Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI PROGRAM REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN

MELALUI KEGIATAN HUTAN RAKYAT DI DESA KALISIDI


KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Oleh :
Dinda Gitahapsari, Amni Z. Rahman

Jurusan Administasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email: fisip@undip.ac.id

ABSTRAK
Salah satu masalah yang masih dihadapi di Indonesia saat ini adalah
degradasi lahan. Pemerintah memberlakukan program rehabilitasi hutan dan lahan
sebagai upaya untuk memperbaiki dan mengembalikan fungsi dan produktivitas
lahan yang mengalami kerusakan. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan
implementasi program rehabilitasi hutan dan lahan melalui kegiatan hutan rakyat
di Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Selain itu,
untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat implementasi
program. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dalam
penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan informan, observasi dan dokumen.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi telah terlaksana
sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Peraturan Menteri Kehutanan Menhut-
II Nomor 70 Tahun 2008 Tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
Kegiatan yang telah dilakukan yaitu persiapan, penanaman dan pemeliharaan
tanaman. Berdasarkan model implementasi Van Meter dan Van Horn,
menunjukkan bahwa faktor pendukung yaitu standar dan sasaran kebijakan,
komunikasi antar organisasi, karakteristik badan-badan pelaksana, disposisi
pelaksana, kondisi ekonomi. Sedangkan faktor penghambat yaitu sumber daya,
kondisi sosial dan politik. Saran yang dapat diberikan yaitu melakukan penguatan
kelembagaan terhadap kelompok tani, melakukan rekruitmen penyuluh kehutanan
lapangan, perlunya Perda mengenai pengelolaan hutan rakyat, meninjau kembali
aturan penatausahaan hasil yang berasal dari hutan rakyat.
Kata Kunci : Implementasi, Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Hutan
Rakyat
PENDAHULUAN dari upaya-upaya rehabilitasi yang
A. Latar Belakang telah dilakukan oleh Pemerintah.
Indonesia merupakan salah satu Rehabilitasi hutan dan lahan dalam
negara yang memiliki hutan tropis Peraturan Pemerintah Nomor 76
terluas di dunia. Namun dengan Tahun 2008 Tentang Rehabilitasi
luasan hutan tropis yang dimiliki, dan Reklamasi Hutan adalah upaya
Indonesia juga menghadapi untuk memulihkan, mempertahankan
tantangan dan masalah dalam dan meningkatkan fungsi hutan dan
mengelola hutan dan lahan. lahan sehingga daya dukung,
Tantangan dan masalah terhadap produktivitas dan peranannya dalam
hutan dan lahan tersebut harus mendukung sistem penyangga
diantisipasi dan ditangani dengan kehidupan tetap terjaga.
benar, karena keberhasilan dalam Rehabilitasi hutan dan lahan
mengelola hutan dan lahan saat ini (RHL) dilakukan melalui 2 (dua)
akan menentukan masa depan kita cara yaitu penerapan teknik konversi
dan generasi mendatang. tanah dan kegiatan penanaman RHL.
Salah satu tantangan dan Salah satu kegiatan dalam
masalah yang dihadapi yaitu penanaman RHL yaitu penghijauan,
degradasi lahan. Degradasi lahan yang dilakukan untuk menjaga dan
