Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
mendapatat paksaan dari pihak manapun.
Sefta Noviyanti
RIWAYAT HIDUP
PENDAHULUAN
Hutan merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang perlu dikelola dan
dimanfaatkan secara lestari untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat banyak
dengan tetap menjaga kelangsungan fungsi dan kemampuannya dalam
melestarikan lingkungan hidup. Hutan sebagai salah satu sumber daya alam telah
memberikan hasil dan peranannya dalam pembangunan nasional melalui
pengelolaan dan pemanfaatan hutan alam maupun hutan tanaman. Peranan
strategis hutan dalam pembangunan nasional selama ini hampir sepenuhnya
bertumpu pada hutan alam yang harus mampu menyediakan bahan baku bagi
industri yang ada. Pengaturan pengusahaan hutan alam tersebut telah ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 1970 tentang Hak Pengusahaan dan
Hak Pemungutan Hasil Hutan. Perkembangan industri hasil hutan menuntut
kebutuhan bahan baku yang semakin besar, namun hal itu semakin sulit dipenuhi
dari potensi hutan alam yang ada, sekalipun efisiensi pemungutan dan
pemanfaatannya telah ditingkatkan. Menurunnya potensi hutan akibat kebakaran,
pembalakan liar dan sebab-sebab lain belum sepenuhnya dapat ditanggulangi.
Selain itu, salah satu industri kehutanan yang menggunakan bahan baku
dari Hutan Tanaman Industri adalah industri pulp dan kertas, dimana industri ini
makin berkembang pesat akhir-akhir ini. Perkembangan industri tersebut akan
menuntut tersediannya bahan baku yang mencukupi dan daya dukung lingkungan
disekitarnya. Kondisi yang umum terjadi di Indonesia adalah kapasitas industri
yang kurang mampu diimbangi oleh ketersediaan bahan baku dan daya dukung
lingkungan. Kelangkaan bahan baku telah mengancam perkembangan industri
khususnya yang menggunakan bahan baku utama kayu.
PT. Musi Hutan Persada adalah salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang industri perkayuan di Indonesia, saat ini memiliki program kemitraan
yang berhubungan dengan masyarakat dibawah divisi Corporate Social
Responsibility(CRS) yakni diantaranya adalah program Mengelola Hutan
Bersama Rakyat (MHBM) dan Menanam Hutan Rakyat (MHR), program ini
diharapkan dapat membantu pelaksanaan seiap kegiatan operasional perusahaan.
Selain itu program ini dapat megurangi pengurangan luas hutan yang
menghambat pasokan bahan pokok kebutuhan masyarakat maka dilakukan usaha
berupa pengembangan Hutan Rakyat. Berdasarkan latar belakang diatas
dianggap relevan sebagai tempat magang yang baik untuk mahasiswa Agribisnis
Universitas Sriwijaya dalam mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan
program kerja Mengelola Hutan Bersama Rakyat (MHBM) dibawah divisi
Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Musi Hutan Persada, Wilayah I
Desa Suban Jeriji, Kecamaan Rambang Dangku, Kabupaten Muara Enim.
No Kegiatan
1 2 3 41 2 3 41 2 3 4 1 2 34 1 2 3 4
1 Pengajuan x
proposal
magang kepada
PT Musi Hutan
Persada
2 Penerimaan X
surat balasan
dari PT Musi
Hutan Persada
3 Pelaksanaan Xx x x
magang di PT
Musi Hutan
Persada
4 Penyusunan x x x x X
laporan dan
konsultasi
Keterangan:
PT. Musi Hutan Persada (MHP) didirikan pada Maret 1990, pada
awalnya PT. MHP adalah gabungan antara pemerintah Indonesia yang diwakili
PT. Inhutani V (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara dengan 40%
saham dan Marubeni Corperation dari Jepang dengan 60% saham, yang
berkonsentrasi pada pengembangan hutan tanaman industri. Sejak Maret 2015,
PT. Musi Hutan Persada telah menjadi 100% atau sepenuhnya dimiliki anak
perusahaan dari Marubeni Corporation.
