Anda di halaman 1dari 9

AdministrativA | Vol 2 Nomor 3 Tahun 2020

STRATEGI PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


PEMANFAATAN HUTAN KEMASYARAKATAN

Silya Putri Pratiwi1, Dian Kagungan 2, Eko Budi Sulistio3


1;2;3
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung
silyaputri4@gmail.com

Abstrak
Pengelolaan hutan dari sisi fungsi produksinya diarahkan menjadi pengelolaan yang berorientasi pada seluruh
potensi sumberdaya kehutanan dan berbasis pada pemberdayaan masyarakat. Gabungan Kelompok Tani Wana
Tekat Mandiri mengelola Hutan kemasyarakatan yaitu hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk
memberdayakan masyarakat.Maraknya penebangan hutan liar yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab diluar gabungan kelompok tani. Sehingga kelompok masyarakat yang melakukan penebangan hutan liar
tidak mendukung Pemerintah Daerah dalam melakukan pembinaan terhadap Gabungan kelompok Tani di wilayah
Kecamatan Sendang Agung.Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data, observasi, wawancara, dokumentasi. Hasil penelitian ini
menunjukan strategi pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dalam Pemanfaatan hutan kemasyarakatan
sudah berjalan dengan baik dan pelaksanaan strategi sudah dianggap berhasil di implementasikan, Strategi
pembinaan mempunyai tujuan pokok dalam kerangka kerja untuk mengembangkan rencana pembinaan dalam
melaksanakan kegiatan atau program Gapoktan Wana Tekad Mandiri, yaitu dengan cara mengembangkan
keahlian, mengembangkan pengetahuan serta mengembangkan sikap. Adanya strategi Pembinaan ini diharapkan
dapat memberikan suatu dampak pemberdayaan yang baik untuk masyarakat.

Kata Kunci: Strategi, Pembinaan, HKM, Gapoktan.

Abstract
Forest management in terms of its production function is directed towards management that is oriented towards all
potential forestry resources and is based on community empowerment. The Wana Tekat Mandiri Farmer Group
Association manages community forests, namely state forests whose main use is aimed at empowering the
community. The rampant illegal logging is carried out by irresponsible parties outside of the farmer group
association. So that community groups that carry out illegal logging do not support the Regional Government in
providing guidance to the Association of Farmer groups in the Sendang Agung District area.The type of research used
in this research is descriptive type with a qualitative approach, data collection techniques, observation, interviews,
documentation. The results of this study indicate that the strategy of community development and empowerment in
community forest utilization has been running well and the implementation of the strategy has been deemed
successful in implementation. The coaching strategy has a main objective in the framework of developing a coaching
plan in carrying out activities or programs of Gapoktan Wana Tekad Mandiri, namely by how to develop skills,
develop knowledge and develop attitudes. The existence of this coaching strategy is expected to have a good
empowering impact on the community.

Keywords: Strategy, Development, HKM, Gapoktan.

