Anda di halaman 1dari 19

MIMBAR AGRIBISNIS

Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 805-823

DINAMIKA PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT


(Studi Kasus Lmdh Tani Mukti Giri Jaya, Desa Mekarmanik,
Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung)

THE DYNAMICS OF COMMUNITY FOREST MANAGEMENT


(Case Study of Lmdh Tani Mukti Giri Jaya, Mekarmanik Village,
Cimenyan District, Bandung Regency)

Fadil Bagaskara*, Ahmad Choibar Tridakusumah

Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung Sumedang KM. 21


*Email: bagaskaraaf@gmail.com
(Diterima 14-1-2021; Disetujui 25-1-2021)
ABSTRAK
Pengelolaan sumber daya alam menjadi peranan penting untuk menunjang kesejahteraan rakyat.
Terdapat salah satu pengelolaan hutan bersama masyarakat melalui program pemerintah yang
melibatkan pihak Perum Perhutani dengan masyarakat melalui lembaga masyarakat desa hutan.
Berdasarkan hasil observasi, LMDH Tani Mukti Giri Jaya telah melalui berbagai keadaan lembaga
yang kurang berjalan dengan semestinya hingga pembaharuan internal kepengurusan lembaga.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dinamika pengelolaan hutan bersama masyarakat di
LMDH Tani Mukti Giri Jaya pada saat lembaga tersebut didirikan, saat ini, hingga rencana ke
depan lembaga tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik studi kasus.
Hasil penelitian ini menunjukan permasalahan lembaga yang terjadi pada saat kepengurusan
sebelumnya saat ini sudah mulai dibenahi dan melangkah untuk rencana jangka panjang dari
lembaga tersebut. Dari aspek pemanfaatan hutan terdapat tiga poin utama yaitu sebagai faktor
pendorong, dampak, dan kendala. Faktor pendorong memiliki sumber daya alam luas, dampak dari
didirikannya lembaga tersebut masyarakat desa hutan mendapatkan akses untuk memanfaatkan
lahan di kawasan Perum Perhutani, dan kendala dari program tersebut sering terjadi miss
komunikasi internal antara lembaga dan kelompok tani. Aspek Kelembagaan menunjukan bahwa
LMDH berkoordinasi dengan kantor desa dan Perum Perhutani untuk mengelola hutan bersama
masyarakat.
Kata Kunci : Dinamika, LMDH, Pengelolaan Hutan, Perhutanan Sosial, PHBM
ABSTRACT
Natural resource management plays an important role in supporting people's welfare. There is a
joint forest management with the community through a government program that involves Perum
Perhutani and the community through forest village community institutions. Based on the results of
observations, LMDH Tani Mukti Giri Jaya has gone through various institutional conditions that
are not working properly to internal reform of the management of the institution. The purpose of
this study was to determine the dynamics of community forest management at LMDH Tani Mukti
Giri Jaya at the time the institution was founded, at this time, and the institution's future plans. This
research uses qualitative methods with case study techniques. The results of this study indicate that
the institutional problems that occurred during the previous management have started to be
addressed and are taking steps for the long-term plans of the institution. From the aspect of forest
utilization, there are three main points, namely as a driving factor, impact, and constraint. The
driving factor has extensive natural resources, the impact of the establishment of this institution is
that forest village communities have access to use land in the Perum Perhutani area, and the
obstacles of this program are often miss internal communication between institutions and farmer
groups. The institutional aspect shows that LMDH coordinates with the village office and Perum
Perhutani to manage the forest together with the community.
Keywords: Forest Management, LMDH, PHBM, Social Forestry, The Dynamic

805
DINAMIKA PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT
Fadil Bagaskara, Ahmad Choibar Tridakusumah

PENDAHULUAN perlu disesuaikan pada pemanfaatan


Hutan Indonesia menjadi habitat dalam pengelolaan wilayah tersebut.
bagi spesies flora dan fauna penting Hutan di Pulau Jawa mempuyai
dunia. Secara ekonomi, sejak tahun 1980- peran sebagai penyangga ekosistem
an, sumber daya hutan telah banyak Pulau Jawa, di sisi lain hutan di pulau itu
memberi sumbangan terhadap juga mengalami tekanan yang luar biasa
peningkatan Produk Nasional Bruto dari masyarakat akibat perkembangan
(PNB) Indonesia yang cukup pesat penduduk, sehingga hutan di Pulau Jawa
(Nawir, 2008). Kawasan Hutan juga dituntut untuk memberikan
diklasifkasikan menjadi tiga fungsi, yaitu: kontribusi ekonomi bagi masyarakat
Hutan Produksi (HP), meliputi areal sekitar hutan dan berkontribusi terhadap
seluas 68,8 juta hektar atau 57 persen dari pendapatan nasional. Di sisi lain hutan di
Kawasan Hutan; Hutan Konservasi (HK), Pulau Jawa juga harus berfungsi ekologis
meliputi areal seluas 22,1 juta hektar atau (Ekawati, et al, 2015).
18 persen dari Kawasan Hutan (dengan Perum Perhutani membuat suatu
tambahan 5,3 juta hektar dari kawasan konsep pengelolaan hutan bertujuan
konservasi perairan); dan Hutan Lindung mensejahterakan masyarakat dan
yang memiliki fungsi perlindungan memperbaiki lahan-lahan hutan yang
daerah aliran sungai (DAS) dan meliputi rusak agar fungsinya menjadi lebih
areal seluas 29,7 juta hektar atau 25 optimal. Konsep pengelolaan hutan yang
persen (Kementerian Lingkungan Hidup diciptakan oleh Perum Perhutani yaitu
dan Kehutanan, 2018). Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat
Setiap kelompok hutan di Indonesia (PHBM). PHBM dicanangkan oleh
umumnya memiliki keanekaragaman Perhutani untuk menjawab upaya
hayati yang tinggi. Sehubungan dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pengelolaan hutan perlu dilakukan secara dan perbaikan lingkungan hidup.
tepat agar keanekaragaman hayati yang Dasar hukum PHBM adalah Surat
tinggi tersebut tetap terjaga Keputusan Direksi Perum Perhutani
kelestariannya. Di setiap wilayah No.136/KPTS/DIR/2001 dan disempur-
Indonesia memiliki keanekaragaman dari nakan lagi melalui Surat Keputusan
wilayahnya masing-masing, maka hal ini Direksi Perum Perhutani No.
682/KPTS/DIR/2009 bulan Juni. 2009

