Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH PERTANIAN BERLANJUT

“TM 7: Hidrologi dalam Lanskap Pertanian untuk Pertanian Berlanjut”

Disusun Oleh:

Nama : Dely Dahlia


NIM : 205040207111075
Kelas :G
Dosen : Dr. Ir. Sudarto, MS

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
A. Ringkasan Video
Video 1: DAS Rejoso, Pasuruan, Jawa Timur
Daerah Aliran Sungai (DAS) Rejoso menjadi DAS sumber kehidupan bagi
masyarakat bagian timur Pasuruan. DAS Rejoso memiliki umbula, yang di mana
umbula ini adalah salah satu mata air terbesar di Pulau Jawa yang mencakup daerah
Gresik, Sidoarjo dan Surabaya. DAS Rejoso sudah mengalami penurunan kondisi
karena adanya permasalahan di hulu, tengah, dan hilir. Aktifitas manusia seperti
pertanian yang tidak berkelanjutan, pembuatan sumur bor dan pemnafaatan air
sumur bor yang tidak efisien merupakan penyebab memburuknya kondisi DAS
Rejoso. Pada 10 tahun lalu debir air umbulan yang ada terjadi penurunan dari
6000L/detik menjadi 3600L/detik. Pada tahun 2016 program Rejoso dilaksanakan,
program ini membangun Kerjasama multi pihak untuk melindungi, mencari solusi,
dan melestarikan DAS Rejoso melalui skema imbal jasa lingkungan. Skema ini
nantinya akan mendorong masyarakat untuk menambah jumlah pohon atau
mempertahankan pohon di lahan, serta bisa mengelola lahan dengan lebih baik lagi.
Ada 28 ha dan 70 petani (bagian hulu) serta 78,3 ha dan 104 petani (bagian tengah)
yang ikut skema tersebut. Hal lain yang dilakukan yaitu membentuk FPDR (Forum
Peduli DAS Rejoso) 2018-2019 di hilir. Pada tahun 2019-2022 program Rejoso
akan berkonsentrasi pada bagian hilir DAS tersebut. Pada kegiatan tersebut,
program Rejoso menjelaskan terkait pembuatan dan pemanfaat sumur bor yang
aman dan dapat digunakan secara efisien dan memfasilitasi kelompok tani dan
masyarakat, sehingga mereka mampu untuk bernegosiasi dan mendapatkan akses
pendanaan untuk melakukan pertanian dan pengelolaan air secara berkelanjutan.
Video 2: The Permaculture Principles
Menurut David Holmgren terdapat 12 prinsip yang digunakan dalam
membentuk desain permakultur, yakni:
1. Mengamati dan Berinteraksi
Hal ini mendasari dari hal yang berkaitan dengan kondisi topografi, air,
tanah, tumbuh-tumbuhan, satwa liar, angin, api, dan manusia
2. Tangkap dan Simpan Energi
Energi bukan hanya listrik, tetapi air yang tersimpan merupakan energi
potensial dalam bentuk air irigasi untuk tanaman masa depan. Biomassa
hutan merupakan penyimpanan hidup bahan bangunan, bahan bakar, nutrisi
dan air. Sistem energi alternatif dapat mengubah angin, matahari, dan air
yang mengalir menjadi energi listrik. Jadi prinsip ini memberi arahan untuk
menangkap dan menumbuhkan surplus dalam sistem.
3. Dapatkan Hasil
Prinsip ini mendorong terkait kemandirian serta memberikan arahan dalam
mengambil hasil dari sistem permakultur.
4. Terapkan Pengaturan Mandiri dan Terima Umpan Bali
Prinsip ini mengarahkan untuk hidup dengan sederhana, membatasi
konsumsi kita sebab tidak ada orang lain yang akan melakukannya untuk
kita.
5. Gunakan dan Nilai Sumberdaya Terbarukan
Sumber daya terbarukan adalah mereka, yang mengisi dengan penggunaan
sederhana. Ini bisa berupa praktik kehutanan atau penangkapan ikan yang
