Anda di halaman 1dari 15

A.

LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara agraris, negara yang mempunyai potensi

besar terhadap pembangunan kesejahteraan bangsa secara keseluruhan.

Berbanding terbalik dengan pernyataan tertulis di atas, ternyata Indonesia

semakin tahun terhitung dari beberapa tahun yang lalu sampai tahun 2016

sekarang mengalami dekadensi dalam pencapaian kesejahteraan bangsa

dengan potensi agrarisnya. Dalam amanat UUD 1945 pasal 33 ayat 3

dikatakan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang tekandung di

dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar – besarnya

kemakmuran rakyat. Secara jelas dan tersurat, isi dari UUD 1945 tersebut

mengharuskan Negara serta Bangsa untuk mengelola secara optimal kekayaan

Negara Republik Indonesia dengan mandiri dan di peruntukan sepenuhnya

untuk Bangsa Indonesia hasilnya.

Kemudian UUD 1945 pasal 33 ayat 3 diperjelas dengan disahkan nya

Undang – undang Pokok Agraria Tahun 1960 dalam pasal 2 yang

menjelaskan bahwa wewenang yang bersumber pada hak menguasai dari

negara tersebut digunakan untuk mencapai sebesar – besar kemakmuran

rakyat, dalam arti kebahagiaan, kesejahteraan dan kemerdekaan dalam

masyarakat dan Negara hukum Indonesia yang merdeka berdaulat, adil dan

makmur. Namun faktanya sampai saat ini perwujudan atau pelaksanaan dari

undang – undang tersebut dinilai masih belum terlaksana dengan baik, yang
kemudian diperparah dengan munculnya beberapa permasalahan terkait

sumber daya alam Indonesia.

Dari berbagai persoalan dalam negeri, persoalan sumber daya alam

Indonesia merupakan persoalan yang menjadi prioritas. Sumber daya alam

tidak hanya secara kuantitas mengalami krisis tetapi juga secara kualitas

mengalami kekeritisan. Konflik di bidang sumber daya alam adalah salah satu

permasalahan besar di Indonesia pasca reformasi. Sepanjang tahun 2013 saja,

telah terjadi 232 konflik sumber daya alam di 98 Kabupaten Kota di 22

Provinsi. Pada setiap konflik ini selalu yang diiringi dengan jatuhnya korban

yang sebagian besar dari kalangan kaum tani. Dari sebanyak 232 konflik

sumber daya alam yang melibatkan petani ini, 69 persen diantaranya dengan

korporasi (swasta), perhutani 13 persen, taman nasional 9 persen, pemerintah

daerah 3 persen, instansi lain 1 persen, dan sisa 5 persen tidak dijelaskan oleh

kompas.

Selain permasalahan sumber daya alam, sumber daya manusia

pertanian saat ini pun perlu perhatian khusus. Karena faktanya peraturan

perundang – undangan yang saat ini berlaku belum mengatur perlindungan

dan pemberdayaan petani secara komprehensif, sistemik, dan holistik.

Kecenderungan meningkatnya perubahan iklim, kerentanan terhadap bencana

alam dan risiko usaha tani, globalisasi dan gejolak ekonomi global, serta

sistem pasar yang tidak berpihak kepada petani, sehingga petani

membutuhkan perlindungan dan pemberdayaan. Berdasarkan Undang –


undang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani no 19 tahun 2013 konsep

perlindungan petani ini bertujuan untuk mewujudkan kedaulatan dan

kemandirian petani dalam rangka meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas,

dan kehidupan yang lebih baik. Menyediakan prasarana dan sarana pertanian

yang dibutuhkan dalam mengembangkan Usaha Tani. Memberikan kepastian

Usaha Tani. Melindungi petani dari fluktuasi harga, praktik ekonomi biaya

tinggi, dan gagal panen. Meningkatkan kemampuan dan kapasitas Petani serta

Kelembagaan Petani dalam menjalankan usaha tani yang produktif, maju,

modern, berkelanjutan dan menumbuhkembangkan kelembagaan pembiayaan

pertanian yang melayani kepentingan Usaha Tani.

Sementara itu konsep pemberdayaan sebagaimana yang di maksud

dalam UU No 19 tahun 2013 tercantum dalam beberapa strategi untuk

meningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian yang terdiri dari

pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan, pengembangan

sistem dan sarana pemasaran hasil Pertanian, konsolidasi dan jaminan luasan

lahan Pertanian, penyediaan fasilitas pembiayaan dan permodalan, kemudahan

akses ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi dan penguatan

Kelembagaan Petani. Namun sampai saat ini pelaksanaan dari undang –

undang tersebut belum terlaksana dengan baik.

