Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM SPSS STATISTIKA INDUSTRI

Kajian Aplikasi dan Jumlah Emiter Terhadap Efisiensi Penyebaran Irigasi


Tetes Pada Tanah Inceptisol

TUGAS

Oleh :

ADINDA MUTHIA PUTRI/170308028


TEP-A

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
Langkah-langkah dalam menggunakan SPSS
1. Ketikkan data asli pada excel

2. Kemudian, buka aplikasi SPSS yang telah di instal, pilih new dataset klik open
3. Kemudian, pilih variable view

4. Selanjutnya, ketik data di dalam SPSS pada variable view


5. Selanjutnya dipilih ANALYZE lalu pilih General Linear Model pilih Unvariate.

6. Masukan data NH3 pada kolom Dependent Variable dan data Bulan dan data minggu
percobaan kolom Fixed Factor(s) kemudian pilih Model.
7. Setelah dipilih Model, klik pada bagian build terms, lalu masukan data interaction, klik
continue setelah selesai.

8. Setelah di Continue, pilih lagi pada bagian POST HOC, pilih Duncan lalu klik continue
9. Setelah di continue, pilih lagi pada bagian OPTIONS, pilih descriptive statistic dan
homogeneity tests, dengan interval 0.05% lalu klik continiue.

10. Klik ok, maka akan muncul lah hasil data spss univariate analysis of variance.
11. Hasil data terpenting menurut si peneliti

12. Hasil data Debit irigasi tetes 0.05%


13. Hasil data Jumlah Emiter 0,05%

14. Untuk mencari hasil data 0,01%, perintah yang dilakukan sama dengan perintah mencari
hasil data 0,05% yang membedakan hanya dalam significance level
15. Hasil data Debit irigasi tetes 0,01%

16. Hasil data Jumlah Emiter 0,01%

HASIL YANG TERCANTUM DALAM SPSS


Between-Subjects Factors
Value Label N
Debit irigasi tetes 1,00 D1 9
2,00 D2 9
3,00 D3 9
Jumlah Emiter 1,00 J1 9
2,00 J2 9
3,00 J3 9

Descriptive Statistics
Dependent Variable: Perlakuan
Debit irigasi tetes Jumlah Emiter Mean Std. Deviation N
D1 J1 20,3200 ,26153 3
J2 20,3733 ,29501 3
J3 20,6133 ,10214 3
Total 20,4356 ,24449 9
D2 J1 40,4100 ,21656 3
J2 40,6267 ,10017 3
J3 40,9033 ,07234 3
Total 40,6467 ,24779 9
D3 J1 64,8267 ,30370 3
J2 65,0067 ,01155 3
J3 65,3233 ,33710 3
Total 65,0522 ,31451 9
Total J1 41,8522 19,30363 9
J2 42,0022 19,35494 9
J3 42,2800 19,38834 9
Total 42,0448 19,59080 27

Levene's Test of Equality of Error Variancesa


Dependent variable : Perlakuan
f df1 df2 Sig.
1,603 8 18 ,193
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across
groups.
a. Design Intercept + Debit + Jumlahemiter

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Perlakuan
Type III Sum
Source of Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected Model 8985,149a 4 2246,287 54138,386 .000
Intercept 47729,694 1 47729,694 1150346,440 .000
Debit 8984,301 2 4492,151 108266,554 .000
Jumlahemiter ,848 2 ,424 10,218 .001
Error ,913 22 ,041
Total 56715,756 27
Corrected Total 8986,062 26
a. R Squared = 1,000 (Adjusted R Squared = 1,000)

DEBIT IRIGASI TETES UNTUK 0,05%


PERLAKUAN
Duncana,b
Debit irigasi tetes N Subset
1 2 3
D1 9 20,4356
D2 9 40,6467
D3 9 65,0522
Sig. 1,000 1,000 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,041.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000.
b. Alpha = .05.

JUMLAH EMITER UNTUK 0.05%


PERLAKUAN
Duncana,b

Jumlah Subset
Emiterokk N 1 2
J1 9 41,8522
J2 9 42,2800
J3 9
Sig. ,133 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are dispalyed.
based on observed means.
the error term is mean square(Error) = ,041.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000.
b. Alpha = .05.