berkelanjutan. Ini bisa berarti menanam kebun di lereng bawah hutan untuk
memanfaatkan aliran nutrisi dan air.
6. Tidak Menghasilkan Limbah
Seperti membuat kompos, membersihkan dan mendaur ulang greywater,
memperbaiki dan menggunakan kembali peralatan dan peralatan yang
rusak. Kurangi, gunakan kembali, perbaiki, daur ulang
7. Desain dari Pola hingga Detail
Mempelajari iklim, topografi, daerah aliran sungai, ekologi, dan untuk
mendapatkan gambaran besar tentang bagaimana dapat berinteraksi dengan
tanah dan masyarakat secara regeneratif, dan kemudian keputusan desain
didasarkan pada hal itu.
8. Mengintegrasikan daripada Memisahkan
Prinsip ini mengatakan bahwa semakin banyak hubungan antara bagian-
bagian sistem, semakin kuat, lebih produktif, dan semakin tangguh sistem.
9. Gunakan Solusi Kecil dan Lambat
Prinsip ini menunjukkan kepada manfaat dalam jangka waktu yang panjang.
10. Menggunakan dan Menghargai Keanekaragaman
Mengarahkan kepada perbanyakan keanekaragaman agar lebih produktif.
11. Gunakan Tepi dan Nilai Marginal
Prinsip ini seperti menambahkan pagar tanaman yang dapat dimakan di
sekitar padang hewan, dan di sepanjang jalan. Tepi adalah lokasi yang bagus
untuk menambah spesies atau zona habitat yang lebih produktif.
12. Menggunakan dan Merespons Perubahan Secara Kreatif
Prinsip ini lebih menekankan agar lebih berpikir kritis sehingga menjadi
lebih produktif.
Video 3: Hydrolic Effects of Reforestation in India
Komunitas Navadarshanam adalah komunitas di Negara India bagian Tamil
Nadu yang berusia 26 tahun. Komunitas ini telah mengambil lanskap tandus dan
melakukan pemanenan air yang ekstensif dan penghutanan yang ekstensif dan telah
mengubahnya menjadi hutan yang sangat produktif dengan sumber daya air yang
berkembang dengan sangat baik dan keanekaragaman spesies yang sangat besar di
lahanseluas 100 hektar ini. Komunitas ini terus mengalami perkembangan melalui
inovasi ide, eksplorasi, dan bahkan melakukan edukasi sebagai bentuk pencarian
energi alternatif untuk pangan dan pertanian tadah hujan. Adanya komunitas ini
mampu mengubah luasan hutan yang telah tandus menjadi lahan yang kembali
produktif melalui berbagai penerapan inovasi dan program yang dilakukan.
Komunitas ini dalam mempertahankan keberlanjutan hutan juga
mempertimbangkan keseimbangan ekologis dan berpegang teguh terhadap prinsip
harmoni spiritual. Melalui komunitas ini hutan yang kembali produktif menjadi
ekosistem yang sangat hidup yang mampu menopang kehidupan dengan sumber
energi, makanan, dan airnya.
Video 4: Farmers are Changin The World The World with REGENERATIVE
AGRICULTURE – Groundswell Short Film
Sudah 70 tahun lebih para petani ditekan untuk membuat pertanian dan
produksi pangan semakin terindustrialisasi melalui pembajakan intensif dan
penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Dengan adanya perubahan pertanian
menjadi pertanian dengan penerapan sistem industrial ini dapat menyebabkan
berbagai macam masalah degradasi tanah, terjadinya pemadatan tanah yang besar,
berbagai masalah pencemaran air, serta bencana alam seperti banjir dan erosi.
Dengan adanya permasalahan tersebut menyebabkan hilangnya luasan daratan yang
produktif. Oleh karena itu, diperlukan penerapan dan pengembangan sistem
