Anda di halaman 1dari 4

Narasi Perhutanan Sosial

Kelompok 5 :
- Muhammad Akbar
- Fadhillah Hidayani
- Siti Hajar Ramadhana
- Wawan

Regulasi

 (Pasal 1 PP 23/2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan) Peraturan Pemerintahan


Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Kehutanan, dimana
berbunyi Penatagunaan Kawasan Hutan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka
menetapkan fungsi dan penggunaan Kawasan Hutan.

Pengertian perhutanan sosial

Perhutanan sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan
hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau
masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya,
keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan
Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat, Hutan Adat, dan Kemitraan
Kehutanan. Perhutanan sosial merupakan program yang saat ini mejadi salah satu fokus utama
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.

Sesuai dengan Permen LHK Nomor 83 Tahun 2016, Perhutanan Sosial bertujuan untuk
menyelesaikan permasalahan tenurial dan keadilan bagi masyarakat setempat dan masyarakat
hukum adat yang berada di dalam atau sekitar kawasan hutan dalam rangka kesejahteraan
masyarakat.

Skema perhutanan sosial

• Hutan Desa (HD) adalah hutan negara yang dalam pengelolaannya diberikan
kepada lembaga desa yang bertujuan untuk mensejahterakan suatu desa.
• Hutan Kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara yang mana pengelolaannya
dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat sekitar
agar terciptanya kesejahteraan masyarakat.
• Hutan Tanaman Rakyat (HTR) adalah Hutan produksi yang dibangun oleh
sekelompok masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan potensi
dari hutan produksi dengan menerapkan Silvikultur agardapat menjamin kelestarian
sumberdaya hutan.
• Hutan Adat (HA) adalah hutan yang dimiliki oleh masyarakat adat yang
sebelumnya merupakan hutan negara ataupun bukan hutan negara.
• Kemitraan Kehutanan (KK) merupakan adanya kerjasama antara masyarakat
sekitar hutan dengan pengelolaan hutan, seperti Pemegang Izin Usaha Pemenfaatan
Hutan, Jasa hutan Izin Pinjam Pakai kawasan hutan atau Pemegang Izin Usaha
Industri Primer Hasil Hutan.

Capaian perhutanan sosial sampai dengan 1 oktober 2022

Sebagaimana tercantum dalam pasal 1PP 23/2021 tentang penyelanggaraan kehutanan yang
melaksanakn oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat dalam meningkatkan
kesejahteraan, keseimbangan lingungan, serta dinamika sosial budaya dalam
mengimplementasikan terhadap skema tersebut. Sampai dengan 1 Oktober 2022, realisasi
capaian Perhutanan Sosial mencapai 5.087.754 Hektar, menurut laporan terbaru dari Direktorat
Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (Ditjen PSKL). Berdasarkan data
Perkembangan Izin Perhutanan Sosial (Perhutsos) pada Senin (3/10), akun resmi Instagram
Ditjen PSKL mengumumkan bahwa realisasi per tahun dan capaian perhutsos mencapai
5.087.754,07 Ha, kurang lebih 1.127.815 KK dan 7.694 Unit SK. Direktorat Jenderal Perhutanan
Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
bertanggungjawab atas kegiatan Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial yang memiliki sasaran
kegiatan yaitu meningkatnya luas areal kelola masyarakat. Sasaran kegiatan tersebut mendukung
sasaran program PSKL yang pertama yaitu meningkatnya akses pengelolaan hutan oleh
masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomer 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan,


perhutsos adalah sistem pengelolaan Hutan lestari yang dilaksanakan dalam Kawasan Hutan
Negara atau Hutan Hak/Hutan Adat yang dilaksanakan oleh Masyarakat setempat atau
Masyarakat Hukum Adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya,
keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya. Terdapat beberapa bentuk dalam
perhutsos dalam peraturan pemerintah tersebut, yaitu Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan
Tanaman Rakyat, Hutan Adat, dan Kemitraan Kehutanan.
Secara terperinci, berdasarkan realisasi per skema capain perhutsos sampai 1 Oktober 2022
adalah sebagai berikut:

1. Hutan Desa dengan luas 2.013.017,21 Ha;


2. Hutan Kemasyarakatan (HKM) dengan luas 916.414,60 Ha;
3. Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dengan luas 355.185,08 Ha;
4. Kemitraan Kehutanan (KK), meliput Kulin KK dengan luas 571.622,38 Ha dan IPHPS
dengan luas 34.789,79 Ha; dan
5. Hutan adat mencapai 1.196.725,01 HA (Penetapan Hutan Adat 108.576 Ha dan Indikatif
Hutan Adat 1.088.149 Ha).