Berdasar atas kondisi tersebut perlu adanya peran serta mahasiswa

untuk mengawal penyelesaian permasalahan diatas yang salah satunya dapat

ditempuh melalui jalur advokasi. Advokasi, mungkin merupakan kata yang


cukup tidak asing dikalangan mahasiswa. Namun, tidak sedikit diantara

mereka yang kurang memahami arti sebenarnya dari kata advokasi tersebut.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, advokasi dapat diartikan sebagai

sebuah pembelaan. Misalnya digunakan pada kalimat “penggagas berdirinya

lembaga bantuan hukum ini kembali menekuni dunia advokasi”. Sedangkan

advokat adalah ahli hukum yang berwenang sebagai penasihat atau pembela

perkara dalam pengadilan atau bisa disebut juga sebagai seorang pengacara.

Advokasi juga merupakan langkah untuk merekomendasikan gagasan

kepada orang lain atau menyampaikan suatu issu penting untuk dapat

diperhatikan masyarakat serta mengarahkan perhatian para pembuat kebijakan

untuk mencari penyelesaiannya serta membangun dukungan terhadap

permasalahan yang diperkenalkan dan mengusulkan bagaimana cara

penyelesaian masalah tersebut.

Sebagai Organisasi mahasiswa yang berbasis keprofesian bagi

mahasiswa Pertanian, tentunya Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia

(ISMPI) memiliki porsi yang cukup bersar terhadap bidang advokasi. Atas

dasar itu lah maka elemen dari ISMPI memiliki Departemen yang bergerak

dalam bidang advokasi terhadap pertanian secara nasional dan wilayah.

Setelah mengetahui pengertian yang sebenarnya dari kata advokasi

diharapkan agar seluruh masyarakat Indonesia khususnya mahasiswa Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) dan orang – orang yang telah

menempuh jenjang pendidikan yang tinggi mampu melaksanakan advokasi


secara baik dan benar serta tepat sasaran. Lebih – lebih mahasiswa dan orang

– orang yang sedang atau bahkan telah menyelesaikan pendidikan dibidang

Pertanaian, mereka harus melakukan advokasi secara lebih terperinci agar

kebenaran bisa ditegakkan dan yang bersalah dapat diadili sebagaimana

mestinya. Dengan demikian, bangsa Indonesia ini dapat menjadi negara yang

benar-benar berlandaskan hukum yang bersumber dari pancasila dan Undang

– Undang Dasar 1945.

Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Mahasiswa (PEMA) FP USU

akan melaksanakan kegiatan yang akan di kemas dalam suatu metode

pelatihan advokasi dan jurnalistik serta melakukan advokasi permasalahan

yang ada. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan mampu memberikan

solusi segala permasalahan yang ada di Daerah Sumatera Utara khususnya di

sektor pertanian.

B. NAMA KEGITAN

“Pelatihan Advokasi & Jurnalistik Nasional 2019”

C. TEMA KEGIATAN

Kegiatan ini memiliki dua rangkaian acara yaitu Seminar Nasional yang

bertemakan, “

dan Pelatihan Advokasi & Jurnalistik Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian

Indonesia (ISMPI) yang bertemakan, “


D. LANDASAN KEGIATAN

1. Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Peraturan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

3. Program Kerja PEMA Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

periode 2017-2018.

4. Program Kerja ISMPI.

5. Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan

Permberdayaan Petani.

E. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan Seminar Nasional dan Pelatihan

Advokasi & Jurnalistik ini adalah :

1. Menjalin dan mempererat tali silaturahmi dalam meningkatkan solidaritas

dan kebersamaan serta rasa kekeluargaan antara mahasiswa pertanian se –

Indonesia.

2. Meningkatkan peran aktif sebagai lembaga profesi Ikatan Senat

Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) dalam pembangunan pertanian.

3. Mensosialisasikan visi dan misi Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian

Indonesia pada masyarakat.

4. Melahirkan kebijakan pemerintah yang pro rakyat.

5. Mengajak masyarakat tani untuk sadar akan pertanian sebagai

kesejahteraan bangsa.
F. WAKTU DAN TEMPAT

Hari / Tanggal :

Tempat :

G. JENIS KEGIATAN

1. Seminar Nasional

2. Pelatihan Advokasi & Jurnalistik

3. Forum Group Discussion (FGD)

H. PESERTA KEGIATAN

1. Delegasi Institusi Perguruan Tinggi yang bergabung dengan Ikatan Senat

Mahasiswa Pertanian Indoneia (ISMPI)