806
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 805-823

tentang Pengelolaan Hutan Bersama Kehutanan akan memberikan


Masyarakat (PHBM PLUS) PHBM Plus perlindungan dan pengakuan dalam
merupakan suatu sistem pengelolaan bentuk penerbitan surat keputusan
sumberdaya hutan dengan pola rekognisi dan perlindungan kemitraan
kolaborasi yang bersinergi antara Perum kehutanan. Manfaat dari program
Perhutani dan masyarakat desa hutan atau perhutanan sosial di wilayah kerja Perum
para pihak yang berkepentingan dalam Perhutani diantaranya jangka waktu akses
upaya mencapai keberlanjutan fungsi dan legal kelola lahan selama 35 tahun dan
manfaat sumberdaya hutan yang optimal dapat diperpanjang berdasarkan hasil
dan peningkatan Indeks Pembangunan evaluasi yang dilakukan setiap 5 tahun. 2
Manusia (IPM) yang bersifat fleksibel, insentif bagi hasil antara petani dan
partisipatif, akomodatif, serta mempunyai Perum Perhutani sesuai dengan peraturan
prinsip bersama, berdaya, berbagi, dan No. 39 Th.2017.
transparan. Namun, keterlibatan masyarakat
Kementerian Lingkungan Hidup dalam pengelolaan hutan belum terkelola
dan Kehutanan (KLHK) mengeluarkan secara menyeluruh karena keterlibatan
kebijakan perhutanan sosial dengan masyarakat belum jelas, terkadang
menerbitkan Peraturan Menteri No. 83 terdapat konflik yang terjadi di daerah
Th. 2016 dan Peraturan Menteri No. 39 tersebut. Akibatnya hutan terlantar, lahan
Th. 2017 terkait perhutanan sosial di dibiarkan gundul. Dalam kondisi
wilayah kerja Perum Perhutani. demikian, negara perlu hadir turun tangan
Perhutanan sosial di wilayah kerja Perum memberikan solusi. Kelembagaan
Perhutani dengan skema izin IPHPS (Izin merupakan keseluruhan pola-pola ideal,
Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial) organisasi, dan aktivitas yang berpusat di
dilaksanakan pada hutan lindung atau sekeliling kebutuhan dasar (DITJEN
hutan produksi. Perhutanan sosial di Perhutanan Sosial dan Kemitraan
wilayah kerja Perum Perhutani dengan Lingkungan.2018).
skema kemitraan kehutanan yang Masyarakat yang telah lama tinggal
dilaksanakan di hutan lindung atau hutan di dalam kawasan secara turun temurun
produksi dan tidak terjadi kondisi sosial memenuhi kebutuhan hidupnya dari
khusus, maka pemerintah dengan ini kawasan hutan, bertambahnya jumlah
Kementerian Lingkungan Hidup dan masyarakat menyebabkan kebutuhan

807
DINAMIKA PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT
Fadil Bagaskara, Ahmad Choibar Tridakusumah

sumberdaya kawasan yang dimanfaatkan Beberapa wilayah hutan di Jawa


juga semakin bertambah. Kondisi Barat pengelolaannya dengan mekanisme
tersebut sering kali memicu terjadinya Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat
konflik dan menuntut adanya suatu solusi (PHBM) melalui Lembaga Masyarakat
yang dapat mengakomodasi kepentingan Desa Hutan (LMDH). Lembaga
berbagai pihak (Munawar 2019). Konflik Masyarakat Desa Hutan (LMDH) adalah
dan ketidaksepakatan tentang siapa yang satu lembaga yang dibentuk oleh
seharusnya mengontrol dan mengelola masyarakat desa yang berada di dalam
hutan di kawasan hutan negara atau di sekitar hutan untuk mengatur dan
merupakan sumber dari berbagai memenuhi kebutuhannya melalui
ketegangan serta struktur insentif yang interaksi terhadap hutan dalam konteks
mengarahkan para pemangku pihak sosial, ekonomi, politik dan budaya.
bertindak merusak. Suatu kelembagaan pertanian
Dinas Kehutanan Jawa Barat telah dibentuk selalu bertujuan untuk
mengupayakan lahan seluas 26 ribu memenuhi berbagai kebutuhan petani
hektar yang merupakan lahan milik sehingga lembaga mempunyai fungsi
Perum Perhutani. Hal ini diupayakan (Anantanyu 2011). LMDH Desa Tani
untuk mendongkrak roda atau melahirkan Mukti Girijaya merupakan salah satu
arus ekonomi bagi masyarakat desa hutan LMDH yang telah berdiri sejak 2011.
dengan memanfaatkan lahan garapan Pendirian LMDH tersebut beriringan
tersebut. Rosmaladewi, et al (2019) dengan pelaksanaan Pengelolaan Hutan
berpendapat diperlukan rehabilitasi dan Bersama Masyarakat (PHBM). Luas
konservasi hutan untuk meningkatkan lahan Perum Perhutani yang
daya dukung kawasan untuk berfungsi dimanfaatkan oleh LMDH Desa Tani
secara ekologis, ekonomi, dansosial. Mukti Girijaya seluas 596 hektar area
Upaya yang dilakukan adalah antara lain yang beranggotakan 343 anggota di
dengan membangun sistem kemitraan dalamnya terdapat 6 Kelompok Tani
multipihak dalam pengelolaan hutan di Hutan, diantaranya 5 KTH komoditas
cara partisipatif dan berkelanjutan. Pada kopi dan 1 KTH komoditas bambu.
tahap awal melalui lingkungan berbasis Awal mula didirikan LMDH Tani
komunitas program pengelolaan. Mukti Giri Jaya tujuannya untuk
membantu dan memfasilitasi masyarakat

