Anda di halaman 1dari 59

PELAKSANAAN FASILITASI

DAN VALIDASI PERHUTANAN SOSIAL DI KHDPK

BALAI PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN


WILAYAH JAWA

1
OUTLINE:

1 Regulasi Perhutanan Sosial di Wilayah Jawa

Perkembangan Pengelolaan Perhutanan Sosial


2
di Wilayah Jawa

Rencana Kerja & Implementasi Pengelolaan Perhutanan Sosial


3 di Wilayah Jawa

2
1 REGULASI PERHUTANAN SOSIAL DI PULAU JAWA
PP 23 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Kehutanan Keputusan Menlhk Nomor SK. 287/MENLHK/SETJEN/PLA.2/4/2022
tentang Penetapan Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus pada
Sebagian Hutan Negara pada Kawasan Hutan Produksi dan Hutan
Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus Lindung di Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa
(KHDPK) ditetapkan untuk kepentingan (Pasal 112) : Barat dan Provinsi Banten
a. Perhutanan Sosial
b. Pengukuhan Kawasan Hutan
c. Penggunaan Kawasan Hutan
d. Rehabilitasi Hutan
e. Perlindungan Hutan
f. Jasa Lingkungan
Persetujuan Pengelolaan Perhutanan Sosial di
areal KHDPK adalah HD, HKm, atau HTR (Pasal 208).

Permen LHK No 4 Tahun 2023 tentang Pengelolaan


Perhutanan Sosial pada Kawasan Hutan Dengan No Provinsi Penataan KH Penggunaan KH Perhutanan Sosial RHL Luas
Pengelolaan Khusus 1 Jawa Barat 29,581 18,672 269,782 20,908 338,943
2 Jawa Tengah 5,602 13,107 160,238 24,042 202,988
3 Jawa Timur 5,575 12,859 455,707 27,891 502,032
Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2023 tentang Perencanaan 4 Banten 18,229 3,979 37,042 728 59,978
Terpadu Percepatan Pengelolaan Perhutanan Sosial Luas Total 58,986 48,616 922,769 73,569 1,103,941
3
KEBIJAKAN PERHUTANAN SOSIAL
PEMERATAAN EKONOMI
Sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam
LAHAN
kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang
dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau masyarakat
KEBIJAKAN KESEMPATAN:
PEMERATAAN ACCESS MODAL hukum adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan
EKONOMI DAN PASAR
kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan dan dinamika
sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan
KAPASITAS SDM
Kemasyarakatan,
Peraturan Hutan
Menteri Lingkungan HidupTanaman Rakyat,
dan Kehutanan No. 9 TahunHutan
2021
Rakyat,
tentang Hutan Adat
Pengelolaan dan Kemitraan
Perhutanan Sosial Kehutanan.
1. Hutan 4. Kemitraan
2. Hutan Desa 3. Hutan Tanaman 5. Hutan Adat
Kemasyarakatan Kehutanan
Rakyat

Hutan yang berada di


Hutan tanaman pada HP Kerja sama antara kepala
Kawasan hutan yang dalam wilayah
Kawasan hutan yang dibangun oleh unit pengelola kawasan
belum dibebani izin, Masyarakat Hukum Adat.
yang pemanfaatan kelompok masyarakat atau pemegang perizinan
utamanya ditujukan yang dikelola oleh desa untuk meningkatkan berusaha pada Kawasan
untuk dan dimanfaatkan untuk potensi dan kualitas HP HL, HP dan HK dengan
memberdayakan kesejahteraan desa. dengan menerapkan mitra/ Masyarakat
masyarakat. sistem silvikultur dalam Setempat
rangka menjamin
kelestarian sumber daya
hutan.
SUBYEK PS OBYEK PS
Perseorangan Kriteria HD HKm HTR Kemitraan
(diarahkan membentuk
Kelompok Tani) Kawasan HLdan/atau HL dan/atau HP yang HP dan/atau
HPyang belum HP yang belum HL yang
dibebani belum dibebani telah
PS dapat perizinan/perset dibebani perizinan/per dibebani
diberikan ujuan bidang perizina/perset setujuan perizina/pers
kehutanan. ujuan bidang bidang etujuan
kepada: kehutanan. kehutanan bidang
kehutanan;
HK
Koperasi setempat yang Kelompok Tani/ Lokus 1.Pada 1 desa 1.Berada di 1.Berada di 1.Areal
bergerak di bidang Lembaga Masyarakat Desa atau dalam PIAPS; dalam sumber
pertanian, holtikultura, landscape 2.Diluar PIAPS PIAPS; penghidupa
peternakan dan/atau Berjumlah 15 – 300 orang,
2.Dalam PIAPS dg 2.Diluar n masy.
kehutanan. selebihnya membentuk 3.Diluar PIAPS pertimbangan PIAPS dg Setempat;
gabungan kelompok tani dg 3.Sudah pertimbangan 2.Areal
pertimbangan dikelola oleh 3.Sudah konflik atau
Koperasi hutan. dikelola
pemohon berpotensi
oleh
Dibuktikan dengan bukti/akta pendirian kelompok pemohon
konflik
berseta daftar nama pengurus dan anggota; FC KTP dan
KK yang terverifikasi Luas Paling luas Paling luas Paling luas Paling luas 5
5.000 hektar 5.000 ha per 5.000 ha ha per KK
Di Luar per unit unit per unit
PS dapat dilaksankan pada formasi hutan: Jawa pengelolaan pengelolaan pengelolaan
1. Mangrove 4. 15 ha per KK 15 ha per KK
Dataran rendah
2. Gambut (Kecuali HTR) 5. Dataran tinggi PS di Jawa :
3. Munson 1. Luas maksimal 1.000 Ha
2. Per KK maksimal 2 Ha
Jangka waktu Pengelolaan paling lama 35 tahun 3. Masyarakat setempat yang sudah mengelola Kawasan Hutan
setidaknya 5 Tahun 5
AREAL KHDPK UNTUK KEPENTINGAN PERHUTANAN
SOSIAL
No Provinsi KHDPK PS ∑ Kabupaten ∑ Kecamatan ∑ Desa
1 Jawa Barat 269.782 18 224 798
2 Jawa Tengah 160.238 30 298 1475
Banten 3 Jawa Timur 455.707 30 355 1713
± 37.042 Ha 4 Banten 37.042 6 60 209
Luas Total 922.769 84 937 4.195

