Anda di halaman 1dari 9

Analisis Persepsi, Motivasi dan Partisipasi Masyarakat di Sekitar Kawasan Hutan

dalam Meningkatkan Keberhasilan Konservasi di Kawasan Hutan Lindung


Bukit Daun
Oleh: Yunita Delna
Abstrak
Keberhasilan konservasi DAS Lemau tidak lepas dari motivasi, persepsi dan partisipasi masyarakat sekitar
kawasan Hutan Lindung Bukit Daun binaan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung
Ketahun. Hal ini erat kaitannya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat yang berasal
dari kawasan Hutan Lindung dan sekitarnya. Tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah: 1.
Mengkaji persepsi, motivasi dan partisipasi masyarakat terhadap upaya konservasi Hutan Lindung Bukit
Daun di Kabupaten Bengkulu Tengah. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, motivasi
dan partisipasi masyarakat sekitar Hutan Lindung Bukit Daun terhadap upaya konservasi yang dilakukan.
3. Menganalisis besaran persepsi, motivasi dan partisipasi masyarakat sekitar Hutan Lindung Bukit Daun
dalam upaya konservasi yang kaitannya dengan pengetahuan, keadaan sosial ekonomi, keadaan biofisik dan
kebijakkan stakeholder yang berlaku. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara,
observasi dan dokumentasi.
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan data mengenai persepsi, motivasi dan partipasi
masyarakat dalam upaya peningkatan keberhasilan konservasi di kawasan Hutan Lindung Bukit Daun,
sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam upaya-upaya pengelolaan, pengembangan, perlindungan dan
pembangunan kawasan hutan binaan BPDASHL Ketahun. Disamping itu, dapat digunakan untuk bahan
pertimbangan lahirnya kebijakkan-kebijakkan yang mendukung upaya konservasi dibidang kehutanan yang
berbasis manajemen masyarakat (community-based forest manajement).

Kata Kunci: Persepsi, Motivasi dan Partisipasi Masyarakat, DAS Lemau, Hutan Lindung