808
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 805-823

dalam perizinan penggarapan lahan yaitu: mengidentifikasi pelajaran strategis


Perum Perhutani. Namun, seiring mengenai faktor pendorong, dampak dan
berjalannya waktu terdapat beberapa kendala dari pemanfaatan hutan di masa
permasalahan yang mengakibatkan lalu melalui LMDH di lahan Perum
LMDH kurang berjalan optimal. Perhutani wilayah Desa Mekarmanik,
Beberapa tahun kemudian LMDH terlahir mendeskripsikan peran LMDH Desa Tani
kembali dengan visi baru yang sekarang Mukti Girijaya terhadap masyarakat Desa
mengacu pada administrasi lembaga, Mekarmanik, dan diperolehnya rencana
pendataan petani yang tersusun serta LMDH di Desa Mekarmanik.
meningkatkan produksi dari masing-
masing KTH. Kurangnya intensitas METODE PENELITIAN
internal pada kepengurusan sebelumnya Penelitian dilaksanakan pada bulan
dapat berdampak seperti contohnya Oktober-Desember 2020 di Desa
dalam pembukuan, struktur organisasi, Mekarmanik Kecamatan Cimenyan
pengembangan usaha, dan peningkatan Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Lokasi
jaringan usaha dapat kurang berjalan. dipilih karena di Desa Mekarmanik
Nugroho (2011) mengemukakan terdapat lahan hutan Perum Perhutani dan
terkait dengan Pengelolaan Hutan terdapat LMDH. Pertimbangan lainnya
Bersama Masyarakat (PHBM) Melalui memilih LMDH Tani Mukti Giri Jaya
Penguatan Lembaga Masyarakat Desa karena terdapat kekosongan ketua di
Hutan (LMDH) mengungkapkan bahwa lembaga tersebut.
upaya penguatan kapasitas LMDH dapat Penelitian menggunakan metode
diakukan melalui restrukturisasi kualitatif. Data yang digunakan adalah
kelembagaan LMDH dan pelatihan data primer yang berasal dari wawancara
manajemen bagi pengurus dan anggota mendalam dengan informan. Selain itu
LMDH. terdapat data sekunder yang bersumber
Berdasarkan uraian latar belakang dari lembaga, buku, jurnal, dan media
yang telah dipaparkan, maka penelitian informasi lainnya yang berhubungan
dinamika pengelolaan hutan bersama dengan penelitian.
masyarakat di LMDH Tani Mukti Giri Informan dalam penelitian ini
Jaya perlu untuk diteliti. Kajian dalam adalah pengurus LMDH, mantan
penelitian ini terdapat tujuan penelitian pengurus LMDH, perangkat desa, tokoh

809
DINAMIKA PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT
Fadil Bagaskara, Ahmad Choibar Tridakusumah

masyarakat, Ketua KRPH Arcamanik, d) Sebelah Barat: Desa Cikadut,


dan mantan ketua KRPH Arcamanik. Kecamatan Cimenyan.
Teknik penentuan informan Berdasarkan orbitasi, jarak Desa
dilakukan dengan teknik bola salju Mekarmanik menuju ibu kota kecamatan
(snowball). Teknik pengumpulan data sebesar 11 km, jarak menuju Soreang
pada penelitian terdapat: observasi, sebagai ibu kota Kabupaten sebesar 34
wawancara mendalam, triangulasi data, km, jarak menuju Kota Bandung sebagai
studi dokumentasi, dan studi ibu kota provinsi sebesar 18 Km, jarak
kepustakaan. Teknik analisis dan menuju DKI Jakarta sebagai ibu kota
pengolahan data dengan reduksi data, negara adalah 180 Km. Menurut
display data, dan kesimpulan data. Setiawan dalam Farida (2013), dalam
ruang pedesaan, aksesibilitas sangat
HASIL DAN PEMBAHASAN tertarik dengan kebutuhan dasar yang
Keadaan Umum Lokasi Penelitian secara tidak langsung berhubungan
Desa mekarmanik merupakan salah dengan aspek kesejahteraan sosial dan
satu desa di Jawa Barat berlokasi di aspek ekonomi.
Kecamatan Cimenyan Kabupaten Di Desa Mekarmanik saat ini,
Bandung. Luasan desa 790,31 ha dengan masih tidak terdapat angkutan
ketinggian tanah 600-1.200 dpl. Rata-rata transportasi umum bagi masyarakat untuk
curah hujan per tahun Desa Mekarmanik mempermudah. Selain itu, terdapat
2.100 mm. Sedangkan, luasan hutan di beberapa jalan di desa yang perlu
desa mekarmanik hampir separuh dari diperbaiki. Penduduk Desa Mekarmanik
luasan desa tersebut. Secara administrasi pada tahun 2020 yaitu berjumlah 8.643
terdiri atas 16 RW, 59 RT. Berdasarkan orang yang terdiri atas 4.388 laki-laki dan
luas pembagian wilayah desa: 3.255 perempuan, sedangkan kepadatan
a) Sebelah Utara: Desa Sunten Jaya, sebesar 578,31 orang/km2.
Kecamatan Lembang. Menurut Undang-undang No. 20
b) Sebelah Selatan: Desa Sindang Laya, Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Kecamatan Cimenyan. Nasional, jenjang pendidikan dibagi
c) Sebelah Timur: Desa Girimekar, menjadi tiga yaitu pendidikan dasar (SD,
Kecamatan Cilengkrang. SLTP), pendidikan menengah (SLTA)
dan pendidikan tinggi (Diploma, Sarjana,

810
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 805-823

Magister, Spesialis dan Doktor). Tingkat Tabel 2 menunjukan bahwa sektor


pendidikan di Desa Mekarmanik dapat pertanian menjadi salah satu sektor yang
dilihat pada Tabel 1. menampung mata pencaharian
Tabel 1. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa masyarakat desa mekarmanik. Jarak
Mekarmanik
Tingkat Laki- antara dusun di Desa Mekarmanik relatif
No. Perempuan
Pendidikan laki
1. Tamat SD 931 899 tidak dekat, hal ini berdampak terhadap
2. Tamat SMP 207 200 kehidupan masyarakat dalam
3. Tamat 109
167
SMA/sederajat mendapatkan pekerjaan.
4. Tamat 3
2 LMDH Tani Mukti Giri Jaya
D1//sederajat
5. Tamat 4
3 merupakan wadah bagi masyarakat desa
D2/sederajat
6. Tamat 4
D3/sederajat
4 hutan untuk pengembangan pengelolaan
7. Tamat S1/sederajat 6 8 hutan. Lembaga tersebut menjembatani
8. Tamat S1/sederajat 2 1
Jumlah 1332 1228 masyarakat dalam perizinan pengelolaan
Sumber: Prodeskel, 2020 lahan di kawasan hutan milik perum

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat perhutani melalui kerjasama antara

bahwa tingkat pendidikan di Desa perum perhutani dengan LMDH.

Mekarmanik secara umum didominasi Terdapat enam kelompok tani yang

oleh pendidikan lulusan Sekolah Dasar tergabung dalam LMDH Tani Mukti Giri

sejumlah 1830. Kondisi masyarakat Desa Jaya, diantaranya lima kelompok tani

Mekarmanik dalam mendapatkan mata komoditas kopi dan satu kelompok tani

pencaharian relatif berbeda-beda komoditas bambu.

sebagaimana terlihat pada Tabel 2.