adalah menurunnya kualitas lahan meningkatkan fungsi perlindungan
yang berpengaruh terhadap tata air dan pencegahan bencana
menurunnya produktivitas lahan. alam seperti banjir, tanah longsor,
Dimana menurunnya produktivitas dan/atau untuk meningkatkan
lahan tersebut dapat mengakibatkan produktivitas lahan. Salah satu
terjadinya lahan kritis. kegiatan dalam penghijaun tersebut
adalah pembangunan hutan rakyat.
Untuk mengatasi masalah
tersebut, Pemerintah telah Kabupaten Semarang
melakukan upaya dengan merupakan salah satu Kabupaten di
diberlakukannya program rehabilitasi Jawa Tengah yang memiliki potensi
hutan dan lahan sebagai kelanjutan sumber daya hutan dan lahan, serta
posisi Kabupaten Semarang yang terhadap peningkatan pendapatan
strategis di jalur perdagangan dapat petani untuk memenuhi
menjadi peluang sekaligus ancaman. kebutuhannya sehari-hari.
Khususnya untuk sektor kehutanan,
Di samping perubahan yang
dengan sumber daya hutan yang
terjadi, dalam pelaksanaannya
dimiliki dan berada pada jalur yang
ternyata terdapat beberapa
strategis membuat akses dalam
permasalahan yang ditemui dalam
perdagangan hasil pengolahan hutan
pelaksanaan program rehabilitasi
lebih mudah. Akibatnya, tuntutan
hutan dan lahan melalui kegiatan
akan eksploitasi hutan meningkat
hutan rakyat di Desa Kalisidi antara
dan menyebabkan kerusakan hutan.
lain penebangan tanaman keras tidak
Untuk meningkatkan usaha
diimbangi dengan penanaman
penghijauan dan menurunkan luasan
kembali dan petani di sana
lahan kritis di Kabupaten Semarang,
menggunakan sistem tebang butuh
salah satu upaya yang dilakukan
dimana petani melakukan
yaitu dengan program rehabilitasi
penebangan pohon sebelum masak
hutan dan lahan melalui kegiatan
tebang, dimana sistem tebang butuh
hutan rakyat.
seperti itu tentu tidak memperhatikan
Salah satu sasaran lokasi kaidan konservasi dan berpengaruh
program rehabilitasi hutan dan lahan terhadap mutu kualitas kayu. Selain
melalui kegiatan hutan rakyat di itu terdapat masalah peralihan fungsi
Kabupaten Semarang yaittu Desa tanah pertanian atau sawah menjadi
Kalisidi yang terletak di Kecamatan lahan kering atau permukiman, pada
Ungaran Barat. Luas hutan rakyat di saat musim penghujan sering terjadi
Desa Kalisidi adalah sebesar 140 Ha. longsor karena kondisi wilayah Desa
Desa Kalisidi memiliki kemiringan Kalisidi yang memiliki kemiringan
lahan yang curam yaitu sekitar 25- yang tajam, serta masih ditemukan
45%. Setelah dilakukannya program petani yang sistem penanaman
ini, membawa perubahan untuk para tanamannya masih tradisional dan
petani di Desa Kalisidi dalam masa tanamnya tidak beraturan.
pemanfaatan lahan yang berpengaruh
B. Rumusan Masalah D. Kerangka Pemikiran Teoritis
1. Bagaimana deskripsi
Thomas R. Dye (dalam Irfan Islamy,
Implementasi Program
2003:18) mendefinisikan kebijakan
Rehabilitasi Hutan Dan Lahan
publik sebagai apapun yang dipilih
melalui Kegiatan Hutan Rakyat di
oleh pemerintah untuk dilakukan
Desa Kalisidi Kecamatan
atau tidak dilakukan. James
Ungaran Barat Kabupaten
Anderson (dalam Budi Winarno,
Semarang?
2014:21) mendefinisikan kebijakan
2 Apa sajakah faktor-faktor
publik sebagai arah tindakan yang
pendukung dan penghambat
mempunyai maksud yang ditetapkan
