Anda di halaman 1dari 9

Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768

Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 58 - 66

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN


HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM)
DI DESA GIRIMULYO KECAMATAN JOGOROGO
KABUPATEN NGAWI

Moh. Ngabdani1, Chatarina Muryani2, R. Sudaryanto2

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah : 1). Mengetahui pelaksanaan pengelolaan hutan bersama
masyarakat (PHBM) di Desa Girimulyo Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi. 2). Mengetahui
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan bersama msyarakat. 3). Mengetahui upaya Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ngawi dalam pelaksanaan PHBM di desa Girimulyo
kecamatan Jogorogo.
Penelitian ini menggunakan metode survey. Data yang dikumpulkan ini adalah data
primer dan sekunder, data yang terkumpul di analisis dengan analisis diskripsif. Hasil penelitian
menunjukaan bahwa : 1). Partisipasi masyarakat di desa Girimulyo dalam pelaksanaan
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) cukup baik dilihat dari berbagai kegiatan
teknis kehutanan maupun non teknis kehutanan.2)Implementasi Pengelolaan Hutan Bersama
Masyarakat (PHBM) di desa Girimulyo Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi berjalan dengan
baik dilihat dari berbagai data administratifnya. 3). Peran Dinas Kehutanan Dan Perkebunan
Kabupaten Ngawi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat pada program PHBM ini
diwujudkan melalui penugasan tenaga pendamping lapang PHBM yang berasal dari unsur
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan dari unsur tenaga penyuluh lapang kehutanan sangat
direspons baik oleh LMDH di desa Girimulyo dalam rangka pemantapan kelembagaan LMDH.

Kata Kunci : Hutan, Partisipasi masyarakat, Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat.

PENDAHULUAN hutan menjamin ketersediaan pasokan air


Hutan bagi Indonesia adalah sumber bersih dan memelihara kesuburan tanah.
daya alam yang paling penting dan sekaligus Hutan pun menjadi alas kebudayaan
berfungsi sebagai sumber keanekaragaman kehutanan yang kaya raya bagi komunitas-
spesies dan genetik, mesin pemroses, gudang komunitas yang berada di dalam dan di
raksasa penyimpan karbon serta stabilisator sekitar hutan.(Simon,2000).
iklim dunia. Pada ranah lokal, kehadiran

*1 Staff Mengajar MAN Paron Ngawi


*2 Staff Mengajar Magister PKLH FKIP UNS 58
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 58 - 66

“Forest are a nation asset , a global Pengelolaan hutan dengan paradigma


public good, and central to the livehood of timber management yang bertujuan untuk
many of the 36 million Indonesia living in menghasilkan kayu berkembang pesat di
proverty. Forest governance touches negara-negara maju, khususnya negara-
fundamental and democratic choice in nearly negara Eropa Barat dan Amerika Utara.
every district in Indonesia – 70% of the Akan tetapi perkembangan yang terjadi
countr’s land. Forest policy reform processes tersebut tidak langsung dapat diterapkan di
address real issues that are central to the negara-negara berkembang. Bahkan pada
rural economy and the poor, build voice and paruh kedua abad 20 terjadi kerusakan hutan
accountability, and angage governments and yang cukup parah di beberapa Negara
people in building good governance practice berkembang pasca perang dunia II.
together” (Word Bank 2009 : 2) “Hutan bagi Kerusakan hutan dinegara berkembang yang
Indonesia merupakan asset nasional, umumnya baru merdeka memerlukan modal
komoditi masyarakat global, dan sumber untuk menjalankan roda pemerintahan dan
penghidupan utama bagi sekitar 36 juta roda pembangunan. Modal pembangunan
masyarakat Indonesia yang hidup dalam yang tersedia dengan mudah adalah
kemiskinan. Tata pemerintahan kehutanan sumberdaya alam berupa bahan tambang dan
menyentuh isu dasar pengelolaan aset dan sumberdaya hutan. Disamping itu dengan
pilihan demokratis di hampir setiap wilayah laju pertambahan penduduk yang pesat
kabupaten/kota di Indonesia yang meningkatkan kebutuhan akan lahan
menempati 70% dari daratan Indonesia. pertanian, perumahan yang berdampak pada
Proses reformasi kebijakan kehutanan alih fungsi kawasan hutan. Disisi lain
mengangkat isu nyata yang penting bagi Negara-negara berkembang belum
ekonomi pedesaan dan rakyat miskin, menguasai ilmu pengelolaan hutan . kondisi
membangun suara keterlibatan dan ini mengakibatkan hutan mengalamai
akuntabilitas serta mempertemukan kerusakan yang cukup parah.(Awang.2004)
pemerintah dan masyarakat dalam Dalam perkembanganya konsep pengelolaan
membangun bersama praktik tata hutan untuk rakyat mengandung makna
pemerintahan yang baik.” (Word Bank.2009 bahwa pembangunan kehutanan harus
: 2) diarahkan untuk pembangunan masyarakat
lokal (forestry for local community

