Anda di halaman 1dari 3

Hari Lingkungan Hidup 2021, Restorasi menghentikan dan membalikkan degradasi ekosistem di seluruh

dunia.Peringatan HLH tahun ini merupakan saatnya untuk dapat


Ekosistem dan Berdamai dengan Alam melakukan penyesuaian berpikir dan bertindak.“Inilah momen kita.
Minggu, 6 Juni 2021 | 05:32 WIB
Kita tidak bisa mengembalikan waktu. Tapi kita bisa
mengambalikan kondisi lingkungan, melalui berbagai aktivitas
positif dalam menjaga dan merawat lingkungan.”Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya saat memberikan sambutan
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2021 secara virtual, Sabtu
(5/6/2021).Tema Restorasi Ekosistem juga sejalan dengan
semangat dan langkah-langkah Indonesia dalam pengelolaan
lingkungan dan kehutanan.Sejumlah langkah tersebut diantaranya
restorasi dan rehabilitasi hutan dan kawasan guna mendukung
upaya mengatasi krisis perubahan iklim.Kemudian, memastikan
pengelolaan konservasi dan keanekaragaman hayati secara
berkelanjutan.

Pemerintah juga menempuh upaya dalam pemulihan ekonomi


Tahun ini, puncak peringatannya dipusatkan di Pakistan dan HLH ke-47 tahun ini mengambil tema
nasional, melalui kegiatan padat karya, penanaman serta
Restorasi Ekosistem. Foto: Tribunnews.com rehabilitasi mangrove dan restorasi gambut.Restorasi hutan pun
dilakukan untuk mengatasi krisis lingkungan elemen udara, air dan
tanah atau tutupan lahan.Yang tidak kalah penting yaitu restorasi
TROPIS.CO, JAKARTA – Hari Lingkungan Hidup (HLH) diperingati kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.Secara
seluruh dunia pada tanggal 5 Juni.Tahun ini, puncak peringatannya praktis, restorasi ekosistem dilakukan oleh pemerintah dan
dipusatkan di Pakistan dan HLH ke-47 tahun ini mengambil tema masyarakat dalam kurun waktu 2015 hingga saat ini, berupa
Restorasi Ekosistem.Tema ini berkaitan dengan Majelis Umum pemulihan lahan dengan total area tidak kurang dari 4,69 juta
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang telah mendeklarasikan hektare lahan dipulihkan, termasuk gambut dan
tahun 2021-2030 sebagai Dekade PBB Restorasi Ekosistem (UN mangrove.Tujuannya dengan untuk mengembalikan suatu
Decade on Ecosystem Restoration).Berdasarkan literatur dan ekosistem hutan terdegradasi menuju kondisi yang semaksimal
informasi dari berbagai ahli, dalam sepuluh tahun kedepan mungkin mendekati keadaan semula, dalam hal komposisi dan
merupakan periode terpenting untuk mencegah bencana akibat kondisi biodiversitas.Hal penting lainnya, restorasi kkosistem akan
perubahan iklim, serta untuk menjaga keanekaragaman sangat membantu dan dibutuhkan dalam upaya menurunkan emisi
hayati.Dekade Restorasi Ekosistem juga untuk mencegah, gas rumah kaca (GRK) dan meningkatkan stok karbon.
Dalam hal ini, lndonesia sangat serius dalam upaya pengendalian
perubahan iklim melalui pengendalian laju deforestasi,
penghentian konversi hutan primer dan gambut, serta penurunan
kebakaran hutan dan lahan, serta rehabilitasi hutan dan mangrove,
ekonomi sirkuler, pengembangan energi baru dan terbarukan,
proklim dan lain-lain.Hal yang tidak kalah penting dalam restorasi
ekosistem dan ketahanan iklim yang berkelanjutan adalah
kesadaran dan kepedulian bersama dari seluruh elemen
masyarakat.Demikian pula kegiatan komunikasi, informasi, dan
edukasi yang masif dan sistematis menjadi keniscayaan untuk
dijalankan semua pihak.Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2021
menjadi momen penting untuk terus menggugah, menumbuhkan,
serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian publik tentang
ekosistem dan pengelolaannya secara optimal

Presiden Joko Widodo bersama Menteri LHK Siti Nurbaya bersama sejumlah menteri l;ainnya, melakukan
penanaman di areal bekas tambang dan kebunan penyebab banir Sintang.