I. PENDAHULUAN penyediaan lapangan kerja, mendorong


Hutan merupakan harta kekayaan alam pengembangan wilayah, pertumbuhan
yang diatur oleh pemerintah agar ekonomi serta mempunyai peran penting
memberikan dampak positif terhadap sebagai sistem penyangga kehidupan dunia.
311
Copyright® 2020. Owned by Author(s),
published by Administrativa.
This is an open-acces article under CC-BY- SA License
Selain itu, hutan bagi masyarakat bukanlah Program perhutanan sosial, Pemerintah
hal yang baru melainkan salah satu sumber Daerah memiliki tugas dan kewenangan
daya alam yang mampu menyediakan bahan- antara lain melakukan sosialisasi perhutanan
bahan kebutuhan dasar masyarakat seperti sosial kepada masyarakat yang berada di
pangan, papan, obat-obatan, dan pendapatan dalam dan di sekitar hutan di wilayahnya,
keluarga, sehingga masyarakat memfasilitasi masyarakat dalam
mengupayakan pengelolaan hutan secara menyampaikan usulan permohonan
lestari agar mereka tetap bisa memanfaatkan perhutanan sosial yang ada di wilayahnya,
hasil hutan di masa mendatang (Purwoko, memfasilitasi masyarakat dalam kebijakan
2002). kerjasama dan kemitraan. Semangat untuk
Pemanfaatan hutan yang tidak disertai percepatan Program Community Base Forest
dengan upaya pelestarian akan menimbulkan Management (CBFM) melalui skema hutan
gangguan terhadap hutan seperti kemasyarakatan walaupun sudah berjalan
menurunnya produktivitas sumber daya alam lebih baik tetapi masih banyak mengalami
hutan. Menurut Forest Watch Indonesia kendala. Tidak hanya dibutuhkan
(2015), laju kerusakan hutan mencapai 1,1 pendampingan di tingkat lapang dan fasilitas
juta hektar per tahun pada periode 2009– yang diberikan Pemerintah Kabupaten atau
2013 yang disebabkan oleh kebakaran hutan Provinsi namun yang tidak kalah penting
dan semakin bertambahnya jumlah adalah dukungan politisi legislatif di dalam
penduduk, sehingga untuk memenuhi hal anggaran dan komitmen kepastian hak
kebutuhan hidup masyarakat mulai pengelolaan di dalam kawasan hutan dengan
merambah hutan. Salah satu alternatif kata lain penguatan peran Pemerintah
pemecahan masalah terhadap tekanan /Kesatuan pengelola hutan (KPH) dan
sumber daya hutan yaitu adanya program stakeholder dalam kegiatan pembinaan dan
pemerintah untuk melibatkan masyarakat pemberdayaan terhadap masyarakat tani
dalam melakukan pengelolaan kawasan hutan kemasyarakatan. Para pihak yang
hutan secara bersama-sama melalui program diharapkan berkomitmen adalah Pemerintah
hutan kemasyarakatan atau yang biasa Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat,
disebut HKM. Masyarakat, Kelompok Tani Hutan (KTH),
Hutan kemasyarakatan adalah hutan pemegang izin Hutan kemasyarakatan dan
negara yang pemanfaatan utamanya pihak lain. Legitimasi, kepastian pengelolaan
ditujukan untuk memberdayakan masyarakat diakui dan harus dibuktikan dengan adanya
setempat. Pihak yang menjadi pemohon perizinan IUPHkm (Izin Usaha Pengelolaan
untuk hutan kemasyarakatan ini adalah ketua Hutan kemasyarakatan).
kelompok masyarakat, ketua gabungan Pendekatan pengelolaan hutan yang
kelompok tani hutan, ketua koperasi. Hutan melibatkan masyarakat ini dikenal dengan
kemasyarakatan hanya diberlakukan di kehutanan masyarakat (social forestry),
kawasan hutan lindung dan hutan produksi. Abidin dalam (Melly. Dkk: 2018) menyatakan
Perhutanan Sosial yaitu adalah sebuah bahwa pengelolaan hutan dari sisi fungsi
sistem pengelolaan hutan lestari yang produksinya diarahkan menjadi pengelolaan
dilaksanakan dalam sebuah kawasan hutan yang berorientasi pada seluruh potensi
negara atau hutan hak/hutan adat yang sumberdaya kehutanan dan berbasis pada
dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau pemberdayaan masyarakat. Thomson
masyarakat hukum adat sebagai pelaku menyatakan bahwa pemberdayaan
utama untuk meningkatkan suatu masyarakat setempat di dalam dan atau di
kesejahteraan, keseimbangan lingkungan dan sekitar hutan dimaksudkan untuk
dinamika sosial budaya dalam bentuk hutan meningkatkan kemampuan dan kemandirian