I. PENDAHULUAN (2020) total keseluruhan Hutan Lindung Bukit


1.1 LATAR BELAKANG Daun yang berada di Kabupaten Bengkulu Tengah
Hutan Lindung Bukit Daun merupakan yaitu 18.426 Ha. Tekanan aktivitas berupa
sumberdaya alam yang sangat penting bagi penebangan hutan dan alih guna lahan
kelangsungan kehidupan masyarakat disekitar menyebabkan terjadinya degradasi, fragmentasi
hutan yang menggantungkan hidupnya untuk dan penurunan fungsi hutan.
mengelola dan memanfaatkan hutan. Berdasarkan Kerusakan Hutan Lindung Bukit Daun yang
data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah terjadi menyebabkan penurunan fungsi
Daerah Aliran Sungai (DAS). Data DAS Paradigma baru menerangkan setiap
menyebutkan pemulihan difokuskan pada 4 kebijakan yang dibuat seharusnya terlebih dahulu
(empat) DAS utama yakni DAS Bengkulu, DAS melalui proses transaksional dialogis antara
Lemau, DAS Seluma dan DAS Bengkenang stakeholder yang berkepentingan dengan
(BPDASHL Ketahun, 2020). DAS Lemau keberadaan Hutan Lindung Bukit Daun.
merupakan DAS yang termasuk dalam binaan Paradigma ini merupakan dasar dibentuknya
Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Ketahun. manajemen berbasis masyarakat (community-
Pada tahun 2019 pernah terjadi banjir bandang dan based forest manajement) dengan tujuan
longsor di kawasan DAS Lemau karena terdapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa
lahan kritis seluas 2.000 Ha (Usmin. 2021). Wahid mengurangi fungsi ekologis dari sumberdaya alam
(2009) juga menjelaskan hilangnya luasan (Soengkono & Anggri 2014).
vegetasi hutan yang efektif dapat menurunkan Kegiatan konservasi yang dilakukan ditingkat
kelembapan tanah, evavotranspirasi, infiltrasi dan masyarakat (petani) akan terwujud dengan baik
memperluas limpasan permukaan. apabila persepsi, motivasi dan perilakunya dapat
Selanjutnya, hal ini berakibat mempengaruhi difahami dalam memahami konsep kelestarian
kondisi hidrologi di DAS Lemau. Menyadari hutan yang berkelanjutan. Terkadang, kebijakkan
parahnya kerusakan tersebut maka pemerintah pemerintah dalam implementasi dilapangan
mengeluarkan kebijakkan untuk menjaga dan kurang sesuai dengan harapan masyarakat karena
melindungi kawasan hutan lindung dengan persepsi pada tingkat pelaksana program belum
melaksanakan konservasi dan rehabilitasinya. sama dengan kepentingan masyarakat (Bina
Upaya konservatif yang dilakukan BPDASHL Swadaya, 2001). Selanjutnya, Rumboko dkk
Ketahun dalam upaya memulihkan DAS Lemau (2002) menjelaskan keragaman potensi
yakni berkolaborasi dengan masyarakat di sekitar sumberdaya alam khususnya sumberdaya hutan,
kawasan hutan. Sesuai dengan Peraturan Menteri ragam sosiologi dan budaya masayarakat dan
Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan lainnya dapat menyebabkan proses pembangunan
Daerah Aliran Sungai. Pemberdayaan masyarakat hutan pada tahapan masyarakat menjadi lambat.
sekitar kawasan hutan meliputi pelatihan, Oleh karena itu, perlu dilakukannya kolaborasi
penyuluhan, pendampingan dan penyediaan sarana terperinci mengenai persamaan persepsi, motivasi
dan prasarana untuk pemulihan DAS Lemau. dan partisipasi antara stakeholder dan masyarakat
Salah satu upaya yang dilaksanakan yaitu sekitar Kawasan Hutan Lindung Bukit Daun
penanaman lahan kritis dengan jenis tanaman binaan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
kayu dan buah-buahan untuk menahan laju erosi dan Hutan Lindung (BPDASHL) Ketahun.
dikawasan Hutan Lindung Bukit Daun (Usmin, Proses memaknai hakekat ini merupakan inti
2021). dari kehidupan sosial, lalu perilaku manusia yang
lahir bukan sekadar reaksi yang langsung muncul terus mengkonservasi hutan dan sekitarnya apabila
terhadap stimulus akan tetapi terdapat proses memberikan manfaat dan fungsi terhadap mereka.
penafsiran maksud dan arti dari suatu tindakan Strategi kolaboratif yang diterapkan sekitar
yang akan dilakukan oleh manusia. Tindakan ini kawasan hutan lindung yaitu penanaman tanaman
akan berkorelasi antara proses, reaksi dan stimulus (tahunan dan buah-buahan). Namun, akan lebih
yang ada. Apabila di cermati lebih dalam tepat sasaran apabila dilaksanakan pendampingan
keberhasilan upaya konservasi hutan beriringan yang intensif. Putra dkk (2021) dan Sugiri (2012)
dengan motivasi, persepsi dan partisipasi yang menerangkan pemberdayaan masyarakat sangat
diinginkan oleh masyarakat di sekitar kawasan berperan besar dalam merangsang, mendorong,
hutan khususnya Hutan Lindung Bukit Daun. atau memotivasi dalam memiliki kemampuan
Keberhasilan konservasi pada kawasan DAS dengan tujuan meningkatkan kekuatan dan
Lemau ini digambarkan melalui upaya untuk kelemahan dimasyarakat atau kesiapan berupa
memelihara, menjaga dan memanfaatkan Hutan sumberdaya, kesempatan, pengetahuan dan
Lindung Bukit Daun dalam memenuhi kebutuhan keahlian guna meningkatkan kapasitas diri yang
sehari-hari. Karena itu, sangat penting untuk dimiliki.
diketahui faktor-faktor yang menjembatani antara Optimalisasi pemberdayaan masyarakat
persepsi, motivasi dan partisipasi masyarakat sekitar kawasan hutan dalam upaya konservasi
disekitar Kawasan Hutan Lindung Bukit Daun dapat dilakukan, khususnya pada daerah DAS
dalam mengimplementasikan upaya konservasi Lemau, Hutan Lindung Bukit Daun dengan
dan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mengkaji terlebih dahulu terhadap persepsi,
masyarakat memberikan partisipasi yang erat motivasi dan partisipasi konservasi sebelum
kaitannya dengan pengetahuan, keadaan sosial stakeholder memberikan treatments dan
ekonomi masyarakat, keadaan biofisik dan maintenans pada konservasi yang berkelanjutan
kebijakkan stakeholder yang berlaku. secara tugas dan fungsi hutan yang sebenarnya.
Jean (2005) menjelaskan berdasarkan risetnya
II. RUMUSAN MASALAH bahwa perilaku masyarakat Molas menunjukkan
Keberhasilan konservasi DAS Lemau tidak tingkat partisipasi yang tinggi namun
lepas dari motivasi, persepsi dan partisipasi partisipasinya tidak maksimal karena hanya
masyarakat sekitar kawasan Hutan Lindung Bukit sebagai partisipan tenaga saja dan pada program
Daun binaan Balai Pengelolaan Daerah Aliran perencanaannya masyarakat tidak dilibatkan
Sungai dan Hutan Lindung Ketahun. Hal ini erat sehingga kegiatan ini belum maksimal. Hal inilah
kaitannya dalam memenuhi kebutuhan hidup yang perlu dihindari dan ditemukan strategi jitu
sehari-hari masyarakat yang berasal dari kawasan dalam upaya konservasi yang maksimal.
Hutan Lindung dan sekitarnya. Masyarakat akan
Kegiatan partisipasi merupakan wujud nyata III. TUJUAN PENELITIAN
dari perilaku yang dilandasi dari nilai-nilai Tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan
persepsi dan motivasi. Beberapa hal yang adalah:

mempengaruhi lahirnya partisipasi menurut 1. Mengkaji persepsi, motivasi dan partisipasi


Sastropoetro (1988) yaitu keadaan sosial masyarakat terhadap upaya konservasi Hutan
masyarakat (Pendidikan, tingkat pendapatan, Lindung Bukit Daun di Kabupaten Bengkulu
kebiasaan dan kedudukan sosial), kegiatan yang Tengah.
direncanakan atau dikehendaki oleh stakeholder 2. Menganalisis faktor-faktor yang
dan keadaan alam sekitar. Pada kondisi ini sangat mempengaruhi persepsi, motivasi dan
mempengaruhi partisipasi (perilaku) masyarakat partisipasi masyarakat sekitar Hutan Lindung
di sekitar Kawasan Hutan Lindung Bukit Daun Bukit Daun terhadap upaya konservasi yang
dalam memaknai hutan sebagai sumberdaya yang dilakukan.
sangat potensial. Ini berimplikasi terhadap 3. Menganalisis besaran persepsi, motivasi dan
interaksi yang tinggi terhadap hutan. partisipasi masyarakat sekitar Hutan Lindung
Partisipasi ini berawal dari motivasi dan Bukit Daun dalam upaya konservasi yang
persepsi dalam konservasi yang dilakukan oleh kaitannya dengan pengetahuan, keadaan
stakeholder (pemerintah). Guna mengoptimalkan social ekonomi, keadaan biofisik dan
konservasi yang dilaksanakan perlu ditinjau kebijakkan stakeholder yang berlaku.
kembali. Oleh karena itu dibutuhkan kajian ulang
terhadap rumusan strategi, sehingga rumusan 3.1 Manfaat Penelitian
masalah dari penelitian yang akan dilaksanakan Penelitian ini diharapkan memberikan
yaitu (1) Persepsi, motivasi dan partisipasi informasi dan data mengenai persepsi, motivasi
masyarakat seperti apa yang harus dilakukan dan partipasi masyarakat dalam upaya
dalam upaya konservasi Hutan Lindung Bukit peningkatan keberhasilan konservasi di kawasan
daun di Kabupaten Bengkulu Tengah? (2) Faktor- Hutan Lindung Bukit Daun, sehingga dapat
faktor apa sajakah yang mempengaruhi persepsi, dijadikan pertimbangan dalam upaya-upaya
motivasi dan partisipasi masayarakat sekitar Hutan pengelolaan, pengembangan, perlindungan dan
Lindung Bukit Daun dalam mengupayakan pembangunan kawasan hutan binaan BPDASHL
konservasi yang dilakukan? (3) Seberapa besar Ketahun. Disamping itu, dapat digunakan untuk
persepsi, motivasi dan partisipasi masyarakat bahan pertimbangan lahirnya kebijakkan-
sekitar hutan Lindung Bukit Daun dalam kebijakkan yang mendukung upaya konservasi
mengkonservasi berkaitan dengan sosial ekonomi, dibidang kehutanan yang berbasis manajemen
keadaan biofisik dan kebijakkan stakeholder yang
berlaku?
masyarakat (community-based forest pengambil suatu keputusan. Data dibagi menjadi
manajement). dua yaitu data primer dan data sekunder.

4.3.1. Data primer


IV. METODE PENELITIAN
Data primer merupakan data yang diperoleh

4.1. Jenis penelitian dari sumber pertama terhadap responden yang

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat telah dipilih. Data primer diperoleh melalui

lapangan atau field research. Penelitian ini penyebaran kuisioner, wawancara dan observasi.

bertujuan untuk mengetahui motivasi, persepsi Pada penelitian ini data primer yang dibutuhkan

dan partisipasi responden terhadap upaya adalah data yang berasal dari responden terpilih.

konservasi yang dilakukan oleh stakeholder. Persepsi, motivasi dan partisipasi masyarakat yang

Penelitian ini juga melakukan kajian pustaka melakukan upaya konservasi hutan seperti

(study literature) yang banyak digunakan pada rehabilitasi hutan dan lahan, pelatihan, penyuluhan

saat penyusunan kerangka pikiran dan landasan dll. Alat yang digunakan untuk memperoleh data

teori dari penelitian ini. yaitu penyebaran kuisioner dan wawancara


terhadap reponden. Adapun kandungan alat

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian tersebut mencakup penilaian, pendapat,

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa pengetahuan dll yang berhubungan dengan

sekitar kawasan Hutan Lindung Bukit Daun penelitian ini.

Bengkulu Tengah yaitu Desa Susup, Desa Lubuk


Unen Baru, DAS Lemau bagian hulu serta 4.3.2. Data Sekunder

kawasan Hutan Lindung Bukit Daun. Waktu yang Selain data primer juga diperoleh data

dijadwalkan pada penelitian ini yakni selama 4 sekunder sebagai penunjang data primer tersebut.

(empat) bulan yaitu pada bulan September- Jenis data sekunder digunakan oleh peneliti untuk

Desember 2022. memberikan gambaran tambahan, gambaran


pelengkap ataupun untuk proses lebih lanjut

4.3. Jenis Data (Sugiarto 2009). Pada penelitian ini data sekunder

Keberadaan data memegang peranan penting yang dibutuhkan seperti peta DAS Lemau atau

untuk mencapai tujuan penelitian yang diinginkan. Hutan Lindung Bukit Daun, data-data

Data yaitu gambaran tentang suatu kejadian, kependudukan, profil desa dll.

peristiwa atau persoalan yang berhubungan Kebutuhan data primer dan sekunder dalam

dengan tempat dan waktu sebagai dasar penelitian ini secara terperinci dapat dilihat pada

penyusunan suatu perencanaan dan sebagai alat tabel 1. Tabel kebutuhan data penelitian. Secara
terperinci akan dijabarkan mengenai variable
penelitian, kebutuhan data dan sumber data Hutan - Status
Lindung kepemilikan lahan
penelitian.
Bukit Daun - tingkat
dalam Pendidikan
Tabel 1. Tabel Kebutuhan data Penelitian upaya -tingkat pendapatan
konservasi - keterlibatan dalam
No Variabel Kebutuhan Data Sumber DAS pengambilan
Data Lemau kebijakkan
1 Penyusuna - Monografi desa - Dinas
n data dasar Kehutanan 4.2 Metode Penelitian
- Sejarah kawasan - BPDASHL
hutan Ketahun 4.2.1. Penentuan responden
- Pemanfaatan - Kantor Spesifikasi lokus penelitian ini diarahkan pada
hutan Desa
- identitas dan latar desa-desa yang wilayah administrastif berbatasan
belakang langsung dengan kawasan Hutan Lindung Bukit
responden
2 Motivasi - Pemanfaatan Masyarakat Daun yang terdapat DAS Lemau (sub-sub DAS
masyarakat kawasan hutan Lemau bagian hulu) yang dipulihkan sehingga
disekitar lindung
kawasan - Faktor ekonomi desa-desa ini ditetapkan secara pusposive
Hutan - Faktor sosial sampling. Penentuan jumlah responden ditentukan
Lindung budaya
Bukit Daun - Kelangsungan berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan yaitu
dalam hidup pendidikan, usia, jenis kelamin, pekerjaan,
konservasi - Keadaan biofisik
DAS bentang alam pendapatan, responden berkaitan langsung dengan
Lemau - Pemanfaatan hutan dan kawasan hutan lindung, dll. Kemudian,
pengetahuan
teknik-teknik menurut Suharsini (1998) jika jumlah sampelnya
konservasi kurang dari 100 (seratus) maka seharusnya seluruh