Implementasi Program
oleh seorang aktor atau sejumlah
Rehabilitasi Hutan Dan Lahan
aktor dalam mengatasi suatu masalah
melalui Kegiatan Hutan Rakyat
atau suatu persoalan.
di Desa Kalisidi Kecamatan
Implementasi kebijakan
Ungaran Barat Kabupaten
publik merupakan salah satu tahapan
Semarang?
dari proses kebijakan yang penting
C. Tujuan Penelitian
untuk dilakukan. Sebagaimana yang
1. Untuk mengetahui deskripsi
dikatakan oleh Udoji (dalam Solichin
Implementasi Program
Abdul Wahab 2012:126) bahwa
Rehabilitasi Hutan Dan Lahan
pelaksanaan kebijakan adalah
melalui Kegiatan Hutan Rakyat di
sesuatu hal penting bahkan mungkin
Desa Kalisidi Kecamatan
jauh lebih penting daripada
Ungaran Barat Kabupaten
pembuatan kebijakan. Kebijakan-
Semarang.
kebijakan akan sekedar berupa
2. Untuk mengetahui faktor-faktor
impian atau rencana bagus yang
apa saja yang mendukung dan
tersimpan rapi dalam arsip kalau
menghambat Implementasi
tidak diimplementasikan.
Program Rehabilitasi Hutan dan
Di dalam studi kebijakan
Lahan melalui Kegiatan Hutan
publik terdapat beberapa model
Rakyat di Desa Kalisidi
implementasi. Model implementasi
Kecamatan Ungaran Barat
perlu dipakai dalam melakukan
Kabupaten Semarang.
sebuah penelitian sebagai arahan dan sumber daya fasilitas untuk
bagi peneliti dalam melakukan mendukung implementasi program.
penelitian tersebut. Salah satu model Komunikasi antar organisasi
implementasi kebijakan yaitu model berkenaan dengan proses komunikasi
implementasi kebijakan Donald S. yang dilakukan antar pelaksana
Van Meter dan Carl E. Van Horn. program dan kelompok sasaran.
Dalam penelitian ini, peneliti Selain itu juga mengenai koordinasi
menggunakan model dari Van Meter yang dilakukan oleh badan-badan
dan Van Horn dimana model ini pelaksana yang terlibat dalam
memiliki 6 (enam) faktor yang implementasi program.
memengaruhi kinerja implementasi Karakteristik badan-badan
kebijakan. Enam faktor tersebut yaitu pelaksana berkenaan dengan struktur
standar dan sasaran kebijakan, organisasi yang dimiliki oleh
sumber daya, komunikasi antar masing-masing badan pelaksana
organisasi, karakteristik badan-badan program. Serta pengawasan yang
pelaksana, disposisi pelaksana, dilakukan oleh badan-badan
kondisi ekonomi, sosial dan politik. pelaksana program.
Standar dan sasaran Disposisi pelaksana
kebijakan berkenaan dengan acuan berkenaan dengan respon atau
atau pedoman yang digunakan dalam tanggapan para pelaksana program,
implementasi program dan sasaran pemahaman yang dimiliki oleh para
dari program tersebut apakah sudah pelaksana program, serta nilai-nilai
jelas sehingga tidak terjadi multi- yang dijadikan acuan terkait dengan
interpretasi antara pelaksana program.
kebijakan. Kondisi ekonomi, sosial dan
Sumber daya berkenaan politik berkenaan dengan sejauh
dengan ketersediaan sumber daya mana lingkungan eksternal
manusia dalam melaksanakan mendukung implementasi program
program baik dari segi kuantitas dengan melihat kondisi
maupun kualitas. Selain itu juga perekonomian masyarakat di Desa
ketersediaan sumber daya anggaran Kalisidi yang dipengaruhi oleh
implementasi program yang penyiangan, pendangiran,
bersangkutan, kondisi sosial dan perlindungan dan pengamanan
