Anda di halaman 1dari 1

ONE PAGER CIREMAI

Sebuah kenyataan yang tak bisa diabaikan, bahwasannya dunia hari ini sedang menghadapi sebuah
tatangan Global. Ialah Perubahan Iklim yang kini dampaknya baik secara langsung maupun tidak,
mulai dirasakan oleh berbagai stakelholder di seluruh penjuru dunia. Di skala kota maupun desa,
private atau pemerintahan, cepat atau lambat pasti akan terdampak.

Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim kini, dibutuhkan peran bahu-membahu, Aksi gotong-
royong, dan komitmen bersama untuk segera bertindak menuntaskannya. Karena Anak cucu pewaris
bumi kelak akan menjadi taruhan masa depan. kelak, mereka juga yang akan menilai siapa nenek
moyang yang bertanggung jawab atas perubahan iklim serta bagaimana solusi menghadapi tatangan
perubahan ini.

Maka dari itu, Ciremai mengusulkan proposal aksi bersama, bahwasannya dalam penanganan
perubahan iklim perlu memperhatikan 3 faktor penentu yang juga dapat menjadi solusi
berkelanjutan, diantaranya:

• Kedaulatan pada Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan merupakan hal yang paling menentukan nasib kedaulatan sebuah
komunitas, tidak ada suatu negara yang dapat melakukan pembangunan dengan baik
sebelum mampu mewujudkan ketahanan pangannya terlebih dahulu. Pengembanagan
sumber pangan lokal seperti ubi jalar, padi, jagung, ubi kayu, dsb. Perlu didorong untuk
menjadi diversifikasi baru sumber pangan bagi dunia. Maka strategi kolaborasi potensi
alam dan inovasi teknologi, diyakini akan mampu mengisi kebutuhan pasar lokal maupun
global.
• Transisi Energi Baru dan Terbarukan

Setelah agenda G-20 Selesai, Negara Indonesia memperoleh kepercayaan dari global agar dapat
turut dengan proaktif mengawal tercapainya target NDC di skala lokal maupun global. Eskalasi
peran Indonesia di kancah G-20, diharapkan dapat menginspirasi seluruh penjuru dunia untuk
dapat fokus pada penangan perubahan iklim. Maka menjadi Penting untuk dicatat bahwa
transisi energi harus mampu menjadi terimplementasi dengan se-adil-adilnya, dengan
memperhatikan (1) akuntabilitas, transparan dan partisipatif (2) menghormati, memenuhi dan
melindungi hak asasi manusia (3) memenuhi keadilan ekologi (4) memenuhi keadilan ekonomi
dan (5) transformatif.

• Akselerasi Ekonomi Sirkular

Prisip ekonomi sirkular dalam proses produksi dan sistem pengoprasiannya, diyakini dapat
mengurangi 45% emisi dari industri, pertanian dan penggunaan lahan. Efisiensi energi dan
transisi ke energi terbarukan saja tidak cukup untuk menekan penurunan emisi, gas rumah kaca
yang terus meningkat. Efisiensi dan transisi merupakan hal yang vital namun hanya, dapat
menurunkan kurang lebih 55% dari emisi global. Untuk mencapai net-zero emission kita juga,
perlu merubah cara kita dalam proses produksi sebuah produk.

Anda mungkin juga menyukai