desa, hutan kemasyarakatan, hutan tanaman masyarakat dalam pemanfaatan hutan dalam
rakyat, hutan adat dan kemitraan kehutanan rangka social forestry. Agung mengemukakan
(Sumber: Peraturan Menteri Lingkungan bahwa tujuannya adalah untuk meningkatkan
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia kesejahteraan masyarakat setempat dan
Nomor P.83/Men LHK/Setjen/Kum.1/2016 terwujudnya pengelolaan hutan yang
tentang Perhutanan Sosial). lestariIzin kelola kebijakan Hutan
312
Copyright® 2020. Owned by Author(s),
published by Administrativa.
This is an open-acces article under CC-BY- SA License
AdministrativA | Vol 2 Nomor 3 Tahun 2020
Kemasyarakatan di Kecamatan Sendang
Agung kabupaten Lampung Tengah terhadap II. TINJAUAN PUSTAKA
Gabungan kelompok Tani Wana Tekad
Mandiri di awali dengan proses Sosialisasi , Konsep Strategi
Pembinaan dan Pemberdayaan terhadap Strategi ialah langkah dan cara yang akan
anggota kelompok yang tergabung dalam digunakan sebuah organisasi dalam mencapai
Gabungan kelompok Tani Wana Tekad sebuah tujuan. Seperti menurut Salusu,
Mandiri tersebut . Gabungan Kelompok Tani strategi ialah suatu seni menggunakan
Wana Tekat Mandiri mengelola Hutan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi
kemasyarakatan yaitu hutan negara yang untuk mencapai sasarannya melalui
pemanfaatan utamanya ditujukan untuk hubungannya efektif dan lingkungan dalam
memberdayakan masyarakat setempat kondisi yang paling mengutungkan (Salusu,
sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan 2006).
Menteri Kehutanan Republik Indonesia Menurut Nawawi dari sudut etimologis
No.P.13/Menhut-II/2011 juncto Peraturan penggunaan kata ‘ Strategik’ dalam
Menteri Kehutanan Republik Indonesia manajemen sebuah organisasi dapat
Nomor P.88/Menhut-II/2014 dan Peraturan diartikan sebagai kiat, cara, dan taktik utama
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang merancang secara sistematik dalam
Republik Indonesia Nomor P.83/Men melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang
LHK/Setjen/Kum.1/2016 tentang terarah ada tujuan strategi organisasi
Perhutanan Sosial. (Nawawi, 2012).
Pemerintah Daerah memiliki tugas dan Menurut Hatch strategi muncul sebagai
kewenangan antara lain melakukan bidang tersendiri dalam teori organisasi pada
sosialisasi perhutanan sosial kepada akhir dekade 1950-an, tidak lama setelah
masyarakat yang berada di dalam sekitar berkembangnya perspektif modern atau teori
hutan di wilahnya kecamatan Sendang Agung, sistem. Kemudian Robbins menambahkan
memfasilitasi serta membina masyarakat bahwa di masa sebelumnya, strategi hanya
dalam menyampaikan usulan permohonan dianggap sebagai salah satu variabel yang
perhutanan sosial yang ada di wilayah menentukan terhadap struktur organisasi
Kecamatan Sendang Agung. (Kusdi, 2009).
Sejak tahun 2016 sampai dengan 2019 ada Dapat disimpulkan bahwa menurut para
semacam ketakutan dari kelompok tani ahli tentang pengertian strategi secara garis
sebab, maraknya penebangan hutan liar yang besar, strategi adalah seni cara dalam
dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung menggunakan alat, langkah menyusun
jawab diluar gabungan kelompok tani. rencana tercapainya tujuan dengan baik dan
Sehingga kelompok masyarakat yang terlaksana dengan efektif serta tepat sasaran.
melakukan penebangan hutan liar tidak Suatu tujuan yang akan dicapai dalam suatu
mendukung Pemerintah Daerah dalam organisasi yang memiliki dampak jangka
melakukan pembinaan terhadap Gabungan panjang dan berorientasi untuk masa depan.
kelompok Tani di wilayah Kecamatan
Sendang Agung. Selain itu, kendala Manajemen Strategi
Pemerintah untuk memberikan Pembinaan Manajemen strategi menurut David ialah
terhadap Gabungan Kelompok Tani adanya sebuah seni dan sains dalam
keterbatasan jarak, Sumber Daya Manusia memformulasikan, mengimplementasikan,
Way Waya 7 Tangkit Tebak dan keterbatasan dan mengevaluasi keputusan lintas
Anggaran (Sumber: Hasil wawancara Pra- fungsional yang memuat organisasi dapat
