Lembar Kerja ”Siklus Hidrologi dalam Lansekap Pertanian”
1. Bagaimana kondisi manajemen lahan yang mempengaruhi ketidak
berlanjutan kondisi hidrologi pengunaan lahan berikut ini di masing-masing tutupan atau pengunaan lahan yang anda lihat dari foto-foto masing masing Land Unit (LU) dengan ranking 0 = tidak ada, 1
Kondisi LU1 LU 2 LU3 LU 4 LU LU 6
5 Manajemen Kanopi 4 4 3 1 1 0 Pengolahan Tanah : guludanm 1 2 2 4 4 1 parit dsb TutupanTanah 4 3 3 2 0 0 (Terbuka/Terturtup) Pemupukan 0 1 2 4 4 0 Pengendalian Hama, Penyakit 0 1 3 4 4 0 dan Gulma Irigasi, Drainase 1 1 2 4 4 1 Pengelolaan sampah/limbah 1 1 2 4 4 4 Keterangan : Kondisi masing-masing landuse silahkan lihat pada materi yang ada di vlm. = Sedikit, 2 = Sedang, 3 = Tinggi, 4 = sangat tinggi pengaruhnya: 2. Kondisi yang bagaimana masing-masing LU yang menyebabkan ketidak berlanjutan kondisi hidrologi pengunaan lahan? Jawab: Pada table LU1 merupakan hutan produksi alami memliki manajemen kegiatan budidaya yang dilakukan semaksimal mungkin tanpa merusak fungsi hutan sebagai hutan alami tidak berubah dari yang aslinya sehingga kondisi hidrologinya berkelanjutan. Pada LU2 yang merupakan hutan produksi yang memungkinkan mengganggu keberlanjutan kondisi hidrologi adalah mengenai pengolahan lahan dengan penerasan atau pembuatan parit, karena penggunaan hutan produksi inilah ketika salah dalam penerapan teras akan menyebabkan tingkat erosi yang tinggi sehingga apabila hujan akan menyebabkan akumulasi erosi ke sumber mata airsehingga terganggu keberlanjutannya. Pada LU3 penggunaan lahan yaitu kebun apel dan jeruk yang memungkinkan mengakibatkan ketidakberlanjutan kondisi hidrologi adalah pemupukan, pengendalian hama, penyakit dan gulma dengan bahan kimia akan mencemari kondisi air. Penggunaan irigasi dan drainasi yang tinggi mengakibatkan penggunaan air yang tinggi juga sehingga mempengaruhi dalam siklus hidrologi. Pada LU4 penggunaan lahan hortikultura yang mengakibatkan ketidakberlanjutan hidrologi yaitu pemupukan dan pengendalian hama, penyakit dan gulma yang menggunakan bahan kimia sehingga meninggalkan residu yang akan mempengaruhi kondisi hidrologi. Pada LU5 penggunaan lahan yaitu sawah, kondisi yang mengganggu keberlanjutan hidrologi adalah pemupukan, pengendalian hama, penyakit dan gulma dan irigasi dan drainasi. Penggunaan lahan sawah yang intensif ini sangatlah berpotensi dalam siklus hidrologi karena tidak tersedianya daerah resapan air sehingga air hujan yang turun ke bumi tidak diserap oleh tanah melainkan menjadi limpasan permukaan. Limpasan permukaan membawa lapisan atas tanah (partikel tanah) ikut terangkut air sehingga menyebabkan pencemaran air dan sedimen ke anak sungai dan sunga, sehingga aliran irigasi dan drainase juga terkena dampaknya air menjadi keruh dan tidak sehat untuk kebutuhan pertanian yang diusahakan. Pada LU6 penggunaan lahan kegiataan ,masyarakat atau pemukiman karena tidak ada tutupan lahan kecuali rumah, kemungkinan akan mengakibatkan masalah dalam keberlanjutan hidrologi karena kondisi lahan yang sudah berubah dari yang aslinya. Komponen Siklus Hutan Hutan Kebun Apel Sayuran Air Alami Tanaman Kentang Pinus Presipitasi (hujan) 100% 100% 100% 100% Aliran Lateral 100 100 100 100 Intersepsi 5 10 20 25 Lolos Tajuk 40 20 10 0 Infiltrasi 30 35 40 45 Perkolasi 10 10 5 5 Evapotranspirasi 10 10 5 5 Limpasan Permukaan 5 15 20 20
Keterangan : Jumah Aliran lateral+ intersepsi+ lolos tajuk+ infiltrasi+
Perkolasi+ Evapotranspirasi + Limpasan Permukaan = 100% (Tiap LU)
1. Berapa proporsi masing-masing komponen ketika terjadi hujan
100%? Jawab : table diatas 2. Berapa besarnya limpasan permukaan dari berbagai macam penggunaan lahan ini? Jawab: laju besarnya limpasan permukan berbanding lurus dengan aliran lateral + (lolos tajuk – infiltrasi), pada hutan alam limpasan permukaan yang didapat 25%, pada hutan tanaman pinus limpasan permukaan yang dihasilkan sebanyak 35%, pada kebun apel limpasan permukaan yang dihasilkan sebanyak 55%, dan pada lahan sayuran kentang limpasan permukaan 65%. 3. Komponen apa saja yang berbeda? Mengapa demikian?
Jawab: komponen dari setiap penggunaan lahan akan berbeda
beda sesuai dengan jenis lahannya, contohnya hutan alami akan memiliki tutupan lahan yang luas karena memeliki pohon dan tajuk yang maish terjaga sehingga terjadinya erosi dan limpasan permukaan akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan lahan lainnya seperti lahan tanaman semusim.