualitas. komunikator yang bernegosiasi untuk
Berbeda halnya jika anda menulis “ayah”, mendapatkan makna yang koheren terhadap
“islam”, “siswa”, dan “tinggal di musala”, objek.
maka anda mendefinisikan diri anda dalam hal Layaknya semua tradisi, sosiokultural
identitas. memiliki berakam sudut pandang, yaitu:
Oleh karena itu, sosiokultural merupakan interaksi simbolis (simbolic interactionism),
cara pandang yang menekankan gagasan konstruksionisme (contructionism),
bahwa realitas dibangun melalui suatu proses sosiolinguistik, filosofi bahasa, etnografi,
interaksi yang terjadi dalam kelompok, etnometodologi. Pertama, paham interaksi
masyarakat dan budaya. Sosiokultural lebih simbolis, paham ini menekankan pada
tertaruk untuk mempelajari pada cara pentingnya observasi. Partisipan dalam kajian
bagaimana masyarakat secara bersama – sama komunikasi sebagai cara dalam mengeksplorasi
menciptakan realitas dari kelompok sosial, hubungan – hubungan sosial. Kedua,
organisasi dan budaya mereka. Sosiokultural konstruksionisme, menjelaskan mengenai
digunakan dalam topik – topik tentang diri bagaimana pengetahuan manusia dibentuk
individu, percakapan, kelompok,organisasi, melalui interaksi sosial. Ketiga, sosiolinguistik,
media, budaya dan masyarakat. hal terpenting adalah bahwa manusia
Bentuk-bentuk teori yang termasuk tradisi menggunakan bahasa secara berbeda dalam
Sosiokultural: kelompok budaya dan kelompok sosial yang
1. Teori Strukturasi berbeda. Keempat, filosofi bahasa, memaknai
Struktur adalah proses yang disengaja dan bahasa bergantung pada penggunaan nyatanya.
penuh konsekuensi serta patuh pada norma. Kelima, etnografi, menerangkan bagaimana
Secara tradisional iklim organisasi dipandang kelompok sosial membangun makna
sebagai salah satu variable kunci yang melaluiperilaku linguistik dan non-linguistik
mempengaruhi komunikasi dan berikut juga mereka. Dan terakhir, etnometodologi yaitu
produktivitasnya dan kepuasan dari para bagaimana kita mengelola atau
pekerja. menghubungkan perilaku dalam interaksi
sosial pada waktu tertentu.
2. Conversatio and Teks in the Process of
Organization
Interaksi menuntun kita untuk berbagi
KELOMPOK 6
TRADISI KRITIS
Kita mulai penjelasan mengenai tradisi kritis dengan sejumlah pertanyaan berikut ini.
Pernahkah anda berpikir mengenai kelebihan atau keistimewaan yang anda miliki namun tidak
dimiliki orang lain? Sekarang pikirkan lagi pertanyyan berikut. Anda memiliki kemampuan,
kelebihan, asset, modal, dan sumber daya lainnya, namun anda merasa sumber daya yang anda
miliki kurang atau bahkan tidak dihargai oleh masyarakat. Mengapa masyarakat tidak
menghargainya? Apakah ada symbol tertentu yang digunakan dalam komunikasi dimasyarakat
yang memberikan kewenangan atau kekuasaan kepada kelompok tertentu?
Dalam perkembangannya teori kritis memiliki sejumlah sejumlah percabangan antara lain yang
terpenting adalah: 1) Marxisme; 2) Frankfurt School; 3) Postmodernism; dan 4) Feminisme.
KELOMPOK 7
TRADISI FENOMENOLOGI
2 TAHUN 1973
KELOMPOK 1
SOCIAL AND COMMUNICATIVE ANXIETY THEORY & TRAIT FACTOR MODELS
2 TAHUN 1990
3 TRADISI Sosiopsikologis
4 DESKRIPSI menurut teori ini pengaruh dari lingkungan atas pembelajaran
TEORI tidaklah selalu penting dan perbedaan setiap individu dalam
bagaimana manusia berkomunikasi dapat dijelaskan secara
bioglogis menurut mereka semua sifat dapat dikurangi hingga
menjadi beberapa dimensi saja yang sekitar 80 persen ditentukan
oleh faktor genetis
5 ASUMSI Dalam Teori Sifat ada 5 Model Faktor Sifat yang digunakan
TEORI untuk mengidentifikasi sifat seseorang:
1. Neuroticism atau kecendrungan untuk merasakan emosi
negatif dan kesedihan
2. Extraversion atau kecendrungan untuk menikmati
berada alam kelompok menjadi tegas dan berpikir optimis.
3. Opennes atau Kecendrungan untuk menjadi reflektif, memiliki
imajinasi, memperhatikan perasaan dari dalam hati dan menjadi
pemikir yang mandiri.
4. Agreeableness atau kecendrungan untuk menyukai dan menjadi
simpatik kepada orang lain, ingin membantu orang lain serta
menghindari permusuhan.