Jawa Tengah
± 160.238 Ha Jawa Timur
± 455.707 Ha

Jawa Barat
± 269.782 Ha

6
KHDPK UNTUK KEPENTINGAN PERHUTANAN SOSIAL

SUDAH MEMILKI PERSETUJUAN BELUM MEMILKI PERSETUJUAN


IPHPS dan Kulin KK

FASILITASI
TRANFORMASI
SKEMA PS KHDPK :
Hutan Kemasyarakatan
Hutan Desa
Hutan Tanaman Rakyat

Kegiatan Pemanfaatan (disesuaikan dengan fungsi Kawasan) :


1. pemanfaatan jasa lingkungan;
2. pemanfaatan dan pemungutan hasil hutan kayu; dan
3. pemanfaatan dan pemungutan hasil hutan bukan kayu

Apabila terjadi konflik:


Masyarakat atau kelompok masyarakat dapat mengadukan permasalahan kepada Balai PSKL
dengan tembusan Direktorat PKTHA dan Dinas di daerah yang menangani kehutanan
7
FASILITASI PERSETUJUAN PERHUTANAN SOSIAL PADA KHDPK
MATERI SOSIALISASI

MATERI KOORDINASI
a. Menjelaskan skema Perhutanan Sosial di Pulau Jawa Rapat Koordinasi dilakukan untuk memperoleh informasi awal areal
indikatif Perhutanan Sosial yang sudah ditetapkan dalam PIAPS (KHDPK-
b. Menjelaskan lokasi Perhutanan Sosial dalam KHDPK PS) meliputi:
a. letak lokasi;
c. Menjelaskan tata cara dan persyaratan permohonan persetujuan Pengelolaan
b. kondisi tutupan lahan;
Perhutanan Sosial pada KHDPK c. aksesibilitas;
d. potensi konflik; dan/atau
d. Menjelaskan aset bergerak dan tidak bergerak pada KHDPK-PS
e. keberadaan pengelolaan dan/atau penggarapan.
e. Menjelaskan hak dan kewajiban pemegang hak persetujuan Pengelolaan f. Rencana Fasilitasi (Pembagian tugas, target, jangka waktu dan Biaya)

Perhutanan Sosial
8
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN

Transformasi IPHPS dan KULIN


KK (Pasal 21-23)

Dirjen a.n. Menteri menetapkan perubahan IPHS


dan KULIN KK menjadi HD, HKm atau HTR

Tim Teknis menyampaikan pertimbangan perubahan


Skema menjadi HD, HKm atau HTR

Transformasi tidak merubah pola


Dirjen membentuk Tim Teknis pemanfaatan hutan sesuai fungsi
Kawasan hutan

9
HAK Perlindungan hukum
Mengelola dan
memanfaatkan hutan
Manfaat dari
sumberdaya genetik

Mengembangkan Pendampingan dan Pendampingan


ekonomi produktif penyelesaian konflik kemitraan

Pendampingan penyusunan Perlakuan yang adil


rencana kelola PS, RKU, RKT
10
Kewajiban

Pengelolaan hutan Menjaga hutan dari Memberi tanda batas


secara lestari kerusakan dan areal kerja
pencemaran

Menyusun rencana
Penanaman dan Membayar PNBP dari
pengelolaan hutan dan
pemeliharaan hasil pengelolaan PS
usahanya

Melakukan penataan Melaksanakan


hasil hutan perlindungan hutan
11
Larangan

Pemindahtangan Menanam kelapa sawit Mengagunkan areal PS


Persetujuan

Pemegang
Persetujuan PS Menebang pohon
Pada Hutan Lindung
Menggunakan peralatan
mekanis pada Hutan
Membangun sarana dan
prasarana yg merusak pada
hutan lindung
Lindung

Menyewakan areal Menggunakan Persetujuan PS


Persetujuan untuk kepentingan lain

12
KETENTUAN PEMANFAATAN ASET

1. Aset Perum Perhutani yang berada di Areal Persetujuan Pengelolaan PS


menjadi tanggungjawab Perum Perhutani dan Pemegang
Persetujuan PS.
2. Aset Perum Perhutani dapat dimanfaatan untuk menunjang Pengelolaan PS
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
3. Dalam hal aset Perum Perhutani berada pada KHDPK yang belum
mendapat persetujuan PS, menjadi tanggung jawab Perum
Perhutandi dan KLHK.
4. Aset tetap berupa tanaman masak tebang dimanfaatkan Perum Perhutani
sampai dengan akhir masa daur
5. Aset berupa tanaman belum masak tebang dilakukan Kerjasama sesuai
ketentuan Perum perhutanu setelah mendapat persetujuan Menteri.
6. Pemanfaatan Aset lainnya dilaksanakan sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan
13
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 28
TAHUN 2023 TENTANG
PERENCANAAN TERPADU
PERCEPATAN PENGELOLAN FOKUS PERCEPATAN
PERHUTANAN SOSIAL Percepatan Distribusi Akses Legal
1 PS

Optimalisasi Pendampingan
2 Pengelolaan PS

Percepatan Pengembangan
3 Usaha PS

Dilaksanakan Periode 2023-2030


Untuk mendukung pelaksanaan Percepatan Pengelolaan PS,
K/L, Pemprov dan Pemkab melakukan:
a. penyelarasan kebijakan dan peraturan lintas sektor;
b. pengalokasian anggaran untuk Perhutanan Sosial;
c. mengintegrasikan Perhutanan Sosial ke dalam dokumen
perencanaan pembangunan nasional dan daerah.
15
CONTOH PERAN PARA PIHAK DALAM PERCEPATAN PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL

16
2
PERKEMBANGAN PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL
DI WILAYAH JAWA

17
BALAI PSKL WILAYAH JAWA
Peraturan Menteri LHK Nomor 3 Tahun 2023
Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri LHK Nomor 9
Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai PSKL

STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA BALAI
SUB BAG TATA
USAHA

SEKSI SEKSI
WILAYAH I WILAYAH II

UNIT KELOMPOK UNIT


PERHUTANAN JABATAN PERHUTANAN
SOSIAL FUNGSIONAL SOSIAL
GAMBARAN WILAYAH KERJA
PIAPS KUPS
NO PROVINSI KLASIFIKASI KUPS JUMLAH
BIRU PERAK EMAS PLATINUM
1 YOGYAKARTA 5 57 39 1 102
2 JAWA TIMUR 366 35 368 2 771

3 JAWA TENGAH 132 11 58 - 201

4 JAWA BARAT 217 91 43 1 352

5 BANTEN 37 2 - - 39

JUMLAH 757 196 508 4 1.465

D.I.Y
± 3.322 Ha

PERSETUJUAN PS PKTHA
NO PROVINSI JUMLAH IZIN LUAS (HA) JML KK
(UNIT) NO RINCIAN DIY JATENG JATIM JABAR BANTEN JUMLAH
1 YOGYAKARTA 45 1.565,88 5.005 1 Kasus Konflik Tenurial (Kasus) 1 42 79 43 9 174
2 JAWA TIMUR 347 176.149,68 120.990 2 Luas Potensi Konflik (Ha) 5.274 164.873 164.516 284.140 63.324 682.127
3 JAWA TENGAH 114 92.364,09 21.736
4 JAWA BARAT 133 38.821,75 21.159 3 Jumlah Hutan Adat (Unit) 1 1 8 10
5 BANTEN 34 24.482,82 15.544 4 Luasan Hutan Adat (Ha) 64 31 8.343 8.438
JUMLAH 673 333.384 184.434
PERSETUJUAN PERHUTANAN SOSIAL DI KHDPK
WILAYAH JAWA
RINCIAN PERSETUJUAN PERHUTANAN SOSIAL
PROVINSI JAWA TIMUR
NO KABUPATEN JUMLAH LUAS (HA) JUMLAH
KPS ANGGOTA
(UNIT) (KK)
1 BANYUWANGI 42 33.297,10 18.830
2 BLITAR 51 16.403,14 10.363
3 BOJONEGORO 41 24.231,19 12.691
4 GRESIK 7 782,50 708
5 JEMBER 20 16.105,14 10.523
6 KEDIRI 5 2.783,28 4.159
7 KOTA BATU 1 173,20 136
8 KOTA MALANG 1 357,60 188
9 LAMONGAN 23 5.417,59 4.960
10 LUMAJANG 12 4.341,20 1.635
11 MADIUN 16 8.587,95 5.260
12 MALANG 21 10.733,30 11.207
13 MOJOKERTO 4 511,20 614
14 NGAWI 41 16.107,80 11.841
15 PASURUAN 5 94,00 184
16 PROBOLINGGO 3 1.684,00 686
17 SITUBONDO 6 2.046,56 969
18 TRENGGALEK 17 19.036,19 16.958
19 TUBAN 28 11.725,24 7.135
20 TULUNGAGUNG 3 1.731,50 1.943
JUMLAH 347 176.149,68 120.990 21
RINCIAN KHDPK PROVINSI JAWA TIMUR
No Kabupaten/Kota Penataan KH Penggunaan KH Perhutanan Sosial RHL Luas
1 Bangkalan 393,20 5,70 1.479,03 43,42 1.921,36
2 Banyuwangi 386,59 3.026,86 57.390,80 439,85 61.244,10
3 Blitar 329,70 96,33 22.908,52 572,34 23.906,88
4 Bojonegoro 102,09 979,10 35.074,08 1.476,46 37.631,73
5 Bondowoso 638,06 23,30 25.672,13 1.373,71 27.707,20
6 Gresik 183,73 810,58 12,80 1.007,11
7 Jember 92,89 181,03 41.884,47 748,77 42.907,17
8 Jombang 9,82 4,77 5.150,42 34,95 5.199,96
9 Kediri 51,18 2,24 9.732,12 139,30 9.924,83
10 Kota Batu 85,69 3,06 2.744,75 19,24 2.852,74
11 Kota Kediri 38,18 38,18
12 Lamongan 38,18 994,77 7.341,01 907,08 9.281,04
13 Lumajang 52,69 434,74 23.695,35 341,94 24.524,73
14 Madiun 217,06 307,61 5.862,53 1.453,15 7.840,35
15 Magetan 6,88 381,92 705,88 1.094,68
16 Malang 133,86 688,18 38.907,73 1.255,77 40.985,54
17 Mojokerto 181,83 11,53 3.289,05 357,26 3.839,67
18 Nganjuk 68,67 1.337,77 9.673,11 415,25 11.494,79
19 Ngawi 54,10 2.283,88 19.641,07 952,67 22.931,72
20 Pacitan 429,11 28,14 448,35 907,17 1.812,77
21 Pamekasan 125,13 245,96 23,03 394,12
22 Pasuruan 137,65 140,86 8.253,92 1.278,44 9.810,87
23 Ponorogo 100,93 261,97 4.533,19 3.907,37 8.803,46
24 Probolinggo 78,07 34,79 9.933,61 6.909,49 16.955,96
25 Sampang 46,80 1,68 383,01 14,83 446,32
26 Situbondo 63,81 145,60 37.932,99 858,68 39.001,07
27 Sumenep 1.274,83 11,74 22.820,31 2,03 24.108,92
28 Trenggalek 168,52 266,44 38.668,89 89,46 39.193,30
29 Tuban 209,13 1.243,59 8.375,18 1.291,91 11.119,81
30 Tulungagung 98,13 159,62 12.434,58 1.359,18 14.051,52
22