59
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 58 - 66

development) tujuanya adalah untuk pedoman PHBM melalui SK


meningkatkan standart kehidupan penduduk 268/Kpts/Dir/2007, dengan jiwa PHBM plus
pedesaan di sekitar hutan dengan cara adalah mengelola sumberdaya hutan secara
melibatkan mereka dalam proses bersama, berdaya dan berbagi dengan semua
pengambilan keputusan dan berbagai pihak yang berkepentingan atas dasar
kegiatan pengelolaan hutan sesuai dengan fleksibilitas dan karakteristik usaha serta
keadaan nyata masyarakat (Awang, kondisi sosial masyarakat setempat.
2005:dalam Teguh,2008). Menurut keputusan ketua dewan
pengawas perum Perhutani, nomor
Dilatar belakangi oleh kerusakan hutan
136/KPTS/DIR/2001, tentang Pengelolaan
akibat penjarahan pada periode 1998-2000
Hutan bersama masyarakat (PHBM),
dan lahirnya kesadaran di kalangan internal
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat
perhutani bahwa hutan tidak akan lestari
(PHBM) adalah kegiatan yang meliputi
apabila dikelola hanya oleh Perhutani
penyusunan rencana pengelolaan
tunggal, sejak tahun 2001 Perum Perhutani
sumberdaya hutan, pemanfaatan sumberdaya
menggulirkan model Pengelolaan Sumber
hutan serta perlindungan dan konservasi
daya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM),
alam.
melalui SK Nomor 136/Kpts/Dir/2001.
Pengelolaan hutan bersama masyarakat
Lahirnya program PHBM ini merupakan
yang berada di Desa Girimulyo Kecamatan
sebuah terobosan dan langkah maju dari
Jogorogo Kabupaten Ngawi merupakan
Perhutani untuk bersama-sama dengan pihak
salah satu bentuk pengelolaan hutan
lain mengelola sumberdaya hutan. Apalagi
masyarakat yang berbasis komunitas,
posisi sektor kehutanan di pulau Jawa
dimana peran dan partisipasi masyarakat
menduduki peranan yang sangat penting
dalam keterlibatan pengelolaan hutan
untuk mendukung laju pembangunan, dan
menempati faktor yang sangat penting dalam
menjaga keseimbangan ekosistem pulau
keberhasilan pengelolaan hutan di kawasan
Jawa yang semakin kritis dari waktu ke
hutan negara yang selama ini dikelola
waktu.
mutlak oleh Perhutani.
Untuk mnyempurnakan pedoman
Hal tersebut mengindikasikan betapa
PHBM yang telah diputuskan tahun 2001
partisipasi masyarakat merupakan aspek
tersebut Perhutani mengeluarkan lagi
penting dalam pengelolaan hutan. Selain itu,