Hutan Tanaman Industri (HTI) PT. Musi Hutan Persada (MHP) terletak
di Provinsi Sumatera Selatan dan termasuk kedalam tujuh kabupaten,
diantaranya adalah Kabupaten Lahat, Kabupaten OKU Timur, Kabupaten
OKU, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten MUBA (Musi Banyuasin) dan
Kabupaten Musi Rawas, dan Kabupaten PALI. PT Musi Hutan Persada
memiliki 3 wilayah kerja dan 1 Kantor Pusat Operasional (KPO) yaitu wilayah
1 Suban Jeriji, wilayah 2 Benakat Minyak dan wilayah 3 Lematang, sedangkan
kantor pusat berada di Niru Desa Tebat Agung Kecamatan Rambang Dangku
Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Persada memiliki areal datar (0-8%) seluas 149.527 Ha atau 50,45% dari luas
total, areal landai (8-15%) sesuai 134.248 Ha atau 45,29% dari luas total, areal
bergelombang (15-25%) seluas 12,625 Ha atau 45,29% dari luas total. Ketinggian
tempat berada pada kisaran 10-400 mdpl (rata-rata 200 mdpl). DAS/Sub DAS
yang melalui areal HTI diantaranya adalah Musi/Lakitan, Rawas, Semangus,
Lematang Ogan, Komering. Peta Vegetasi Hutan dan Penggunaan Lahan Provinsi
Sumatera Selatan
Gambar 3.2 Peta Vegetasi Hutan dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Selatan
1. Divisi Plantation
2. Divisi Production
3. Divisi Planning
4. Divisi Human Resource dan General Affair
5. Divisi Pengamanan Hutan Sosial
6. Divisi Fire Protection
7. Divisi Construction
8. Divisi Workshop
9. Divisi Research and Development (R & D)
10. Divisi Accounting dan Finance
11. Divisi Audit
12. Divisi Quality Control dan Innovation
13. Divisi Legal
14. Divisi Procurement
3.1.5 Sertifikasi Perusahaan
3.1.6 Infrastruktur
Untuk mendukung efektivitas pengelolaan hutan tanaman dengan skala
luas, perusahaan telah membangun infrastruktur sebagai berikut :
Dalam rangka pencegahan kebakaran hutan dan lahan, PT. Musi Hutan
Persada melakukan pengecekan kesiapsiagaan pencegahan kebakaran hutan dan
lahan. Selain melakukan pengecekan kesiapan peralatan dan perlengkapan
pencegahan kebakaran hutan dan lahan di PT. Musi Hutan Persada, diadakan
juga audiensi perihal kesiapan penangan kebakaran hutan dan lahan, mamantau
menara api, melakukan pengecekan cekdam dan melakukan simulasi pemadaman
api.
Divisi Pengamanan Hutan dan Sosial (PHS) adalah divisi yang menaungi
langsung dengan Divisi Corporate Social Responsibility (CSR) yang ditetapkan
untuk guna mencegah / mengatasi timbulnya ancaman dan gangguan keamanan,
ketertiban dilingkungan kerja secara fisik, dengan tujuan untuk menjaga dan
mengamankan semua asset dari ancaman dan okupasi pihak lain. Adapun hal
yang dilakukan adalah operasi patrili pengamanan hutan dan sosial.
Manager PHS
Superitendent Superitenden
PHS Wil PHS Unit
Anggota
Anggota PHS Staff CSR Anggota PHS
Secutiry
Adapun langkah dalam pemetaan areal kerja MHBM adalah : (1) survei
dan pengumpulan data, (2) pembuatan peta rencana wilayah MHBM, (3)
pemancangan batas sementara, (4) pemancangan batas wilayah, (5) pemancangan
batas tetap, (6) pengukuran dan pemetaan. Pemetaan areal kerja MHBM
dilaksanakan oleh tim pelaksana pemetaan dari PT. MHP yang ditunjuk oleh
General Manajer Wilayah areal kerja MHBM yang akan dipetakan bersama
perwakilan kelompok MHBM, akil kelompok MHBM lain yang berbatasan
dengan areal kerja MHBM yang akan dipetakan dan wakil Pemerintah Desa atau
Kecamatan.