Tabel 2. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Aspek Pemanfaatan Hutan
Mekarmanik
Jenis Laki- Faktor Pendorong
No. Perempuan
Pekerjaan laki Dari berbagai momentum dari
1. Petani 62 2
2. Buruh Tani 65 2 sekala dunia hingga nasional berdampak
3. Pegawai Negeri 8 7
Sipil terhadap keberlangsungan di Desa
4. Wiraswasta 145 2
5. Pedagang 22 0 Mekarmanik dalam pengelolaan hutan
Keliling
6. Karyawan 115 0
yang termasuk kedalam Kawasan
Swasta Bandung Utara (KBU) terdapat sekitar
7. Supir 52 0
8. TNI 1 0 596,40 ha luasan hutan di desa tersebut
9. POLRI 1 0
Sumber: Prodeskel, 2020 atau sekitar 50% luas desa tersebut

811
DINAMIKA PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT
Fadil Bagaskara, Ahmad Choibar Tridakusumah

merupakan hutan. Hal ini perlu LMDH dapat membantu keterlibatan


dimanfaatkan untuk melahirkan masyarakat untuk terlibat langsung dalam
kebermanfaatan bersama bagi pengelolaan hutan.
masyarakat. Lembaga Masyarakat Desa Noviati et al (2014), regenerasi
Hutan lahir untuk berkerja sama dengan pengurus dan penataan kembali
pihak pemerintah dan masyarakat desa manajemen kelembagaan dibutuhkan
hutan dalam mengelola lahan pemerintah untuk mewujudkan lembaga sosial
yang berada di kawasan tersebut. Salah kemasyarakatan yang kokoh dan mandiri
satu inisiator awal pendirian LMDH di sesuai dengan tujuan pokok dan fungsi
Desa Mekarmanik yaitu Pak Tamid yang dari LMDH serta pentingnya keterlibatan
merupakan salah satu mantan pegawai aktif Perum Perhutani khususnya dalam
Perum Perhutani sekaligus warga Desa membantu mengatasi keluhan yang
Mekarmanik. dirasakan oleh LMDH dalam melakukan
Menurut Utami (2015), pengelolaan pemeliharaan dan pengawasan
hutan bersama masyarakat bertujuan sumber daya hutan. Peranan dari pihak
untuk mengembangkan kapasitas dengan yang bersedia menjadi pendamping
memberikan akses kepada masyarakat LMDH juga diperlukan dalam
desa hutan dalam memanfaatkan kawasan mengawasi dan melakukan
hutan guna menjamin ketersediaan pembimbingan melalui kegiatan positif
lapangan kerja bagi masyarakat desa dan solutif demi terwujudnya LMDH
hutan untuk memecahkan persoalan yang aktif dan produktif.
ekonomi dan sosial yang terjadi di Kondisi LMDH Tani Mukti pada
masyarakat. Dengan adanya kegiatan saat awal tahun 2020 sedang mengalami
tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kekosongan kepemimpinan di dalam
kesejahteraan masyarakat desa hutan organisasi tersebut. Hal ini disebabkan
melalui pemanfaatan sumber daya hutan ketua LMDH yang sedang menjabat pada
secara optimal dengan tetap menjaga saat itu meninggal dunia. Selain itu, ada
kelestarian fungsi hutan dan lingkungan saran dari masyarakat kepada pihak
hidup. Maka, idealnya peran LMDH kantor desa untuk memfasilitasi
dapat membantu keterlibatan masyarakat pemilihan ketua LMDH untuk membuat
untuk terlibat langsung dalam panitia pemilihan Ketua LMDH dengan
pengelolaan hutan.. Maka, idealnya peran melibatkan elemen masyarakat. Beberapa

812
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 805-823

aspirasi telah disampaikan oleh Maka dari itu, seluruh potensi kawasan
masyarakat desa terhadap pemangku hutan yang berada di kawasan Desa
kepentingan di kantor desa. Mekarmanik dapat dimanfaatkan oleh
Terdapat saran dari masyarakat masyarakat dengan tetap menjaga nilai
untuk merombak keseluruhan pengurus aturan yang telah ditetapkan oleh
LMDH agar lembaga tersebut terganti berbagai pihak yang terlibat.
secara hierarki dari ketua hingga
kepengurusan internal. Selain itu, terkait Dampak
dukungan secara moral melalui tokoh Dampak yang diharapkan dari
masyarakat juga mendorong program PHBM bagi masyarakat,
keberlangsungan lembaga tersebut. lingkungan, dan keberlangsungan negara
Pada kongres kehutanan dunia tentu harapan yang positif bagi seluruh
dapat membawa sudut pandang baru bagi aspek tersebut. Meskipun seluruh wilayah
pemangku kepentingan di Indonesia, lalu tidak dapat dipastikan menuju titik ideal
program pemerintah dengan merangkul untuk suatu dampak yang positif, tidak
masyarakat dalam mengelola hutan agar dapat dipungkiri terdapat wilayah yang
masyarakat dapat memanfaatkan lahan mengalami dampak positif dari program
dan terlahirnya sumber perekonomian PHBM. Seperti contohnya di Desa
masyarakat dan hutan yang berada di Kemiri, Kecamatan Panti melalui
bawah kewenangan pemerintah dapat penelitian yang dilaksanakan oleh
terbantu dari segi kelestarian hutan Puspaningrum (2011) Pelaksanaan
tersebut oleh masyarakat sekitar. LMDH Program PHBM di Desa Kemiri
Tani Mukti Giri Jaya menjadi salah satu membawa dampak terhadap masyarakat
lembaga yang berperan dalam program desa hutan yaitu perubahan sosial
tersebut, terjadinya kekosongan ketua masyarakat desa hutan.
lembaga dan aspirasi masyarakat Dampak nyata yang terjadi
terhadap kantor desa untuk digelar wilayah hutan di Desa Mekarmanik
pemilihan ketua LMDH dengan semenjak dimulainya program
demokratis serta mempertimbangkan pengelolaan hutan bersama masyarakat.
pihak-pihak pemangku kepentingan di Salah satunya peningkatan jumlah
Desa Mekarmanik dalam pemilihan komoditas tanaman kopi di wilayah hutan
Ketua LMDH Tani Mukti Giri Jaya. tersebut. Dampak bagi masyarakat yang

