Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

“PERAN KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN TERHADAP KETAHANAN AIR”

Oleh
Mbuwi Anakia Mowila
M1B121080
Ilmu Lingkungan B

JURUSAN ILMU LINGKUNGAN


FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
“PERAN KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN TERHADAP
KETAHANAN AIR”

Oleh:
Mbuwi Anakia Mowila
M1B121080
ILMU LINGKUNGAN B

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konservasi Sumber Daya Alam

JURUSAN ILMU LINGKUNGAN


FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga

makalah mata kuliah konservasi sumber daya alam dengan judul “Peran Konservasi

Sumber Daya Hutan Terhadap Ketahanan Air” ini dapat tersusun samapai selesai.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharab semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi siapa saja yang membacanya. Bagi kami sebagai penyusun merasa

bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesesmpurnaan

makalah ini.

Penulis Kendari, 27 juni 2022

Mbuwi Anakia Mowila


M1B121080
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………….i

HALAMAN JUDUL……………………………………………..ii

KATA PENGANTAR…………………………………………….iii

DAFTAR ISI……………………………………………………….iv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………..1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………2
1.3 Tujuan ……………………………………………………………..3

BAB II. TINJUAN PUSTAKA


2.1 Konservasi sumber daya alam………………………………………4
2.2 Peran masyarakat dalam upaya konservasi sumber daya hutan…….7
2.3 Peran penting air…………………………………………………….10
2.4 Kebijakan konservasi………………………………………………...10
2.5 Manfaat konservasi sumber daya hutan untuk pertahanan air………..11

BAB III. PEMBAHASAN


BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………..16
5.2 Saran………………………………………………………………….17

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam

hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin

kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas

keanekaragaman dan nilainya. Konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya bertujuan mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam

hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya

peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia (UU Nomor 5

Tahun 1990).

Secara umum, konservasi, mempunyai arti pelestarian yaitu melestarikan/

mengawetkan daya dukung, mutu, fungsi, dan kemampuan lingkungan secara

seimbang. Adapun tujuan konservasi (1) mewujudkan kelestarian sumberdaya alam

hayati serta keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya

peningkatan kesejahteraan dan mutu kehidupan manusia, (2) melestarikan

kemampuan dan pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya secara

serasi dan seimbang. Selain itu, konservasi merupakan salah satu upaya untuk
mempertahankan kelestarian satwa. Tanpa konservasi akan menyebabkan rusaknya

habitat alami satwa (Rachman, 2012).

Air merupakan unsur penting dalam kehidupan.Hampir seluruh kehidupan di

dunia ini tidak terlepas dari adanya unsur air. Sumber utama air yang mendukung

kehidupan di bumi ini adalah laut, dan semua air akhirnya akan kembali ke laut yang

bertindak sebagai “Reservoir’’ atau penampung. Air dapat mengalami daur hidrologi.

Selama menjalani daur itu air selalu menyerap zat-zat yang menyebabkan air itu tidak

lagi murni. Oleh karena itu, pada hakikatnya tidak ada air yang betul-betul murni

(Sukirno, 2014).

Sumber daya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan, dan lain-

lain merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia.

Pengelolaan sumber daya alam yang baik akan meningkatkan kesejahteraan umat

manusia, tetapi bila pengelolaannya tidak baik akan berdampak buruk bagi umat

manusia. Oleh karena itu, persoalan mendasar sehubungan dengan pengelolaan

sumber daya alam adalah bagaimana mengelola sumber daya alam tersebut agar dapat

menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi manusia dengan tidak


mengorbankan kelestarian sumber daya alam itu sendiri beserta lingkungannya

(Fauzi, 2004).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diangkat dalam makalah ini adalah

sebagai berikut:

a. Apa yang dimaksud dengan konservasi sumberdaya alam?

b. Apa yang dimaksud dengan peranan penting hutan?

c. Aturan-aturan yang menjadikan hutan sebagai pelindung ketahanan

air?

d. Apa manfaat dari hutan terhadap aqir?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengatahui konservasi secara luas

b. Untuk mengetahui peranan penting hutan

c. Untuk mengetahui kebijakan yang mengatur kawasan hutan

d. Untuk mengetahui manfaat dari hutan untuk masyarakat.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 . Konservasi Sumberdaya Alam