2. Mahasiswa Fakultas Pertanian USU

3. Petani

I. PANITIA PELAKSANA

Terlampir

J. SUSUNAN ACARA

Terlampir

K. ESTIMASI ANGGARAN DANA

Terlampir

L. DAFTAR INSTITUSI

Terlampir
M. PENUTUP

Demikianlah Proposal ini kami buat sebagai bukti komitmen kami

sebagai mahasiswa pertanian untuk dapat berkontribusi aktif dalam upaya

mewujudkan pembangunan pertanian Indonesia. Semoga acara ini

mendapatkan dukungan dan tanggapan positif dari semua pihak yang terkait.
LEMBAR PENGESAHAN

Medan, Oktober 2018

PEMERINTAHAN MAHASISWA

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

KETUA PELAKSANA SEKRETARIS

(MIZWAR NUGRAHA) (BRAM ARITONANG)


NIM : 160301260 NIM : 160302047

Menyetujui,

KOORDINATOR WILAYAH ISMPI KETUA PEMA FP USU

( ) ( )

Mengetahui,

WAKIL REKTOR I USU WAKIL DEKAN III FP USU

( ) ( )
Lampiran 1.

PANITIA PELAKSANA

SEMINAR NASIONAL DAN PELATIHAN ADVOKASI & JURNALISTIK

IKATAN SENAT MAHASISWA PERTANIAN INDONESIA (ISMPI)

2019

Pelindung :

Pembina :

Penanggung Jawab :

Organizing Comitte

Ketua Pelaksana : Mizwar Nugraha (160301260)

Wakil Ketua Pelaksana : Elga Ironi Tarigan (160306061)

Sekretaris : Bram Daniel Aritonang (160302047)

Wakil Sekretaris : Elvitriana Silvie Zulkarnain (160301262)

Bendahara : Francisco Ronaldo Manalu (160301138)

Wakil Bendahara : Pricillia A. A. Br. Tarigan (160305055)

Koordinator Acara : Syahrul Ramadhan (160301111)

Koordinator Dana : Fiocta A. I. Lumbantobing (160301254)

Koordinator Humas : Yohanes Ricardo Hutajulu (160301196)

Koordinator Pudekdok : Sonya Deborah Purba (160304064)


Koordinator Konsumsi : Revorniarti Hulu (160308036)

Koordinator P3K : Mardiana E. P. Tarigan (160301127)

Koordinator LO : Selly Melisa Br. Bangun (160305045)

Koordinator Administrasi : Nila K. Br. Rumahorbo (160306028)

Koordinator PTT : Sarjuni Sauliando Ritonga (160301189)

Koordinator Keamanan : Nicolas Paul B. Panjaitan (160308005)

Koordinator Lapangan I : Rahmad Saleh (160302051)

Koordinator Lapangan II : Alwan Alawi Mangunsong (160301078)

Koordinator Lapangan III : Veri Fernando Siagian (170308062)


Lampiran 2.

SUSUNAN ACARA

SEMINAR NASIONAL DAN PELATIHAN ADVOKASI & JURNALISTIK

IKATAN SENAT MAHASISWA PERTANIAN INDONESIA (ISMPI)

2019
Lampiran 3.

ESTIMASI ANGGARAN DANA

SEMINAR NASIONAL DAN PELATIHAN ADVOKASI & JURNALISTIK

IKATAN SENAT MAHASISWA PERTANIAN INDONESIA (ISMPI)

2019
Lampiran 4.

DAFTAR INSTITUSI PESERTA

SEMINAR NASIONAL DAN PELATIHAN ADVOKASI & JURNALISTIK

IKATAN SENAT MAHASISWA PERTANIAN INDONESIA (ISMPI)

2019
SYARAT PESERTA “SEMINAR NASIONAL DAN PELATIHAN ADVOKASI

& JURNALISTIK” IKATAN SENAT MAHASISWA PERTANIAN

INDONESIA (ISMPI) 2019 :

1. Peserta SEMINAR NASIONAL DAN PELATIHAN ADVOKASI &

JURNALISTIK wajib berpakaian rapi dan sopan serta memakai almamater

institusi.

2. Peserta harus mematuhi semua tata tertib dan menjaga kenyamanan suasana

selama pelaksanaan rangkaian kegiatan berlangsung.

3. Peserta harus datang 15 menit sebelum acara dimulai dan mengisi daftar

hadir.

4. Peserta harus membawa data primer (data lapangan), data sekunder (data dari

instansi) terkait permasalahan pertanian daerah institusi.

5. Tiap institusi dapat mengirim delegasi maksimal sebanyak 3 orang.

6. Konfirmasi kehadiran dan jumlah delegasi selambat – lambatnya 3 hari

sebelum hari pelaksanaan.

7. Peserta harus membayar biaya registrasi.

Anda mungkin juga menyukai