Penyimpan Karbon: Hutan berperan sebagai penyerap karbon alami, membantu mengurangi
kadar karbon di atmosfer dan mendukung mitigasi perubahan iklim.
Perlindungan Biodiversitas: Hutan adalah rumah bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan.
Program rehabilitasi membantu melindungi flora dan fauna yang mungkin terancam akibat
hilangnya habitat.
Waktu dan Biaya: Proses rehabilitasi hutan memerlukan waktu yang lama dan biaya yang
signifikan. Memulihkan hutan yang telah rusak atau ditebang tidaklah mudah dan memerlukan
dukungan finansial yang kuat.
Meminimalkan Dampak Lingkungan: Reklamasi lahan bekas tambang adalah upaya untuk
mengembalikan lahan yang telah digunakan untuk pertambangan menjadi kondisi yang lebih
alami. Ini membantu meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan ekosistem.
Memperbaiki Kualitas Lahan: Reklamasi membantu memulihkan kesuburan dan kualitas tanah
yang mungkin telah terdegradasi akibat aktivitas pertambangan.
Pemberdayaan Lokal: Program reklamasi dapat melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan
lahan bekas tambang yang direklamasi. Ini bisa memberikan peluang ekonomi dan sosial bagi
masyarakat setempat.
Tantangan dalam Reklamasi Lahan Bekas Tambang:
Kesesuaian Lahan: Tidak semua lahan bekas tambang dapat direklamasi dengan sukses. Faktor
seperti komposisi tanah dan topografi harus dipertimbangkan dengan cermat.
Monitoring dan Pengawasan: Proses reklamasi memerlukan pemantauan dan pengawasan yang
ketat untuk memastikan lahan tersebut pulih secara efektif. Kurangnya pengawasan dapat
mengakibatkan lahan kembali terdegradasi.
Pemberdayaan Ekonomi: Pemindahan IKM dapat memberikan dampak ekonomi positif pada
masyarakat setempat. Hal ini dapat membantu mengurangi tekanan pada ekosistem dan lahan.
Pengurangan Dampak Lingkungan: Pemindahan IKM yang dilakukan secara berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan dapat membantu mengurangi pencemaran air dan tanah serta
mengurangi dampak negatif terhadap hutan dan lahan.
Kesulitan Adaptasi: Pemindahan IKM mungkin menghadapi kesulitan dalam beradaptasi dengan
lokasi baru dan perubahan dalam lingkungan kerja.
Akses ke Sumber Daya: Masyarakat yang terlibat dalam IKM mungkin menghadapi kendala dalam
mengakses sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha mereka di lokasi baru.
Kolaborasi dan Kemitraan: Pencapaian SDG 15 memerlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor
swasta, LSM, dan masyarakat. Kemitraan yang kuat akan mempercepat upaya rehabilitasi hutan
dan reklamasi lahan bekas tambang.
Konservasi Sumber Daya: Pemindahan IKM yang berkelanjutan harus didasarkan pada prinsip
konservasi sumber daya, sehingga dampak terhadap lingkungan dapat diminimalkan.
Kesimpulan:
Program rehabilitasi hutan dan reklamasi lahan bekas tambang adalah langkah-langkah penting
dalam mencapai SDG 15. Meskipun menghadapi tantangan, upaya ini memiliki dampak positif
dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan ekosistem daratan. Diperlukan kerjasama lintas
sektor dan lintas negara untuk memastikan bahwa langkah-langkah ini berhasil dalam jangka
panjang.