Konservasi sumber daya alam dan lingkungan (KSDAL) adalah tanggung

jawab semua umat manusia di muka bumi karena pengaruh ekologis yang

ditimbulkan dari berbagai kegiatan pembangunan tidak dibatasi oleh perbedaan

wilayah administratif pemerintahan negara. Oleh karena itu, upaya konservasi harus

menjadi bagian integral dari pembangunan. Pembangunan yang dilakukan di negara

manapun akan terkait dengan kepentingan negara lain maupun kepentingan

internasional. KSDAL menjadi tanggung jawab bersama dari seluruh umat di muka

bumi, sehingga perlu dipertimbangkan terjalinnya jaringan kelembagaan baik secara

regional, nasional, bahkan internasional. Salah satu contohnya adalah taman nasional.

Taman nasional merupakan salah satu bentuk kawasan konservasi yang telah

memiliki kelembagaan cukup kuat di berbagai negara. Berbagai bentuk kerja sama

internasional diakui sangat berarti bagi negara-negara yang kurang mampu dalam
menangani sendiri kawasan konservasi yang dimilikinya. Hal ini

mengimplementasikan suatu mekanisme untuk memikul biaya secara bersama-sama,

melalui pembagian yang adil antara biaya dan manfaat dari pengelolaan kawasan

konservasi, baik di antara bangsa dan kawasan yang dilindungi serta masyarakat

sekitarnya.

Sumber daya alam yang selama ini menjadi pendukung utama pembangunan

nasional perlu diperhatikan keberlanjutan pengelolaannya agar dapat memenuhi

kepentingan generasi saat ini dan masa depan. Untuk itu, telah dilaksanakan berbagai

kebijakan, upaya, dan kegiatan yang berkesinambunganuntuk mempertahankan

keberadaan sumber daya alam sebagai modal dalam pembangunan nasional dalam

rangka mewujudkan kesejahteraan seluruh bangsa dengan tetap mempertahankan

daya dukung dan fungsi lingkungan hidup. Sampai saat ini masih terjadi berbagai

kerusakan, pencemaran, dan bencana alam akibat pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan yang mengesampingkan keberlanjutan fungsi lingkungan hidup

(Cristanto, 2014).

Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri

atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai
upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara

bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt yang merupakan

orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi. Konservasi

juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi

ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang,

sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk

sekarang dan masa yang akan datang (Mulyadi et al., 2010).

Sumber daya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan, dan lain-

lain merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia.

Pengelolaan sumber daya alam yang baik akan meningkatkan kesejahteraan umat

manusia, tetapi bila pengelolaannya tidak baik akan berdampak buruk bagi umat

manusia. Oleh karena itu, persoalan mendasar sehubungan dengan pengelolaan

sumber daya alam adalah bagaimana mengelola sumber daya alam tersebut agar dapat

menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi manusia dengan tidak

mengorbankan kelestarian sumber daya alam itu sendiri beserta lingkungannya (Dewi

et al., 2017).
Konservasi lingkungan atau penghijauan kawasan merupakan suatu usaha

menuju kelestarian lingkungan. Kegiatan yang dilakukan berupa penanaman tanaman

keras, rerumputan, serta pembuatan teras dan bangunan pencegah erosi. Kawasan

hijau harus terdapat pada setiap jalur atau area tanah terbuka yang terbina dan

pengawasannya ditetapkan sebagai daerah yang tidak terbangun. Fungsi dari upaya

ecokonservasi tersebut dalam menunjang kelestarian ekosistem lingkungan (Liesnoor,

2014).

Persepsi masyarakat Sekaran tentang konservasi lingkungan tidak lepas dari

sistem pengetahuan dan perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan mereka.

Sebagai masyarakat desa yang bersahaja layaknya kehidupan masyarakat agraris di

pedesaan Jawa pada umumnya, masyarakat Sekaran merupakan masyarakat yang

dekat dengan alam. Sebelum tahun 1991, kehidupan mereka tidak lepas dari aktifitas

mengolah alam yang sekaligus merupakan sumber mata pencaharian mereka, baik

sebagai produsen (petani) maupun sebagai distributor (pedagang). Konservasi

lingkungan bukan menjadi hal penting dalam kehidupan masyarakat. Upaya

konservasi diserahkan kepada masing-masing individu dalam masyarakat, termasuk

pendatang dan mahasiswa (Lutfhi dan Atika, 2011).


