Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM :

PELATIHAN PENGELOLAAN SERTA PEMANFAATAN POTENSI ALAM


KEPADA KELOMPOK TANI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI BUDAYA DI
DESA KERTA, PAYANGAN KABUPATEN GIANYAR

BIDANG KEGIATAN :

PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan oleh :

I Putu Gede Budianca 1705521003 Angkatan 2017

Putu Adelia Shindy Bella 1705521008 Angkatan 2017

Made Basugani Soethama 1705521041 Angkatan 2017

Ni Made Ayu Gita Laksmita 1705521047 Angkatan 2017

I Wayan Ana Adipradana 1705521052 Angkatan 2017

I Gusti Lanang Agung Nararya Pangjaya 1705521056 Angkatan 2017

Gayatri Wening Satyatama 1705522001 Angkatan 2017

Dewa Putu Brata Wiadnyana 1705522005 Angkatan 2017

Adi Cahya Buana Merta 1705522030 Angkatan 2017

UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR

2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI i

DAFTAR TABEL ii

BAB 1. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Program 2

1.4 Luaran yang Diharapkan 2

1.5 Manfaat 2

BAB 2. PEMBAHASAN 4

2.1 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran 4

2.1 Potensi Desa Kerta Secara Umum 4

BAB 3. METODE PELAKSANAAN 5

3.1 Metode Pelaksanaan 5

BAB 4. ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 8

4.1 Anggaran Biaya 8

4.2 Jadwal Kegiatan 8

DAFTAR PUSTAKA 9

i
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Anggaran Biaya 7

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan 7

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


The World Heritage Committee (Dewan Warisan Dunia) mengartikan
Wilayah Kebudayaan atau cultural landscape sebagai wilayah geografis yang
mempunyai keunikan atau perbedaan. Wilayah kebudayaan dapat dilhat
sebagai produk interaksi antara alam dan manusia.
Wilayah Kebudayaan atau cultural landscape dapat dilihat sebagai semua
sistem interaksi antara aktivitas manusia dan alam. Keseluruhan dari
permukaan dunia yang diduduki oleh manusia yang meliputi ekologi,
interaksi, keyakinan, dan tradisi masuk dalam wilayah kebudayaan atau
cultural landscape.
Hasil karya manusia memperlihatkan kekhasannya dalam pengelolaan
serta pemanfaatan alam untuk bertahan hidup. Pikiran manusia didorong
untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan lingkungan untuk terus
menjalin interaksi yang tentunya menyebabkan munculnya seni dan tradisi.
Namun pada kenyataanya masyarakat seringkali tidak menyadari betapa
pentingnya wilayah kebudayaan (cultural landscape) bagi bangsa. Sebagai
salah satu contoh, seorang petani bahkan tidak menyadari bahwa lahan yang
mereka gunakan sebagai tempat bercocok tanam adalah contoh langsung dari
wilayah kebudayaan (cultural landscape). Kegiatan bertani merupakan
sesuatu yang telah mengilhami kebudayaan. Berbagai bentuk tradisi lahir dari
kegiatan bertani, serta perubahan permukaan tanah pun terjadi sebagai akibat
dari kegiatan bertani.

Saat ini di negara agraris


seperti Indonesia, pertanian telah
memiliki kontribusi penting baik
terhadap perekonomian maupun
terhadap pemenuhan kebutuhan
pokok masyarakat, apalagi
dengan semakin meningkatnya
jumlah penduduk yang berarti
bahwa kebutuhan akan pangan
juga semakin meningkat. Selain itu ada peran tambahan dari sektor pertanian
yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sebagian besar sekarang
berada di bawah garis kemiskinan. sebagian besar penduduknya hidup dari
hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang
memegang peranan penting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk
Indonesia.

1
Pelestarian serta pengembangan di sektor pertanian tentu akan
berpengaruh langsung terhadap pelestarian dari wilayah kebudayaan itu
sendiri. Keadaan ini tentu sangat menguntungkan bagi bangsa Indonesia bila
mampu memanfaatkan serta mengelola alam dengan baik karena hal ini akan
selalu berbanding lurus dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan
semakin lestarinya kebudayaan di nusantara.
Untuk bisa mewujudkan pengelolaan serta pemaanfaatan alam yang baik
di sector pertanian tentu peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi
hal yang sangan penting untuk diperhatikan terlebih dahulu. Peningkatan
sumber daya manusia di sector pertanian secara sederhana dapat dilakukan
dengan membentuk kelompok tani dan memberikan berbagai macam
pelatihan tentang pertanian seperti halnya pembibitan, perawatan, pasca
panen, serta pendistribusian hasil pertanian. Hal ini bertujuan agar kelompok
tani yang ada memiliki pengetahuan yang baik serta mampu mengembangkan
potensi alam khususnya pada bidang pertanian secara efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang dapat dikaji berdasarkan dengan uraian latar
belakang yang telah dijelaskan yaitu :
1.2.1 Apa yang menyebabkan kurangnya kualitas sumber daya manusia?
1.2.2 Bagaimana cara mengembangkan manajemen pertanian di lingkungan
Desa Kerta, Payangan. ?