3 Persepsi - Persepsi Masyarakat subjek dijadikan sampe tetapi apabila jumlah


masyarakat penggunaan lahan sampelnya lebih dari 100 (seratus) maka dapat
sekitar - Persepsi terhadap
kawasan sejarah diambil antara 15-20 % atau 20-25 %
Hutan pengelolaan hutan
Lindung - Gambaran
Bukit Daun keinginan 4.2.2. Pengumpulan data
dalam kedepan Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
upaya - Persepsi
konservasi penyusunan penelitian yang bertemakan persepsi, motivasi dan
DAS rencana kegiatan partisipasi dalam upaya konservasi, dilakukan
Lemau - Prosedur
penyusuanan dengan cara:
usulan a. Kuesioner, yaitu suatu teknik dalam
4 Partisipasi Potensi masyarakat Masyarakat
masyarakat - Jenis kelamin pengumpulan data dengan cara menggunakan
sekitar - Usia daftar pertanyaan yang telah tersusun secara
kawasan - Mata pencaharian
terstruktur kepada setiap responden terpilih. penelitian untuk digunakan sebagai bahan
Penggunaan kuesioner ini bertujuan selain menganalisa permasalahan.
untuk memperoleh informasi yang relevan
dengan tujuan survey juga untuk memperoleh 4.3 Metode Analisa
informasi dengan realibilitas dan validitas Penelitian ini, metode analisa yang digunakan
setinggi mungkin (Singarimbun). Daftar adalah metode analisis deskriptif kuantitatif yang
pertanyaan yang akan diajukan kepada didukung dengan analisa kualitatif. Daftar
responden disusun dengan alternatif jawaban pertanyaan yang akan diajukan kepada responden
yang sekiranya sesuai dengan pendapat, disusun dengan alternatif jawaban yang sekiranya
pengetahuan dan pandangan dari responden. sesuai dengan pendapat, pengetahuan dan
b. Wawancara, teknik ini dilakukan dengan tujuan pandangan dari responden. Skala yang dipakai
untuk menggali sebanyak mungkin informasi untuk menentukan jumlah alternatif jawaban
berkenaan dengan penelitian yang dilakukan untuk data yang sifatnya ordinal dipakai Skala
dengan cara bertanya secara langsung kepada Liket. Skala ini akan menilai jawaban responden
responden ataupun narasumber yang pada skala 1 sampai 4, dimana untuk pertanyaan
sekiranya mengetahui secara rinci tentang positif nilai 4 merupakan jawaban tertinggi dan
topik penelitian. Wawancara adalah salah satu nilai 1 merupakan jawaban tertinggi untuk
bagian yang terpenting dari setiap pertanyaan yang sifatnya negatif.
pelaksanaan survey. Tanpa wawancara Skor responden merupakan jumlah seluruh
peneliti akan kehilangan informasi yang skor pada pertanyaan-pertanyaan yang terpisah.
hanya akan dapat diperoleh dengan jalan Penentuan skala dalam suatu penelitian
bertanya secara langsung kepada responden. sebenarnya tidak ada aturan baku yang harus
c. Observasi, teknik ini dilakukan untuk ditaati, hal ini sesuai dengan pendapat Nasution
mengetahui secara langsung gambaran obyek (2002) yang menyatakan bahwa dalam
penelitian secara nyata di lapangan, dalam hal penggunaan skala Likert tidak terdapat aturan
ini adalah kondisi prasarana dasar baku dimana dalam hal ini dapat dipakai dengan
permukiman yang ada di lingkungan jumlah ganjil atau genap. Untuk mempermudah
masyarakat. didalam menganalisa jawaban responden maka
d. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data alat analisa yang dipergunakan pada penelitian ini
dengan cara mempelajari maupun mencatat adalah distribusi frekuensi.
arsip-arsip atau dokumen, laporan kegiatan, Kemudian dilakukan juga analisis regresi
monografi atau daftar tabel statistik dan logistic yang digunakan untuk menganalisis
sebagainya yang berkaitan dengan topik pengaruh faktor-faktor pengetahuan, keadaan
sosial ekonomi masyarakat, keadaan biofisik dan
kebijakkan stakeholder yang berlaku terhadap aktivitas ekonomi sebelumnya (1 bila pertanian
bentuk partisipasi dan tingkat partisipasi pangan dan 2 bila bukan pertanian pangan) X11
masayarakat dalam upaya konservasi Hutan = Pekerjaan pokok sekarang (1 bila pertanian