kondisi politik di Desa Kalisidi yang tanaman.
dapat memengaruhi implementasi D. Metode Penelitian
Di dalam penelitian ini pendekatan
program.
yang digunakan adalah metode
Pelaksanaan kegiatan hutan
penelitian kualitatif deskriptif.
rakyat berdasarkan Peraturan
Penelitian kualitatif deskriptif ini
Menteri Kehutanan Nomor
dimaksudkan untuk menjelaskan dan
P.70/Menhut-II/2008 Tentang
menggambarkan tentang bagaimana
Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan
suatu peristiwa terjadi dan fakta-
dan Lahan, meliputi beberapa
fakta yang ada pada saat penelitian
kegiatan. Oleh karena itu, dalam
dilakukan berdasarkan dukungan
penelitian ini akan digambarkan
informasi yang ada terkait dengan
mengenai implementasi program dan
Implementasi Program Rehabilitasi
melihat apakah program tersebut
Hutan dan Lahan melalui Kegiatan
telah berjalan dengan baik dari
Hutan Rakyat di Desa Kalisidi
pelaksanaan:
Kecamatan Ungaran Barat
1. Persiapan
Kabupaten Semarang.
Persiapan berkenaan dengan
bagaimana penyiapan Fokus penelitian ini adalah
kelembagaan, penataan areal Implementasi Program Rehabilitasi
tanaman, serta pembuatan sarana Hutan dan Lahan melalui Kegiatan
dan prasarana. Hutan Rakyat di Desa Kalisidi
2. Penanaman Kecamatan Ungaran Barat
Penanaman berkenaan teknik Kabupaten Semarang, sehingga
penanaman yang dikembangkan. lokus atau tempat penelitian
3. Pemeliharaan Tanaman berdasarkan fokus penelitian adalah
Pemeliharaan tanaman berkenaan Balai Penyuluhan Pertanian,
bagaimana kegiatan tersebut Perkebunan dan Kehutanan (BP3K)
dilakukan yang meliputi Kecamatan Ungaran Barat dan Dinas
komponen pekerjaan yaitu Pertanian, Perkebunan dan
Kehutanan Kabupaten Semarang. dikelompokkan menjadi data primer
Pemilihan informan dilakukan dan data sekunder. Penelitian ini
dengan cara purposive. Informan menggunakan teknik pengumpulan
dalam penelitian ini adalah Kepala data melalui wawancara, observasi,
Seksi Konservasi dan Rehabilitasi dokumentasi.
Hutan dan Lahan Dinas Pertanian,
Di dalam penelitian ini,
Perkebunan dan Kehutanan
peneliti menggunakan pendekatan
Kabupaten Semarang, Staf Seksi
studi kasus. Studi kasus merupakan
Konservasi dan Rehabilitasi Hutan
strategi penelitian dimana di
dan Lahan Dinas Pertanian,
dalamnya peneliti menyelidiki secara
Perkebunan dan Kehutanan
cermat suatu program, peristiwa,
Kabupaten Semarang, Kepala Balai
aktivitas, proses, atau sekelompok
Penyuluhan Pertanian, Perkebunan
individu (Creswell, 2010:29).
dan Kehutanan Kecamatan Ungaran
Pendekatan studi kasus ini dilakukan
Barat Kabupaten Semarang,
untuk mendeskripsikan program
Penyuluh Kehutanan Lapangan
rehabilitasi hutan dan lahan melalui
(PKL) Balai Penyuluhan Pertanian,
kegiatan hutan rakyat di Desa
Perkebunan dan Kehutanan
Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat
Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang dengan melihat
Kabupaten Semarang, Penyuluh
proses, aktivitas-aktivitas dan
Lapangan Desa Kalisidi Balai
peristiwa-peristiwa yang terjadi
Penyuluhan Pertanian, Perkebunan
dalam pelaksanaan program tersebut
dan Kehutanan Kecamatan Ungaran
dengan lebih mendalam.
Barat Kabupaten Semarang, Petani
Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Di dalam penelitian ini