813
DINAMIKA PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT
Fadil Bagaskara, Ahmad Choibar Tridakusumah

mengelola lahan di yaitu terjadi beberapa kawasan bambu. Maka, terdapat


peningkatan kesejahteraan serta perbedaan pendapat dalam memanfaatkan
dampak bagi masyarakat yang tidak kawasan hutan tersebut antara
mengelola lahan yaitu adanya peluang masyarakat petani kopi dan masyarakat
mendapatkan pekerjaan sebagai buruh pengrajin bambu. Kejadian tersebut dapat
yang bekerja di lahan petani kopi terhindarkan dan sesuai dengan pendapat
hutan. Perubahan ekonomi masyarakat Albornoz, et al (2005) berpendapat
desa hutan mengakibatkan perubahan bahwa cara-cara pengelolaan hutan yang
struktur pada masyarakat desa hutan baik dapat memberi manfaat bagi warga
yang mengelola lahan di hutan karena antara lain meningkatkan akses dan
dapat berpengaruh bagi seluruh elemen kendali warga terhadap sumber daya
masyarakat. Namun, pada pelaksanaan- hutan, mendidik warga tentang hak-hak
nya terdapat beberapa rintangan untuk mereka atas hutan, melindungi akses
mewujudkan harapan pengelolaan hutan hutan warga, menciptakan lingkungan
bersama masyarakat karena pendukung untuk mengembangkan usaha
diperlukannya pemahaman dari seluruh dan konservasi hutan, meningkatkan
aspek yang berperan dalam menjaga pemerataan manfaat hutan bagi
peranan masing-masing. masyarakat, dan mendukung
Selain dampak positif yang terjadi, pembangunan pasar hilir.
terdapat dampak yang diakibatkan dari Nugroho (2011) mengungkapkan
kurangnya komunikasi dan pemahaman harapan PHBM untuk menunjukan arah
antar pelaku di lapangan, salah satu pengelolaan sumberdaya hutan dengan
contohnya yaitu konflik sosial yang memadukan aspek-aspek ekonomi,
terjadi di kalangan masyarakat. ekologi dan sosial secara proporsional,
Contohnya, terdapat beberapa masyarakat sementara harapan LMDH untuk
yang merupakan pengrajin kerajinan menjadikan LMDH mandiri sebagai salah
bambu, mereka mengambil bambu dari satu syarat bagi proses pembangunan
hutan. Lokasi tanaman bambu berada di berkelanjutan di sektor pengelolaan
kawasan sungai, di sisi lain terdapat sumber daya hutan dan peningkatan taraf
petani kopi yang memperluas lahan hidup masyarakat mendapat berbagai
kebun kopi untuk dijadikan lahan kendala, seperti adanya kesenjangan
perkebunan kopi dengan menebang antara konsep dan implementasinya juga

814
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 805-823

dipengaruhi oleh faktor-faktor pendorong berkomunikasi dengan pengurus LMDH,


dan penghambat terwujudnya LMDH hal ini agar miss komunikasi antar
yang mandiri. Aspek tersebut bila internal lembaga tidak terjadi. Namun,
dikaitkan dengan kondisi hutan di Desa kendala yang terjadi pada saat ini yaitu
Mekarmanik yang beberapa wilayah dalam membangun komunikasi tersebut,
tertentu terdapat nilai serta fungsi antara petani cenderung kurang berani untuk
masing-masing bagian perlu dijaga oleh mengekspresikan ketika dirangkul oleh
seluruh pihak yang terlibat. Salah satu pengurus LMDH.
contohnya seperti fungsi tanaman bambu Tidak dapat dipungkiri, hasil dari
di bantaran sungai untuk menjaga kepengurusan di masa sebelumnya
kualitas sungai perlu diperhatikan agar LMDH berdampak terhadap
tidak terjadi kesalahpahaman antar keberlangsungan LMDH saat ini, karena
masyarkat yang memanfaatkan hutan kepengurusan LMDH terdahulu kurang
tersebut. fokus terhadap internal pengurus.
Meskipun LMDH Tani Mukti Giri Jaya
Kendala pada saat kepengurusan sebelumnya
Terdapat beberapa kendala yang kurang aktif dalam pengembangan
terjadi di LMDH Tani Mukti Giri Jaya internal pengurus, masyarakat desa hutan
yang dibagi kedalam beberapa waktu tetap dipersilahkan pengelolaan lahan di
yang berbeda, yaitu kendala pada saat kawasan perum perhutani, dengan tetap
LMDH masa kini dan pada saat masa menjalankan persyaratan yang
lampau. Dalam penelitian yang diwajibkan oleh kedua belah pihak.
dilaksanakan oleh Noviati et al (2014) di Dalam kelembagaan masyarakat
Desa Donorejo salah satu kendala yaitu dibutuhkan prinsip dalam pengembangan
adanya hambatan internal dan eksternal. sebagai pilar menuju proses peningkatan
Anggota LMDH terpengaruh dari yang mutu lembaga tersebut.
dialaminya seperti intensitas keterbukaan Nugroho (2011) berpendapat
pihak pemangku kepentingan terhadap bahwa prinsip-prinsip tersebut harus
anggotanya, hal ini bertujuan untuk dijunjung tinggi, ditumbuh kembangkan
meminimalisir rasa ketidakpercayaan serta dilestarikan oleh semua pelaku dan
bagi anggotanya. Para petani serta buruh stakeholder yang berkaitan dengan
tani di LMDH Tani Mukti Giri Jaya perlu kegiatan LMDH. Prinsip-prinsip yang

815
DINAMIKA PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT
Fadil Bagaskara, Ahmad Choibar Tridakusumah

diperlukan LMDH adalah sebagai mempercayai pengurus LMDH yang


berikut: demokrasi, partisipasi, dikelola oleh kalangan muda. Tidak dapat
transparansi, kuntabilitas, dan prinsip dipungkiri berbagai perspektif
kebersamaan. Berdasarkan hasil dari masyarakat terhadap kepengurusan baru
penelitian tersebut, prinsip tersebut LMDH yang situasinya mayoritas diurus
sangat penting dioptimalkan dalam oleh kalangan muda, menimbulkan rasa
keberlangsungan lembaga. Kurangnya kurang kepercayaan. Namun, dalam
beberapa prinsip di LMDH Tani Mukti menghadapi perspektif yang seperti itu
Giri Jaya menjadi salah satu kendala pada pengurus lembaga tidak
saat LMDH kurang berfungsi mempermasalahkan hal tersebut karena
sebagaimana mestinya seperti adanya hal itu merupakan hak masyarakat dalam
pengembangan internal lembaga. Maka berpendapat. Hal ini menjadi suatu
dari itu, komunikasi antara pihak-pihak tantangan baru yang lahir untuk LMDH
pemangku kepentingan perlu ditingkat- menunjukan kepada masyarakat untuk
kan agar dapat meminimalisir kejadian sadar keberadaan LMDH tidak hanya
lembaga yang kurang berfungsi dengan untuk membantu masyarakat yang
optimal. memanfaatkan lahan di hutan.
Noviati et al (2014) berpendapat Terkait dengan program yang
bahwa solusi dalam menyelesaikan dikeluarkan oleh Pemerintah yaitu
permasalahan tersebut reorientasi dan Perhutanan Sosial yang didalamnya
pemahaman paradigma baru terkait terdapat Kemitraan Kehutanan dalam
LMDH agar masyarakat paham bahwa bentuk KULIN KK, LMDH Tani Mukti
setiap individu berperan penting dalam Giri Jaya sedang dalam proses
memajukan eksistensi lembaga yang pemenuhan persyaratan KULIN KK
berdampak pada keberhasilan tersebut. Dalam perjalanan untuk
pembangunan daerah dan peningkatan memenuhi persyaratan program tersebut,
taraf hidup masyarakat. Terdapat kaitan petani seringkali enggan hingga sulit
dari perjalanan dalam pemaknaan untuk memberikan identitas KTP kepada
paradigma baru di LMDH Tani Mukti LMDH Tani Mukti Giri Jaya. Hal ini
Giri Jaya. disebabkan pada saat waktu sebelumnya
Beberapa masyarakat Desa petani sudah pernah memberikan
Mekarmanik cenderung kurang identitas KTP. Namun, terdapat