60
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 58 - 66

peran masyarakat yang tergabung dalam penelitian berkenaan dengan bagaimana atau
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) mengapa, bila peneliti hanya memiliki
serta Dinas Kehutanan dan Perkebunan sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-
Kabupaten Ngawi selaku dinas teknis terkait peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana
sangat diperlukan dalam mengoptimalkan fokus penelitian terletak pada fenomena
pengelolaan hutan tersebut kontemporer (masa kini) di dalam kontek
Tujuan penelitian ini adalah : 1). Mengetahui kehidupan nyata.
implementasi pengelolaan hutan bersama Penelitian ini adalah penelitian
masyarakat (PHBM) di Desa Girimulyo kualitatif (deskriptif analitis) dengan melihat
Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi. 2). obyek penelitian, peneliti secara langsung
Mengetahui partisipasi masyarakat dalam melakukan observasi (menggali
pengelolaan hutan bersama msyarakat. 3). data secara langsung ke lapangan), serta
melakukan wawancara untuk mencari data
Mengetahui upaya Dinas Kehutanan
pendukung lainnya. Dalam hal ini peneliti
dan Perkebunan Kabupaten Ngawi dalam
melihat secara langsung yaitu: bagaimana
pelaksanaan PHBM di desa Girimulyo
partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan
kecamatan Jogorogo.
program PHBM di Desa Girimulyo
Dalam penelitian ini menggunakan
Kecamatan Jogorogo Kabupaten
metode penelitian survey dengan menyebar
Ngawi.Teknik pengumpulan data yang lazim
angket serta di dukung dan diperkuat dengan
digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, diskusi dan penggalian data
pengamatan atau observasi dan wawancara
catatan catatan atau dokumen yang ada yang
yang dilengkapi dengan studi dokumentasi
dimiliki oleh Lembaga Masyarakat Desa
dengan menggunakan manusia sebagai alat
Hutan (LMDH) dan dokumen milik
penelitian
Perhutani.
Dalam penelitian ini analisa data
yang digunakan adalah analisa kualitatif
METODE PENELITIAN
dimana proses mencari dan menyusun
Strategi penelitian yang digunakan
secara sistematis data yang diperoleh dari
dalam penelitian ini adalah studi kasus,
hasil observasi, wawancara, catatan
bahwa studi kasus merupakan strategi yang
lapangan dan bahan bahan lain sehingga
lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu
mudah dipahami dan temuanya dapat

61
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 58 - 66

diinformasikan pada orang lain. Girimulyo adalah 1,676.40 Ha. atau 88,60 %
Analisa dapat dilakukan dengan dari luas desa Girimulyo 2018,40 Ha.
mengorganisasikan data, memilah milah
Mengingat kondisi wilayah yang
data menjadi satuan yang dapat dikelola,
rawan terhadap berbagai ancaman bencana
mensintesiskannya, menyusun kedalam
alam pola penanaman tanaman selain
pola, menemukan apa yang penting dan apa
tanaman kehutanan juga di tanam tanaman
yang dipelajari dan membuat kesimpulan
budi daya sebagai penopang ekonomi
yang dapat diceritakan kepada orang lain
masyarakat dan juga dibudidayakan tanaman
melalui ; 1). Reduksi data, 2).Sajian data,
buah komoditi unggulan setempat yang
3). Penarikan simpulan.
sudah terbukti tumbuh baik dan disukai
masyarakat seperti jenis kakao, durian, suren
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan cengkeh. Sedangkan di jalur tanaman
1. Diskripsi Hutan di Wengkon Desa kehutanan juga ditanam jenis puspa,
Girimulyo rasamala dan jenis jenis lain sebagai
Kawasan hutan yang masuk wengkon tanaman pengisi.
dan menjadi hutan kelola / wonorekso di Adapun kawasan hutan yang masuk
desa Girimulyo kecamatan Jogorogo areal pengelolaan intensif dalam PHBM di
merupakan kawasan hutan yang berada desa Girimulyo adalah sebagai berikut
dibawah naungan pengelolaan kawasan
hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tabel Daftar Kawasan Hutan
Lawu Ds yang berkantor di Madiun. Lokasi 1 Desa Girimulyo
hutan ini berada di lereng gunung lawu
sebelah utara dan merupakan kelas No RPH Luas (Ha)
perusahaan pinus dengan topografi
perbukitan sehingga rawan terhadap bahaya 1 Ngetreb 398.20
erosi , tanah longsor dan di musim kemarau 2 Manyul 1.278.20
rawan terhadap kebakaran. Keseluruhan luas
kawasan hutan yang menjadi wengkon desa Jumlah 1.676.40

62
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 58 - 66

Tabel 2 Jumlah populasi dan Prosentase Partisipasi Masyarakat sekitar hutan pada program
Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)
Desa Girimulyo kecamatan Jogorogo kabupaten Ngawi