Barat Kabupaten Semarang. pengujian keabsahan data dilakukan


dengan cara triangulasi, yaitu
Jenis data yang digunakan
merupakan pengecekan data yang
dalam penelitian ini antara lain
dilakukan dari berbagai sumber
catatan lapangan, sumber data
dengan berbagai cara dan berbagai
tertulis dan rekaman. Sumber data
waktu. Di dalam penelitian ini
dalam penelitian ini dapat
triangulasi yang digunakan adalah dilakukan dengan sistem
triangulasi sumber, yaitu untuk cemplongan. Jenis komoditas
menguji kredibilitas data yang pertanian di Desa Kalisidi antara
dilakukan dengan cara lain yaitu padi, jagung, ubi jalar,
mengumpulkan data dengan teknik singkong, kacang, cabai. Untuk
yang sama melalui sumber yang komoditas perkebunannya antara
berbeda-beda (Sugiyono, 2013:274). lain yaitu cengkeh, kopi, kelapa,
kapulogo, jahe. Sedangkan
HASIL PENELITIAN
komoditas kehutannya antara lain
A. Implementasi Program yaitu sengon, albisia, mahoni,
Rehabilitasi Hutan dan Lahan suren, waru, jabon.
melalui Kegiatan Hutan Rakyat 3. Pemeliharaan Tanaman
di Desa Kalisidi Kecamatan Kelompok tani di Desa Kalisidi
Ungaran Barat Kabupaten telah melakukan ketiga kegiatan
Semarang tersebut dalam melakukan
1. Persiapan pemeliharaan tanaman. Namun di
Kegiatan persiapan telah dalam pelaksanaannya belum
dilakukan, hal tersebut dilakukan secara optimal, hal
ditunjukkan dengan terbentuknya tersebut ditunjukkan dengan
10 (sepuluh) kelompok tani di masih kurangnya sosialisasi
Desa Kalisidi. Namun belum mengenai penggunaan bor kayu,
terlaksana dengan optimal karena masih kurangnya distribusi obat
masih terdapat masalah untuk tanaman dan kurangnya
kelembagaan dan administrasi pemahaman masyarakat
pada semua kelompok tani di mengenai penggunaan obat yang
Desa Kalisidi. tepat untuk tanaman, serta
2. Penanaman masalah penyesuaian waktu yaitu
Kelompok tani di Desa Kalisidi penyuluh mengalami kesulitan
menggunakan pola penanaman dalam menyesuaikan waktu
tumpang sari dan agroforestri. mereka dengan para petani.
Sedangkan teknik penanaman
B. Faktor-faktor Pendukung dan Ketersediaan sumber daya
Penghambat Implementasi anggaran masih kurang, karena
Program Rehabilitasi Hutan untuk sektor kehutanan hanya
dan Lahan melalui Kegiatan ditunjang 10% dari Dana APBD
Hutan Rakyat di Desa Kalisidi dan itu masih dibagi untuk
Kecamatan Ungaran Barat seluruh kecamatan dan desa di
Kabupaten Semarang Kabupaten Semarang.
1. Standar dan Sasaran Kebijakan Ketersediaan sumber daya
Adanya standar dan sasaran fasilitas juga masih kurang dalam
kebijakan yang jelas untuk pendistribusian obat untuk
dijadikan acuan agar pelaksanaan tanaman.
program dapat terlaksana sesuai 3. Komunikasi Antar Organisasi
dengan ketentuan yang berlaku Proses komunikasi telah
yaitu Peraturan Menteri dilakukan oleh Dinas Pertanian,
Kehutanan Nomor P.70/Menhut- Perkebunan dan Kehutanan
II/2008 Tentang Pedoman Teknis Kabupaten Semarang melalui
Rehabilitasi Hutan dan Lahan. para penyuluh dari Balai
Sedangkan sasarannya yaitu Penyuluhan Pertanian,
lahan milik masyarakat. Perkebunan dan Kehutanan
2. Sumber Daya (BP3K) Kecamatan Ungaran
Jumlah pelaksana kebijakan telah Barat. Kemudian para penyuluh
mencukupi baik dari segi melakukan sosialisasi kepada
kuantitas maupun kualitas untuk kelompok tani melalui
pelaksana dari Dinas Pertanian, penyuluhan dan pendampingan
Perkebunan dan Kehutanan kegiatan. Kedua badan pelaksana
Kabupaten Semarang. Sedangkan tersebut juga telah melakukan
jumlah penyuluh kehutanan koordinasi yang baik dengan para
lapangan dari Balai Penyuluhan stakeholders.
Pertanian, Perkebunan dan
Kehutanan (BP3K) Kecamatan
Ungaran Barat masih kurang.
4. Karakteristik Badan-Badan Keberadaan pengepul kayu yang
Pelaksana masuk ke Desa Kalisidi dan
Karakteristik badan-badan perubahan peraturan mengenai
pelaksana ditunjukkan dengan penatausahaan hasil yang berasal
masing-masing badan pelaksana dari hutan rakyat dapat
telah memiliki struktur menciptakan kondisi yang tidak
organisasi, sehingga tugas dan kondusif di Desa Kalisidi,karena
fungsi dari masing-masing hal tersebut dapat menjadi
pelaksana terbagi jelas dan tidak ancaman karena dengan masih
terjadi tumpang tindih. Badan- adanya sistem tebang butuh,
badan pelaksana tersebut juga kemudian para petani tidak perlu
melakukan pengawasan dengan melakukan izin penebangan,
melakukan monitoring evaluasi maka mereka akan menjual
pada setiap akhir penanaman dan langsung kepada para pengepul
kunjungan lapangan. kayu. Disebut ancaman karena
5. Disposisi Pelaksana para pelaksana kebijakan tidak
Para pelaksana kebijakan dapat melakukan kontrol terhadap
mendukung pelaksanaan besarnya kegiatan penebangan
program, memiliki pemahaman yang dilakukan oleh para petani.
yang baik mengenai program
PENUTUP
serta memiliki preferensi nilai
A. Kesimpulan
yang digunakan dalam
pelaksanaan program. 1. Implementasi program ini telah