5. Conscientiousness, atau kecendrungan menjadi pribadi yang
displin, melawan gerak hatinurani, menjadi teratur dan memahami
penyelesaian tugas.Model ini nantinya bertujuan untuk memahami
perbedaan prilaku seseorang , namun disisi lain perbedaan tersebut
menimbulkan persamaan
6. CONTOH • dua sifat yang paling sering diteliti dalam komunikasi
adalah pertentangan dan kecemasan berkomunikasi. Dua
hal tersebut adalah sifat paling mendasar yang diteliti dalam
tradisi teori sifat dan dihadirkan sebagai sebuah bentuk
dasar mengenai bagaimana penelitian tersebut harus
dilakukan.
• conversational narcissism, atau obrolan narsis mungkin
dapat dijelaskan sebagai sebuah kombinasi dari neuroticism
menengah, extraversion tinggi, oppeness rendah, agreeable
rendah dan conscientiousness tinggi. Argumentativeness
atau perdebatan bisa
dipahami sebagai kombinasi rendahnya openness dan
agreeableness serta tingginya conscientiousnes
7 SUMBER • Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen
REFERENSI A. Foss (edisi 9)
• https://ipqi.org/teori-kepribadian-model-lima-besar-big-f
ive- personality/
KELOMPOK 2
ATTRIBUTION THEORY & ELABORATION LIKELIHOOD THEORY
Attribution Theory atau umum dikenal sebagai teori atribusi bermula dengan
DESKRIPSI gagasan bahwa setiap individu mencoba untuk memahami perilaku mereka
TEORI sendiri dan orang lain, dengan mengamati bagaimana sesungguhnya tiap-tiap
individu berperilaku.
⚫ Fritz Heider, menyebutkan beberapa atribusi kausal yang biasa dibuat
setiap orang. Semua ini mencakup penyebab situasional (lingkungan),
pengaruh pribadi, kemampuan (dapat melakukan sesuatu), usaha
(mencoba melakukan sesuatu), hasrat (keinginan untuk melakukannya),
perasaan (merasa menyukai),keterlibatan (setuju dengan sesuatu),
ASUMSI kewajiban (keharusan), dan perizinan (diperbolehkan melakukan
TEORI sesuatu).
⚫ Jika kita setuju pada hak seseorang untuk melakukan kriminal, seperti
juga orang-orang lain, maka sikap kita tersebut konsisten atau seimbang
CONTOH (balance). Namun jika kita setuju aborsi tetapi ternyata teman-teman
dekat kita dan juga orang-orang di sekeliling kita tidak setuju pada
kriminal maka kita dalam kondisi tidak seimbang (imbalance).
TAHUN Teori ini untuk pertama kalinya dikembangkan pada tahun 1980.
Menurut Petty & Cacioppo, 1986 dalam buku Dainton penting untuk
ASUMSI memahami khalayak yang akan menjadi target sebelum memilih rute
TEORI penyampaian pesan, namun selain itu memahami target khalayak tersebut
juga penting dalam menyusun / membentuk elaborasi argumen yang akan
disampaikan
Para kandidat anggota parlemen tentu tidak bisa menemui semua pemilih
CONTOH dalam mendiskusikan sebuah isu sehingga mengambil rute pinggir dengan
memasang spanduk dirinya di sudut kota.
7. Sumber • Kompasiana.com
Referensi • Blog.binadarma.ac.id
• Theories of Human Communication, edisi ke-9.
Stephan W. Littlejohn & Karen A. Foss
No Point – point Penjabaran
1. Tokoh Social Contraction of Emotion Theory : James Averill
2. Tahun James Averill : 1990
3. Tradisi Tradisi Sosiokultural
4. Deskripsi Teori James Averill menyatakan bahwa emosi merupakan sistem
kepercayaan yang memandu pemahaman seseorang
mengenai situasi.
5. Asumsi Teori Menurut Averill, ada 4 atturan yang mengatur emosi, yaitu :
Pertama, aturan penilaian, memberitahu kita apakah
emosi itu, di mana emosi tersebut diarahkan, dan apakah
emosi tersebut positif atau negatif.
Kedua, aturan perilaku, memberitahu kita
bagaimana merespons perasaan, apakah untuk
menyembunyikannya, untuk menunjukkannya secara
pribadi, atau untuk benar-benar melepaskannya.
Ketiga, aturan ramalan, menjelaskan kemajuan dan
rangkaian emosi, berapa lama emosi tersebut harus bertahan,
apa saja tahapan-tahapannya, bagaimana emosi tersebut
dimulai, dan bagaimana emosi tersebut diakhiri?
Keempat, aturan pelekatan, memerintahkan
bagaimana sebuah emosi harus dijelaskan dan dibenarkan.
Apakah Anda memberitahu orang lain tentang hal ini dan
bagaimana Anda menunjukkannya secra umum?
