Anda di halaman 1dari 2

ASAM Dan BASA

Masyarakat awam mengenal baik konsep asam dan basa. Masalah lingkungan berupa
hujan asam merupakan topik populer. Kimiawan telah menggolongkan zat ke dalam asam
dan basa sejak lama. Antonie Lavoisier memikirkan bahwa unsur yang sama dalam semua
asam adalah oksigen, suatu fakta yang tersirat dari namanya. Pada 1810, Humphry Davy
menunjukkan bahwa hidrogenlah unsur yang dimiliki oleh semua asam. Pada 1884, Svante
Arrhenius mengembangkan teori asam dan basa.

Beberapa topik yang akan dikaji dalam bab ini adalah teori asam-basa modern, faktor-
faktor yang memengaruhi kekuatan asam dan basa, skala pH dan perhitungan konsentrasi ion
dalam larutan asam lemah dan basa lemah.

16-1 Teori Arrhenius : Tinjauan Ringkasan

Beberapa aspek dari perilaku asam dan basa dapat dijelaskan cukup baik dengan teori yang
dikembangkan oleh Arrhenius sebagai bagian dari kajiannya atas disosiasi elektronik. Ketika
asam HCl larut dalam air, molekul HCl mengion sempurna, mengkasilkan ion hidrogen, H +¿¿
, sebagai salah satu produk.

HCl( g) H 2 O H +¿ ( aq)+Cl −¿¿


¿
(aq)

Atau, mungkin lebih baik lagi, dengan persamaan ionik netto

H +¿¿ (aq) + OH −¿¿(aq) H 2O(l)

asam basa air


Persamaan tersebut mengilustrasikan gagasan penting teori Arrhenius: Reaksi netralisasi
melibatkan penggabungan ion hidrogen dan ion hidroksida umtuk membentuk air.

16-2 Teori Asam dan Basa Bronsted-Lowry

Menurut teori mereka, asam adalah donor proton dan basa adalah akseptor proton. Untuk
mendeskripsikan perilaku amonia sebagai basa, yang kita temukan sulit dilakukan dengan
teori arrhenius, kita dapat menuliskan

NH 3 + H2O 4 (aq)
NH +¿¿ + OH −¿¿
basa asam
dalam reaksi ini, H2O bertindak sebagai asam dan memberikan satu proton, H +¿¿ , yang
diambil oleh NH 3, suatu basa. Sebagai hasil transfer ini, ion poliatomik NH 4 dan OH −¿¿
+¿¿

terbentuk-ion yang sama dihasilkan oleh ionisasi NH 4OH hipotetis dari teori Arrhenius.
Berhubung NH 3 adalah basa lemah, kita juga perlu mempertimbangkan reaksi balik. Dalam
+¿¿
reaksi balik, NH 4

adalah asam dan OH −¿¿ adalah basa.

16-3 Autoionisasi Air dan Skala Ph

Sekalipun dalam keadaan murni, air mengandung konsentrasi ion yang sangat rendah yang
dapat dideteksi dengan pengukuran konduksivitas listrik yang cermat. Ion-ion terbentuk
sebagai akibat dari sifat amfiprotik air, sebagian molekul air mendonasikan protonnya dan
sebagian lainnya menerima proton. Dalam autoionisasi (autoionization atau self-ionization)
air, untuk setiap molekul H2O yang bertindak sebagai asam, molekul H2O lainnya bertindak
sebagai basa dan dihasilkan ion hidronium dan ion hidroksida. Reaksi ini reversibel dan
dalam reaksi baik. Kesetimbangan berjalan jauh ke kiri

16-4 Asam Kuat dan Basa Kuat

Kontribusi karena autoionisai air secara umum dapat diabaikan kecuali larutan sangat encer.
Basa kuat yang umum adalahh hidroksida-hidroksida ionik. Bila basa-basa ini dilarutkan
dalam air, molekul H2O berdisosiasi sempurna menjadi kation dan anion (OH −¿¿ dari basa
tersebut. Autoionisasi air, berhubung peristiwa ini terjadi sangat terbatas, merupakan sumber
OH −¿. iniberarti bahwa¿ dalam perhitungan [OH dalam larutan berair suatu basa kuat, basa kuat
−¿¿

−¿¿
adalah satu-satunya sumber OH yang signifikan kecuali larutan itu sangat encer.

16-5 Asam Lemah dan Basa Lemah

Banyak asam lemah mempunyai sifat struktural yang sama dengan asam asetat: artinya,
gugus –COOH merupakan bagian dari molekulnya. Gugus karboksil ini merupakan ciri khas
dari banyak asam organik, termasuk asam yang penting secara hayati seperti asam laktat dan
semua asam amino, termasuk glisina. Mengilustrasikan dua cara untuk menunjukkkan bahwa
ionisasi telah terjadi dalam larutan berair suatu asam: salah satunya menggunakan warna
indikator asam-basa; cara lainnya dengan pH meter.

Anda mungkin juga menyukai