6. Kondisi Ekonomi, Sosial dan berjalan dengan baik, hal tersebut

Politik ditunjukkan dengan telah

Adanya program ini dapat dilakukannya ketiga kegiatan

berkontribusi dalam menambah yaitu persiapan, penanaman dan

pendapatan petani dengan pemeliharaan tanaman yang

penanaman agroforestri, sehingga sesuai dengan pedoman

kondisi ekonomi menjadi faktor pelaksanaan yang telah

pendukung dalam program ini. ditetapkan yaitu Peraturan


Menteri Kehutanan Nomor 3. Meningkatkan pengawasan untuk
P.70/Menhut-II/2008 Tentang menghindari penebangan yang
Pedoman Teknis Rehabilitasi tidak terkontrol yang dilakukan
Hutan dan Lahan (RHL), oleh penyuluh kehutanan
meskipun dalam pelaksanaannya lapangan, serta meninjau kembali
masih terdapat beberapa peraturan penatausahaan hasil
kekurangan yang perlu yang berasal dari hutan rakyat.
diperhatikan agar tidak
4. Perlu adanya suatu Peraturan
menghambat pelaksanaan
Daerah mengenai pengelolaan
kegiatan.
hutan rakyat di Kabupaten
2. Faktor pendukung implementasi Semarang.
program ini yaitu standar dan
DAFTAR PUSTAKA
sasaran kebijakan, komunikasi
Buku :
antar organisasi, karakteristik
badan-badan pelaksana, disposisi A.G. Subarsono. 2008. Analisis
Kebijakan Publik, Konsep, Teori
pelaksana. Sedangkan faktor
dan Aplikasi. Pustaka
penghambatnya yaitu sumber Pelajar:Yogyakarta.
daya, kondisi sosial dan kondisi Abdul Wahab, Solichin. 2012.
politik. Analisis Kebijaksanaan: Dari
Formulasi Ke Implementasi
B. Saran Kebijaksanaan Negara Edisi
Kedua. Bumi Aksara:Jakarta.
1. Sebaiknya melakukan penguatan
Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar
kelembagaan dengan memberikan Kebijakan Publik.
pelatihan kepada kelompok tani. Alfabeta:Bandung.
Aryadi, Mahrus. 2012. Hutan
2. Melakukan penambahan Rakyat: Fenomenologi Adaptasi
penyuluh kehutanan yang Budaya Masyarakat. UPT
Penerbitan Universitas
berkompeten di bidangnya
Muhammadiyah Malang:
dengan mengadakan rekruitmen Malang.
penyuluh kehutanan lapangan. Basrowi, Suwandi. 2008. Memahami
Penelitian Kualitatif. Rineka
Cipta:Jakarta
Creswell, W.J. 2010. Research Widodo, Joko. 2011. Analisis
Design: Qualitative, Kebijakan Publik: Konsep dan
Quantitative, and Mixed Methods Aplikasi Analisis Proses
(Edisi Ketiga, Terjemahan Kebijakan Publik.
Achmad Fawaid). Pustaka Bayumedia:Malang.
Pelajar:Yogyakarta.
Winarno, Budi. 2014. Kebijakan
Gulo, W. 2005. Metodologi Publik: Teori, Proses dan Studi
Penelitian Cetakan Keempat. PT Kasus. Buku Seru:Jakarta.