JUMLAH 5.574,60 12.859,03 455.706,84 23.030,59 502.031,91


23
REKAPITULASI
PERMOHONAN PS DI JAWA S.D MEI 2023

PROVINSI UNIT KK LUAS


BANTEN 6 2.028 2.028,00
JAWA BARAT 101 42.992 42.992,21
JAWA TENGAH 187 73.648 67.815,95
JAWA TIMUR 251 133.622 157.435,87
Grand Total 545 252.291 270.272,03
Catatan:
• Banten :2
Kabupaten
• Jawa Barat : 16 Kabupaten
• Jawa Tengah : 18 Kabupaten
• Jawa Timur : 22 Kabupaten 24

3
RENCANA KERJA DAN PERCEPATAN IMPLEMENTASI
PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL DIWILAYAH JAWA

25
Rencana Program dan Kegiatan
1. Pelaksanaan fasilitasi dan/atau verifikasi teknis permohonan pengelolaan PS
2. Pemetaan konflik tenurial kawasan hutan;
3. Pelaksanaan inventarisasi kearifan lokal;
4. Fasilitasi penataan areal kerja persetujuan PS;
5. Fasilitasi penyusunan rencana kelola PS;
6. Fasilitasi pengembangan usaha PS;
7. Pelaksanaan fasilitasi kemitraan lingkungan;
8. Penetapan pendamping PS;
9. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pendampingan PS;
10.Fasilitasi pendampingan PS;
11.Penyediaan data dan informasi PS dan KL;
12.Pengawasan persetujuan pengelolaan SP; dan
13.Penyusunan rencana, program, anggaran dan pelaporan; urusan administrasi
kepegawaian, keuangan, pengelolaan barang milik negara, tata persuratan, kearsipan,
kerumahtanggaan, dan hubungan masyarakat; advokasi hukum; dan pengelolaan data dan
informasi. 26
27
28
FASILITASI PEMBERIAN PERSETUJUAN PERHUTANAN SOSIAL

Melibatkan Direktorat PELAKSANAAN FASILITASI


RAPAT KOORDINASI DAN
PKPS, dinas provinsi,
SOSIALISASI TK. PROVINSI
UPT KLHK terkait, Tahapan fasilitasi
Pokja PPS, CDK • Pengecekan lapangan PIAPS
dan/atau BUMN bidang UPT melakukan Rapat Koordinasi • Sosialisasi PS tk. Tapak
Kehutanan & Sosialisasi Teknis Lingkup • Inventarisasi dan/atau pengambilan
. Bakorwil / CDK/ KPH masing- koordinat pengelola pada areal PIAPS
masing Provinsi • Pemilihan skema Persetujuan PS
• Pembentukan kelembagaan
• Pembuatan daftar nama calon pemegang
Persetujuan PS
Informasi Awal areal Rencana Fasilitasi • Pengukuran batas dan pembuatanpeta calon
areal Persetujuan PS*
indikatif PS dalam PIAPS
*Melibatkan Dinas Provinsi, UPT KLHK terkait,
CDK dan Pokja PPS.
• Pembagian tugas dan target
. Letak lokasi, kondisi tutupan Dokumen Hasil Fasilitasi
sasaran lokasi
lahan, aksesibilitas, potensi
• Jangka waktu pelaksanaan
konflik, keberadaan pengelola
• Biaya
HASIL FASILITASI DITUANGKAN DALAM BENTUK:
• Surat permohonan dari ketua LD,KTH, Gapoktan/koperasi kepada Menteri
• Gambaran umum wilayah
• Pakta integritas
• Peta calon areal kerja

PERSETUJUAN PENGELOLAAN HD DILENGKAPI PERSETUJUAN PENGELOLAAN HKM DAN HTR


DENGAN: DILENGKAPI DENGAN:

• Perdes tentang pembentukan LD pengelola HD • Surat pembentukan kelompok/akta pendirian


• Keputusan kepala desa tentang susunan pengurus LD • Daftar nama pengurus dan anggota
• Daftar nama pengurus LD dan penerima manfaat • FC KTP dan KK seluruh anggota kelompok(cetak dan
• FC KTP dan KK pengurus dan penerima manfaat digital)

HASIL FASILITASI DISAMPAIKAN PENDAMPING KEPADA KEPALA UPT


LANGKAH-LANGKAH LAPANGAN
1. Rapat Koordinasi dan sosialisasi di kabupaten dan pembagian tim dengan mengundang camat dan kades
yang berada di areal KHDPK PS dan fokus pada usulan PS.
2. Fasilitasi Persetujuan KHDPK PS di ….Desa:
a. FGD areal KHDPK PS pada lokus (kantor Kecamatan) Output Areal KHDPK PS per tim.
a) Sosialisasi tingkat kecamatan tentang KHDPK PS
b) Menjelaskan areal KHDPK beserta batas-batasnya
c) Memaparkan areal KHDPK PS di desa lokus
d) Konfirmasi pemohon PS di desa sasaran
e) Kesepakatan-kesepakatan pelaksanaan kegiatan (sesuai kondisi lapangan)
f) Penyusunan indikatif petani yang masuk areal KHDPK (dusun/petak), dilampiri copy KTP KK dan excel
g) Penjadwalan pengecekan garapan petani pada KHDPK PS