Tidak
Jumlah Berpar
Prosen Berpar Prosen
No Bentuk kegiatan populasi tisipasi
tase (%) tisipasi tase (%)
(orang) (orang)
(orang)
Sosialisasi program
1 PHBM di desa 125 123 98.4 2 1.6
Girimulyo
Terlibat kegiatan
2 Teknis kehutanan 125 115 92 10 8
bidang tanaman
Terlibat kegiatan
3 teknis kehutanan 125 114 91.2 11 8.8
bidang tebangan
Terlibat kegiatan
pembagian dan
4 penentuan lahan untuk 125 120 96 5 4
tanaman pertanian bagi
masyarakat
Terlibat kegiatan
pengamanan
5 125 30 24 95 76
hutan/patroli
keamanan hutan
Terlibat kegiatan
6 penyadapan getah 125 105 84 20 16
pinus
Terlibat bersama
petugas perhutani
dalam pemadaman
7 kebakaran bila terjadi 125 114 91.2 11 8.8
bencana kebakaran di
wilayah hutan desa
Girimulyo
Sumber: data primer.

63
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 58 - 66

Dari data tabel diatas dapat di 4 %. 5). Pada kegiatan pengamanan


uraikan sebagai berikut ; 1). pada kegiatan hutan/patroli keamanan hutan,responden
Sosialisasi program PHBM di desa sejumlah 125 diperoleh data sebagai berikut,
Girimulyo dengan responden 125 diperoleh 30 responden menjawab terlibat dan
data 123 menghadiri sosialisasi adanya berpartisipasi atau sekitar 24 % dan 95
PHBM di desa Girimulyo atau sekitar 98.4 responden tidak terlibat atau sekitar 76 %,
% dan 2 responden tidak menghadiri atau pada indikator ini mayoritas responden yang
sekitar 1.6 %. Dilihat dari data dan menjawab tidak terlibat beranggapan bahwa
prosentase dari kegiatan tersebut kegiatan pengamanan hutan masih menjadi
menunjukan bahwa tingkat perhatian dan tanggung jawab mutlak petugas keamanan
apresiasi terhadap PHBM cukup baik. 2). perhutani selain itu juga bahwa petugas
Pada kegiatan Teknis kehutanan bidang keamanan perhutani hanya melibatkan
tanaman, keterlibatan masarakat dapat anggota LMDH dengan jumlah terbatas. 6).
ditunjukan dengan data responden 125 Pada kegiatan penyadapan getah pinus,
dengan hasil 115 terlibat dalam bidang responden sejumlah 125 diperoleh data
tanaman atau sekitar 92 % dan tidak terlibat sebagai berikut; 105 responden menjawab
dalam kegiatan teknis kehutanan bidang terlibat atau sekitar 84 % dan 20 responden
tanaman sejumlah 10 responden atau sekitar tidak terlibat kegiatan penyadapan atau
8 %. 3). Pada kegiatan teknis kehutanan sekitar 16 %, responden yang tidak terlibat
bidang tebangan dengan responden 125 dalam kegiatan penyadapan kebanyakan
diperoleh data 114 terlibat dalam kegiatan sudah mempunyai pekerjaan dan kagitan lain
tebanagan atau sekitar 91.2 % dan 11 yang tidak bisa di tinggalkan, yaitu bertani
responden tidak terlibat atau sekitar 8.8 %. disawah. 7). Pada kegiatan pemadaman
Pada indikator ini menunjukan bahwa kebakaran bila terjadi bencana kebakaran di
tingkat keterlibatan masyarakat dalam wilayah hutan desa Girimulyo responden
rangkaian kegiatan kehutanan cukup besar. sejumlah 125 diperoleh data sebagai berikut,
4). Pada kegiatan pembagian dan penentuan 114 terlibat dan berpartispasi dalam aktivitas
lahan untuk tanaman pertanian bagi pemadaman atau sekitar 91.2 % dan 11
masyarakat terdapat responden sejumlah 125 responden tidak terlibat, atau sekitar 8.8 %,
dengan data sebagai berikut 120 terlibat atau ada beberapa responden tidak terlibat
sekitar 96 % dan 5 tidak terlibat atau sekitar dikarenakan mereka menganggap bahwa hal

