Anda di halaman 1dari 4

Brilliantine Yusfa Tri Ananda

18/428173/SP/28382
Teori Komunikasi Resume Ke-3
Selasa, 12 Maret 2019

Resume Tujuh Tradisi Teori Komunikasi dari Buku Introducing Communication


Theory: Analysis and Application

Chapter 2 dari buku Introducing Communication Theory membahas tentang dua


pendekatan dalam ilmu komunikasi. Dua hal tersebut yaitu The Seven Traditions atau tujuh
tradisi yang bersifat teoretis dan The Seven Context yang memiliki pendekatan yang lebih
praktis. Menurut Craig (Craig, 1999; Craig & Muller, 2007) dalam buku ini memercayai
bahwa teori komunikasi itu luas dan dalam studinya kerap tidak memiliki bidang sehingga
hal-hal tersebut menyediakan bantuan untuk memahaminya. Istilah tradisi digunakan karena
perkembangan teori tidak hanya muncul secara alami.

Yang pertama adalah tradisi retorika. Di sini komunikasi merupakan seni praktis dari
berbicara atau juga dapat disebut sebagai seni untuk memengaruhi orang lain. Tradisi ini juga
melihat dari sudut pandang yang berbeda sebelum melihat dari sudut pandang pribadi.

Yang kedua adalah tradisi semiotika. Tradisi semiotika membahas tentang proses atau
studi pertukaran makna melalui simbol atau tanda-tanda. Tanda adalah bagian dari kehidupan
sosial dan tidak membawa makna yang sebenarnya. Tanda yang paling kerap digunakan
adalah kata-kata atau yang kita sebut sebagai penggunaan bahasa. Kata-kata sering bersifat
ambigu dan tidak memiliki arti intrinsik.

Yang ketiga adalah tradisi fenomenologi. Tradisi ini melibatkan interpretasi personal
dari kehidupan dan aktivitas sehari-hari. Hal ini mengaji pengalaman sehari-hari dari sudut
pandang orang yang mengalami sehingga sering bersifat intuitif. Para ahli fenomenologi
memercayai bahwa apa yang kita percayai tidak boleh memengaruhi dialog yang sedang
berlangsung.

Yang keempat adalah tradisi sibernetik. Dalam tradisi ini komunikasi dipandang
sebagai proses informasi. Tradisi sibernetik memandang masalah tertentu dalam komunikasi
seperti noise atau gangguan dalam proses komunikasi. Dalam hal ini tradisi sibernetik
meminta kita untuk memahami bahwa komunikasi tidak hanya pemrosesan informasi, namun
juga orang-orang yang terlibat dalam komunikasi dengan kemampuan yang berbeda dalam
pemrosesan informasi.

Yang kelima adalah tradisi sosio-psikologi. Tradisi sosio-psikologi melibatkan


hubungan sebab-akibat, sehingga teori komunikasi dilihat dari perilaku seseorang bahwa
perilaku orang tersebut dipengaruhi oleh hal lain. Pola komunikasi orang berbeda antara satu
orang dengan orang lainnya.

Yang keenam adalah tradisi sosio-kultural. Menurut Craig (2007) dalam buku ini
interaksi kita dengan orang lain setiap harinya sangat bergantung kepada struktur dan pola
sosial yang sudah ada. Hal ini berarti individu merupakan bagian dari kelompok yang lebih
besar yang memiliki pola dan aturan yang unik dalam berinteraksi. Menurut Carey (1989)
dalam buku ini juga ketika orang berkomunikasi, mereka membuat sesuatu, mempertahankan
sesuatu, memperbaiki sesuatu, dan mengubah sesuatu dalam kelompok yang lebih besar
tersebut.

Yang ketujuh adalah tradisi kritikal. Inti dari tradisi kritikal adalah mengkritik aturan
sosial dan memaksakan suatu struktur atau individu-individu dalam aturan itu. Ahli teori
tradisi kritikal menemukan bahwa mempertanyakan suatu asumsi secara terbuka yang
menuntun masyarakat adalah hal yang penting.

Hal selanjutnya yaitu The Seven Contexts in the Communication Field atau tujuh
konteks dalam bidang komunikasi. Konteks adalah lingkungan atau keadaan ketika
komunikasi tersebut berlangsung. Dalam bahasan kali ini konteks berfokus pada situational
contexts, yang bermaksud bahwa proses komunikasi dibatasi oleh beberapa faktor seperti
jumlah orang yang hadir atau feedback yang muncul.

Yang pertama adalah komunikasi intrapersonal, atau komunikasi dengan diri sendiri.
Komunikasi melibatkan dialog internal dan mungkin saja terjadi dengan keberadaan orang
lain. Seseorang cenderung melakukan komunikasi interpersonal secara berulang-ulang
dibanding dengan komunikasi yang lain dan bersifat unik.

Yang kedua adalah komunikasi interpersonal, atau komunikasi tatap muka. Dalam
komunikasi ini banyak riset yang muncul seperti bagaimana sebuah hubungan dimulai atau
cara menjaga hubungan. Komunikasi interpersonal membutuhkan banyak penggunaan
channel (visual, auditory, tactile, olfactory) dalam berinteraksi.
Yang ketiga adalah komunikasi kelompok kecil yang terdiri dari beberapa orang yang
bekerja sama untuk meraih tujuan yang sama. Orang sangat dipengaruhi dengan keberadaan
orang lainnya. Kebersamaan dapat memengaruhi apakah kelompok akan berfungsi secara
efektif dan efisien atau tidak. Dalam kelompok kecil akan menggabungkan sudut pandang
yang berbeda dalam sebuah titik temu sehingga bekerja dalam kelompok mungkin lebih
efektif daripada bekerja secara perseorangan.

Yang keempat adalah komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi berbeda dengan


komunikasi kelompok kecil sebab berkaitan dengan lingkungan yang lebih luas dan memiliki
sistem hierarki. Sistem hierarki memiliki ide yang jelas tentang pembagian kerja, kesatuan
perintah, dan kesatuan tujuan.

Yang kelima adalah komunikasi publik atau komunikasi retoris. Komunikasi publik
mengenal penyebaran informasi dari satu orang ke banyak orang lainnya atau audiens. Dalam
komunikasi ini pembicara biasanya memiliki tiga tujuan utama yaitu untuk menyebar
informasi, untuk menghibur, atau untuk memersuasi.

Yang keenam dan ketujuh adalah komunikasi massa atau komunikasi media yang
menargetkan audiens yang besar dan komunikasi budaya,. Media massa merujuk kepada
channel untuk pesan massa. Komunikasi massa merujuk pada komunikasi kepada audiens
besar melalui salah satu channel ini. Komunikasi budaya merujuk pada komunikasi antar
individu yang memiliki latar belakang budaya yang beragam.
DAFTAR PUSTAKA

West, R. & Turner, L. H. (2010). Introducing Communication Theory: Analysis and


Application (4th ed.). New York, NY: McGraw-Hill

Anda mungkin juga menyukai