b. Pengecekan lapangan.
a) Memastikan areal garapan masyarakat sesuai penjadwalan
b) Tim mengkompilasi data hasil lapangan
c) Melakukan konfirmasi data dan hasil lapangan di Desa untuk mendefinitifkan penggarap
d) Tim melakukan pengecekan ulang siva
e) Konfirmasi Hasil Pengecekan lapangan
f) Penentuan skema dan pembentukan kelembagaan (BA dan SK Pembentukan Kelompok)
g) Penyusunan dokumen permohonan (Dokumen dan Peta)
h) Penyunan Berita Acara Fasilitasi.
3. Tim validasi menyusun Berita Acara Hasil validasi subjek dan objek hasil pengecekan lapangan
Rundown Kegiatan per hari di lapangan
HARI NO KEGIATAN
Sosialisasi tingkat Kecamatan tentang KHDPK PS (mengundang Kades kadus dan
1
perwakilan tokoh masyarakat untuk penjadwalan pelaksanaan lapangan)
2 Ketua Tim melakukan Sosialisasi KHDPK
3 Menjelaskan areal KHDPK beserta batas-batasnya
Memaparkan areal KHDPK PS di desa lokus, termasuk mengkonfirmasi usulan yang
4
masuk (Tim Teknis)
Penyusunan indikatif petani yang masuk areal KHDPK (dusun/petak), dilampiri
Hari 1 5
copy KTP KK dan excel (blora 13 dan Kendal 4)
- Konfirmasi data Subjek ke Desa semua warga yang menggarap berupa soft file
6
(NIK dan KK jika ada)
- Penjadwalan pengecekan garapan petani pada KHDPK PS (konfirmasi dengan
7 Kades membuat jadwal fasilitasi lapangan dan menyiapkan data (KTP dan KK yang
menggarap)

Hari 2-7 1 Tim berkumpul di balai Desa sesuai kesepakatan di kecamatan


FGD teknis pelaksanaan dan menyepakati penjadwalan petani penggarap untuk
2
stay di arael garapan
3 Pengecekan lapangan melibatkan tim desa yang dibentuk
4 Tim mengkompilasi data hasil lapangan
Melakukan konfirmasi data dan hasil lapangan di Desa untuk mendefinitifkan
5
penggarap
6 Tim melakukan pengecekan ulang siva
Penentuan skema dan pembentukan kelembagaan (BA dan SK Pembentukan
7
Kelompok)
8 Penyusunan dokumen permohonan (Dokumen dan Peta)
Tim validasi menyusun Berita Acara hasil Validasi subjek dan objek hasil
pengecekan lapangan
Hari Terakhir
32
Transformasi Kulin KK dan IPHPS dengan perubahan kelembagaan, subjek dan/atau
objek dan diperlukan validasi ke lapangan :

a. Pemegang Kulin KK/IPHPS berbentuk KTH/LMHD, apabila bertransformasi menjadi PPHD,


melengkapi dokumen seperti dokumen permohonan PPHD sesuai ketentuan PermenLHK
Nomor 4 Tahun 2023.
b. Pemegang Kulin KK/IPHPS berbentuk LMDH, apabila bertransformasi menjadi PPHKm,
melengkapi dokumen perubahan LMDH menjadi KTH.
c. Pemegang Kulin KK/IPHPS dengan rasio KK/Ha lebih dari 2 Ha apabila bertransformasi
menjadi PPHD, melengkapi dokumen seperti dokumen permohonan PPHD sesuai ketentuan
PermenLHK Nomor 4 Tahun 2023 dan dilakukan pengecekan untuk memastikan anggota
pemegang Kulin KK / IPHPS sebagai penerima manfaat langsung serta memastikan penggarap
yang belum masuk dalam anggota Kulin KK / IPHPS terdaftar sebagai penerima manfaat
langsung.
d. Pemegang Kulin KK/IPHPS dengan rasio KK/Ha lebih dari 2 Ha bertransformasi menjadi
PPHKm:
 Apabila tidak dilakukan pengurangan areal, dilakukan penambahan subjek yang telah
menggarap pada areal dengan melengkapi, daftar penambahan subjek yang telah
menggarap dalam areal kerja, copy KTP dan KK subjek penambahan.
 Apabila tidak ada penambahan subjek, dilakukan pengurangan areal dan memprioritaskan
areal yang dikurangi tidak ada lahan garapan anggota Kulin KK/IPHPS.
e. Luas areal Kulin KK/IPHPS lebih dari 1.000 ha, apabila bertransformasi menjadi
HKm/HD/HTR:
 Dilakukan pengurangan areal, diperlukan pengecekan terhadap bloking arealnya (prioritas
pengurangan pada ruang perlindungan/ non garapan).
 Disesuaikan luas menjadi 2 KPS, dilakukan dengan proses transfromasi dan sisanya
dilakukan proses fasilitasi permohonan baru.
CONTOH PETA KERJA LAPANGAN

35
CITRA UNTUK PEMETAAN SUBYEK DAN OBYEK DI LAPANGAN

36
CONTOH PETA HASIL FASILITASI

37
BLANGKO LAPANGAN

BLANGKO DIATAS DIKLOPKAN DENGAN PEMETAAN


SUBYEK DENGAN AVENZA

38
39
FASILITASI PENGEMBANGAN USAHA PS
(Permenlhk No.9 Tahun 2021 tentang Pengelolaan PS)
IAD Berbasis PS
Kerjasama
Pengembangan Pengembangan Usaha 1. Sinergi dan kolaborasi para
pihak
Kewirausahaan 2. Pengembangan produk
1. Pendampingan teknis komoditas unggulan/ klaster
1. Peningkatan Nilai Tambah
dan kelembagaan komoditas
(pengembangan produk,
Optimaliasi 2. Fasilitasi permodalan 3. Peningkatan skala ekonomi
sertifikasi/standarisasi)
3. Fasilitasi pemasaran
Pemanfaatan 2. Promosi dan pemasaran, 4. Pengembangan pasar
Penguatan Hutan digital marketing, pameran,
4. Kerja sama
Kelembagaan temu usaha
operasional
1. Pemanfaatan Jasling, 3. Akses Permodalan (BPDLH,
1. Penataan Areal (potensi, HHBK, dan HHK : Himbara)
penandaan batas, andil Agroforestry, 4. Pelatihan/Workshop
garapan, ruang Agrosilvopastura, dll
perlindungan, pemetaan) 2. Peningkatan Produktivitas
2. Penyusunan Rencana
RKPS/RKT
(bantuan bibit, saprodi) KUPS PLATINUM
3. Pembentukan KUPS
4. Peningkatan Kelas KUPS
KUPS GOLD
5. Penguatan Kapasitas
Kelembagaan