riset, 14 Oktober 2019). memperoleh tujuannya. Manajemen strategi
Berdasarkan dari hal tersebut, peneliti berfokus pada pengintegrasian manajemen,
ingin meneliti lebih jauh mengenai Strategi pemasaran, keuangan dan akuntansi,
Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat produksi dan oprasi, penelitian dan
dalam Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan pengembangan serta sistem informasi untuk
( Studi di Gapoktan di Kecamatan Sendang
Agung Kabupaten Lampung Tengah ).
313
Copyright® 2020. Owned by Author(s),
published by Administrativa.
This is an open-acces article under CC-BY- SA License
memperoleh kesuksesan organisasi (David, Dari beberapa tahapan diatas, maka
2004). peneliti akan berfokus pada tahap
Implementasi Stategi karena peneliti ingin
Manajemen strategi memiliki pengertian mengetahui bagaimana proses Pembinaan
yang sangat banyak, baik secara teoritis dan Pemberdayaan Gabungan Kelompok Tani
maupun dalam praktik manajemennya. Salah Kashuri Wana Tekad Mandiri kecamatan
satunya pendapat Wheelen Hunger sendang Agung
Manajemen strategi adalah serangkaian
keputusan dan tindakan manajerial yang Implementasi Strategi
menentukan kinerja perusahaan dalam
jangka panjang. Manajemen strategi David mengungkapkan bahwa dalam
menekankan dan mengutamakan mengimplementasikan strategi
pengamatan dan evaluasi mengenai peluang mempengaruhi organisasi dari puncak hingga
dan ancaman lingkungan eksternal dasar, termasuk area-area fungsional dan
perusahaan dengan melihat kekuatan dan divisional bisnis. Bahkan rencana strategi
kelemahan dalam lingkungan internal yang sempurna secara teknis akan hanya
perusahaan (Umar, 2010). memberikan sedikit tujuan jika tidak
diimplementasikan. Sifat dari implementasi
Berdasarkan para ahli diatas maka peniliti strategi adalah dikelola selama tindakan,
menyimpulkan bahwa manajemen strategi berfokus pada efisiensi, utamanya pada
merupakan keputusan dan tindakan yang proses operasional, masyarakat motivasi
berpengaruh terhadap jalannya organisasi khusus dan kemampuan kepemimpinan, serta
terhadap keberhasilan dan kegagalan dalam koordinasi antara banyak individual (David,
mencapai tujuan. 2016).
Menurut Wheelen dan Hunger
Proses Manajemen Strategi mengartikan implementasi strategi sebagai
David menyatakan bahwa proses proses dimana manejemen mewujudkan
manajemen strategi memiliki 3 tahap (David, strategi dan kebijaknnya dalam tindakan
2004), yaitu : melalui pengembangan program, anggaran,
1. Perumusan strategi termasuk dan prosedur . proses tersebut mungkin
mengembangkan misi bisnis, mengenali meliputi perubahan budaya secara
peluang dan ancaman perusahaan, menyeluruh, struktur dan atau sistem
menetapkan kekuatan dan kelemahan manajemen dari organisasi secara
internal, menetapkan objektif jangka keseluruhan. Kecuali ketika diperlukan
panjang, menghasilkan strategi alternatif, perubahan secara drastis pada perushaan,
dan memilih strategi tertentu untuk secara khusus dengan pertimbangan dari
dilaksanakan. manajemen puncak. Kadang-kadang dirujuk
2. Implementasi strategi, menuntut sebagai perencanaa operasional,
perusahaan untuk menetapkan objektif implementasi strategi sering melibatkan
tahunan, melengkapi dengan kebijakan, keputusan sehari-hari dalam alokasi sumber
memotivasi karyawan, dan daya
mengalokasikan sumber daya sehingga
strategi yang dirumuskan dapat III. METODE PENELITIAN
dilaksanakan. Tipe penelitian yang digunakan dalam
3. Evaluasi strategi, merupakan tahap akhir penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dalam manajmen strategi, terdapat tiga dengan menggunakan metode penelitian
macam aktivitas mendasar untuk
kualitatif. Adapun fokus penelitian ini adalah
mengevaluasi strategi, yaitu menijau mendeskripasikan bagaimana proses
faktor-faktor ekternal dan internal yang
perumusan kebijakan publik berwawasan
menjadi dasar strategi yang sekarang, budaya dan peran aktor didalamnya.
mengukur perestasi, dan mengambil Sedangkan jenis dan sumber data penelitian
tindakan korektif..
terdiri dari data primer dan data skunder,