2.2 Peran Masyarakat Dalam Upaya Konservasi Sumber Daya Hutan

Hutan merupakan sumber daya alam yang keberadaanya sangat diperlukan

oleh masyarakat di sekitamya. Akan tetapi pengelolaan sumber daya hutan (SDH)

yang ada selama ini seolah-olah justru berusaha menyingkirkan mereka dari hutan.

Bahkan dalam banyak kasus mereka dipandang sebagai perusak hutan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk pemanfaatan SDH oleh masyarakat dan

langkah-langkah mereka membentuk kelembagaan desa untuk mengoptimalkan

partisipasi mereka dalam upaya konservasi SDH. Penelitian ini mengambil lokasi di

Desa Temulus, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora. Metode dasar yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah metoda deskriptif. Dalam penelitian ini

pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara, seperti wawancara, dokumentasi

dan pengamatan langsung di lapangan. Untuk meningkatkan validitas informasi yang

terkumpul dilakukan dengan mengusahakan peneliti tinggal cukup lama di lokasi

penelitian dan mengikuti beberapa aktivitas masyarakat (pengamatan berperan). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Temulus khususnya petani mempunyai

tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap hutan. Bentuk-bentuk penggunaan SDH

oleh masyarakat sangat beragam, meliputi pemanfaatan lahan hutan untuk bercocok
tanam, pemungutan kayu perkakas, kayu bakar dan pakan temak. Selain itu juga

terdapat bentuk-bentuk pemanfaatan hasil hutan non kayu seperti daun, kulit pohon,

madu dan lain-lain. Akan tetapi, tingginya ketergantungan masyarakat terhadap hutan

tidak diimbangi dengan upaya mereka untuk melestarikan SDH. Selain karena

rendahnya kesadaran, hal ini juga disebabkan oleh kecilnya peluang partisipasi yang

dibuka untuk mereka. Kebijakan pengelolaan hutan yang ada sangat sentralistik dan

hanya memikirkan keuntungan perusahan (Perhutani). Masyarakat diposisikan

seolah-olah hanya sebagai buruh yang dibayar rendah. Mengatasi hal ini masyarakat

Temulus mencoba membentuk suatu lembaga desa dengan dua fungsi utama yaitu

memberi pembinaan masyarakat dalam memanfaatkan SDH dan mempeijuangkan

adanya perubahan kebijakan pengelolaan hutan yang lebih partisipatif dan

memperhatikan keberadaan masyarakat desa hutan. Masyarakat mengharapkan

lembaga tersebut dapat diakui dan dijadikan mitra sejajar oleh banyak pihak terutama

Perhutani. Masyarakat menjamin jika dikelola secara benar dan memperhatikan

aspirasi mereka hutan pasti akan lestari.

Semakin langkanya tatanan alam yang memiliki keaslian dan kekhasan; 2.

Semakin meningkatnya isu lingkungan hidup, hak asasi manusia, dan isu
pemerintahan yang baik; 3. Semakin meningkatnya kebijakan negara-negara untuk

melindungi potensi alam dan budayanya; 4. Semakin meningkatnya sarana dan

prasarana perhubungan baik antar kota, wilayah, ataupun antar negara; dan 5.

Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perlindungan dan pelestarian

alam. Masyarakat sangat berperan penting dalam menjaga dan melestarikan suatu

lingkungan agar lingkungan tersebut baik terutama dalam aspek ekowisata bagaimana

masyarakat mampu melakukan suatu konservasi terhadap lingkungan yang mereka

tinggali. Konservasi lingkungan terutama di wilayah ekowisata merupakan langka

awal untuk menujuh pelestarian yang berkelanjutan (Alikodra, 2016).

2.3 Peran Penting Hutan

Seperti telah kita ketahui bersam a, bahwa hutan m erupakan paru-paru bum i

tem pat berbagai satwa hidup, pohon-pohon, hasil tam bang dan berbagai sum

berdaya lainnya yang bisa kita dapatkan dari hutan yang tak ternilai harganya bagi m

anusia. Hutan juga merupakan sum berdaya alam yang memberikan manfaat besar

bagi kesejahteraan manusia, baik manfaat tangible yang dirasakan secara langsung, m
aupun intangible yang dirasakan secara tidak langsung. Manfaat langsung seperti

penyediaan kayu, satwa, dan hasil tam bang. Sedangkan m anfaat tidak langsung

seperti m anfaat rekreasi, perlindungan dan pengaturan tata air, pencegahan erosi.