KUPS SILVER

KUPS BLUE
1. P E N ATA A N 3. Ruang Perlindungan/
Pemanfaatan
AREAL • Lokasi, Luas dan batas
Ruang Perlindungan
1. Penandaan • Lokasi, Luas dan batas
Batas Ruang Pemanfaatan

• Batas persetujuan
areal hasil kegiatan
penandaan 4. Pembuatan
• Batas Titik koordinat Andil Garapan
tanda batas
• Data penggarap
• Batas dan luas andil
2. Inventarisasi garapan
Potensi Pembuatan Andil Garapan dilaksanakan secara
• Kondisi Kawasan partisipatif oleh KPS menggunakan metode dan alat
Hutan, Jenis dan sederhana atau dengan smartphone. Dengan tujuan
Sebaran Potensi untuk memastikan penataan ruang di dalam areal
5. Pemetaan
HHK, HHBK dan Jasa Perhutanan Sosial yang terbagi dalam ruang
Hasil Penataan
Lingkungan perlindungan, ruang pemanfaatan dan ruang
Areal komunal.
• Hasil pembuatan
Andil Garapan akan Pedoman Penandaan Batas dan Pembuatan Andil
dibuat dalam peta Garapan pada Areal Persetujuan PS
tersendiri Keputusan Menteri LHK No.
SK.1188/MENLHK/SETJEN/Kum.1/11/2022
2. PENGUATAN KELEMBAGAAN

Kelompok Perhutanan Sosial berkategori “Blue” atau pemula


apabila belum menyusun dokumen Rencana Perhutanan Sosial
(RKPS/RKT) dan membentuk KUPS sesuai potensi usaha yang
akan dikembangkan

PENINGKATAN KELAS dari “BLUE ke SILVER”

SILVER

BLUE

PEMBENTUKAN KELOMPOK USAHA


PERHUTANAN SOSIAL (KUPS)
 Ditetapkan oleh Kepala KPH/Kepala Balai PSKL

KPS = KUPS dan jika memiliki potensi usaha lebih dari satu, dapat • Penguatan Kapasitas Kelembagaan (AD/ART,
membentuk beberapa KUPS sesuai dengan potensi usaha yang akan administrasi, kapasitas literasi keuangan, dst)
dikembangkan. • Peningkatan Lembaga Usaha : Koperasi/BUMDES
Kelompok Usaha Perhutanan Sosial
(KUPS)
adalah Startup Perhutanan Sosial yang dibentuk oleh Kelompok
Perhutanan Sosial yang melakukan usaha pemanfaatan hutan sesuai
potensi/komoditas hasil hutan
• Pemanfaatan kawasan,
• pemungutan/pemanfaatan HHBK,
• pemungutan/pemanfaatan HHK (Hutan Produksi)
• Jasa Lingkungan
Dengan Pola Wanatani/Agroforrestry, Silvopastura, Silvofishery,
Agrosilvopastura

Ekowisata
10%
3. OPTIMALISASI PEMANFAATAN HUTAN :
Peningkatan Produktivitas dan Nilai Tambah Produk KUPS
1. Pengembangan Perhutanan Sosial Nasional (Bang PeSoNa) yang diajukan melalui Direktur PUPS

GOLD
SILVER
2. Alat Ekonomi Produktif (AEP) yang diajukan melalui Balai PSKL

3. CSR, Hibah, Bantuan K/L (Kementan, KUKM, Bappenas), Pendanaan Perbankan Himbara/BPDLH, dll untuk
peningkatan produktivitas dan nilai tambah produk
PENGUATAN KEWIRAUSAHAAN Pengembangan Produk (Packaging, Branding,
4. Standarisasi/Sertifikasi), Penguatan Pemasaran (Pameran/Promosi, Temu Usaha, Pemasaran
online, Katalog Produk), Akses Pembiayaan (Perbankan/BPDLH), Pelatihan/Workshop

PLATINUM
GOLD

PRODUK
PERHUTANAN SOSIAL
TEMBUS PASAR
MANCA NEGARA :
MUSIAD EXPO 2022
DAN FORUM BISNIS
IHSIAD DI ISTANBUL
PROMOSI PRODUK PERHUTANAN SOSIAL MELALUI PAMERAN

Festival PeSoNa Kopi Agroforestry Festival Kopi Tanah Air di Jakarta Festival Indonesian Climate Change Expo

Festival Kongres Kehutanan Indonesia Pameran BIMP-EAGA KE-25 Pontianak Indonesia Premium Coffee di Jakarta

Promosi Kopi Agroforestry pada Pertemuan


G20 di Hotel Shangrila Festival Forest Investment Program Green Environment & Forestry Expo di JCC
FASILITASI PENINGKATAN KAPASITAS/PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI
PENDAMPING DAN KUPS SECARA KONTINU DAPAT MELALUI (E-LEARNING)

