DAFTAR ISI i
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Luaran Kegiatan 2
1.3 Manfaat Kegiatan 2
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA 3
2.1 Kondisi dan Potensi Wilayah 3
2.2 Hubungan Permasalahan dengan Penyelesaian Masalah Mitra 4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN 6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 9
4.1 Anggaran Biaya 9
4.2 Jadwal Kegiatan 10
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Dosen Pendamping 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 24
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas 26
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana 29
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra 30
Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra 31
Lampiran 7. Spesifikasi Alat 32
i
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang menjadi prioritas
pembangunan berkelanjutan. Kesejahteraan tidak hanya dipandang dari segi
kemapanan materi, namun juga mengikutsertakan aspek kenyamanan dan
keamanan dalam kehidupan masyarakat. Pembangunan berkelanjutan yang
tertuang dalam Sustainable Development Goal’s (SDG’s) 2030 memiliki harapan
yang kuat pada keberlanjutan hidup dengan kolaborasi yang baik antara
masyarakat, pemerintah dan lingkungan (Hoelman et al., 2015).
Mengacu pada tujuan SDG’s 2030 yang mengarah pada internalisasi
perlindungan, merestorasi dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem
daratan, mengelola hutan secara lestari serta tata kelola kehutanan merupakan target
utama dalam meningkatkan produktivitas dan nilai tambah sumber daya hutan demi
terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan. Pemberdayaan
masyarakat melalui pembinaan skill dalam pengelolaan potensi sumber daya alam
yang tersedia dengan ketersediaan yang melimpah menjadi produk yang bernilai
jual tinggi adalah hal yang cukup penting. Salah satu potensi sumber daya alam
yang ada di hutan, namun tidak dimanfaatkan secara maksimal yaitu tanaman
rumbia (Metroxylon sagu), yang tumbuh disepanjang hutan La Caloko di Desa
Tanah Tengnga, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone. Hutan tersebut memuat
kuantitas tanaman rumbia yang sangat luas dan tersebar dibeberapa titik lahan.
Desa Tanah Tengnga, Kecamatan Palakka merupakan salah satu wilayah
dengan luas lahan perhutanan mencapai 6.086,5 Ha dengan kuantitas keberadaan
tanaman rumbia mencapai 512,26 Ha. Tanaman rumbia di Desa Tanah Tengnga
belum dikelola dengan maksimal oleh penduduk setempat. Masyarakat hanya
memanfaatkan daun rumbia sebagai bahan baku pembuatan atap rumah panggung
dengan cara memangkas tanaman rumbia yang akan diambil daunnya. Setelah daun
nipah diambil, bagian pelepah rumbia dibuang dan ditumpuk begitu saja ditengah-
tengah hutan dengan jumlah dan kuantitas yang banyak. Selain itu, adanya
keterbatasan masyarakat dalam mengelola tanaman rumbia dengan kuantitas yang
sangat melimpah menyebabkan tanaman rumbia menjadi tua dan mengering,
terlebih bagian tumbuhan rumbia yang tidak dimanfaatkan akan berserakan dan
menjadi sampah ataupun limbah. Hal ini tentu dapat mengurangi produktivitas
hutan dikarenakan keberlimpahan sumber daya yang ada tidak didukung dengan
potensi pengelolaan yang memadai. Adanya keberlimpahan pohon rumbia yang
tidak dimanfaatkan secara efisien sangat berpotensi diolah kembali karena
mengingat kulit pelepah rumbia merupakan bahan serat berligno-selulosa dengan
tekstur yang kuat sehingga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan sebuah produk
yang dapat menambah nilai guna di masyarakat (Roliadi et al., 2012:184).
Oleh karena itu, salah satu inovasi yang dapat dilakukan terkait pengelolaan
kulit pelepah rumbia adalah dengan memanfaatkannya sebagai bahan baku Leko
2
multifungsi dengan hiasan Pamiring Pulaweng. Leko merupakan salah satu bentuk
seserahan pada kegiatan adat Bugis, sedangkan Pamiring Pulaweng adalah renda
emas khas Bugis. Hal ini dapat menjadi produk unggulan desa yang dapat dikelola
oleh mitra Kelompok Ibu PKK sehingga akan menjadi aktivitas yang mempu
membantu pengelolaan hutan rumbia sehingga hutan akan menjadi lebih produktif.
Program kreativitas yang akan dilaksanakan adalah PKM-PM dalam hal ini
akan melakukan pemanfaatan kulit pelepah rumbia yang belum dimanfaatkan oleh
masyarakat Desa Tanah Tengnga, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone.
Pemanfaatan kulit pelepah rumbia sebagai Leko multifungsi dengan hiasan
Pamiring Pulaweng bekerjasama dengan mitra kelompok Ibu PKK. Pemanfaatan
kulit pelepah rumbia akan memproduktifkan hutan dan mengurangi limbah pelepah
rumbia yang tidak terpakai sehingga mampu mengurangi permasalahan masyarakat
dalam upaya memproduktivitaskan potensi hutan dan akan menjadi emas bagi
masyarakat Desa Tanah Tengnga Kecamatan Palakka dalam menciptakan sumber
ekonomi baru sebagai peningkatan kesejahteraan yang mampu diolah oleh
masyarakat khususnya mitra yaitu kelompok Ibu PKK Desa Tanah Tengnga,
Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone.
1.2 Luaran Kegiatan
Luaran yang diharapkan dari kegiatan PKM-PM sebagai berikut
1. Laporan kemajuan pelaksanaan PKM-PM;
2. laporan akhir pelaksanaan PKM-PM;
3. Buku pedoman pelaksanaan program dalam hal ini pembuatan Leko
multifungsi dengan hiasan Pamiring Pulaweng berbahan dasar kulit
pelepah rumbia ber-ISBN;
4. Publikasi artikel ilmiah berupa prosiding/jurnal.
1.3 Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat dari pelaksanaan kegiatan PKM-PM yaitu:
1. Bagi masyarakat : Dapat mengetahui proses pembuatan Leko multifungsi
dengan hiasan Pamiring Pulaweng yang berbahan dasar limbah kulit
pelepah rumbia dan meningkatkan kreativitas serta kesejahteraan mitra
(Kelompok Ibu PKK Desa Tanah Tengnga);
2. Bagi Pelaksana : Dapat membagikan ilmu kepada masyarakat Desa Tanah
Tengnga khususnya kepada Kelompok Ibu PKK Desa Tanah Tengnga,
Kecamatan Palakka;
3. Bagi Pemerintah : Dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi kelompok
Ibu PKK dalam memanfaatkan kulit pelepah rumbia sebagai produk
dengan nilai jual tinggi yang menjadi cikal bakal produk unggulan desa.
3
Salah satu produk yang dapat dihasilkan dalam kegiatan PKM-PM ini adalah
Leko multifungsi dengan hiasan Pamiring Pulaweng yang memanfaatkan potensi
alam di Desa Tanah Tengnga, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone, diharapkan
mampu memotivasi masyarakat Desa Tanah Tengnga, Kecamatan Palakka,
menjadi lebih kreatif dalam menciptakan produk yang berkualitas dan
meningkatkan ekonomi, disamping turut melestarikan budaya yang ada di desa.
2.2 Hubungan Permasalahan dengan Penyelesaian Masalah Mitra
Desa Tanah Tengnga, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone, Provinsi
Sulawesi Selatan, merupakan salah satu wilayah dengan sektor perhutanan yang
sangat luas. Salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan karena keberadaanya
sangat melimpah adalah potensi tanaman rumbia. Adanya potensi perhutanan
sangat membuka peluang bagi masyarakat untuk menambah nilai ekonominya
melalui proses penjajakan sumber daya alam yang di hutan. Berdasarkan data dari
Dinas Perhutanan Kabupaten Bone, tanaman rumbia sangat mendominasi daerah
hutan di Kecamatan Palakka. Berikut ini merupakan luas hutan tanaman rumbia di
Kecamatan Palakka sejak tahun 2016 hingga tahun 2019 (BPS Palakka, 2020)
Tabel 2.1 luas tanaman rumbia di Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone
Tahun 2016 2017 2018 2019
Luas lahan 14.576 14.870 15.224 15.557
Kuantitas tanaman 78.857 pohon
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kuantitas tanaman rumbia dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berikut merupakan
penampakan kondisi tanaman rumbia hasil kiriman mitra yang ada di Hutan La
Caloko, Desa Tanah Tengnga, Kecamatan Palakka.
Gambar 2.2 Foto kiriman mitra terkait tanaman rumbia di Hutan La Caloko
Berdasarkan analisis situasi mitra, potensi sumber daya alam khususnya
tanaman rumbia di hutan La Caloko, di Desa Tanah Tengnga sampai saat ini dinilai
belum dimanfaatkan dan didayagunakan oleh masyarakat karena minimnya
pengetahuan terkait pengolahan potensi alam yang ada. Untuk itu, tim PKM-PM
hadir untuk memberikan solusi dari permasalahan mitra. Lebih jelasnya, berikut
merupakan tabel hubungan permasalahan dengan penyelesaian masalah mitra.
5
Penjelasan alur pelaksanaan program kegiatan di atas dapat dilihat pada gambar 3.1
berikut:
Manajemen
Penyuluhan Pelatihan Pendampingan Keuangan
❖ Pengetahuan ❖ Keterampilan
tentang pengolahan ❖ Kuantitas &
pemanfaatan bahan kualitas ❖ Pengelolaan
SDA hutan ❖ Keterampilan produk keuangan
❖ Pengetahuan dalam ❖ Monitoring pasca
tentang menyusun & evaluasi penjualan
membuat strategi kegiatan ❖ Integrasi
produk produksi ❖ Pemasaran teknologi
❖ Sosialisasi ❖ Keterampilan produk pengelolaan
rencana pernggunaan dengan basis keuangan
produk teknologi teknologi
kegiatan produksi
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone. 2020. Kecamatan Palakka Dalam Angka
2020. BPS Kabupaten Bone, Bone.
Hoelman, M. B. et al. (2015) Panduan Sdgs Untuk Pemerintah Daerah (Kota Dan
Kabupaten) Dan Pemangku Kepentingan Daerah. INFID
Roliadi, H. et al. (2012) ‘Potensi Teknis Pemanfaatan Pelepah Rumbia Dan
Campurannya Dengan Sabut Kelapa Untuk Pembuatan Papan Serat
Berkerapatan Sedang’, Penelitian Hasil Hutan, 30(3), P. 184.