6. Contoh Social Contraction of Emotion Theory :
Suku Ifaluk dari Mikronesia mengalami beberapa bentuk
kemarahan. Termasuk penyakit, yang muncul secara
perlahan dari beberapa kejengkelan yang mengganggu, yang
dialami ketika keluarga tidak hidup sesuai harapan dan
disebabkan oleh kemalangan pribadi. Kemarahan yang bisa
dibenarkan, disebut nyanyian, terjadi pola yang mudah
dipahami bagi Suku Ifaluk. Sebuah aturan pasti dilanggar
dan seseorang harus menunjukkan bahwa hal ini memang
terjadi. Orang yang menyaksikan pelanggaran harus
menghukum tindakan tersebut dan orang yang
melakukannya harus bereaksi terhadap hukuman tersebut
dengan rasa takut dan berjanji untuk tidak melakukannya
lagi. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam budaya
Suku Ifaluk, kemarahan bukan sekedar kemarahan tetapi ada
beberapa jenis yang beragam dan dibedakan.
7. Sumber • Kompasiana.com
Referensi • Blog.binadarma.ac.id
• Theories of Human Communication, edisi ke-9.
Stephan W. Littlejohn & Karen A. Foss
KELOMPOK 6
POLITENNES THEORY & PLANNING THEORY
KELOMPOK 1
SYMBOL THEORY & CLASSICAL FOUNDATIONS
1. TOKOH • Susanne Langer
2. TAHUN • 1942
3. TRADISI • Tradisi Semiotik
4. DESKRIPSI TEORI • Simbol digunakan dengan cara yang lebih
kompleks dengan membuat seseorang untuk
berpikir tentang sesuatu yang terpisah dari
kehadirannya. Simbol adalah konseptualisasi
manusia tentang suatu hal, sebuah simbol ada
untuk sesuatu.
5. ASUMSI TEORI • Sebuah simbol atau kumpulan simbol-simbol
bekerja dengan menghubungkan sebuah konsep,
ide umum, pola, atau bentuk
6. CONTOH • Saat melihat lukisan karya Vincent Van Gogh,
memberikan makna bersama-sama dengan orang
yang sedang melihat lukisan tersebut secara nyata
7. SUMBER REFERENSI • Buku Teori Komunikasi Littlejohn Edisi 9
1. TOKOH • Ferdinand de Saussure
2. TAHUN • 1960
3. TRADISI • Tradisi Semiotik
• Saussure mengajarkan bahwa tanda termasuk
bahasa dan dapat berubah-ubah.
4. DESKRIPSI TEORI • Bahasa yang berbeda menggunakan kata-kata
yang berbeda untuk hal yang sama dan biasanya
tidak ada hubungan secara fisik antara sebuah kata
dan acuannya.
• Tanda adalah kaidah yang ditata oleh aturan.
5. ASUMSI TEORI Asumsi ini mendukung bahwa ide bahasa adalah
sebuah struktur, tapi juga memperkuat ide dasar
bahwa bahasa dan realitas terpisah.
• Contoh fleksibel dan mengubah sifat pengucapan
adalah perubahan dalam bahasa istilah “to be” dan
“like” lebih banyak digunakan dalam logat gereja
6. CONTOH orang Amerika. Ini merupakan hal yang tidak
pernah diperkirakan berasal dari peraturan baku
tata bahasa dan bahkan orang Amerika dengan
mudahnya memahami ini.
7. SUMBER REFERENSI • Buku Teori Komunikasi Littlejohn Edisi 9
KELOMPOK 2
NON VERBAL CODES (KINESICS & PROXEMICS)
TOKOH Ray Birdwhistell diakui sebagai orang pertama dibalik bidang kinesis.
TAHUN Dikenalkan pada tahun 1970 melalui bukunya, Kinesics and Context.
TRADISI Non verbal codes (kinesis) masuk ke dalam cabang tradisi Semiotik.
TRADISI Non verbal codes (proxemics) masuk ke dalam cabang tradisi Semiotik.
2 TAHUN 1969
Paul Ricoeur
Ricoeur memandang bahwa tahap "Eksegese"
komentar-komentar aktual atas teks), ini merupakan
permasalahan hermeneutika (suatu teori atau filsafat
tentang interpretasi makna) , tetapi belum bernilai
4 DESKRIPSI TEORI sebagai permasalahan filosofis. Ini dapat dibuktikan
dengan definisi heremeneutikanya, yakni teori
mengenai operasi-operasi pemahaman dalam
hubungannya dengan interpretasi atas teks-teks.
Usaaha interpretasi adalah penyingkapan sebuah
maksud yang lebih dalam, yakni penjembatan
perbedaan budaya. Interpretasi menghadapkan
pembaca kepada teks yang sudah menjadi sesuatu
yang asing. Dengan cara demikian memasukkan
maknanya ke dalam pemahaman yang sekarang
mampu dimiliki oleh orang tersebut.
