Oleh :
Dinda Gitahapsari, Amni Z. Rahman
ABSTRAK
Salah satu masalah yang masih dihadapi di Indonesia saat ini adalah
degradasi lahan. Pemerintah memberlakukan program rehabilitasi hutan dan lahan
sebagai upaya untuk memperbaiki dan mengembalikan fungsi dan produktivitas
lahan yang mengalami kerusakan. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan
implementasi program rehabilitasi hutan dan lahan melalui kegiatan hutan rakyat
di Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Selain itu,
untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat implementasi
program. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dalam
penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan informan, observasi dan dokumen.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi telah terlaksana
sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Peraturan Menteri Kehutanan Menhut-
II Nomor 70 Tahun 2008 Tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
Kegiatan yang telah dilakukan yaitu persiapan, penanaman dan pemeliharaan
tanaman. Berdasarkan model implementasi Van Meter dan Van Horn,
menunjukkan bahwa faktor pendukung yaitu standar dan sasaran kebijakan,
komunikasi antar organisasi, karakteristik badan-badan pelaksana, disposisi
pelaksana, kondisi ekonomi. Sedangkan faktor penghambat yaitu sumber daya,
kondisi sosial dan politik. Saran yang dapat diberikan yaitu melakukan penguatan
kelembagaan terhadap kelompok tani, melakukan rekruitmen penyuluh kehutanan
lapangan, perlunya Perda mengenai pengelolaan hutan rakyat, meninjau kembali
aturan penatausahaan hasil yang berasal dari hutan rakyat.
Kata Kunci : Implementasi, Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Hutan
Rakyat
PENDAHULUAN dari upaya-upaya rehabilitasi yang
A. Latar Belakang telah dilakukan oleh Pemerintah.
Indonesia merupakan salah satu Rehabilitasi hutan dan lahan dalam
negara yang memiliki hutan tropis Peraturan Pemerintah Nomor 76
terluas di dunia. Namun dengan Tahun 2008 Tentang Rehabilitasi
luasan hutan tropis yang dimiliki, dan Reklamasi Hutan adalah upaya
Indonesia juga menghadapi untuk memulihkan, mempertahankan
tantangan dan masalah dalam dan meningkatkan fungsi hutan dan
mengelola hutan dan lahan. lahan sehingga daya dukung,
Tantangan dan masalah terhadap produktivitas dan peranannya dalam
hutan dan lahan tersebut harus mendukung sistem penyangga
diantisipasi dan ditangani dengan kehidupan tetap terjaga.
benar, karena keberhasilan dalam Rehabilitasi hutan dan lahan
mengelola hutan dan lahan saat ini (RHL) dilakukan melalui 2 (dua)
akan menentukan masa depan kita cara yaitu penerapan teknik konversi
dan generasi mendatang. tanah dan kegiatan penanaman RHL.
Salah satu tantangan dan Salah satu kegiatan dalam
masalah yang dihadapi yaitu penanaman RHL yaitu penghijauan,
degradasi lahan. Degradasi lahan yang dilakukan untuk menjaga dan
adalah menurunnya kualitas lahan meningkatkan fungsi perlindungan
yang berpengaruh terhadap tata air dan pencegahan bencana
menurunnya produktivitas lahan. alam seperti banjir, tanah longsor,
Dimana menurunnya produktivitas dan/atau untuk meningkatkan
lahan tersebut dapat mengakibatkan produktivitas lahan. Salah satu
terjadinya lahan kritis. kegiatan dalam penghijaun tersebut
adalah pembangunan hutan rakyat.
Untuk mengatasi masalah
tersebut, Pemerintah telah Kabupaten Semarang
melakukan upaya dengan merupakan salah satu Kabupaten di
diberlakukannya program rehabilitasi Jawa Tengah yang memiliki potensi
hutan dan lahan sebagai kelanjutan sumber daya hutan dan lahan, serta
posisi Kabupaten Semarang yang terhadap peningkatan pendapatan
strategis di jalur perdagangan dapat petani untuk memenuhi
menjadi peluang sekaligus ancaman. kebutuhannya sehari-hari.
Khususnya untuk sektor kehutanan,
Di samping perubahan yang
dengan sumber daya hutan yang
terjadi, dalam pelaksanaannya
dimiliki dan berada pada jalur yang
ternyata terdapat beberapa
strategis membuat akses dalam
permasalahan yang ditemui dalam
perdagangan hasil pengolahan hutan
pelaksanaan program rehabilitasi
lebih mudah. Akibatnya, tuntutan
hutan dan lahan melalui kegiatan
akan eksploitasi hutan meningkat
hutan rakyat di Desa Kalisidi antara
dan menyebabkan kerusakan hutan.
lain penebangan tanaman keras tidak
Untuk meningkatkan usaha
diimbangi dengan penanaman
penghijauan dan menurunkan luasan
kembali dan petani di sana
lahan kritis di Kabupaten Semarang,
menggunakan sistem tebang butuh
salah satu upaya yang dilakukan
dimana petani melakukan
yaitu dengan program rehabilitasi
penebangan pohon sebelum masak
hutan dan lahan melalui kegiatan
tebang, dimana sistem tebang butuh
hutan rakyat.