Presiden Jokowi Bersama Menteri Tanami Presiden Jokowi,  Rabu, (8/12) bersama sejumlah menteri
Bekas Tambang dan Kebun Penyebab Banjir menanami kembali areal bekas tambang dan perkebunanan yang
Sintang diindikasikan  penyebab banjir Sintang.  Melalui  skema
Rehabilitasi Hutan dan lahan,  catchment area DAS di hulu Sungai
Jumat, 10 Desember 2021 | 05:59 WIB
Kapuas maupun Sungai Melawi yang rusak dan memiliki  Daerah
Tangkapan Air  (DTA) seluas  hamopir 10 juta hektar ini,  bisa
dipulihkan.  Di sinipun akan dilengkapu areal persemaian skala
besar, berkapasitas 10 juta bibit pertahun.

TROPIS.C0,  SINTANG –  Mengatasi banjir Sintang berarti juga


menyelamatkan Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Sanggau di
bawahnya. Kerangka pikir itulah yang dijadikan alasan program
pemulihan lingkungan melalui penanaman di Kelurahan Kedabang,
Kecamatan Kota Sintang yang dilakukan Presiden Joko Widodo dan private partnerships di mana swasta turut serta secara langsung
sejumlah menteri Rabu (8/12). dalam tanggung jawab pemulihan lingkungan.
Banjir Sintang bulan November kemarin,  telah  meninggalkan Menteri Siti kemudian menerangkan bahwa program rehabilitasi
banyak pertanyaan tentang perbaikan tata kelola lingkungan lahan bekas tambang seluas 10 hektar (ha) ini akan menjadi
kedepan. Salah satu solusi yang ditempuh melalui skema tonggak rehabilitasi besar-besaran di DAS Kapuas yang memliki
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL). RHL diharapkan menjadi daerah tangkapan air seluas  ±9.659.790 ha. Alokasi program
instrumen yang berdayaguna dalam format tata kelola berbasis terencana saat ini sudah dilakukan dan akan selalu dimutakhirkan
bentang alam. Tata Kelola bentang alam yang bersinergi dengan menyesuaikan dinamika fisik dan sosial ekonomi yang
tata ruang adalah upaya  tak terelakkan dalam menangani Daerah berkembang. Sinerginya dengan tata ruang adalah langkah mutlak
Tangkapan Air (DTA) banjir seluas ± 6.941.735 ha. yang harus ditempuh agar program pemulihan tersebut menjadi
Presioden Jokowi mengamatai DTA Sikadau yang tak hijau lagi bagian integral pembangunan ekonomi lokal yang berujung
Presiden Joko Widodo pada saat memulai penanaman terbentuknya mesin pertumbuhan wilayah yang mensejahterakan
mengharapkan melalui upaya RHL, daerah tangkapan air (DTA) masyarakat Kalimantan Barat secara keseluruhan.
atau catchment area DAS di hulu Sungai Kapuas maupun Sungai
Melawi yang rusak karena aktivitas pertambangan dan perkebunan
bisa pulih kembali. Penanaman pohon juga diharapkan bisa
dilakukan di tempat-tempat area bekas tambang lainnya.
“Selain kita akan juga membangun sebuah persemaian di
lingkungan Sungai Kapuas dalam rangka penanaman kembali,
rehabilitasi kembali hutan-hutan kita yang rusak,” ungkap Presiden
Joko Widodo.
Menteri LHK, Siti Nurbaya yang turut mendampingi Presiden Joko
Widodo menegaskan bahwa wilayah hulu DAS Kapuas merupakan
kawasan resapan air yang harus dilestarikan karena potensi
penyimpanan air tahan sebagian besar berasal dari kawasan
tersebut. “Jika kawasan ini rusak, potensi hidrologi yang besar
tersebut akan hilang,” ujar Menteri Siti.
Rencananya, akan dibangun satu unit persemaian skala besar yang
dapat memproduksi bibit 10 juta bibit per tahun untuk RHL di
Kalimantan Barat khususnya DTA Kapuas. Menurut Menteri Siti,
pembangunan persemaian ini dapat dilakukan dengan pola public-

Anda mungkin juga menyukai