816
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 805-823

keterhambatan pada kepengurusan berproses menuju perhutanan sosial


sebelumnya dalam hal pengurusan skema kemitraan kehutanan.
KULIN KK. Beberapa kali masyarakat Peraturan terkait Kemitraan
desa hutan yang mengelola lahan di Kehutanan telah tertuang di Peraturan
kawasan perum perhutani sudah Menteri Kehutanan nomor P.39/Menhut‐
memberikat identitas kepada II/2013 tentang Pemberdayaan
kepengurusan LMDH sebelumnya. Masyarakat setempat melalui kemitraan
Maka, salah satu penyebab berbagai kehutanan, Peraturan Menteri LHK No.
kendala yang terjadi saat ini berkorelasi P.83/2016 tentang Perhutanan Sosial,
dengan pada saat kepengurusan Permen LHK Nomor
sebelumnya. P.39/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/
6/2017 Tentang Perhutanan sosial di
Aspek Kelembagaan wilayah kerja Perum Perhutani.
Status hutan dan lahan di lokasi Kemitraan kehutanan merupakan
Pemerintah memberikan akses legal kerjasama pemanfaatan kawasan hutan
kepada masyarakat di dalam dan di antara masyarakat dengan pengelola
sekitar hutan untuk mengelola sumber hutan (KPH, Perhutani) atau pemegang
daya hutan dalam lima skema izin pemanfaatan hutan (HPH, HTI).
pengelolaan, yaitu hutan kemasyarakatan, Kerjasama antara masyarakat setempat
hutan desa, hutan tanaman rakyat, dengan Pengelola Hutan, Pemegang izin
kemitraan, serta hutan adat. Kawasan usaha pemanfaatan hutan/jasa hutan,
hutan lahan perum perhutani di Desa pinjam pakai kawasan hutan, atau izin
Mekarmanik tergabung ke dalam usaha industri primer hasil hutan.
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kelembagaan masyarakat dalam
Bandung Utara yang membawahi Bagian kemitraaan kehutanan adalah kelompok
Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) tani. Komoditi yang ditanam, hak dan
Manglayang Barat dan terdapat Resort kewajiban masing-masing pihak dan
Pemangku Hutan (RPH) Arcamanik yang prosentasi bagi hasil pemanfaatan
bekerja sama dengan LMDH Tani Mukti merupakan kesepakatan antara
Giri Jaya melalui pengelolaan hutan masyarakat dengan pengelola atau
bersama masyarakat dan sedang pemegang izin pemanfatan. Kesepakatan
antara masyarakat dengan pengelola atau

817
DINAMIKA PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT
Fadil Bagaskara, Ahmad Choibar Tridakusumah

pemegang izin dituangkan dalam Naskah Nilai Sosial-Budaya


Kesepakatan Kerjasama (NKK) atau Secara administratif Hutan yang
Perjanjian Kerjasama (PKS). terdapat di Desa Mekarmanik bernama
Hutan Arcamanik. Hutan Arcamanik
Hak Atas Lahan serta masyarakat yang tinggal disekitar
Berdasarkan Permen LHK Nomor sampai saat ini menjalankan prinsip
P.39/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017 budaya sunda dan konservasi alam.
Tentang Perhutanan sosial di wilayah Terdapat beberapa bukti peninggalan
kerja Perum Perhutani Pasal 1 disebutkan peradaban Kerajaan Arcamanik pada
bahwa perhutanan sosial di wilayah kerja zaman dahulu yang berlokasi di Desa
Perum Perhutani adalah sistem Mekarmanik. Hasil penelitian seorang
pengelolaan hutan lestari yang geologiwan Belanda bernama R.D.M
dilaksanakan dalam kawasan hutan Veerbek tahun 1883, bahwa di Pasir
negara yang dikelola oleh Perum Pamoyanan wilayah hutan Arcamanik
Perhutani yang dilaksanakan oleh ditemukan dua patung Ciwa Mahadewa,
masyarakat sebagai pelaku utama untuk satu Patung Dewi Durga dan sebuah alas.
meningkatkan kesejahteraannya, Terdapat tiga konsep hutan di Desa
keseimbangan lingkungan dan dinamika Mekarmanik:
sosial budaya dalam bentuk izin a. Hutan Titipan
pemanfaatan hutan. Berlokasi di puncak dan lereng
Pembagian hasil kerjasama antara terjal Gunung Palasari serta Pasir
Perum Perhutani dengan petani yang Malang, di kawasan ini masyarakat tidak
menggarap lahan Perum Perhutani di melakukan aktivitas pengambilan kayu
Desa Mekarmanik tertuang dalam dan masyarakat luar tidak memanfaatkan
pembagian 30% : 70%. Dalam rincian 30 lahan tersebut. Nilai konservasi yang
% tersebut terbagi menjadi 16% untuk tinggi menjadi salah satu penyebab
Perum Perhutani, 6% untuk Pendapatan kawasan tersebut tidak dimanfaatkan oleh
Naerah Bukan Pajak (PNBP), 4% untuk siapapun.
Kelompok Tani Hutan (KTH), 2% untuk b. Hutan Tutupan
LMDH Tani Mukti Giri Jaya, 2% untuk Masyarakat umum, institusi dan
Desa Mekarmanik. tentunya masyarakat desa dapat
menitipkan beberapa pohon dengan