64
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 58 - 66

tersebut merupakan semata mata kewajiban 3. Memfasilitasi kredit lunak untuk


pihak perhutani semata. LMDH melalui Dinas Koperasi dan
Dari beberapa indikator partisipasi Bank Jatim cabang Ngawi
yang dapat dijadikan dasar pengambilan 4. Memberikan bantuan stimulasi kambing
kesimpulan terhadap tingkat partisipasi untuk anggota LMDH
masyarakat dalam implementasi PHBM di Sumber: Wawancara,Jarwanto, Kabid RLPS
desa Girimulyo menunjukan bahwa tingkat Dinas Hutbun Kab.Ngawi.
partisipasi masyarakat dalam implementasi
KESIMPULAN
PHBM di desa Girimulyo Kecamatan
Jogorogo menunjukan tingkat partisipasi Dari keseluruhan data yang telah
yang baik. dianalisis menunjukan bahwa :

1. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan


Peran Dinas Kehutanan dan Perekebunan
PHBM di Desa Girimulyo adalah baik
Kabupaten Ngawi
2. Pelaksanaan PHBM di Desa Girimulyo
Dalam implementasi PHBM di desa
berjalan baik
Girimulyo, pihak Dinas Perkebunan dan
3. Peran dan upaya Dinas Kehutanan dan
Kehutanan kabupaten Ngawi juga
Perkebunan Kabupaten Ngawi dalam
memberikan beberapa dukungan sehingga
pelaksanaan PHBM di Desa Girimulyo
implementasi PHBM dapat berjalan dengan
Kecamatan Jogorogo cukup besar
sebaik baiknya. Berikut beberapa dukungan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Ngawi dalam implementasi DAFTAR PUSTAKA

PHBM di desa Girimulyo kecamatan Agnes.S. 2004. Pemberdayaan Masyarakat


Desa Melalui Institusi Lokal. Aditya
Jogorogo kabupaten Ngawi .
Media Yogjakarta
1. Menyediakan tenaga pendamping
Ayu. DU. 2012. Penerapan Strategi Hutan
lapang untuk pemberdayaan masyarakat
Rakyat Opsi Penyelamatan
(LMDH) Kehancuran Hutan Negara.
2. Memberikan pelatihan menejemen Cakrawala. Yogjakarta

kepada pengurus LMDH Arikunto.S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktis. Rineka Cipta.
Jakarta

65
Jurnal GeoEco ISSN: 2460-0768
Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 58 - 66

Awang, SA, 2003. Politik Kehutanan


Masyarakat. Kreasi Wacana. Perum Perhutani,2009. Pedoman
Yogjakarta. Pengelolaan Sumberdaya Hutan
Bachtiar, HW, 1991.Pengamatan Sebagai Bersama Masyarakat, Jakarta.
Suatu Metode Penelitian dalam
Metode Penelitian Masyarakat Redaksi Perum Perhutani, 2001. SK
Koenjaraningrat. PT. Gramedia 268/Kpts/Dir/2007 tentang
Jakarta. Pengelolaan Sumberdaya Hutan
Bersama Masyarakat, Jakarta.
Bappenas, 2000. Program Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintah daerah Simon, Hasanu, 2000. Pengantar Ilmu
Kehutanan. Yayasan Pembina
(P2MPD) / Community And Local
Kehutanan. Universitas Gadjah Mada.
Government Support Sector Yogjakarta
Development Program.
Pengembangan masyarakat Suatu --------2008. Pengelolaan Hutan Bersama
Landasan Pemikiran. Bappenas. Masyarakat (Coorporative Forest
Jakarta. Management).Pustaka Pelajar.
Yogjakarta.
Bungin, Burhan,2012. Analisis Data Word Bank. 2009. Stategi For Word bank.
Penelitian Kualitatif, Rajawali Press, Sustaining Indonesia Forest. 1818 H
Jakarta Street, N.W.Washington, D.C. 20433,
U.S.A.
Kasiram.Moh.2010. Metodologi Penelitian
Yuwono,T, Wiyono,P, 2008. Cooperative
Kualitatif – Kuantitatif. UIN MALIKI
Forest Management, DATA MEDIA,
Press. Malang.
Yogjakarta.
Mia.S. R.Yando. Edited by Cor Veer. 2010.
Capacity Building Needs Assesment
for Community Forestry Development
in Indonesia.Bangkok

66

Anda mungkin juga menyukai