1.3 Tujuan Program


Program ini bertujuan, antara lain :
1.3.1 Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (petani) di lingkungan
Desa Kerta, Payangan.
1.3.2 Mengembangkan manajemen pertanian di lingkungan Desa Kerta,
Payangan.

1.4 Luaran Yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah :
1.4.1 Terjadinya peningkatan sumberdaya manusia mengenai pertanian di
lingkungan Desa Kerta, Payangan.
1.4.2 Adanya peningkatan kualitas dalam memanajemen pertanian di
lingkungan Desa Kerta, Payangan.

1.5 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil pengabdian pada masyarakat ini yaitu
sebagai berikut :
1.5.1 Bagi Diri Sendiri

2
Program ini akan melatih dan meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam berkomunikasi dengan masyarakat serta
meningkatkan peran dan kepedulian dalam mengembangkan pertanian
sebagai upaya pelestarian budaya.
1.5.2 Bagi Kelompok
Program ini akan melatih dan meningkatkan kemampuan
bersosialisasi dan bekerjasama dalam tim serta meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan pelatihan dan
penyuluhan.
1.5.3 Bagi masyarakat
Program ini akan memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai pengetahuan yang berguna untuk kepentingan
pengembangan pertanian.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran


Desa Kerta adalah suatu desa yang terletak di kecamatan Payangan,
Kabupaten Gianyar, provinsi Bali, Indonesia. Desa ini berada di dekat
pegunungan dan memiliki hawa sejuk, serta tanah yang subur.
Kondisi geografis yang sangat mendukung tentu membuat sector pertanian
menjadi hal yang utama di desa Kerta ini. Komuditas utama yang dihasilkan
di daerah ini adalah padi, buah-buahan, dan tanaman tropical.
Dengan kondisi seperti diatas, maka sebagian besar masyarakatnya
memilih bertani sebagai sumber mata pencaharian yang utama. Lahan
perkebunan milik masyarakat selain dijadikan sebagai tempat bercocok
tanam, juga menjadi destinasi agrowisata bagi masyarakat yang ingin
menikmati keindahan alam dengan rasa tenang sembari melihat kegiatan
bercocok tanam yang berlangsung setiap hari. Masyarakat yang ditujukan
untuk program penyuluhan dan pelatihan ini adalah :
a. Masyarakat desa kerta yang berprofesi menjadi petani
b. Seluruh perangkat Desa Kerta
c. Siswa maupun siswi yang masih menempuh pendidikan guna
mendapatkan pengetahuan tambahan tentang potensi local daerahnya.
Daya tarik pertanian di desa Kerta sekaligus dimaanfaatkan untuk
mengenalkan budaya dan tradisi yang ada di daerah ini. Kegiatan bertani
secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat dimulai dari upacara
sebelum memulai kegiatan bertani, pengelolaan pertanian, tradisi panen,
pasca panen, serta pendistribusian hasil panen berjalan secara harmonis.

2.2 Potensi Desa Kerta secara umum


Desa Kerta dengan masyarakatnya yang bergantung kepada hasil tani atau
bercocok tanam, menjadikan aktivitas tersebut adalah potensi yang memiliki
peluang besar untuk dimanfaatkan atau diberdayakan lebih lanjut. Sesuai

4
dengan pembahasan wilayah kebudayaan atau Cultural Landscape , maka
bercocok tanam atau bertani yang dapat diangkat menjadi salah satu contoh
dari wilayah kebudayaan.
Bercocok tanam atau bertani dalam kaitannya dengan wilayah kebudayaan
dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap
eksistensi dari kebudayaan itu sendiri. Secara langsung, akan berpengaruh
terhadap kelestarian adat istiadat dari bercocok tanam secara tradisional yang
memiliki ciri khas tersendiri. Sedangkan, secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap kelestarian budaya lainnya yaitu upacara-upacara yang
dilakukan seiring dengan proses dari bercocok tanam itu sendiri. Contohnya
adalah upacara Mapag Toya ( Upacara menjemput air ke sumber mata air)
dan Upacara Pangawiwit ( Upacara untuk mencari hari baik untuk menanam
padi yang dilakukan pada sasih kapitu).
Sehingga potensi dari Desa kerta kedepannya tidak hanya semakin
tergerak dalam bidang pertanian, namun dalam bidang kebudayaan atau
tradisi itu sendiri. Apabila dalam bidang kebudayaan tercipta suatu ciri khas
maka tentu saja berpengaruh besar terhadap peningkatan manajemen dari
segala bidang salah satunya adalah pariwisata pada Desa Kerta, Payangan,
Gianyar ini.