alternative untuk regerasi tanah. Regenerasi tanah ini dilakukan untuk melindungi
dan meningkatkan retensi penyerapan air melalui penambahan tanaman tutupan
tanah dengan mulsa, dan pengurangan pengelolaan tanah melalui Teknik
pembajakan. Sedangkan untuk permasahan erosi tanah ini diperlukan penerapan
sistem pertanian yang lebih ramah lingkungan. Penerapan praktik pertanian
regenerative ini dapat menjaga emisi karbon di atmosfer dan menyimpannya di
dalam tanah. Hal tersebut bermanfaat sebagai sumber makanan bagi mikroba tanah
yang dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Pertanyaan:
1. Jelaskan permasalahan hidrologi yang dihadapi di lanskap yang disebutkan
dalam video yang anda pelajari?
Jawab:
Keadaan DAS Rejoso memiliki permasalahan hidrologi yang
dimana pada
beberapa tahun lalu sudah mengalami penurunan yang ditandai dengan
permasalahan di hulu, tengah, dan hilir; dan kekurangan air bersih.
Penurunan ini terjadi pada umbulan yang dimana mengalami penurunan dari
6000 L/detik menjadi 3600 L/detik. Ketika musim kemarau datang air yang
berasal dari sumbernya tidak mengalir lagi. Selain itu terdapat pula aktifitas
pertanian yang tidak berkelanjutan, dan juga pembuatan sumur bor serta
pemanfaatan air sumur bor yang tidak efisien menjadikan permasalahan
hidrologi pada DAS Rejoso.
2. Bagaimana prinsip-prinsip mengatasinya, jelaskan?
Jawab:
Berdasarkan permasalahan di DAS Rejoso, tentunya DAS Rejoso
membutuhkan strategi atau solusi untuk melestarikan DAS yaitu melalui
skema imbal jasa lingkungan. Solusi tersebut dapat diimbangi dengan 12
prinsip David Holmgren yaitu (a) mengamati dan berinteraksi, yang
meliputi iklim, topografi, air, tanah, tumbuh-tumbuhan, satwa liar, angin,
api dan manusia; (b) tangkap dan simpang energi, berkaitan dengan energi
alternatif; (c) dapatkan hasil, mendorong kemandirian dan memberi arahan
untuk menuai hasil dari system yang dilakukan; (d) terapkan pengaturan
mandiri dan terima umpan bali, mengarahkan hidup sederhana; (e) gunakan
dan nilai sumber daya terbarukan, menekankan bahwa tumbuhan dan hewan
berkembang biak; (f) tidak menghasilkan limbah, mendaur ulang limbang
agar bermanfaat bagi lingkungan; (g) mengintegrasikan daripada
memisahkan, semakin banyak hubungan maka akan semakin kuat; (h)
gunakan solusi kecil dan lambat, kearah jangka panjang; (i) menggunakan
dan menghargai keragaman, menjadi salah satu aspek kunci dalam
melestarikan habitat asli yang beragam; (j) gunakan tepi dan nilai marginal,
memanfaatkan lahan dengan optimal; (k) menggunakan dan merespons
perubahan secara kreatif.
3. Coba jelaskan langkah-langkahnya dalam mengimplementasikannya di
lapangan?
Jawab:
Langkah-langkah dalam mengimplementasikannya di lapangan
adalah dengan melakukan sistem pertanian yang berlanjut. Di daerah DAS
Rejoso masih belum menerapkan sistem pertanian yang berlanjut, sehingga
pertanian berlanjut ini sangat penting dalam menjaga ketersediaan air.
Selain itu perbaikan neraca air juga penting dilakukan untu meningkatkan
intersepsi dan kapasitas infiltrasi tanah, dengan neraca air ini juga dapat
diketahui potensi sumberdaya air yang masih belum dimanfaatkan dengan
optimal.

Anda mungkin juga menyukai