Konsekwensinya, hermeneutika tidak bisa menjadi
suatu teknik yang bersifat khusus, tetapi harus
memuat permasalahan umum tentang pengertian,
yakni peralihan dari interpretasi dalam pengertian
eksegese kitab suci menuju level pemahaman yang
menunjukkan pengertian yang jelas tentang
tanda-tanda atau kata-kata lain dan permasalahan
lain. Sedang teknis eksegese teks adalah
permasalahan yang lebih umum tentang makna dan
bahasa sebagai suatu sistem tanda.
"engkau harus memahami untuk percaya dan percaya
untuk memahami," tetapi ia sendiri meragukan
kata-kata tersebut, sebab tidak ada satupun
interpretasi yang mau berdekatan dengan apa yang
dikatakan teks, jika ia sendiri tidak menghayati
susunan makna yang dicari. Interpretasi harus
menggumuli intrepretasinya sendiri dan harus
memulai dengan suatu pengertian yang seakan-akan
masih mentah, jika tidak demikian maka tidak akan
memulai interpretasi."
Stanley Fish
Stanley fish menyangkal bahwa semua makna dapat
ditemukan dalam naskah. Baginya, makna terletak
dalam pembaca. Semua makna tidak hanya
ditemukan dalam naskah tapi terletak dalam pembaca
naskah itu.
Paul Ricoeur :
Pemikiran Ricoeur sering kali dianggap sebagai
mediator antara teori hermeneutika Emillio Betti
yang menganggap bahwa hermeneutik adalah kajian
untuk menyingkap makna objektif dari teks-teks yang
memiliki jarak ruang dan waktu dari pembaca dengan
5 ASUMSI TEORI tradisi filosofis yang menganggap bahwa perjalanan
waktu niat awal penulis sudah tidak lagi dipakai
sebagai acuan utama dalam memahami teks yang ini
adalah posisi Gadamer. Sebagai mediator, Ricoeur
beranggapan bahwa perbedaan di antara mereka
adalah jelas pada level metodologi dan implikasi
epistemologi yang mereka miliki.
Lebih lanjut, Ricoeur juga dianggap sebagai
penjembatan tradisi hermeneutika romantis dari
Schleiermacher dan Dilthey dengan hermeneutik
filosofi Martin Heidegger. Mengikuti Dilthey,
Ricoeur menempatkan hermeneutika sebagai kajian
terhadap ekspresi-ekspresi kehidupan yang
terbakukan dalam bahasa (linguistically fixed
expression).
Bahkan hermeneutika Ricoeur ditempatkan sebagai
perpaduan antara dua tradisi filsafat besar yaitu
fenomenologi Jernian dengan strukturalisme Perancis
(aliran filsafat bahasa modern yang berkembang di
bawah pengaruh Ferdinand de Saussure yang
kemudian dikenal dengan semiologi atau semiotik).
Dalam fenomenologi, Ricoeur berusaha memadukan
antara metafisika Cartesian Husserl dengan tendensi
eksistensial Heidegger. Sedang dari strukturalisme,
ia mengadopsi aliran Ferdinand de Saussure dan
aliran antropologi dari Claude Levi-Strauss.
Ricoeur juga mengakomoder hermeneutika Marx,
Freud, dan Niestche (mereka dikelompokkan sebagai
hermeneutika prasangka) dengan fenomenologi
agama (Van der Leew dan Mircea Eliade) dan
fenomenologi agama roh Hegel.
Hermeneutika fenomenologi Ricoeur tidak hanya
berkutat pada permainan bahasa (language games)
atau langsung masuk pada ontologi, tetapi harus
melalui tahapan-tahapan, yakni bahasa (semantik)
Stanley Fish :
Fish jelas menyebutkan bahwa pemaknaan bukanlah
masalah individual. Jika Anda memutuskan dengan
sewenang-wenang makna sebuah naskah, pemaknaan
kita juga menjadi tidak istimewa. Dengan mengikuti
sebuah pendekatan konstruksionis sosial, Fish
mengajarkan bahwa pembaca merupakan anggota
dari komunitas interpetif kelompok yang saling
berinteraksi membentuk realitas dan pemaknaan
umum, serta menggunkannya dalam pembacaan
mereka. Jadi, pemaknaan terletak dalam komunitas
interpretif pembaca.
Paul Ricoeur :
kasus simbol kejahatan, yang dinilai sebagai suatu
6 CONTOH cara pengejawantahan kehendak manusia yang
rendah diri. Ini diakui sebagai kejahatan-kejahatan
yang telah diperbuat melalui bahasa simbol. Lalu
mengapa simbol kejahatan dijadikan Ricoeur sebagai
contoh representatif dari seluruh simbol? Karena
kejahatan adalah suatu simbol arkaik (primitif) dari
seluruh simbol. Lalu, (manusia beragama) melakukan
kejahatan dan bagaimana manusia mengakuinya.
Bahasa yang dipakai manusia untuk mengakui
pengalaman kejahatannya bersifat simbolis. Ada tiga
simbol primer yang dipakai manusia untuk
mengungkapkan pengalamannya, yaitu: pencemaran
atau noda, dosa, dan kesalahan, dan kedua ia
mempelajari mitos-mitos (simbol sekunder) yang
menceritakan kejahatan.