Grasindo:Jakarta.
Peraturan Perundangan:
Idrus, Muhammad. 2009. Metode
Penelitian Ilmu Sosial Edisi Peraturan Bupati Semarang Nomor
Kedua. Erlangga:Jakarta. 90 Tahun 2011 Tentang Tugas
Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas
Indiahono, Dwiyanto. 2009. Dinas Daerah Kabupaten
Kebijakan Publik Berbasis Semarang
Dynamic Policy Analysis. Gava
Media:Yogyakarta. Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor: P.70/Menhut-II/2008
Islamy, M. Irfan. 2003 (cetakan Tentang Pedoman Teknis
keduabelas). Prinsip-Prinsip Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Perumusan Kebijakan Negara.
Bumi Aksara:Jakarta. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 76 Tahun 2008
Nawawi, Ismail.2009. Public Policy: Tentang Rehabilitasi dan
Analisis, Strategi Advokasi Teori Reklamasi Hutan
dan Praktek. Putra Media
Nusantara:Surabaya. Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor P.
Nugroho, Riant. 2014. Public Policy: 21/KemenLHK-II Tahun 2015
Teori, Manajemen, Dinamika, Tentang Penatausahaan Hasil
Analisis, Konvergensi dan Kimia Hutan Yang Berasal Dari Hutan
Kebijakan. Elex Media Hak
Komputindo:Jakarta.
Dokumen:
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Badan Pusat Statistik Kabupaten
Alfabeta:Bandung. Semarang. 2014. Data Strategis
Kabupaten Semarang. Kabupaten
Utari, Ayu Dewi. 2012. Penerapan Semarang:BPS
Strategi Hutan Rakyat, Opsi
Penyelamatan Kehancuran Badan Pusat Statistik Kabupaten
Hutan Negara. Semarang. 2015. Kabupaten
Cakrawala:Yogyakarta. Semarang Dalam Angka 2015.
Kabupaten Semarang:BPS
Badan Pusat Statistik Kabupaten
Semarang. 2015. Kecamatan
Ungaran Barat Dalam Angka
2015. Kabupaten Semarang:BPS
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa
Tengah. 2013. Buku Statistik
Kehutanan Provinsi Jawa
Tengah 2013. Semarang:Dinas
Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
Website:
Hutkabsemarang. 20 Agustus 2014.
Pembangunan Kehutanan
Kabupaten Semarang. Dalam
http://kehutanankabsemarang.blo
gspot.com/2014/08/pembanguna
n-kehutanan-kabupaten-
semarang.html. Diakses pada
tanggal 8 November 2014
Indriati Dewi. 23 Juli 2014.
Degradasi Lahan dan Dampaknya
Bagi Kehidupan. Dalam
http://slideshare.net/IndriatiDewi/
degradasilahandandampaknyaterh
adapkehidupan. Diakses pada
tanggal 8 November 2014
http://birohumas.jatengprov.go.id/use
rfile/file/lkpj2013/bab4urusanpilih
an.pdf. Di akses pada tanggal 9
November 2014

Anda mungkin juga menyukai