Keberadaan hutan, dalam hal ini daya dukung hutan terhadap segala aspek kehidupan

m anusia, satwa dan tum buhan sangat ditentukan pada tinggi rendahnya kesadaran m

anusia akan arti penting hutan di dalam pem anfaatan dan pengelolaan hutan. Hutan

m enjadi m edia hubungan tim bal balik antara m anusia dan m akhluk hidup lainnya

dengan faktor-faktor alam yang terdiri dari proses ekologi dan merupakan suatu

kesatuan siklus yang dapat m endukung kehidupan (Reksohadiprojo, 2000).

Hutan merupakan salah satu ekosistem yang ada di biosfer dengan komposisi

tumbuhan yang relatif dominan. Secara otomatis dengan komposisi seperti ini hutan

menjadi salah satu ekosistem yang paling dominan dalam mengkonsumsi CO2.

Dengan demikian hutan mempunyai kontribusi penting sebagai penyerap CO2 atau

dikenal sebagai rosot (sink) karbon. Adanya kontribusi tersebut menyebabkan


pengurusan hutan dan kehutanan menjadi salah satu sektor yang menjadi titik

perhatian penting dalam setiap kajian mengenai karbondioksida (Junaedi, 2008).

Hutan mempunyai peranan penting dan strategis sebagai aset dan modal suatu

bangsa terutama bila dilihat dari tiga aspek ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, dan

lingkungan. Dipandang dari aspek ekonomi, hutan merupakan sumber devisa yang

sangat penting, baik flora maupun faunanya. Sedangkan dari aspek sosial,

kemasyarakatan, hutan merupakan sumber penghidupan yang telah membentuk

tradisi dan budaya. Selanjutnya dari aspek lingkungan, hutan mempunyai fungsi

hidrologis (pengatur tata air), penahan erosi, dan berfungsi sebagai paruparu dunia

serta sebagai habitat keanekaragaman hayati (Solehatul, 2011).

2.4 Kebijakan konservasi

Sumber Daya Air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di

dalamnya. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah

permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan,

dan air laut yang berada di darat. Sumber Air adalah tempat atau wadah Air alami
dan/ atau buatan yang terdapat pada, di atas, atau di bawah permukaan tanah. Daya

Air adalah potensi yang terkandung dalam Air dan/atau pada Sumber Air yang dapat

memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia

serta lingkungannya (UU Nomor 17 Tahun 2019).

Konservasi melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala, dan

keunikan alam bagi kepentingan plasma nutfah, ilmu pengetahuan, dan pembangunan

pada umumnya di Kawasan Perbatasan Negara untuk menjaga kedaulatan negara; dan

melindungi kekayaan bangsa berupa peninggalan sejarah, bangunan arkeologi,

monumen, dan keragaman bentuk geologi, yang berguna untuk pengembangan ilmu

pengetahuan dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan alam maupun

manusia. Pengembangan pengelolaan serta rehabilitasi dan pemantapan fungsi

kawasan konservasi meliputi suaka margasatwa, cagar alam, taman wisata alam,

kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, serta kawasan konservasi perairan

(Perpres Nomor 43 Tahun 2020).

2.5 Manfaat Konservasi Sumber Daya Hutan Untuk Pertahanan Air

Konservasi Sumberdaya Hutan menjaga dan melindugi suluruh Ekosistem dan

Jasa Lingkungan yang terdapat di dalamnya termaksud Air. Ketahanan air dapat
digambarkan sebagai kondisi dari keterpenuhan air yang layak dan berkelanjutan

untuk seluruh kehidupan, serta kemanpuan mengurangi resiko yang diakibatkan oleh

air. Dengan demikian secara prinsip ketahanan air mencakup 2 hal yaitu: (1)

keterpenuhan air (kuantitas dan kualitas), dan (2) kemampuan mengurangi resiko

bencana akibat daya rusak air. Keterpenuhan air (secara kuantitas dan kualitas)

merupakan kebutuhan dasar bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat, sedangkan

pengurangan resiko bencana akibat daya rusak air ditentukan oleh tingkat kerentanan

suatu wilayah yang mencakup tiga komponen, yaitu: paparan (exposure), kepekaan

(sensitivity) dan kemampuan adaptasi (adaptive capacity).