Misalnya adalah transkripsi dialog interpretatif antara
rabbi dan kongregasi diatas makna dari mishnah
(sendiri merupakan interpretasi darii kitab suci)
Lalu, munculnya budaya vernakular, persyaratan
untuk alkitabiah eksegesis atau interpretasi dalam
protestan yang memperluas minat terhadap tels klasik
bersamaan dengan perkembangan filologi atau studi
tentang pidato manusia, sastra dan bahasa sebagai
bidang yang menjelaskan sejarah budaya .
Stanley Fish :
Saat kita membaca sebuah novel, kita bisa
berimajinasi dengan apa yang kita mau, saat cerita
novel itu dibuat dalam bentuk film banyak hal yang
tidak sesuai engan apa yang kita pikirkan pada saat
kita membaca novel dan apa yang ada di film.
KELOMPOK 1
UNCERTAINTY REDUCTION THEORY
1. TOKOH • Charles R Berger
2. TAHUN • 1975
3. TRADISI • Tradisi Sosiopsikologis
4. DESKRIPSI TEORI • Teori ini membahas proses dasar tentang
bagaimana kita mengenal orang lain. Dimana
ketika kita bertemu dengan orang asing, kita
mungkin memiliki sebuah keingingan yang kuat
untuk mengurangi ketidakpastian tentang orang
tersebut. Dalam situasi seperti ini, kita cenderung
tidak yakin akan kemampuan orang lain untuk
menyampaikan tujuan dan rencana, perasaan pada
saat itu dan sebagainya. Berger menyatakan
bahwa manusia sering kali kesulitan dengan
ketidakpastian, mereka ingin dapat menebak
perilaku, sehingga mereka terdorong untuk
mencari informasi tentang orang lain. Sebenarnya,
jenis pengurangan ketidak pastian ini merupakan
salah satu dimensi utama dalam mengembangkan
hubungan.
5. ASUMSI TEORI • Ketika kita berkomunikasi, kita membuat rencana
untuk mencapai tujuan kita. Kita menyusun
rencana komunikasi kita dengan orang lain
berdasarkan pada tujuan kita seperti halnya
penggunaan informasi yang kita miliki tentang
orang lain. Semakin kita merasa tidak pasti, kita
menjadi semakin waspada dan kita akan semakin
bergantung pada data yang tersedia bagi kita
dalam situasi tersebut
6. CONTOH • Suatu hari Christian menunggu waktu kuliah di
kampus. Di sebelahnya duduk seorang wanita
yang tidak dikenalnya, yang merupakan
mahasiswi kampus Undana juga. Setelah 5 menit
berlalu, mereka merasa saling tidak nyaman
dengan suasana tegang karena mereka tidak saling
mengenal dan terus berdiam diri. Ada rasa
ketidakpastian apakah orang di sebelahnya merasa
tidak nyaman atau berpikir bahwa orang di
sebelahnya itu sombong karena tidak menyapa
dan tidak mengajak berkenalan. Akhirnya
Christian menyapa wanita itu dan mengajaknya
berkenalan, belum lama mereka mengobrol
akhirnya mereka masuk ke kelas masing –
masing. Christian mengalami ketidakpastian
kembali dengan berpikir, apakah wanita itu
menganggapnya “sok kenal”? tapi Christian
memiliki keinginan untuk mengurangi
ketidakpastian tersebut dengan mengajak wnaita
itu berkenalan, oleh karena itu dia mungkin lebih
mengerti lebih baik tentang kemungkinan tingkah
laku dari orang itu. Suatu hari Christian
menunggu waktu kuliah di kampus. Di sebelahnya
duduk seorang wanita yang tidak dikenalnya, yang
merupakan mahasiswi kampus Undana juga.
Setelah 5 menit berlalu, mereka merasa saling
tidak nyaman dengan suasana tegang karena
mereka tidak saling mengenal dan terus berdiam
diri. Ada rasa ketidakpastian apakah orang di
sebelahnya merasa tidak nyaman atau berpikir
bahwa orang di sebelahnya itu sombong karena
tidak menyapa dan tidak mengajak berkenalan.
Akhirnya Christian menyapa wanita itu dan
mengajaknya berkenalan, belum lama mereka
mengobrol akhirnya mereka masuk ke kelas
masing – masing. Christian mengalami
ketidakpastian kembali dengan berpikir, apakah
wanita itu menganggapnya “sok kenal”? tapi
Christian memiliki keinginan untuk mengurangi
ketidakpastian tersebut dengan mengajak wnaita
itu berkenalan, oleh karena itu dia mungkin lebih
mengerti lebih baik tentang kemungkinan tingkah
laku dari orang itu.
7. SUMBER REFERENSI • Buku Teori Komunikasi Littlejohn
KELOMPOK 2
EXPETANCY VIOLATIONS THEORY
Anggapan yang umum adalah bahwa ketika dugaan kita sesuai, perilaku
oranglain dinilai sebagai sesuatu yang positif dan ketika dugaan kita
ASUMSI menyimpang, perilaku tersebut dinilai sebagai sesuatu yang negatif.