DEBIT IRIGASI TETES UNTUK 0,01%


PERLAKUAN
Duncana,b
Subset
Debit irigasi tetes N 1 2 3
D1 9 20,4356
D2 9 40,6367
D3 9 65,0522
Sig. 1,000 1,000 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,041.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9.000.
b. Alpha = 0.01.

JUMLAH EMITER UNTUK 0.01%


PERLAKUAN
Duncana,b
Subset
Jumlah Emiter N 1 2
J1 9 41,8522
J2 9 42,0022
J3 9 42,2800
Sig. ,133 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = ,041.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9.000.
b. Alpha = 0.01.

PENJELASAN PENELITIAN
Debit adalah banyaknya volume air yang mengalir persatuan waktu. Pada irigasi tetes
debit yang diberikan hanya beberapa liter per jam. Umumnya debit rata-rata dari emiter
tersedia dari suplier peralatan. Debit untuk irigasi tetes tergantung dari jenis tanah dan
tanaman. Debit irigasi tetes yang umum digunakan 4L/jam namun ada beberapa pengelolaan
pertamian menggunakan debit 2,6,8 liter/jam. Penggunaan debit berdasarkan jarak tanam dan
waktu operasi (keller dan Bliesner, 1990).
Emiter merupakan alat pemanacar air, emiter digunakan tergantung dari jarak tanam.
Namun dibeberapa pertanian hidroponik emiter umunya hanya satu buah per polybag. Untuk
tanaman buah 1-2 buah perpohonan dengan operasi pemberian air 12 jam/hari (prihmantoro
dan yovita, 2000).
Menurut keller dam bliesner (1990) emiter merupakan alat pembuangan air, emiter
dipasang di dekat tanaman dan tanah. Semakin dekat ke tanah semakin efisien air yang
diterima tanah dan tanaman, karena semakin besar daerah yang terbatasi semakin tinggi
kelembaban tanah. Semakin dekat jarak emiter maka semakin banyak daerah yang terbatasi.
Peningkatan kadar air tanah sesudah penelitian karena debit air yang diberikan dari
masing-masing penelitian berbeda. Menurut james (1982) pemberian air pada irigasi tetes
erat kaitannya dengan debit, artinya semakin besar debit akan semakin besar kadar air tanah.
Standard deviasi menunjukkan bahwa jika penelitian dilakukan dengan pihak lain kembali
maka dapat diterima jika nilainya lebih atau kurang dari nilai standard deviasi tersebut.
Dari hasil aplikasi debit dan jumlah emiter dengan sistem irigasi tetes, efisiensi
penyebaran irigasi yang paling tinggi terdapat pada perlakuan debit 30 ml/mnt yaitu 98,373%
dan efisiensi terkecil pada perlakuan 10 ml/mnt yaitu 96,283%. Tingginya efisiensi pada
perlakuan ini disebabkan karena jumlah air yang diberikan lebih banyak dari perlakuan 10
ml/mnt dan 20 ml/mnt. Semakin merata air di dalam tanah maka semakin tinggi nilainya
efisiensinya. Kemerataan air di dalam tanah pada sistem irigasi tetes karena air yang
diberikan hanya disekitar daerah perakaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan keller dan
bliesner (1990) yang menyatakan bahwa emiter merupakan alat penetes yang dipasang dekat
tanaman dan tanah. Nilai efisiensi yang didapat berkaitan pula dengan nilai daerah yang
terbasahi hanya disekitar perakaran tanaman. Sehingga air yang diberikan dapat diserap
maksimal oleh akar-akar tanaman.
Dari hasil penelitian aplikasi debit dan jumlah emiter, rata-rata effiensi penyebaran
irigasi tets lebih besar dari 90%. Hal ini sesuai dengan pernyataan saprrianto dan nora (1990)
dengan sistem irigasi tetes efisiensi dapat ditingkatkan sampai lebih dari 90% karena sistem
irigasi tetes dapat memberikan efisiensi dan efektivitas yang cukup tinggi dalam memenuhi
air bagi tanaman.

Anda mungkin juga menyukai