TUJUAN :
1. Meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap
peserta pelatihan
(masyarakat petani dan
pendamaping PS) dalam
rangka optimalisasi
kegiatan pasca
mendapatkan izin akses
kelola Perhutanan Sosial.
2. Meningkatkan keterampilan
dan keahlian dalam rangka
mendorong naiknya
produktifitas petani, sehingga
menunjang upaya ketahanan
pangan nasional.
3. Sarana sosialisasi kepada
masyarakat/kelompok
Perhutanan Sosial dan para
pendamping Perhutanan
Sosial di seluruh
Indonesiadang berjalan,
dimulai sejak bulan Maret
2021.
5. Kerja sama usaha Perhutanan
Tata Cara Kerjasama Usaha
Sosial
(Permenlhk No. 9/2021) Mitra usaha mengajukan permohonan kerja sama
usaha kepada KPS/KUPS
Prinsip
Kerjasama dapat difasilitasi : Dirjen, KPH,
KUPS sebagai pelaku utama dalam usaha,
Pendamping, Pokja PPS
bukan hanya sebagai objek
KPS/KUPS meminta persetujuan dari kepala UPT
Kesetaraan, keadilan, kesepakatan, saling
menguntungkan, lokal spesifik,
kepercayaan,
transparansi, partisipasi dan kelestarian.
KPS/KUPS dan mitra usaha membuat naskah kerja Naskah Kerjasama Usaha disampaikan
sama kepada OPD bidang kehutanan & Kepala UPT

Peran Mitra Usaha dalam Kerjasama usaha


PS

Penguatan Kelembagaan Peningkatan Nilai Tambah Produk Pembiayaan


RKPS/RKT, pembentukan KUPS, AD/ART, Kapasitas pengolahan pasca produksi, Menyediakan pembiayaan usaha/akses
Kelompok Sadar Wisata, Kelembagaan packaging/branding, sertifikasi/standarisasi, pembiayaan/Hibah, Peningkatan kapasitas
Koperasi/ UMKM, sekolah lapang, Studi Banding pengelolaan keuangan

Transfer Teknologi Sederhana Peningkatan Kewirausahaan Penguatan Akses pemasaran


Optimalisasi pemanfaatan Peningkatan SDM KUPS, Sebagai offtaker, Membantu KUPS
hutan/produktivitas hutan, Sarana Pelatihan, Litbang Sumberdaya Hutan memasarkan produk (e-commerce /pasar
prasarana, Saprodi, Bibit/benih retail/dunia usaha)
Model Kerjasama Usaha Industry Based Community (Kab. OKI)
(Sinergi dan Kolaborasi dengan Offtaker)
 Latar belakang : HTR di OKI 6.726,59 Ha yang dikelola oleh 1.828 KK. rata-rata dimanfaatkan untuk
menanam karet, namun ketika Harga Clump turun, HTR dikonversi menjadi tanaman sawit /tanaman
pertanian.
 PT. HEVEA EKA ASIA mengembangkan Benchmark bisnis model usaha karet di Kabupaten Banyuasin
seluas 3.088 Ha dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 1.109 orang oleh , Ditjen PSKL
menggandeng kerjasama untuk pengembangan komoditas karet
 PT HEVEA EKA ASIA berkomitmen untuk memberikan bantuan berupa peralatan penyadap karet dan
pelatihan teknik-teknik pengolahan lateks, serta menampung lateks dari petani dengan metode digital
taniyuk.com (pasar terjamin, ada penyerapan tenaga kerja).
 Peningkatan nilai tambah menjadi Rp.26.000-29.000/liter lateks, penyerapan tenaga kerja,
“multiplayer effect” (tumbuh industri transfortasi, makanan, dll), memberikan Kontribusi pembangunan
ekonomi wilayah.

PERAN DUNIA USAHA :

Peningkatan Produktivitas dan Kerjasama Pengembangan


Peningkatan Kapasitas Kualitas Produk Peningkatan Kewirausahaan
Usaha
1. Pembelajaran cara memproduksi Lateks 1. Produksi dari “Clump” menjadi “Lateks” 1. Pengenalan Aplikasi Taniyuk untuk 1. Perjanjian Kerjasama PSKL dengan
2. Pembelajaran aplikasi Taniyuk.com 2. Peremajaan Karet melalui Penanaman dan Penjualan Lateks PT HEVEA EKA ASIA
3. Pembelajaran pembuatan persemaian karet Pembibitan Bersama Masyarakat 2. Faslitasi kredit Smartphone Taniyuk 2. Perjanjian Kerjasama PT HEVEA EKA
4. Fasilitasi Renovasi Kantor Taniyuk 3. Bantuan Bibit kualitas bagus 3. Potensi pengembangan Industri ASIA dengan Kelompok HTR Karet
pengolahan lateks OKI
6. INTEGRATED AREA DEVELOPMENT BERBASIS PERHUTANAN SOSIAL
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 9 Tahun 2021 Pasal 193 PRODUKTIVITAS/ NILAI TAMBAH
Meningkatan nilai produk/komoditas perhutanan sosial serta
produk/ komoditas unggulan lokal lainnya yang saling terkoneksi
Kelestarian Hutan, Produktivitas/Peningkatan Skala Ekonomi dan terintegrasi

dan Nilai Tambah Produk

PENINGKATAN SKALA
EKONOMI
Bertujuan meningkatan skala ekonomi
masyarakat di desa sekitar hutan melalui
Sinergi dan Klaster Komoditas
Kolaborasi PENGEMBANGAN
Antar
WILAYAH
Program
TERPADU (IAD)
BERBASIS PS
PENGEMBANGAN PASAR
Mendukung pengembangan usaha dalam
pemasaran, membangun jejaring pasar,
membangun sentra - sentra produksi dan
klaster industri berbasis komoditas PS
KOMITMEN PIMPINAN DAERAH UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN
REGIONAL BERBASIS PERHUTANAN SOSIAL
• penyelarasan kebijakan dan peraturan lintas sektor; KELESTARIAN HUTAN
Menjaga kelestarian lingkungan untuk keberlanjutan,
• pengalokasian anggaran untuk Perhutanan Sosial;
Peningkatan produktivitas kawasan hutan, serta
• mengintegrasikan Perhutanan Sosial ke dalam dokumen perencanaan peningkatan tutupan hutan
pembangunan nasional dan daerah.
Model IAD Berbasis Wanatani
(Kab. Lumajang)
Pemanfaatan SDH
 Agrosilvopastura Mendukung Ketahanan Pangan
 Agroindustri dan Peningkatan Ekonomi
 Wisata (Susu AF, Wisata, Kopi AF, Pisang AF)