TEORI
Yang harus digarisbawahi adalah dugaan ini dapat melibatkan hampir
semua perilaku non-verbal, misalnya kontak mata, jarak, dan sudut tubuh.
⚫ Roni dan Fikri adalah teman satu kelas di Udinus. Pada satu waktu, Roni
mengajak ngobrol Fikri untuk membahas tugas kelompok Teori
Komunikasi. Saat Roni menyampaikan usulnya, terlihat dari sorotan
CONTOH kontak mata Fikri yang mengarahkan bola matanya keatas, menandakan
bahwa ia sedang acuh atas apa yang dikatakan Roni. Melihat hal
tersebut, Roni menduga bahwa Fikri sedang tidak tertarik untuk
berbicara dengan dirinya.
2 TAHUN 1966
2. TAHUN 1973
Baxter :
Baxter memandang dialog sebagai percakapan yang
mendefinisikan ulang hubungan ketika muncul dalam situasi
sebenarnya.
Dialog menghasilkan sebuah kesempatan untuk mencapai sebuah
persatuan dalam perbedaan.
Stabilitas perubahan atau tekanan dapat diduga dan konisiten
melawan spontan dan berbeda.
Bahwa praktik dan estetika bukan sesuatu yang langsung ada,
tetapi diciptakan dalam komunikasi.
Bakhtin :
Ketika sebuah presentasi sudah dipersiapkan dengan begitu
6 CONTOH matang dan ideal, ternyata dalam perjalanan menuju lokasi
presentasi ada kendala teknis, ban sepeda bocor yang
menyebabkan presentasi menjadi terhambat. Berdasarkan
kejadian tersebut, bisa disimpulkan bahwa di satu sisi, ada
beberapa kekuatan yang mendukung perintah, dan di sisi yang
lain, dengan sengaja atau tidak ada kekuatan-kekuatan lain yang
berusaha menghambat apa yang sudah direncanakan dengan
baik.
Baxter :
Dalam diri seseorang, terdapat sisi kemanusiaan yang ingin
diaktualisasikan dalam bentuk membantu fakir miskin dan
anak-anak terlantar. untuk merealisasikan keinginannya,
dibutuhkan dana (materi) yang banyak. Artinya, untuk bisa
merealisasikannya, seseorang dituntut bisa sukses secara materi.
Dalam contoh ini, terdapat dua hal yang bertolak belakang, di
satu sisi ada hasrat untuk mengumpulkan uang
sebanyak-banyaknya sebagai bentuk indikasi kesuksesan, di sisi
lain ada hasrat untuk mengeluarkan uang banyak sebagai bentuk
aktualisasi diri dari rasa kemanusiaan.
Contoh lain : apabila bertemu dengan orang jawa yang lebih tua,
maka otomatis akan menunduk.
KELOMPOK 1
INTERACTION PROCESS ANALYSIS & BUREAUCRACY THEORY
1. TOKOH • Robert Gales
2. TAHUN • 1975
3. TRADISI • Tradisi Sosiopsikologis
4. DESKRIPSI TEORI • Teori ini membahas individu dapat
menunjukkan dua perilaku atau sikap baik utuh
ataupun mengkombinasikannya. Pertama, sikap
positif seperti keramahan, senang bercerita atau
sikap menunjukkan persetujuan kedua sikap
negatif seperti penolakan, menciptakan
ketegangan, atau kurang ramah. Sikap atau
perilaku ini yang mewarnai peran dan aspek tugas
yang melekat pada peran tersebut dalam sebuah
kelompok serta tujuan utamanya ialah upaya
berbagi kelompok semisal dengan bertanya atau
memberi informasi dan meminta atau memberi
saran
5. ASUMSI TEORI • Jika manusia tidak berbagi informasi secara cukup
mereka akan memiliki permasalahan dalam
komunikasi, jika mereka tidak berbagi opini
mereka akan mengalami permasalahan dalam
evaluasi, jika mereka tidak memberi dan meminta
saran maka kelompok akan terjadi permasalahan
dalam kendali, jika kelompok tidak dapat
mencapai kesepakatan maka anggota kelompok
akan mengalami permasalahan dalam keputusan,
dan jika tidak ada dramatisasi yang kurang
mencukupi maka akan menjadi permasalahan
ketegangan, kemudian jika kelompok tidak ramah
makan akan terjadi permasalahan dalam
reintegrasi seperti yang dikatakan oleh bales.
6. CONTOH • Contohnya ketika kita sedang mengikuti
organisasi mahasiswa dan didalam organisasi itu
akan mengadakan sebuah konser misalnya, dan
kita sedang tergabung di tim yang bertugas untuk
memutuskan, melaksanakan, dan membuat
laporan dari proyek tersebut. Jika salah satu
anggota kelompok tetap menyimpan informasi
dari yang lainnya, mereka tidak akan dapat
berkomunikasi dengan sangat baik dan akan
memiliki gagasan kecil dari apa yang dapat
dilakukan oleh setiap orangnya. Kemudian jika
mereka tidak berbagi opini maka mereka tidak
akan dapat mengevaluasi secara mendalam dan
akan berakhir dengan kacau.