Lindung Bukit Daun (Farid. 2008): dan 0 bila bukan pertanian)
c) α = Intersep d) ß = Slope model garis regresi e.
Kemudian untuk mengkaji hubungan
Keterangan:
partisipasi masyarakat dengan kondisi
a) P(Y≤j) = Peluang peubah respon Y berada pada
konservasi kawasan Hutan Lindung Bukit Daun
kategori :
digunakan Analisis Kolerasi Sperman sebagai
Peubah Y ini terdiri dari dua yaitu bantuk
berikut (Walpole 1995).
partisipasi dan tingkat partisipasi seperti bentuk
partisipasi dinyatakan dalam Aktif (3), kurang
aktif (2) dan tidak aktif (1). Sementara itu
Keterangan : di = Selisih antara peringkat bagi Xi
tingkat partisipasi dinayatakan sebagai berikut
dan Yi dan n adalah banyaknya pasangan data.
Partisipasi Tinggi = 3 Partisipasi Sedang = 2
Xi= Skor partisipasi masyarakat/responden
Partisipasi Rendah = 1
dalam program pembangunan HKm Yi=
b) Xi = Peubah penjelas yang terdiri dari
Persentase pencapaian tumbuh penanaman
X1 = Tingkat usia responden X2 = Tingkat
tanaman MPTS dan tanaman konservasi dalam
pendidikan responden dengan katagori :
kawasan Hutan Lindung Bukit daun untuk
1=Tidak Tamat SD; 2 = Tamat SD; 3=Tamat
setiap responden.
SMP; 4=Tamat Perguruan Tinggi. X3 =
Persepsi terhadap konservasi (1 bila setuju dan
V. DAFTAR PUSTAKA
2 bila tidak setuju) X4 = Pengetahuan tentang
konservasi (2 bila paham konservasi dan 1 bila Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
tidak paham konservasi). X5 = Sejarah [DLHK]. 2020. Arsip Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu.
demografi (2 bila migran/pendatang dan 1 bila
Bengkulu
penduduk setempat) X6 = Kesejahteraan
Jean, F.J.T. 2005. Partisipasi Masyarakat dalam
Rumah tangga (1 bila miskin dan 2 tidak Pelestarian Hutan Lindung Gunung Tumpa
miskin) X7 = Pendapatan dari konservasi (1 [thesis]. Institute Pertanian Bogor: Bogor
bila rendah, 2 bila sedang dan 3 bila tinggi) X8 Lasiman S. 2012. Peranan pemerintah daerah
= Luas lahan yang dikelola (1 bila sempit, 2 dalam Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal
Publica: 2 (1): 56-65
bila sedang dan 3 bila tinggi) X9 = Jarak rumah
Nasution S. 2002. Metode Research. Jakarta:
dengan lokasi Kawasan Hutan (1 bila jauh, 2 Penerbit Bumu Aksara.
bila sedang dan 3 bila dekat) X10 = Sejarah
Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri
Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai. Lembaran RI tahun
2012, Sekretariat Negara. Jakarta
Rumboko, L., Handoyo, Fay C, Martua S, Gamal
P, Zaulfarina. 2002. Model Konservasi
Fungsi Hutan dengan Pendekatan Sosial
Forestry. Prosiding Seminar Social Forestry.
Puslibang Sosial Budaya dan Ekonomi
Kehutanan. Bogor.
Putra, A., M., Hartini, H., Widiyanti, B., L.,
Khaerudin, K., Darmawan, I., Susanti, D., R.
2021.
Pendampingan Program Konvensional
Lingkungan Berbasis Potensi Daerah pada
Kelompok Masyarakat di Desa Perian
Kabupaten Lombok Timur. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Sains Indonesia
(JPMSI). 3(2): 307-314.
Sastropoetro, S. 1988. Partisipasi, Komunikasi,
Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan.
Bandung: Alumni Press.
Singarimbun, Masri & Sofian E.1995. Metode
Penelitian Survai, (eds 1). Jakarta: LP3ES:
Jakarta.
Soengkono, Anggri P.S. 2014. Revitalisasi
Ekonomi untuk Meningkatkan
Produktivitas, Nilai Tambah dan Akses
Pasar Berbasis Kelestarian Kawasan Hutan
Lindung “Bukit Daun” di Kabupaten Rejang
Lebong. Jurnal Ekombis Revies2 (2): 106-
116
Suharsini. A. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta:
PT. Rinneke Cipta
Usmin. 2021, Januari 20. 2.000 Hektare Lahan
Kritis di DAS Bengkulu Direhabilitasi.
Berita Satu Live. Diakses pada 14 Maret
2022 dari
www.beritasatu.com/nasional/721941/2.000
-hektare-lahan-kritis-di-das-bengkulu-di-
rehabilitasi.
Wahid, A. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Debit Sungai Mamasa.
Jurnal Smartek: 7 (3): 204-218.

Anda mungkin juga menyukai