314
Copyright® 2020. Owned by Author(s),
published by Administrativa.
This is an open-acces article under CC-BY- SA License
AdministrativA | Vol 2 Nomor 3 Tahun 2020
data primer diperoleh dari hasil wawancara anggota kelompok tani khususnya, yang
dengan informan dan observasi secara ditandai dengan adanya kemitraan dengan
langsung ke lapangan. Sedangkan data pihak lain, dan adanya pemupukan modal
sekunder diperoleh dari sumber-sumber usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan
buku cetak, dokumentasi dan beberapa hasil usaha kegiatan kelompok.
sumber yang bersal dari situs internet yang
Strategi Pembinaan Masyarakat Dalam
berhubungan dengan tujuan penelitian.
Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan di
Analisis data pada penelitian yang bersifat
Kecamatan Sendang Agung Kabupaten
kualitatif berlandassan pada penggunaan
Lampung Tengah
keterangan secara lengkap dan mendalam
dalam menginterprestasikan data tentang Strategi pembinaan masyarakat dalam
variabel, bersifat non-kuantitatif dan pemanfaatan hutan kemasyarakatan di
dimaksudkan untuk melakukan eksplorasi Kecamatan Sendang Agung Kabupaten
mendalam dan tidak luas dalam fenomena. Di Lampung Tengah adalah sebelum
dalam penelitian ini penulis sependapat melaksanakan program atau kegiatan dalam
dengan Mile dan Huberman dalam Sugiyono pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan sangat
(2012 : 247), menyebutkan ada tiga langkah diperlukan adanya pembinaan masyarakat
pengolahan data kualitatif, yakni reduksi data yang dilakukan oleh Kesatuan Pengelola
(data reduction), penyajian data (data Hutan terhadap ketua Gapoktan, sub
display), dan penarikan kesimpulan kelompok atau masyarakat di Kecamatan
(conclusion drawing and verification). Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah
yang sudah bergabung agar pelaksanaan
program bisa berjalan dengan baik sesuai
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN seperti yang sudah di musyawarahkan
bersama. Strategi pembinaan mempunyai
Berdasarkan hasil penelitian pada subbab tujuan pokok dalam kerangka kerja untuk
sebelumnya, maka peneliti melakukan mengembangkan rencana pembinaan dalam
pembahasan terkait hasil temuan di lapangan. melaksanakan kegiatan atau program
Tahap ini peneliti melakukan pembahasan Gapoktan Wana Tekad Mandiri, yaitu dengan
berdasarkan fokus penelitan yang telah cara mengembangkan keahlian,
ditetapkan, serta data dari hasil penelitian mengembangkan pengetahuan serta
yang diperoleh selama penelitian mengembangkan sikap. Sebelum
berlangsung. Adapun pembahasan mengenai melaksanakan program atau kegiatan ini
“Peranan Sai Batin Kerajaan Adat Paksi Pak harus melakukan perencanaan agar dapat
Sekala Bekhak Dalam Perumusan Kebijakan berjalan sesuai yang diinginkan oleh
Publik Berwawasan Budaya di Kabupaten penyuluh ataupun masyarakat dan bisa dapat
Lampung Barat” akan dideskripsikan sebagai dipahami. Berdasarkan Strategi Pembinaan
berikut: Masyarakat Dalam Pemanfaatan Hutan
Kemasyarakatan di Kecamatan Sendang
Gabungan kelompok tani yang kuat dan Agung Kabupaten Lampung Tengah menurut
mandiri dapat dilihat dengan adanya Mathis (2002) ada beberapa tujuan
pertemuan pengurus secara berkala dan pembinaan yaitu sebagai berikut:
berkesinambungan oleh para pelaksana
sesuai dengan kesepakatan bersama dan Pengembangan pengetahuan terhadap
setiap akhir pelaksanaan dilakukan evaluasi anggota Gapoktan Wana Tekad Mandiri
secara partisipasi, memiliki aturan atau Pengembangan pengetahuan terhadap
norma yang disepakati dan ditaati bersama, anggota Gapoktan Wana Tekad Mandiri untuk
juga memiliki pencatatan atau memberikan dan meningkatkan suatu
pengadministrasian organisasi yang rapih, pengetahuan kepada anggota Gapoktan yang
sehingga dapat memfasilitasi kegiatan- diberikan oleh penyuluh yang sudah di tunjuk
kegiatan usaha bersama disektor hulu dan langsung oleh KPH seperti pengetahuan
hilir, serta pelayanan informasi dan teknologi tentang peraturan-peraturan kehutanan.
untuk usah para petani umumnya dan Pengetahuan diberikan dalam bentuk
315
Copyright® 2020. Owned by Author(s),
published by Administrativa.
This is an open-acces article under CC-BY- SA License