seperti itu tentu tidak memperhatikan
Salah satu sasaran lokasi kaidan konservasi dan berpengaruh
program rehabilitasi hutan dan lahan terhadap mutu kualitas kayu. Selain
melalui kegiatan hutan rakyat di itu terdapat masalah peralihan fungsi
Kabupaten Semarang yaittu Desa tanah pertanian atau sawah menjadi
Kalisidi yang terletak di Kecamatan lahan kering atau permukiman, pada
Ungaran Barat. Luas hutan rakyat di saat musim penghujan sering terjadi
Desa Kalisidi adalah sebesar 140 Ha. longsor karena kondisi wilayah Desa
Desa Kalisidi memiliki kemiringan Kalisidi yang memiliki kemiringan
lahan yang curam yaitu sekitar 25- yang tajam, serta masih ditemukan
45%. Setelah dilakukannya program petani yang sistem penanaman
ini, membawa perubahan untuk para tanamannya masih tradisional dan
petani di Desa Kalisidi dalam masa tanamnya tidak beraturan.
pemanfaatan lahan yang berpengaruh
B. Rumusan Masalah D. Kerangka Pemikiran Teoritis
1. Bagaimana deskripsi
Thomas R. Dye (dalam Irfan Islamy,
Implementasi Program
2003:18) mendefinisikan kebijakan
Rehabilitasi Hutan Dan Lahan
publik sebagai apapun yang dipilih
melalui Kegiatan Hutan Rakyat di
oleh pemerintah untuk dilakukan
Desa Kalisidi Kecamatan
atau tidak dilakukan. James
Ungaran Barat Kabupaten
Anderson (dalam Budi Winarno,
Semarang?
2014:21) mendefinisikan kebijakan
2 Apa sajakah faktor-faktor
publik sebagai arah tindakan yang
pendukung dan penghambat
mempunyai maksud yang ditetapkan
Implementasi Program
oleh seorang aktor atau sejumlah
Rehabilitasi Hutan Dan Lahan
aktor dalam mengatasi suatu masalah
melalui Kegiatan Hutan Rakyat
atau suatu persoalan.
di Desa Kalisidi Kecamatan
Implementasi kebijakan
Ungaran Barat Kabupaten
publik merupakan salah satu tahapan
Semarang?
dari proses kebijakan yang penting
C. Tujuan Penelitian
untuk dilakukan. Sebagaimana yang
1. Untuk mengetahui deskripsi
dikatakan oleh Udoji (dalam Solichin
Implementasi Program
Abdul Wahab 2012:126) bahwa
Rehabilitasi Hutan Dan Lahan
pelaksanaan kebijakan adalah
melalui Kegiatan Hutan Rakyat di
sesuatu hal penting bahkan mungkin
Desa Kalisidi Kecamatan
jauh lebih penting daripada
Ungaran Barat Kabupaten
pembuatan kebijakan. Kebijakan-
Semarang.
kebijakan akan sekedar berupa
2. Untuk mengetahui faktor-faktor
impian atau rencana bagus yang
apa saja yang mendukung dan
tersimpan rapi dalam arsip kalau
menghambat Implementasi
tidak diimplementasikan.
Program Rehabilitasi Hutan dan
Di dalam studi kebijakan
Lahan melalui Kegiatan Hutan
publik terdapat beberapa model
Rakyat di Desa Kalisidi
implementasi. Model implementasi
Kecamatan Ungaran Barat
perlu dipakai dalam melakukan
Kabupaten Semarang.
sebuah penelitian sebagai arahan dan sumber daya fasilitas untuk
bagi peneliti dalam melakukan mendukung implementasi program.
penelitian tersebut. Salah satu model Komunikasi antar organisasi
implementasi kebijakan yaitu model berkenaan dengan proses komunikasi
implementasi kebijakan Donald S. yang dilakukan antar pelaksana
Van Meter dan Carl E. Van Horn. program dan kelompok sasaran.
Dalam penelitian ini, peneliti Selain itu juga mengenai koordinasi
menggunakan model dari Van Meter yang dilakukan oleh badan-badan
dan Van Horn dimana model ini pelaksana yang terlibat dalam
memiliki 6 (enam) faktor yang implementasi program.
memengaruhi kinerja implementasi Karakteristik badan-badan
kebijakan. Enam faktor tersebut yaitu pelaksana berkenaan dengan struktur
standar dan sasaran kebijakan, organisasi yang dimiliki oleh
sumber daya, komunikasi antar masing-masing badan pelaksana
organisasi, karakteristik badan-badan program. Serta pengawasan yang
pelaksana, disposisi pelaksana, dilakukan oleh badan-badan
kondisi ekonomi, sosial dan politik. pelaksana program.