818
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 805-823

catatan untuk tujuan penelitian, kedudukan yang berbeda, seperti


konservasi, nilai adat menanam pohon contohnya karang taruna berada di bawah
untuk waktu yang akan datang agar jalur intruksi kantor desa. Namun, sampai
terawat hingga generasi berikutnya, serta saat ini belum tercapai rencana kolaborasi
edukasi keragaman hayati. Terdapat 23 antara LMDH dan pilar-pilar tesebut.
jenis bambu di lokasi tersebut kurang Kedudukan LMDH merupakan
lebih seluas 19 ha berupa hutan penelitian salah satu contoh yang berada di jalur
Arcamanik. Terkait dengan ketentuan koordinasi dengan pihak kantor desa.
tersebut kawasan hutan lindung bambu, Ketika terdapat urusan yang menyangkut
sebenarnya masyarakat dapat mengelola Hutan yang berada di Desa Mekarmanik,
dengan cara memenuhi persyaratan dan LMDH Tani Mukti Giri Jaya menjadi
berkoordinasi dengan dinas. Namun, lembaga terdapat untuk mengelola hal
sampai saat ini belum terdapat upaya tersebut karena hal tersebut menjadi salah
antara kedua belah pihak dan tidak terjadi satu kewenangan dari LMDH kondisi
masyarakat yang melanggar untuk tersebut sesuai dengan pendapat Awang,
memanfaatkan dari dalam hutan lindung et al (2008) bahwa Lembaga Masyarakat
tersebut. Desa Hutan (LMDH) adalah satu
c. Hutan Garapan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat
Kawasan ini merupakan lahan yang desa yang berada di dalam atau disekitar
digarap oleh masyarakat desa hutan untuk hutan untuk mengatur dan memenuhi
digarap. Mayoritas masyarakat menanam kebutuhannya melalui interaksi terhadap
komoditas kopi untuk memanfaatkan hutan dalam konteks sosial, ekonomi,
lahan ini. politik, dan budaya.

Keberadaan Lembaga Rencana LMDH Tani Mukti Giri Jaya


Keberadaan LMDH Tani Mukti Rencana Jangka Pendek
Giri Jaya di Desa Mekarmanik berada 1. KULIN KK
dalam garis koordinasi dengan pihak Terdapat beberapa skema dalam
kantor desa. Terdapat 6 desa pilar yang pelaksanaan perhutanan sosial di wilayah
terdapat di desa mekarmanik yaitu BPD, kerja Perum Perhutani diantaranya yaitu
LPMD, Karang Taruna, PKR, MUI, dan skema Kemitraan Kehutanan dalam
LMDH. Beberapa pilar tersebut memiliki bentuk KULIN KK atau Pengakuan

819
DINAMIKA PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT
Fadil Bagaskara, Ahmad Choibar Tridakusumah

Perlindungan Kemitraan Kehutanan dan Ruang Diskusi antara LMDH dan petani
IPHPS (Izin Pemanfaatan Hutan menjadi salah satu rencana untuk
Perhutanan Sosial di hutan lindung dan meningkatkan kemajuan lembaga. Saat
hutan produksi). Saat ini, LMDH Tani ini LMDH Tani Mukti Giri Jaya telah
Mukti Giri Jaya belum mencapai skema memiliki ruangan sekretariat untuk
KULIN KK dan skema tersebut dijadikan penunjang keberlangsungan lembaga,
rencana untuk keberlangsungan LMDH Namun jika petani hutan berdiskusi di
tersebut. sekretariat mereka cenderung kurang
Kulin KK memiliki beberapa berpartisipasi . Maka, dalam menggapai
keuntungan salah satunya jangka waktu tujuan untuk membangun komunikasi
dalam perjanjian yang lebih lama. Seperti yang dinamis LMDH Tani Mukti Giri
contoh kasus di wilayah Madura, yaitu Jaya berencana untuk membuat saung di
LMDH Kangean Barat telah mengajukan setiap wilayah kebun KTH untuk tempat
permohonan KULIN KK kepada bersilaturahmi dan berdiskusi antara
kementrian kehutanan dengan harapan LMDH dan KTH.
legalitas masyarakat yang tergabung 3. Pembuatan Berita Acara
dalam LMDH akan memiliki kekuatan Pembuatan Berita Acara pada saat
hukum dan LMDH dapat mengelola sharing hasil pemanfaatan hutan. Pada
perhutanan sosial dengan perjanjian saat pembagian tersebut, sering terjadi
selama 35 tahun dengan memakai pola polemik perbedaan sudut pandang antara
kemitraan kehutanan sesuai dengan pihak perhutani dan pihak kelompok tani
aturan. Maka dari itu, petani di Desa hutan. Selain adanya kuitansi
Mekarmank dan LMDH Tani Mukti Giri pembayaran pada saat sharing, LMDH
Jaya sedang dalam perjalanan untuk Tani Mukti Giri Jaya membuat berita
menyelesaikan perizinan KULIN KK acara pada setiap sharing dilaksanakan.
tersebut. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir
2. Ruang Diskusi miss komunikasi antara Kelompok Tani
Pentingnya membangun Hutan dan Perhutani dengan cara
komunikasi dalam implementasi seluruh menuliskan secara jelas jumlah luasan
rencana pihak yang terlibat dalam yang di garap oleh petani dan dituliskan
meningkatkan kualitas internal lembaga jumlah hasil panen yang didapatkan
dibutuhkan tempat untuk berkomunikasi. dalam sewaktu panen. Terdapat hasil dari

820
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 805-823

inovasi untuk mengadakan berjalannya waktu pada tahun 2011


pemberitahuan berita acara karena setiap LMDH tersebut telah dibuat akta
petani dalam mengelola wilayah kebun pendirian lembaga. Kurangnya
masing-masing memiliki perbedaan intensitas kepengurusan internal
dalam perawatan untuk tanaman kopi. Di LMDH Tani Mukti Giri Jaya
sisi lain, keberlangsungan bisnis dunia menyababkan lembaga tersebut
pertanian bersifat tentatif, beberapa faktor kurang berjalan dengan semestinya,
internal petani berpengaruh untuk Namun masyarakat tetap dapat
keberlangsungan hasil panen kebun. memanfaatkan lahan hutan di
kawasan tersebut dan berbagai
Rencana Jangka Panjang perjanjian antara perum perhutani
LMDH Tani Mukti Giri Jaya dengan masyarakat tetap berjalan.
berencana untuk memantik lahirnya Pada tahun 2020 telah
pusaran ekonomi bagi masyarakat desa terselenggarakan pemilihan ketua
hutan yang memanfaatkan lahan di dalam LMDH Tani Mukti Girijaya yang
hutan maupun yang tidak memanfaatkan difasilitasi oleh kantor desa dengan
di dalam hutan melalui komoditas kopi. melibatkan Asper BKPH Manglayang
Hal ini disebabkan karena kopi dapat Barat, KSS. Kelola Sosial BDU,
ditambahkan nilai yang beranekaragam KRPH Arcamanik, Ketua BPD Desa
seperti contohnya dapat menyerap tenaga Mekarmanik, Tokoh Masyarakat
kerja bagi masyarakat desa hutan yang Desa, dan Pendamping LMDH yang
tidak menggarap lahan di hutan, dapat dihadiri oleh masing-masing anggota
menyerap tenaga kerja sebagai berikut: Kelompok Tani Hutan yang
buruh petik, buruh angkut, penyortir biji tergabung kedalam LMDH Tani
(non-kering), pengupas biji kopi, Mukti Giri Jaya. Pemlihan ketua
penjemur kopi, penyortir biji kering, tersebut sekaligus merombak seluruh
pemanggang biji kopi, pemasaran kopi, internal LMDH Tani Mukti sesuai
dan kedai kopi. dengan kebutuhan lembaga.
2. Masyarakat di sekitar hutan Desa
KESIMPULAN DAN SARAN Mekarmanik yang tergabung dalam
Kesimpulan LMDH Tani Mukti Giri Jaya,
1. LMDH Tani Mukti Girijaya telah berkerjasama dengan perum perhutani
didirikan pada tahun 2005, seiring