Perluasan Akses PS
Semula 925 Ha (1 KTH) menjadi
4.180 Ha (7 KTH)

Peran Para Pihak


1. K/L dan Pemda
2. Perum PERHUTANI (Sengon)
3. PT Sewu Segar Primatama (Pisang Kirana)
4. PT Maksindo karya anugerah (Talas)
5. NESTLE (Susu Sapi) 6. Bank BNI

Offtaker Komoditas KUPS Pembiayaan Usaha PS Bantuan Sarana Produksi Pendampingan teknis
1. Komoditas kayu, pisang kirana, 1. Pembiayaan KUR Perhutanan 1. Bantuan kandang ternak 1. mendampingi meningkatkan dan
susu sapi Sosial dari Bank BNI 2. Bantuan ternak menjaga kualitas susu yg prima
2. Nestle Menampung Susu KUPS 2. Pembiayaan dari LPDB KUKM 3. Sarana wisata alam 2. Pelatihan administrasi keuangan
(5000 liter/hari) melalui Koperasi 3. Pengembangan Interkoneksi 4. Peralatan pengolahan pasca 3. Peningkatan kapasitas budidaya
3. Mengekspor Talas ke Jepang Wisata (Sarpras, pelatihan, dll) produksi Ternak Sapi
SURVEI KATA DATA
(Tentang Dampak Perhutanan Sosial kepada KUPS September 2020)
Survei Dampak Perhutanan Sosial Kepada Kelompok Usaha Hutan Sosial pada tanggal 15 –
14 September 2020 Metode survey wawancara ketua dan anggota kelompok melalui
telepon (telesurvei) dengan jumlah responden 103 KUPS

46 % 94,2% 41 %
Pendapatan responden meningkat Responden menyatakan Tidak ada Responden sangat setuju dan 51,4%
2 kali lipat (25,8% meningkat 2-3 kali lipat) Peristiwa Kebakaran Hutan Setuju
Peningkatan pendapatan keluarga membaik dari sebelum PS tidak ada Perekonomian warga sekitar Kawasan
sejak bergabung dengan perhutanan sosial peristiwa kebakaran hutan 78,6% Perhutanan Sosial ikut membaik

89,3% 51,4%
Responden menyatakan tidak ada Responden sangat setuju dan 44,3% Setuju
illegal logging Perhutanan Sosial Membuka Lapangan Usaha/Kerja bagi
Membaik, dari sebelum PS tidak ada illegal masyarakat sekitar, termasuk di luar anggota kelompok
logging sebesar 70,9% usaha
MONITORING EVALUASI MELALUI SISTEM DATA DAN INFORMASI
BIG DATA
Sistem Informasi dan Data Perhutanan Sosial Terintegasi berbasis
elektronik (online dan real time)
https://gokups.menlhk.go.id/

NILAI EKONOMI (NEKON) KUPS PeSoNa HUB


Sistem monitoring evaluasi produktivitas KUPS penghubung kolaborasi Kelompok Usaha
Target Tahun 2023 sebesar Rp. 1,1 Triliun Perhutanan Sosial dan Market Access Players
dalam pendekatan pasar

Tangible Intangible
HHBK, HHK, Karbon, Energi,
Ekowisata, dll Jasa Air

DIGITALISASI RKPS
Fasilitasi penyusunan Dokumen RKPS berbasis digital
TERIMA KASIH
BAGAIMANA MEMPEROLEH
AKSES KELOLA KAWASAN Dokumen hasil Fasilitasi dan Validasi:
HUTAN DI JAWA PADA KHDPK
PS ? FASILITASI
• Pastikan lokasi lahan (obyek) dan data • Surat Permohonan Kepada MenteriLHK
penggarap (subyek). • Daftar nama anggota
• Hubungi CDK setempat atau Balai PSKL • Gambaran umum wilayah
Wilayah Jawa untuk minta difasilitasi • Peta lokasi permohonan
pengecekan lokasi lahan terhadap KHDPK
PS
• Patkta integritas
• Ketika areal lahan masuk KHDPK • SK Kades (pengukuhan kelompok)
Perhutanan Sosial, sampaikan surat • Berita Acara pembentukan kelompok

DIT. PKPS
permohonan fasilitasi dan validsai • Berita Acara Fasilitasi oleh Tim
Perhutanan Sosial.
• Tim fasilitasi dan validasasi menyiapkan
VALIDASI:
dokumen permohonan melalui BPSKL
Wilayah Jawa perihal persetujuan
• Berita Acara Validasi oleh Tim
Perhutanan Sosial kepada Menteri LHK. • Daftar anggota validasi
• Dokumen tersebut akan di diterbitkan Surat • Peta Validasi
Keputusan Menteri LHK Persetujuan
Perhutanan Sosial.
Progres Transfomasi IPHPS/Kulin KK
Jawa Barat -Banten

1. Transformasi Langsung tanpa Perubahan Dokumen (27 Lokasi) :


Pemegang KulinKK/IPHPS berbentuk Kelompok Perhutanan Sosial/KPS:
KTH, kelompok masyarakat, koperasi pemegang persetujuan PS
(P.4/2023).
Rasio Areal Kelola KK/Ha < 2 Ha
Luas IPHPS/Kulin KK < 1000 Ha
2. Tranformasi melalui Perubahan Dokumen (40 Lokasi) :
Pemegang KulinKK/IPHPS berbentuk LMDH
Rasio Areal Kelola KK/Ha > 2 Ha
Luas IPHPS/Kulin KK > 1000 Ha
Berada dalam areal ijin lain

Anda mungkin juga menyukai