7. SUMBER REFERENSI • Buku Teori Komunikasi Littlejohn Edisi 9 hal 326
1. TOKOH • Max Weber
2. TAHUN • 1864
3. TRADISI • Sosiopsikologis
4. DESKRIPSI TEORI • Theory Bureaucracy dilabeli sebagai teori yang
ideal karena mencoba merumuskan sesuatu yang
abstrak mengenai bagaimana seharusnya
organisasi yang ideal dibentuk. Menurut Weber
cara terbaik untuk mengorganisir otoritas legal
yang nasional adalah dengan hierarki. Hirearki
dijelaskan oleh regulasi di dalam organisasi
tersebut. Setiap lapisan manajemen memiliki
otoritas resminya, dan hanya kepala organisasi
yang memiliki otoritas penuh dan menyeluruh
• Prinsip pertama tentang birokrasi yang besar
adalah otoritas, prinsip yang kedua adalah
spesialisasi. Pengembangan gelar dan deskripsi
tugas adalah contoh yang sempurna untuk
spesialisasi.
5. ASUMSI TEORI • Kita semua memiliki sebuah gagasan umum
tentang apa itu birokrasi-hierarkis dan berlapis,
dikendalikan oleh aturan, dan tidak peka terhadap
perbedaan dan kebutuhan individu. Walaupun
reaksi kita terhadap birokrasi sering kali negatif,
prinsip-prinsip yang mengatur sebagian besar
organisasi yang kompleks masih memiliki kualitas
tersebut, yang diharapkan dan sebenarnya
dianggap sebagai cita-cita organisasi oleh Max
Weber.
6. CONTOH • Contohnya dalam cabang eksekutif dari
pemerintah Amerika Serikat, misalnya kepalanya
adalah presiden, yang dipilih oleh rakyat,
sementara direktur dan sekretaris ditunjuk untuk
menjalankan berbagai departemen. Dalam
perusahaan, para para pemilik memilih dewan
direktur yang selanjutnya memilih ketua dewan.
CEO ditunjuk, dan demikian juga dengan setiap
manajer di bawah CEO. Dalam bisnis keluarga,
ketua dewan bisa jadi merupakan sebuah posisi
yang diwariskan, tetapi para manajer akan
ditunjuk untuk menjalankan instruksi CEO.
KELOMPOK 2
BONA FIDE THEORY & CO-ORIENTTAION THEORY
TOKOH Bona Fide Theory oleh Linda Putnam & Chyntia Stohl.
Organisasi dapat terjadi ketika adanya dua orang yang saling berinteraksi
DESKRIPSI untuk satu fokus pada perhatian tertentu (co-orientation) yang berarti
TEORI gagasan bahwa dua orang memberikan perhatian pada suatu objek yang
sama seperti topik, isi, perhatian, situasi, ide, tujuan, kelompok dan
sebagainya.
2 TAHUN 1990-an
2 TAHUN 1986
Reneee A Mayers
Feminis berfokus pada bagaimana bahasa berinteraksi dengan
identitas gender dengan membentuk hasil tertentu, sebuah arena
yang tidak diinvestigasi oleh kebanyakan ahli teori tradisional.
Elisabeth Deffner
Sebuah arena yang tidak diinvestigasi oleh kebanyakan ahli
teori tradisional.
Tanpa mengabaikan perspekstif pemikir feminis dengan
memperkenalkan gender sebagai sebuah variabel yang merecoki
dan tidak dapat dilepaskan, berkontribusi penting untuk
pemahaman kita dalam fungsi kelompok sebagai sebuah proses
sibernetika.
• Bagaimana menghapus deskriminasi, penindasan,
memperjuangkan kesetaraan gender. Dan sudah ada
banyak gerakan untuk penyetaraan gender ini
Reneee A Mayers
Seks dan gender merumitkan pemahaman kita dalam bagaimana
fungsi kelompok dan setiap usaha harus dapat memahami semua
dimensi campur tangan berfungsi dalam kelompok. Sebagai
tambahan dalam dasar pembagian yang dibuat dalam kelompok
berdasarkan seks dan gender, feminis mengkritik pendekatan
tradisonal untuk kelompok yang juga memusatkan pada
pembatasan deskripsi model input proses output.