11
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muh. Ilham Ridwan (sesuai PDDikti)
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi S1 Pendidikan Biologi
4 NIM 617001
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tanah Tengnga, 28 Mei 1999
6 Alamat E-mail Ilhamridwan88sep@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082318405717
Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Syamsidar
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Teknologi Pendidikan
4 NIM 118047
5 Tempat dan Tanggal Lahir Balle, 20 Agustus 1999
6 Alamat E-mail syamsidarunimbone@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081347769306
Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Suci Fitriani Jumadi
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Pendidikan Matematika
4 NIM 518012
5 Tempat dan Tanggal Lahir Meraka, 23 Desember 1999
6 Alamat E-mail Sucisep23@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085398264109
B. Riwayat Pendidikan
Gelar S3/Dokto
Sarjana S2/Magister
Akademik r
C.2. Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
Implementasion of outdoor
Learning Method in
Environmental Learning at Kemenristek
1. 2019
the collage of teacher training Dikti
and education, South
Sulawesi, Indonesia
Penerapan Pendidikan Hibah Internal
Lingkungan Hidup di STKIP
2 2018
Perguruan Tinggi dengan Muhammadiyah
Model Outdoor Learning Bone
Perilaku Mekanik Bengkel Hibah Internal
Sepeda Motor terhadap STKIP
3 2016
Pengelolaan Limbah B3 di Muhammadiyah
Kabupaten Bone Bone
23
24
dan pemasaran
system online.
• Merancang media
online serta
menyiapkan
spesifikasi alat.
• Berkoordinasi
dengan tim pada
pelaksanaan
observasi.
• Mengurusi nomor
sertifikat
penyuluhan.
• Berkoordinasi
dengan tim pada
pelaksanaan
observasi.
• Melakukan
pemantauan
produk.
• Melaksanakan
koordinasi
penyuluhan,
Suci Fitriani S1-
18 pelatihan dan
3 Jumadi Pendidikan Pendidikan
Jam/minggu pembinaan
/508112 Matematika
masyarakat
khususnya
kelompok mitra.
• Melakukan
pelatihan
pembuatan leko
multifungsi khas
bugis berbahan
dasar kulit
pelepah rumbia.
• Koordinasi
dengan tim dalam
S1-
Sulfikah/ 18 persiapan terkait
4 Pendidikan Pendidikan
620003 Jam/minggu bahan baku serta
Biologi
pelaksanaan
bidang produksi
28
• Pendampingan
mitra pada bidang
pemasaran.
• Penyuluhan
produksi kepada
kelompok mitra.
29
30
31
Gambar di atas sketsa peta Kecamatan Palakka, Khususnya pada Desa Tanah
Tengnga yang merupakan Lokasi Mitra dalam melakukan kegiatan PKM-PM.
32
Kegunaan:
Untuk merekatkan kain planel pada
hiasan bunga pada leko dan
merekatkan sisi renda.
2 Gergaji • Tipe: Mata 18
Kecil Original Jerman/
AEG US400XE
• Bahan:
Kegunaan:
Untuk memotong triplek yang akan
digunakan sebagai alas leko .
3 Bor • Tipe: Dewalt
Rotary Drill
DWD014
• Tipe torsi: 20-49
N/m
Kegunaan:
Untuk melubangi sisi tripleks yang
berbantuk lonjong sebagai alas
leko.
4 Gunting • Tipe: Maras”9
• Tebal: 225 mm
Kegunaan:
Untuk memotong bagian kain yang
akan digunakan sebagai alas leko
dan flannel sebagai hiasan bunga.
33
Kegunaan:
Untuk menggambar pola diatas
permukaan tripleks.
6 Meteran • Merk: ESSEN 5M
• Panjang: 5 Meter
Kegunaan:
Untuk mengukur kain dan kulit
pelepah nipah yang akan
digunakan pada pembuatan leko
multifungsi
7 Alat Jahit • Merk: Sewing Kit
Wallet
• Isi: 4 Item
Kegunaan:
Untuk menjahit kain katun motif
bunga yang akan ditempatkan di
alas Leko.
Kegunaan:
Untuk merapikan pinggiran alas
Leko.
9 Kuas • Worison Art
Brushes
• Brush Length: 4,1
cm
• Brush width: 6,7
Kegunaan: Untuk mengaplikasikan cm
vernis ke permukaan Leko. • Type : 7