sosialisasi kepada masyarakat Gapoktan masyarakat sekitar hutan untuk
Wana Tekad Mandiri sosialisasi yang mendapatkan pengembangan kapasitas dan
diberikan tentang pengetahuan kehutanan, memberikan akses dalam rangka peningkatan
peraturan kehutanan yang harus diterapkan kesejaterahan masyarakat.
kepada masyarakat.
Pengembangan keterampilan terhadap Pemberdayaan dalam melakukan
anggota Gapoktan adalah untuk bimbingan dan konseling harus dapat
meningkatkan kemampuan dan juga berjalan dengan baik karena pemberdayaan
keterampilan antara anggota untuk dalam melakukan bimbingan sangat penting
mengetahui seberapa pentingnya melakukan dalam organisasi. Bimbingan atau melatih
tugas yang diberikan dalam sebuah memberikan pengetahuan kepada
organisasi. Pengembangan keterampilan yang masyarakat untuk menjalakan tugas-tugas
dilakukan oleh penyuluh yang ditunjuk oleh yang sudah diberi. Apabila masyarakat tidak
KPH ataupun PKSM untuk masyarakat diberikan bimbingan dan konseling maka
Gapoktan Wana Tekad Mandiri. masyarakat hanya diberikan pengetahuan
Pengembangan keahlian dilakukan untuk tanpa penyuluh langsung menerapkan
melatih masyarakat dalam melakukan tugas masyarakat.
masing-masing.
Pelatihan untuk meningkatkan dan
pengetahuan menggunakan strategi yaitu
Sikap kerjasama terhadap sesama anggota
peningkatan kesadaran, pengetahuan,
Gapoktan sangat dibutuhkan agar program
keterampilan dan sikap-sikap orang di dalam
atau kegiatan dapat berjalan dengan
organisasi supaya memiliki kemampuan
semestinya. Sebab dalam sebuah organisasi
untuk menyikapi bagaimana nanti dapat
bukan hanya ada 1 orang melainkan lebih
memecahkan permasalahan yang
dari 2 orang maka sesuai dengan apa yang
dihadapinya. Pengetahuan untuk
sudah di rencanakan sebelumnya anggota
memecahkan masalah dalam kelompok
Gapoktan dapat menerapkan pengembangan
Gapoktan Wana Tekad Mandiri pada akhirnya
sikap kerjasama. Pentingnya pengembangan
membantu dalam penyelesaian masalah yang
sikap kerjasama terhadap sesama anggota
dihadapi, antara lain melalui penerapan atau
Gapoktan Wana Tekad Mandiri sebagai
pelaksanaan kegiatan musyawarah untuk
kelompok dalam organisasi mendapatkan
mendapat solusi yang baik.
banyak manfaat dari anggota kelompok lain,
membimbing dan memberi inspirasi dimana Pelatihan dalam strategi kebijakan dan
semua kelompok dapat mempengaruhi perorganisasian masyarakat terhadap
motivasi para anggota Gapoktan Wana Tekad Gapoktan Wana Tekad Mandiri harus
Mandiri dalam menggunakan cara-cara baik. dilakukan supaya mencapai beberapa tujuan
yang baik untuk sebuah organisasi,
Membantu memecahkan persoalan
Strategi pemberdayaan masyarakat dalam
operasional dengan cepat dan tepat apalagi
pemanfaatan hutan kemasyarakatan di
organisasi Gapoktan Wana Tekad Mandiri
Kecamatan Sendang Agung Kabupaten
bukan organisasi yang kecil tetapi organisasi
Lampung Tengah
yang lumayan besar yang terdiri dari 3.309
Strategi pemberdayaan masyarakat adalah anggota kelompok yang bergabung.
dimana upaya Gapoktan Wana Tekad Mandiri Memberikan kemampuan yang lebih tinggi
meningkatkan kemampuan dan dalam melaksanakan tugas dalam bekerja
melaksanakan kegiatan yang memiliki tujuan sehingga hasil yang dicapai akan maksimal.
yang jelas dan harus dicapai. Menurut Neta
Kendala-kendala yang dialami oleh
(2019) setiap pelaksanaan pemberdayaan
Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) dalam
masyarakat perlu dilandasi dengan strategi
Implementasi Melalui Program
kerja tertentu demi keberhasilan untuk
Pembinaan dan Pemberdayaan
mecapai tujuan yang diinginkan sesuai yang
Masyarakat dalam Pemanfaatan Hutan
sudah di rencankan serta kemandirian
Kemasyarakatan
316
Copyright® 2020. Owned by Author(s),
published by Administrativa.
This is an open-acces article under CC-BY- SA License
AdministrativA | Vol 2 Nomor 3 Tahun 2020
Kendala adalah halangan rintangan V. PENUTUP
dengan keadaan yang membatasi,
menghalangi atau mencegah pencapaian Simpulan
sasaran. Dalam hal ini kendala yang akan
dikaji adalah kendala yang terjadi oleh KPH Berdasarkan hasil penelitian dapat
dalam melakukan program pembinaan dan disimpulkan bahwa strategi pembinaan
pemberdayan masyarakat dalam masyarakat dalam pemanfaatan hutan