Konservasi Sumberdaya Hutan menjaga dan melindugi suluruh Ekosistem dan

Jasa Lingkungan yang terdapat di dalamnya termaksud Air. Ketahanan air dapat

digambarkan sebagai kondisi dari keterpenuhan air yang layak dan berkelanjutan

untuk seluruh kehidupan, serta kemanpuan mengurangi resiko yang diakibatkan oleh

air. Dengan demikian secara prinsip ketahanan air mencakup 2 hal yaitu: (1)

keterpenuhan air (kuantitas dan kualitas), dan (2) kemampuan mengurangi resiko

bencana akibat daya rusak air. Keterpenuhan air (secara kuantitas dan kualitas)

merupakan kebutuhan dasar bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat, sedangkan


pengurangan resiko bencana akibat daya rusak air ditentukan oleh tingkat kerentanan

suatu wilayah yang mencakup tiga komponen, yaitu: paparan (exposure), kepekaan

(sensitivity) dan kemampuan adaptasi (adaptive capacity) (Mislan et al., 2018)

BAB III
PEMBAHASAN

Konservasi sumber daya alam dan lingkungan (KSDAL) adalah tanggung

jawab semua umat manusia di muka bumi karena pengaruh ekologis yang

ditimbulkan dari berbagai kegiatan pembangunan tidak dibatasi oleh perbedaan

wilayah administratif pemerintahan negara. Oleh karena itu, upaya konservasi harus

menjadi bagian integral dari pembangunan. Pembangunan yang dilakukan di negara

manapun akan terkait dengan kepentingan negara lain maupun kepentingan

internasional. KSDAL menjadi tanggung jawab bersama dari seluruh umat di muka

bumi, sehingga perlu dipertimbangkan terjalinnya jaringan kelembagaan baik secara

regional, nasional, bahkan internasional. Salah satu contohnya adalah taman nasional.
Taman nasional merupakan salah satu bentuk kawasan konservasi yang telah

memiliki kelembagaan cukup kuat di berbagai negara. Berbagai bentuk kerja sama

internasional diakui sangat berarti bagi negara-negara yang kurang mampu dalam

menangani sendiri kawasan konservasi yang dimilikinya. Hal ini

mengimplementasikan suatu mekanisme untuk memikul biaya secara bersama-sama,

melalui pembagian yang adil antara biaya dan manfaat dari pengelolaan kawasan

konservasi, baik di antara bangsa dan kawasan yang dilindungi serta masyarakat

sekitarnya. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, konservasi

sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam yang pemanfaatannya

dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan

tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Sumber

daya alam yang selama ini menjadi pendukung utama pembangunan nasional perlu

diperhatikan keberlanjutan pengelolaannya agar dapat memenuhi kepentingan

generasi saat ini dan masa depan. Untuk itu, telah dilaksanakan berbagai kebijakan,

upaya, dan kegiatan yang berkesinambungan untuk mempertahankan keberadaan

sumber daya alam sebagai modal dalam pembangunan nasional dalam rangka

mewujudkan kesejahteraan seluruh bangsa dengan tetap mempertahankan daya


dukung dan fungsi lingkungan hidup. Sampai saat ini masih terjadi berbagai

kerusakan, pencemaran, dan bencana alam akibat pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan yang mengesampingkan keberlanjutan fungsi lingkungan hidup. Hal ini

menjadi tantangan dalam meningkatkan fungsi lingkungan hidup sebagai penyediaan

sumber daya alam untuk pembangunan nasional. Saat ini masalah yang dihadapi

dalam pengelolaan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan hidup semakin

kompleks karena dampak perubahan iklim yang sudah dirasakan dan diperkirakan

akan bertambah besar apabila tidak diantisipasi melalui kegiatan adaptasi, mitigasi

dan konservasi. Kegiatan ini merupakan upaya atau tindakan untuk menjaga

keberadaan SDAL secara terus menerus berkesinambungan baik mutu maupun

jumlah, sehingga dapat menghemat penggunaan sumber daya alam dan

memperlakukannya berdasarkan hukum alam.