4. Pembuatan Akta Kesepakatan
Untuk kepastian hukum, baik bagi perusahaan maupun kelompok MHBM
ini diikat dalam suatu Akta Kesepakatan MHBM, adapun langkah-langkah
pembuatan Akta Kesepakatan MHBM adalah :
a. Penyiapan rancangan (draf) Akta Kesepakatan MHBM oleh Legal and
Public Relation Head.
b. Penyerahan rancangan Akta Kesepakatan MHBM untuk dipelajari oleh
kelompok MHBM
c. Pertemuan antara perwakilan dari PT. MHP (MHBM dan MHR Head,
Legal and Pubic Relation Head) dengan perwakilan dari kelompok
MHBM, menjelaskan rancangan Akta Kesepakatan MHBM.
d. Penandatanganan Akta Kesepakatan MHBM yang dihadiri oleh
perwakilan PT. MHP dengan kelompok MHBM
5. Pelaksanaan Pekerjaan
Komponen pekerjaan meliputi : persiapan lahan, penanaman dan
pemupukan, pemeliharaan (weeding slashing), perlindungan hutan, dan produksi/
penebangan, dimana detail masing-masing pekerjaan akan diuraikan tersendiri
dalam sfesifikasi pekerjaan. Dasar pelaksanaan pekerjaan antara lain adalah
Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Operasional Kerja, Surat Perintah Kerja
Berita Acara Pekerjaan dan Spesifikasi perkerjaan. Pelaksana pekerjaan adalah
kelompok MHBM, dana tau kelompok lain yang ditunjuk.
Monitoring dan evaluasi program pada internal PT. MHP dilakukan oleh General
Manager Social Responsibility and Government Relation
Aspek-aspek yang dilihat dalam monitoring dan evaluasi pada internal PT. MHP
antara lain meliputi:
a. Pelaksanaan seluruh prosedur dari SPO. MHBM oleh staf PT.
MHP
b. Hasil dan capaian program MHBM.
3.3 Manfaat program MHBM
Adapun manfaat yang diterima oleh masyarakat dari mengikuti program
Mengelola Hutan Bersama Masyarakat (MHBM) yang dilaksanakan bersama PT.
MHP adalah:
1. Pelatihan dan pendampingan pelaksanaan pekerjaan pada areal konsesi
PT. MHP.
2. Program penunjang berupa kegiatan usaha pengembangan ekonomi
kerakyatan untuk mendukung pembangunan Hutan Tanaman Industri.
3. Jasa kerja, yaitu sejumlah uang yang dibayarkan oleh perusahaan kepada
kelompok MHBM yang melaksanakan pekerjaan sebagai imbalan atas
hasil pelaksanaan dari setiap komponen pekerjaan pengelolaan Hutan
Tanaman Industri berdasarkan Surat Perintah Kerja (SPK) dan Berita
Acara Pemeriksan (BAP).
4. Jasa produksi, yaitu uang yang diberikan oleh perusahaan kepada
kelompok MHBM atas hasil panen kayu tanaman, berdassarkan hasil
timbangan pabrik (pembeli), yang dibbayarkan setelah perusahaan
menerima pembayaran dari hasil penjualan kayu dari pembeli atau yang
akan dibayarkan oleh perusahaan kepada kelompok MHBM paling
lambat 30 hari sejak pengajuan invoice/ tagihan pembayaran dari
kelompok masyarakat.
5. Jasa manajemen, yaitu sejumlah uang yang disepkati berdasarkan
persentase tertetu dari jasa kerja pelaksanaan pihak ketiga yang
diberikan melalui perusahaan kepada kelompok MHBM sebagai
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam kegiatan magang di PT. Musi Hutan Persada
yaitu adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
PT. Musi Hutan Persada sebaiknya lebih meningkatkan pemberitahuan
informasi perusahaan kepada masyarakat agar masyarakat awam lebih
mengetahui tentang perusahaan.
2. Bagi masyarakat sekitar
Masyarakat sekitar PT. Musi Hutan Persada perlu memahami program-
program yang diajukan maupun dibuat oleh perusahaan, perlu pemahaman
bahwa setiap pengajuan memiliki tahapan dan proses sesuai prosedur
operasional perusahaan.
3. Bagi mahasiswa
Melaksanakan praktik lapangan atau magang hendaknya lebih memperhatikan
mekanisme karyawan dalam bekerja diperusahaan, aturan perusahaan dan
disiplin waktu.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Perlu peningkatan terhadap kurikulum kejuruan dan arahan yang sesuai untuk
mahasiswa dalam melaksanakan praktik lapangan sesuai dengan teori – teori
yang dipelajari