pemanfaatan hutan kemasyarakat di kemasyarakatan di Kecamatan Sendang
Gapoktan Wana Tekad Mandiri terkadang Agung Kabupaten Lampung Tengah yaitu:
tidak berjalan sesuai yang diinginkan, karena meliputi 3 point strategi pembinaan
pada hakekatnya dalam melakukan program masyarakat dalam pemanfaatan hutan
atau melakukan turun lapangan ada saja kemasyrakatan di Kecamatan Sendang Agung
kendala yang dihadapi. Beberapa kendala Kabupaten Lampung Tengah.
yang dialami oleh KPH yaitu kendala internal Pengembangan pengetahuan bagi anggota
dan kendala eksternal bahkan kendala juga Gapoktan Wana Tekad Mandiri bertujuan
dirasakan oleh Gapoktan Wana Tekad meningkatkan pengetahuan kepada anggota
Mandiri. Gapoktan Wana Tekad Mandiri yang
diberikan oleh penyuluh yang sudah di tunjuk
Kendala internal atau kendala didalam langsung oleh KPH seperti melakukan
sebuah organisasi yang menyebabkan kegiatan sosialisasi tentang inovasi, serta
program atau kegiatan terhambat. Kendala pengetahuan tentang peraturan-peraturan
internal juga disebabkan oleh masyarakat kehutanan. Pengembangan keterampilan
atau anggota Gapoktan Wana Tekad itu bagi anggota Gapoktan Wana Tekad Mandiri
sendiri yang menyebabkan program atau bertujuan memberikan pelatihan
kegiatan terhambat dan dapat menyebabkan administratif dan pembinaan peningkatan
kegiatan tidak dapat berjalan lancar sesuai keterampilan antar anggota Gapoktan untuk
yang diinginkan. Kendala dalam sebuah mengetahui seberapa pentingnya melakukan
kelompok Gapoktan Wana Tekad Mandiri tugas yang diberikan dalam sebuah
adalah tentang administrasi dimana masih organisasi.
adanya masyarakat yang tidak mematuhi
peraturan dan sewenang-wenang Saran
menyalahgunakan hutan padahal sudah ada Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka
peraturan dan surat izin yang sudah di peneliti memberikan beberapa saran, yaitu :
terapkan.
1. Pelatihan tentang Administrasi lebih
Selain kendala internal Gapoktan Wana ditingkatan dan diterapkannya
Tekad Mandiri juga menghadapi kendala peraturan bagi masyarakat Gapoktan
eksternal dimana kondisi ini dapat membuat Wana Tekad Mandiri agar tidak
organisasi tidak berjalan dengan lancar. Tidak terjadi penggarapan secara liar atau
semua program atau kegiatan dalam sewenang-wenang.
organisasi bisa berjalan dengan baik 2. Diberikannya bimbingan kepada
adakalanya terdapat beberapa kendala maka masyarakat agar pengetahuan
disini Gapoktan Wana Tekad Mandiri kelompok Gapoktan Wana Tekad
terdapat kendala eksternal. Kendala eksternal Mandiri atau masyarakat lebih luas
bisa muncul dari berbagai macam dari dalam dan menerapkan tugas atau peraturan
organisasi tersebut atau diluar organisasi yang diberikan oleh penyuluh tentang
yang dilakukan oleh masyarakat atau juga kehutanan dapat berjalan dengan
kendala dari kejadian yang tidak terduga. baik.
Kendala eksternal ini dapat dikatakan 3. Pemerintah seharusnya lebih cepat
stakeholder, yaitu semua pihak yang dan tanggap dengan pengaduan
berkepentingan dan mempunyai pengaruh ataupun adanya masalah dalam
terhadap program. organisasi kelompok Gapoktan Wana
Tekad Mandiri dengan melakukan
317
Copyright® 2020. Owned by Author(s),
published by Administrativa.
This is an open-acces article under CC-BY- SA License
musyawarah dalam memecahkan dan Mardikanto, Totok, dan Soebianto, Poerwoko.
mencari solusi yang terbaik. 2015. Pemberdayaan Masyarakat. Edisi
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat Revisi. ALFABETA. Bandung
dalam mengikuti dan menghadiri
sosialisasi yang dilakukan penyuluh Mathis Robert, Jackson John. 2002.
dengan tidak adanya kesalahpahaman Manajemen Sumber Daya Manusia.
komunikasi antar anggota Gapoktan Jakarta: Salemba empat
Wana Tekad Mandiri.
5. Dinas Kehutanan dapat Mely, Oktarine. DKK. 2018. Peran Perum
mengalokasikan anggaran dana Perhutani Dalam Pembinaan
kepada kelompok Gapoktan Wana Masyarakat Sekitar Hutan. Lampung:
Tekad Mandiri yang sudah (online)
mengajukan supaya dapat Nawawi, Hadari. Manajemen Strategik
memperbaiki jalan dan juga Organisasi Non Frofit Bidang
memenuhi anggaran untuk Pemerintahan ( Dengan Ilustrasi
mengembangkan usaha kepada Dibidang Pendidikan ). ( Yogyakarta:
masyarakat di sekitar hutan . Gadjah Mada, 2012 ), Hlm. 147.