Fungsi hutan sendiri salah satunya adalah sebagai tempat untuk menampung

dan menyimpan air hujan, kegiatan ini dilakukan oleh berbagai tumbuhan yang ada

di hutan dengan cara mengikat air yang terserap ke tanah sehingga air hujan tidak

seluruhnya turun ke daerah bawah. Peran hutan yang penting dan menjadi materi

utama dalam bagian ini adalah sebagai penyedia jasa lingkungan melalui perannya
dalam mengendalikan daur air kawasan dan perannya dalam mengendalikan longsor

lahan. Peranan kawasan hutan sebagai pengendali daur air dapat dilihat dari dua sudut

pandangan yaitu menyediakan air dengan konsep panen air (water harvesting) dan

dengan konsep menjamin penghasilan air (water yield). Jumlah air yang dapat

dipanen tergantung pada jumlah aliran permukaan (run off) yang dapat digunakan,

sedang jumlah air yang dapat dihasilkan bergantung pada debit air tanah. Kedua

tujuan tersebut memerlukan perlakuan yang berbeda.

Untuk meningkatkan panenan air, infiltrasi dan perkolasi harus dikendalikan,

sedang untuk meningkatkan penghasilan air, infiltrasi dan perkolasi justru yang harus

ditingkatkan. Konsep penghasil air menjadi azas pengembangan sumber air di

kawasan beriklim basah, karena konsep panen air akan membawa resiko besar,

berupa peningkatan erosi dan juga akan banyak memboroskan lahan untuk

menampungnya.

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


1. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

2. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah

untuk dipertahankan keberadaannya sebagai Hutan tetap.

3. Hutan Lindung adalah Kawasan Hutan yang mempunyai fungsi pokok

sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,

mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan

memelihara kesuburan tanah.

4. Hutan Produksi adalah Kawasan Hutan yang mempunyai fungsi pokok

memproduksi hasil Hutan.

5. Tata Hutan adalah kegiatan menata ruang Hutan dalam rangka pengelolaan

dan pemanfaatan kawasan Hutan yang intensif, efisien, dan efektif untuk

memperoleh manfaat yang lebih optimal dan berkelanjutan.


6. Pemanfaatan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan Kawasan Hutan,

memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan Hasil Hutan Kayu dan bukan

kayu, memungut Hasil Hutan Kayu dan bukan kayu serta mengolah dan

memasarkan hasil Hutan secara optimal dan adil untuk kesejahteraan

masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.

7. Pemanfaatan Kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang tumbuh

sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan manfaat ekonomi

secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi utamanya.

8. Pemanfaatan Jasa Lingkungan adalah kegiatan untuk memanfaatkan potensi

9. Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan dan

mengusahakan hasil Hutan berupa kayu dengan tidak merusak lingkungan dan

tidak mengurangi fungsi pokoknya


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hutan merupakan sala satu sumber daya alam yang berperan penting di dunia

ini,terutama dalam ketahanan air dan pelestarian udara yang selama ini kita hirup.

Hutan juga berperan dalam melindungi dari longsor dan banjir di suatu daerah.

5.2 Saran

Saran semoga dari makalah ini,pembaca dapat menjaga hutan dan suwaka

yang ada di dalamnya.


DAFTAR PUSTAKA

Triastianti, Rita Dewi, et al. "Konservasi sumber daya air dan lingkungan melaluhi kearifan
lokal di desa margodadi kecamatan seyegan kabupaten sleman yogyakarta." Jurnal
Kawistara 7.3 (2018): 285-296.
SUPRAPTQ, EDI. "PARTISIPASILEMBAGA MASYARAKAT DALAM UPAYA KONSERVASI
SUMBER DAYA HUTAN (Kasus di Desa Temulus, Kecamatan Randublatung, Kabupaten
Blora, Provinsi Jawa Tengah)." (2000).
Rahmawaty, S., and M. F. Pertanian. "Hutan: Fungsi dan peranannya bagi
masyarakat." Program Ilmu Kehutanan. Universitas Sumatera Utara.< URL: http://www.
repository. usu. ac. id/bits tream/123456789/.../hutanrahmawaty6. pdf/> dikunjungi pada
tanggal 13 (2004).
Mustofa, Moh Solehatul. "Perilaku masyarakat desa hutan dalam memanfaatkan lahan di
bawah tegakan." Komunitas: International Journal of Indonesian Society and Culture 3.1
(2011).
Mislan, M., et al. "Penyusunan Aksi Restorasi Sub DAS Karang Mumudalam Perspektif
Ketahanan Air." Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS IX 2018, 2018.

Anda mungkin juga menyukai