821
DINAMIKA PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT
Fadil Bagaskara, Ahmad Choibar Tridakusumah

melalui program yang sebelumnya agar dapat memantik perputaran arus


yaitu PHBM dan program Perhutanan ekonomi bagi masyarakat yang
Sosial yang sedang dalam proses memanfaatkan lahan di kawasan
penyelesaian SK KULIN KK hutan perum perhutani dan bagi
berdampak terhadap masyarakat masyarakat yang tidak memanfaatkan
untuk mendapatkan akses pengelolaan lahan di hutan, merupakan salah satu
lahan di lahan kerja perum perhutani rencana jangka panjang yang
seluas 594,6 hektar. Hingga saat ini, direncanakan oleh LMDH Tani Mukti
pemanfaatan lahan kehutanan oleh Giri Jaya melalui komoditas kopi.
LMDH dengan menanam tanaman
kopi. Komoditas kopi dijadikan Saran
pilihan dengan pertimbangan tanaman 1. Rutin untuk mengevaluasi ulang data
tersebut dapat bermanfaat bagi lembaga dalam jangka waktu yang
lingkungan untuk meminimalisir tertentu ketika data anggota serta luas
timbulnya erosi karena dapat lahannya telah terpenuhi.
membantu menahan tanah dan air. 2. Membuat sarana informasi online
Hal ini membuat tanaman tersebut yang terstruktur dan sistematis dalam
memiliki fungsi konservasi yang sama pemberian informasi LMDH Tani
dengan tanaman hutan lainnya dan Mukti Giri Jaya. Seperti membuat dan
hasil panen kopi dapat dimanfaatkan menerapkan Standar Operasional
oleh masyarakat yang tidak menanam Prosedur (SOP) untuk akun resmi
tanaman kopi di hutan. lembaga secara online di sosial media
3. Rencana LMDH Tani Mukti Giri Jaya maupun website.
terbagi dalam rencana jangka pendek 3. Perlu penelitian lebih lanjut secara
dan rencana jangka panjang. Rencana kuantitatif mengenai dampak
jangka pendek saat ini fokus untuk ekonomi dan sosial budaya Program
menyelesaikan persyaratan KULIN Perhutanan Sosial melalui LMDH
KK, pembuatan ruang diskusi di Tani Mukti Giri Jaya di Desa
setiap blok kebun kopi, dan Mekarmanik terhadap masyarakat
pembuatan berita acara pada saat Desa Mekarmanik.
pembagian pemanfaatan hasil hutan. 4. Menjaga komunikasi dinamis antara
Rencana jangka panjang dari LMDH pengurus lembaga dan anggota

822
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 805-823

kelompok tani melalui diskusi hingga (Lmdh) Bangun Dalam


Meningkatkan Partisipasi Petani Di
rencana terealisasi.
Desa Donorejo. Geo-Image, 3(1).
Nugroho, S. S. (2011). Pengelolaan
Hutan Bersama Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA (PHBM) Melalui Penguatan
Albornoz, M. A., Becker, M., Cahyat, A., Lembaga Masyarakat Desa Hutan
Cronkleton, P., Jong, W., Evans, (LMDH)(Kajian Hukum Penguatan
K., & Wollenberg, E. (2007). Kapasitas LMDH dan Peningkatan
Menuju Kesejahteraan dalam Efektivitas PHBM di Desa Dampit,
Masyarakat Hutan: Buku Panduan Kecamatan Bringin, Kabupaten
untuk Pemerintah Daerah. Bogor: Ngawi). Jurnal Sosial, 12(2), 94-
Cifor 107
Anantanyu, S. (2011). Kelembagaan Puspaningrum, D. (2011). Pelembagaan
petani: peran dan strategi Program Pengelolaan Sumberdaya
pengembangan kapasitasnya. Hutan Bersama Masyarakat
Jurnal Sepa, 7(2), 102-109. (PHBM) dan Dampaknya Bagi
Ekawati, S., Budiningsih, K., Sylviani, S. Masyarakat Desa Hutan. JSEP
E., & Hakim, I. (2015). Kajian (Journal of Social and Agricultural
tinjauan kritis pengelolaan hutan di Economics), 5(3), 1-14.
Pulau Jawa. Policy Brief, 9(1). Rosmaladewi, O., Danuwikarsa, I.,
Farida, U. (2013). Pengaruh aksesibilitas Robana, R., & Pranadikusumah, P.
terhadap karakteristik sosial (2019). Forest Village Community
ekonomi masyarakat pedesaan Empowerment through Multi-stake
Kecamatan Bumijawa Kabupaten holder Partnership Program to form
Tegal. Jurnal Wilayah dan Sustainable Green Forests and
Lingkungan, 1(1), 49-66. Disaster Preparedness in Garut. In
Maryudi, A., & Nawir, A. A. (2018). IOP Conference Series: Earth and
Hutan Rakyat di Simpang Jalan. Environmental Science (Vol. 298,
UGM PRESS. No. 1, p. 012036). IOP Publishing.
Munawar, A. (2019). Potensi Wisata Utami, N. N. (2015). Pengelolaan Hutan
Alam dalam Kawasan Hutan, Bersama Masyarakat Ditinjau dari
Pemanfaatan dan Pengembangan: Perspektif Assets Based
Studi Kasus di Kabupaten Maros Community Development. Share:
Sulawesi Selatan. Inti Mediatama Social Work Journal, 5(2).
Noviati, A., Banowati, E., & Indrayati, A.
(2014). Optimalisasi Peran
Lembaga Masyarakat Desa Hutan

823

Anda mungkin juga menyukai