Elisabeth Deffner
Titik temu yang sangat jelas antara feminis dan pemikir
komunikasi kelompok terjadi dalam kelompok tepercaya,
khususnya pada hal yang berfokus pada batasan daya serap dan
saling ketergantungan kelompok dengan konteks Pemikir
feminis telah mempertanyakan pengolahan kelompok yang
mendukung ketergantungan dan konteks wanita dalam
kelompok. Banyak pemikir feminis menyarankan bahwa fokus
tugas adalah androsentris (terpusat pada pria) dan kapitalistis
dan mungkin dapat menjadi alasan tentang wanita dalam
kelompok. Kelompok wanita sering tidak tertarik pada hasil dan
tradisi tugas kelompok - tidak tertarik dalam melakukan dan
lebih tertarik untuk menjadi. Konteks yang kelompok sangat
berhubungan dengan fokus tersebut.
Reneee A Mayers
Sebagai contoh, bagaimana proyek kelompok menjadi masalah
gender dan bagaimana masalah gender tersebut hasil dan proses
kelompok berikutnya? Peneliti feminis tidak setuju apakah
perbedaan tersebut pemicu-semua perbedaan ini diamati dengan
petugas pria dan wanita dalam kelompok - atau apakah
perbedaan gender adalah hasil dari struktur sosial.
Elisabeth Deffner
Sebagai contoh, bagaimana proyek kelompok menjadi masalah
gender dan bagaimana masalah gender tersebut hasil dan proses
kelompok berikutnya? Peneliti feminis tidak setuju apakah
perbedaan tersebut pemicu-semua perbedaan ini diamati dengan
petugas pria dan wanita dalam kelompok - atau apakah
perbedaan gender adalah hasil dari struktur sosial.
Banyak wanita dalam budaya Amerika menghabiskan hidupnya
untuk pekerjaan orang lain-suami, anak-anak, dan tempat kerja
-dan kelompok di mana
mereka tertarik bersamaan mulai menua terkesan antitesis dalam
tradisi kelompok.
Ini adalah contoh yang baik pada masyarakat Red Hat Society
untuk wanita yang berusia 50 tahun lebih. Dinamakan dari
sebuah puisi karya Jenny Joseph yang berjudul "Warning", yang
dimulai "When I am old woman, I shall wear purple/With a red
hat which doesn't go and doesn't suit me".
Masyarakatnya tidak berhukum dan melarang adanya
pertemuan; fitur kuno "playshop" daripada workshop. Tidak ada
kelompok yang diberitahukan apa yang harus dilakukan atau
kapan melakukannya. "ungu dan merah adalah saran yang
sangat kuat.. dan menyimpulkan aturan.
7. SUMBER Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A. Foss
(edisi 9)
MEDIA THEORY
KELOMPOK 1
BAUDRILLARD AND THE SEMIOTICS OF MEDIA
1. TOKOH • Jean Baudrillard
2. TAHUN • 1967
3. TRADISI • Tradisi Semiotik
4. DESKRIPSI TEORI • Teori ini membahas Seorang yang bernama Jean
Baudrillard seorang peneliti asal perancis yang
meyakini bahwa tanda tanda memang terpisah
dari objek yang mereka tandai dan bahwa media
telah menggerakan proses ini hingga titik di mana
tidak ada yang nyata. Dulu tanda dikaitkan dengan
objek, tetapi sekarang keterkaitan itu sudah
dihapus, tanda tidak lagi menunjukkan realitas.
Yang sekarang kita pahami adalah sama sekali
“permainan penanda-penanda”. Tanda hanya
berhubungan dengan tanda yang lain, dan
maknanya ditemukan dalam hubungan itu.
Tanda-tanda sekarang bebas, bisa saja, sama sekali
tidak menentukan, dan sama sekali relativistis.
5. ASUMSI TEORI • Menutur Jean Baudrillard tahapan semiotik media
ada 3 yaitu :
TAHUN Medium Theory dicetuskan pada 1960 -an, tepatnya pada 1964.
2 TAHUN 1980-an
6 CONTOH
https://sumsel.tribunnews.com/2015/01/03/lebih-dari-80-persen-re
maja-kecanduan-media-sosial
KELOMPOK 1
USES AND GRATIFICATION THEORY
1. TOKOH • Elihu Katz, Jay Blumler, & Michael Gurevitch
2. TAHUN • 1974
3. TRADISI • Tradisi Sosiopsikologis
4. DESKRIPSI TEORI • Teori ini berfokus pada anggota audiens daripada
pesannya. Teori ini menganggap audiens sebagai
pengguna media yang berbeda. Audiens dianggap
sebagai audiens aktif dan diarahkan oleh tujuan.
Audiens sangat bertanggung jawab dalam memilih
media untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
• Media dianggap sebagai satu-satunya faktor yang
mendukung bagaimana kebutuhan terpenuhi, dan
audiens dianggap sebagai perantara yang besar
5. ASUMSI TEORI • Pendekatan penggunaan dan kepuasan berfokus
pada konsumen media ketimbang pesan media
sebagai titik awalnya, dan menelusuri perilaku
komunikasinya dalam artian pegalaman
langsungnya dengan media. Pendekatan ini
memandang audiens sebagai pengguna isi media
yang aktif, alih-alih digunakan secara pasif oleh
media.
2 TAHUN -
7 SUMBER
REFERENSI • Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn,
Karen A. Foss (edisi 9)