5
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Pelaksanaan


Sesuai dengan tujuan yang telah dijabarkan sebelumnya, secara umum
metode pelaksanaan program terdiri dari empat tahap, yaitu tahap persiapan,
pengenalan, pelaksanaan, dan evaluasi.

A. Tahap Persiapan
1. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dengan melakukan pengamatan secara
langsung terhadap alam dan masyarakat. Tidak ada aktivitas Tanya
jawab dalam kegiatan ini, melainkan hanya pengamatan langsung
untuk memperoleh data dari apa yang telah diamati. Tahap ini
melibatkan mahasiswa(panitia) secara langsung dan masyarakat desa
Kerta sebagai objek pengamatan secara tidak langsung.

2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan melangsungkan tanya jawab
terhadap warga desa, untuk memporoleh informasi yang diinginkan
tentang keadaan serta kegiatan dalam keseharian di desa Kerta,
Payangan. Selain mahasiswa, masyarakat desa Kerta juga dilibatkan
dalam tahap ini.

B. Tahap Pengenalan
Kegiatan pengenalan ini merupakan tahap kedua dari program yang
dirancang. Pengenalan program dilakukan untuk mengkomunikasikan
program yang akan dilaksanakan terhadap masyarakat di desa Kerta,
Payangan. Mensosialisasikan program ini sangat penting agar dicapainya
kesepahaman antara pihak mahasiswa dan pihak desa Kerta itu sendiri.
Seperti penguatan latar belakang yang menjadi dasar dijalankannya
program serta keinginan dari mahasiswa untuk melestarikan wilayah
kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya di desa Kerta, Payangan,
Gianyar,Bali. Pada tahap ini melibatkan mahasiswa, masyarakat desa, dan
perangkat desa, desa Kerta, Payangan, Gianyar.

C. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan merupakan tahap merealisasikan program yang
telah disosialisasikan sebelumnya pada tahap pengenalan terhadap
masyarakat desa Kerta, Payangan. Pada tahap ini akan melibatkan
mahasiswa(panitia) ditambah dengan mahasiswa ahli dalam bidang

6
pertanian, masyarakat sasaran di desa Kerta dan perangkat desa. Adapun
tahap pelaksanaan ini dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Penyuluhan, merupakan suatu kegiatan untuk mengedukasi


masyarakat atau peserta dalam hal ini mengenai pertanian yang
dilakukan oleh mahasiswa ahli dalam bidang pertanian. Pada
penyuluhan akan dibahas 2 topik utama, yaitu pemilihan bibit
unggul dan pembuatan pupuk dari jerami. Pada penyuluhan ini akan
difasilitasi dengan presentasi teori serta beberapa dokumentasi
tentang topik tersebut.
2. Pelatihan, merupakan suatu kegiatan yang melibatkan fisik(kerja)
secara langsung pada sebuah lokasi. Pada pelatihan ini akan
mengambil topik penyuluhan yaitu pembuatan pupuk jerami. Hal ini
dikarenakan sisa sisa hasil padi yang pada umumnya akan dibakar,
akan menghasilkan keuntungan apabila dilakukan sedikit aksi. Salah
satunya adalah dengan pembuatan pupuk jerami ini. Pada pelatihan
ini akan difasilitasi dengan alat dan bahan selama proses
berlangsung.

D. Tahap evaluasi
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengetahui dampak dari program
yang telah dilaksanakan terhadap kehidupan masyarakat di desa Kerta,
Payangan. Evaluasi dilakukan satu bulan setelah dilakukanya pelatihan
serta penyuluhan. Data-data yang menjadi sumber untuk melakukan
evaluasi didapatkan melalui pembagian kuisioner kepada msyarakat dan
dengan melakukan wawancara secara langsung.

7
BAB IV
BIAYA DAN KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

NO Jenis Pengeluaran Biaya(Rp)


1 Biaya Peralatan Penunjang Rp.2.950.000
2 Biaya Bahan Habis Pakai Rp.1.660.000
3 Biaya Transportasi Rp. 225.000
4 Biaya Pengeluaran Lain Lain Rp. 146.500
Jumlah Rp. 4.981.500

4.2 Jadwal Kegiatan

Bulan ke-
Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5

1. Tahap Pertama.
a. Penyusunan Jadwal Kegiatan.
b. Koordinasi waktu kegiatan dengan kelompok.

2. Tahap Kedua.
a. Mohon izin dan kerjasama dari kepala desa
Kerta, Payangan.
b. Menyiapkan alat,bahan, dan tempat pelatihan
PKMM

3. Tahap Ketiga
a. Pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan.
b. Evaluasi kegiatan dan peninjuan kembali

4.Tahap Keempat.

a. Pembuatan data hasil Pelaksanaan


b. Penyusunan laporan akhir

8
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia.2014.Kerta,Payangan,Gianyar.Diakses dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kerta,_Payangan,_Gianyar

Redfield, Robert.2012.Masyarakat Petani dan Kebudayaan. CV. Rajawali :


Jakarta

9
10

Anda mungkin juga menyukai