Standar dan sasaran Disposisi pelaksana
kebijakan berkenaan dengan acuan berkenaan dengan respon atau
atau pedoman yang digunakan dalam tanggapan para pelaksana program,
implementasi program dan sasaran pemahaman yang dimiliki oleh para
dari program tersebut apakah sudah pelaksana program, serta nilai-nilai
jelas sehingga tidak terjadi multi- yang dijadikan acuan terkait dengan
interpretasi antara pelaksana program.
kebijakan. Kondisi ekonomi, sosial dan
Sumber daya berkenaan politik berkenaan dengan sejauh
dengan ketersediaan sumber daya mana lingkungan eksternal
manusia dalam melaksanakan mendukung implementasi program
program baik dari segi kuantitas dengan melihat kondisi
maupun kualitas. Selain itu juga perekonomian masyarakat di Desa
ketersediaan sumber daya anggaran Kalisidi yang dipengaruhi oleh
implementasi program yang penyiangan, pendangiran,
bersangkutan, kondisi sosial dan perlindungan dan pengamanan
kondisi politik di Desa Kalisidi yang tanaman.
dapat memengaruhi implementasi D. Metode Penelitian
Di dalam penelitian ini pendekatan
program.
yang digunakan adalah metode
Pelaksanaan kegiatan hutan
penelitian kualitatif deskriptif.
rakyat berdasarkan Peraturan
Penelitian kualitatif deskriptif ini
Menteri Kehutanan Nomor
dimaksudkan untuk menjelaskan dan
P.70/Menhut-II/2008 Tentang
menggambarkan tentang bagaimana
Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan
suatu peristiwa terjadi dan fakta-
dan Lahan, meliputi beberapa
fakta yang ada pada saat penelitian
kegiatan. Oleh karena itu, dalam
dilakukan berdasarkan dukungan
penelitian ini akan digambarkan
informasi yang ada terkait dengan
mengenai implementasi program dan
Implementasi Program Rehabilitasi
melihat apakah program tersebut
Hutan dan Lahan melalui Kegiatan
telah berjalan dengan baik dari
Hutan Rakyat di Desa Kalisidi
pelaksanaan:
Kecamatan Ungaran Barat
1. Persiapan
Kabupaten Semarang.
Persiapan berkenaan dengan
bagaimana penyiapan Fokus penelitian ini adalah
kelembagaan, penataan areal Implementasi Program Rehabilitasi
tanaman, serta pembuatan sarana Hutan dan Lahan melalui Kegiatan
dan prasarana. Hutan Rakyat di Desa Kalisidi
2. Penanaman Kecamatan Ungaran Barat
Penanaman berkenaan teknik Kabupaten Semarang, sehingga
penanaman yang dikembangkan. lokus atau tempat penelitian
3. Pemeliharaan Tanaman berdasarkan fokus penelitian adalah
Pemeliharaan tanaman berkenaan Balai Penyuluhan Pertanian,
bagaimana kegiatan tersebut Perkebunan dan Kehutanan (BP3K)
dilakukan yang meliputi Kecamatan Ungaran Barat dan Dinas
komponen pekerjaan yaitu Pertanian, Perkebunan dan
Kehutanan Kabupaten Semarang. dikelompokkan menjadi data primer
Pemilihan informan dilakukan dan data sekunder. Penelitian ini
dengan cara purposive. Informan menggunakan teknik pengumpulan
dalam penelitian ini adalah Kepala data melalui wawancara, observasi,
Seksi Konservasi dan Rehabilitasi dokumentasi.
Hutan dan Lahan Dinas Pertanian,
Di dalam penelitian ini,
Perkebunan dan Kehutanan
peneliti menggunakan pendekatan
Kabupaten Semarang, Staf Seksi
studi kasus. Studi kasus merupakan
Konservasi dan Rehabilitasi Hutan
strategi penelitian dimana di
dan Lahan Dinas Pertanian,
dalamnya peneliti menyelidiki secara
Perkebunan dan Kehutanan
cermat suatu program, peristiwa,
Kabupaten Semarang, Kepala Balai
aktivitas, proses, atau sekelompok
Penyuluhan Pertanian, Perkebunan
individu (Creswell, 2010:29).
dan Kehutanan Kecamatan Ungaran
Pendekatan studi kasus ini dilakukan
Barat Kabupaten Semarang,
untuk mendeskripsikan program
Penyuluh Kehutanan Lapangan
rehabilitasi hutan dan lahan melalui
(PKL) Balai Penyuluhan Pertanian,
kegiatan hutan rakyat di Desa
Perkebunan dan Kehutanan
Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat
Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang dengan melihat
Kabupaten Semarang, Penyuluh
proses, aktivitas-aktivitas dan
Lapangan Desa Kalisidi Balai
peristiwa-peristiwa yang terjadi
Penyuluhan Pertanian, Perkebunan
dalam pelaksanaan program tersebut
dan Kehutanan Kecamatan Ungaran
dengan lebih mendalam.
Barat Kabupaten Semarang, Petani
Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Di dalam penelitian ini