Neta, Yulia. Kagungan, Dian. DKK. 2019.


Hutan Kemasyarakatan, “ Hutan Lestari
VI. DAFTAR PUSTAKA Masyarakat Sejaterah Mandiri “.
Lampung. Penerbit: Pusaka Media
Buku
Asep Yunan Firdaus. 2018. Panduan Praktis
Rosalinda, Emi. 2008. Hutan Kemasyarakatan.
Penerapan Kebijakan Perhutanan
ALFABETA. Bandung
Sosial: Kerangka Pencepatan Reformasi
Sugiyono, 2016. Metode penelitian Kuantitatif
Tenurial Hutan . Bogor, Indonesia:
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
CIFOR.
Salusu, J. 2006. Pengambilan keputusan
David, Fred R., dan Forest R. David,
stratejik untuk organisasi publik dan
Manajemen Strategik : Suatu
organisasi nonprofit. Jakarta: PT. Gramedia
pendekatan Keunggulan Bersaing_
Widiasarana Indonesia.
konsep, Terj. Novita Puspasari dan Liza
Umar, Husein. 2010. Desain penelitian
Nurbani Puspitasari, ( Jakarta : Selemba
manajemen strategik. Jakarta: PT. Raja
Empat, 2016)
Grafindo Persada.
David, F.R. 2004. ”Manajemen Strategis:
Wheele, Thomas. L. And J. Dvid, Hunger. 2001.
Konsep. Edisi ketujuh”. PT.
Manajemen Strategis Edisi
Prenhallindo, Jakarta.
Kelima.Yogyakarta: Penerbit Andi.
Ivancevich, John M, Robert Konopaske dan
Sumber Jurnal :
Michael T Matteso, 2009. Perilaku
Kagungan. D., 2012. Kebijakan Hutan
dan Manajemen Organisasi, Edisi Ketujuh,
Kemasyarakatan (HKm) di Kabupaten
Erlangga, Jakarta.
Tanggamus Provinsi Lampung. Bandar
Lampung: Jurnal Administrasi Publik.
Kagungan. Dian, 2012. Kebijakan Hutan
Vol. 2, No. 1
Kemasyarakatan (HKm) di Kabupaten
Kagungan, D., Neta, Y., & Kaskoyo, H. (2019).
Tanggamus Provinsi Lampung. Bandar
Membangun Kemandirian Masyarakat
Lampung: Jurnal Administrasi Publik.
Tani Hutan Kemasyarakatan Melalui
Vol. 2, No. 1
Penguatan Peran Stakeholders Dalam
Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan
Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan.
Administrasi. Jakarta: Salemba
Prosiding Sefila, 103-112.
Humanika
Sumber Dokumen :

318
Copyright® 2020. Owned by Author(s),
published by Administrativa.
This is an open-acces article under CC-BY- SA License
AdministrativA | Vol 2 Nomor 3 Tahun 2020
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.83/Men LHK/Setjen/Kum.1/2016
tentang Perhutanan Sosial

319
Copyright® 2020. Owned by Author(s),
published by Administrativa.
This is an open-acces article under CC-BY- SA License

Anda mungkin juga menyukai