Kelola perhutanan sosial

Pemerintah memiliki 2 agenda besar yang menjadi sorot utama terkait dengan pengelolaan hutan,
yakni peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya disekitar hutan dan juga penciptaan
model pelestarian hutan yang efektif. Melihat tujuan ini, pemerintah telah kini menyiapkan
sebuah program yang memastikan bahwa sarana pengentasan kemiskinan masyarakat khususnya
disekitar hutan dapat dilakukan dengan model yang menciptakan keharmonisan antara
peningkatan kesejahteraan dengan setaraan dan pelestarian lingkungan. Program ini adalah
Program Perhutanan Sosial.

Program Perhutanan Sosial sendiri bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat


melalui pola pemberdayaan dan dengan tetap berpedoman pada aspek kelestarian. Program
Perhutanan Sosial akan membuka kesempatan bagi masyarakat di sekitar hutan untuk
mengajukan hak pengelolaan area hutan kepada pemerintah. Setelah disetujui maka masyarakat
dapat mengolah dan mengambil manfaat dari hutan dengan cara-cara yang ramah lingkungan.
Dengan ini, masyarakat akan mendapatkan berbagai insentif berupa dukungan teknis dari
pemerintah dalam mengelola perkebunan tanaman dalam area yang mereka ajukan. Hasil panen
dari perkebunan ini dapat kemudian dijual oleh masyarakat demi pemenuhan kebutuhan
ekonominya sehari-hari.

Hingga saat ini, terdapat 3 kategori hak hutan yang dapat diajukan yaitu hak terhadap Hutan
Kemasyarakatan, Hutan Desa, dan Hutan Tanaman Rakyat. Hak untuk pengolahan hutan dapat
diajukan oleh masyarakat di atas area yang diidentifikasi dalam Peta Indikatif Akses Kelola
Hutan Sosial. Pemerintah sendiri telah mentargetkan alokasi perhutanan sosial seluas 12,7 juta
Ha area hutan. Dan dalam pelaksanaannya akan dibentuk Kelompok Kerja Daerah untuk
melaksanakan pendampingan dan pembinaan bagi masyarakat yang ingin mengajukan diri dalam
program ini.

Melalui Perhutanan Sosial, masyarakat dapat memiliki akses kelola hutan dan lahan yang setara
dan seluas-luasnya. Dan dengan bentuk pemanfaatan hasil hutan yang sesuai prinsip kelestarian
yang ramah lingkungan maka tujuan konservasi lingungan dapatsejalan dengan upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tambahan manfaat lainnya adalah pelibatan masyarakt
setempat sebagai pihak utama dan terdekat yang menjaga kelestarian hutan.

Realisasi perhutanan sosial Indonesia tahun 2022

Berdasarkan rencana strategis dari direktorat PKPS, target yang sudah ditempuh dalam
pengelolaan perhutanan sosial saat ini sudah mencapai sebesar 200 kelompok masyarakat yang
memiliki luas 200.000 Ha. Perkembangan dalam memberikan akses kelola perhutanan sosial
telah mencapai 198unit SK atau sekitar (99% dari target) terhadap 118.150 KK seluas ± 118.150
Ha (59,08% dari target). Sementara jumlah luasan diatas baru mencapai 20 dari 30 provinsi yang
ditargetkan dalam mempunyai perhutanan sosial. Adapun beberapa provinsi di Indonesia yang
belum merealisasikan sama sekali dalam program tersebut yaitu:
- Aceh,
- Sumatra Barat,
- Bengkulu,
- Lampung,
- Kepulauan Riau,
- Banten,
- Jawa Tengah,
- Jawa Timur,
- Sulawesi Utara,
- Sulawesi Barat.

Tantangan dan saran dalam perhutanan sosial

Permasalahan Saran
Kurangnya sosialisasi terhadap perhutanan Sosialisasi di provinsi, kabupaten, dan tingkat
sosial tapak secara factual maupun viktual
Kasus-kasus pasca-izin yang sedang ditangani Akselerasi dalam menangani kasus
pada sejumlah skema perhutanan sosial
Penempatan batas desa, khusus untuk skema Mempercepat penetapan desa secara resmi
hutan desa disekitar Kawasan hutan
Hak guna-usaha (HGU) dalam Kawasan Percepatan tata batas Kawasan hutan dengan
hutan perizinan lainnya
Sawit dalam Kawasan hutan Penyelesaian sebagaimana aturan dalam PP
24/2021
Klaim kepemilikan lahan dalam Kawasan Pengoreksian historis tata batas Kawasan
hutan hutan
Boking kesatuan pengelolaan hutan (KPH) Menyusun rencana pengelolaan hutan jangka
yang tidak sesuai dengan fakta lapangan Panjang (RPHUP) KPH
Tidak ada anggaran fasilitasi usulan diunit Melakukan pendanaan dalam memfasilitasi
kerja tingkat usulan

Sumber
- Direktorat Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial (PKPS) Ditjen PSKL KLKH
- Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai