PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
1
menjadi organisasi ekonomi yang berdaya saing tinggi, produktif, menerapkan tata kelola
berusaha yang baik dan berkelanjutan.
Penyuluhan kehutanan harus dilakukan secara sistemik, artinya penyuluhan
kehutanan harus dilihat sebagai suatu sistem. Penyuluhan kehutanan merupakan sub
sistem dalam pembangunan kehutanan, tetapi juga merupakan sebuah sub sistem yang
terdiri dari kelembagaan, sub sistem kebijakan, sub sistem perencanaan, sub sistem
prosedur kerja, sub sistem monitoring evaluasi, serta sub sistem materi, metode dan alat
bantu penyuluhan.
b. Tujuan
2
II. RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN KEHUTANAN
3
III. REALISASI DAN HASIL KINERJA PENYULUHAN KEHUTANAN
4
IV. PERMASALAHAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
IV.1. Permasalahan
Permasalahan penyuluhan kehutanan yang dihadapi di UPTD KPHP
Tanjung Jabung Timur Unit XIV antara lain :
Wilayah binaan penyuluh kehutanan yang terlalu luas, terdiri dari 4 kecamatan
yaitu Kecamatan Mendahara Ulu, Kecamatan Dendang, Kecamatan Geragai, dan
Kecamatan Muara Sabak Barat. Keempat kecamatan tersebut merupakan
kecamatan-kecamatan yang masuk dalam wilayah kerja KPHP Tanjung Jabung
Timur. Luasnya wilayah binaan penyuluh serta jarak antar kecamatan yang
berjauhan membuat kegiatan penyuluhan belum efektif dan baru terfokus di
Kecamatan Mendahara Ulu
Belum tersedianya sarana dan prasarana penyuluhan. Sarana dan prasarana
penyuluhan yang memadai akan sangat menunjang keberhasilan kegiatan
penyuluhan kehutanan dalam wilayah binaan penyuluh. Sarana dan prasarana
kegiatan penyuluhan yang mendesak antara lain yaitu : laptop, infokus, pengeras
suara (megafon), serta sepeda motor.
Belum adanya dukungan pendanaan dari Dinas Kehutanan Provinsi maupun KPH
dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan kehutanan. Dukungan pendanaan
berupa kegiatan sekolah lapang, demplot, kursus tani, studi banding, dan sebagai
mana lainnya akan sangat menunjang keberhasilan penyuluhan kehutanan.
5
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN
6
Gambar 4. Mendampingi kelompok penerima ijin PS dari Presiden RI