PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tidak hanya sebatas kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, akan tetapi juga
kebutuhan akan informasi dan jasa. Kebutuhan masyarakat akan jasa ini menuntut
para sarjana hukum untuk menjadi lebih terampil, berwawasan, dan mempunyai
sangat penting untuk dimiliki oleh setiap sarjana hukum karena hal tersebut menjadi
indikator pertimbangan kelebihan antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan
mengasah keterampilan dalam menerapkan hukum sejak dini, maka kepekaan dan
intuisi seorang sarjana hukum akan menjadi lebih terlatih dan terarah.1
mata kuliah hukum yang memiliki fokus kepada pelatihan yang bertujuan untuk
ini sendiri terbagi atas Klinik Hukum Lingkungan, Klinik Etik dan Hukum, Klinik
1
Tim Klinik Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Buku Saku Klinik Hukum, Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, 2015, Depok, Hlm. 1.
1
Hukum Pidana, Klinik Hukum Perdata dan Klinik Hukum Anti-Korupsi yang
dikembangkan lagi menjadi kegiatan mobile clinic dan kegiatan magang (KKL).2
dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan Klinik Hukum Lingkungan ini diasuh oleh
berjumlah 10 orang yang terdiri dari 6 orang perempuan dan 4 orang laki-laki.
lingkungan yang sedang terjadi dan/atau banyak terjadi di suatu daerah, mencari
solusi penyelesaian masalah hingga menyusun bagaimana hasil dari kegiatan Klinik
Hukum Lingkungan pada semester ini. Dari beberapa pertemuan yang dilakukan
Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu Planning
2
Panduan Klinik Hukum/Magang Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya 2014/2015, hlm. 1.
2
Component, Experiential Component, dan Reflection/Evaluation.3 Selain
ditentukan pula mengenai subjek sasaran yang akan menjadi stakeholder yang
terdiri dari unsur Negara, Perusahaan, dan Masyarakat. Dari ketiga tahapan tersebut,
diharapkan mahasiswa dapat mengetahui Das Sollen (apa yang seharusnya) dan Das
Sein (apa yang senyatanya) dengan menguraikan hak, kewajiban dan peran dari
wilayah Indonesia. Provinsi Lampung memiliki luas 35.376,50 km² dan terletak di
antara 105°45'-103°48' BT dan 3°45'-6°45' LS. Daerah ini berada di sebelah barat
berbatasan dengan Samudera Hindia, di sebelah timur dengan Laut Jawa, di sebelah
3
Ibid, hlm. 8.
3
utara berbatasan dengan provinsi Sumatra Selatan, dan di sebelah selatan berbatasan
keterkaitan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan, itu semua bertujuan untuk
lingkungan hidup atau lingkungan hidup manusia sebagai terjemahan dari bahasa
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk
kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain. Dari pengertian tersebut tentulah
kita dapat mengetahui bahwasannya manusia memiliki peranan yang sangat penting
dalam hal menjaga dan melestarikan kelangsungan lingkungan hidup. Akan tetapi,
hal ini tidak sejalan dengan apa yang ada pada saat ini yang mana perilaku manusia
sudah jauh dari aspek mementingkan kelangsungan lingkungan hidup, sehingga tak
mengundang berbagai bencana yang tidak terduga. Sehubungan dengan hal itu,
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Lampung Diakses pada tanggal 21 Januari 2019 Pukul 23.59 WIB.
5
Muhammad Daud Silalahi, Hukum Lingkungan dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan
Indonesia, Bandung: Bandung, 2001, hlm. 8.
4
dapat kita temukan adanya kegiatan eksploitasi yang dilakukan oleh pihak yang
menurun dan membuat permukaan air laut naik membentuk semacam gelombang
seperti tsunami yang cukup besar yang menghantam wilayah pesisir pantai di
kerugian bagi semua pihak dan sangat bertentangan dengan upaya menjaga dan
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mana sudah termaktub di dalam
Pasal 28H ayat (1) yang secara eksplisit menyebutkan bahwasannya setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh layanan kesehatan.
Dari rumusan pasal di atas, kita sepakat bahwasannya kegiatan eksploitasi oleh
pihak yang tidak bertanggungjawab tersebut melanggar hak orang lain untuk
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Maka, dari permasalahan
lingkungan hidup tersebut, diharapkan setiap elemen yang ada dalam Negara
bagi generasi pada masa yang akan datang demi mewujudkan lingkungan hidup
5
yang baik dan sehat di Indonesia. Dengan begitu, kita telah berupaya
cara menghimbau setiap pihak untuk melakukan upaya pemulihan kembali terhadap
bencana yang memberikan kerugian sebagai akibat dari kegiatan eksploitasi, serta
B. Rumusan Masalah
berikut :
dalam upaya mitigasi bencana sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan?
4. Bagaimana hak dan kewajiban serta peran masyarakat dalam hal ini siswa/i SMP
6
BAB II
PEMBAHASAN
strategis karena Indonesia berada di antara Benua Australia dan Benua Asia,
serta berada di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Hal tersebut
dipungkiri bahwa hal tersebut juga akan membawa dampak negatif yakni salah
satunya Indonesia dapat menjadi negara yang terkena potensi bencana alam,
macam bencana dan segala akibat yang ditimbulkan oleh bencana, khususnya di
6
Enok Maryani, Metode Pembelajaran Mitigasi Bencana dalam Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah
Menengah Pertama, Jakarta: 2012, hlm. 2
7
kerugian yang ditimbulkan oleh suatu bencana (mitigasi bencana), yaitu melalui
Hal yang pertama yang harus diperhatikan adalah tugas dan fungsi dari
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Adapun tugas dan fungsi dari
Adapun satu di antara persoalan lingkungan yang menjadi fokus utama dari
8
penanggulangan bencana tersebut dilakukan dalam bentuk pencegahan,
Tim Klinik Hukum Lingkungan dari Audiensi yang telah dilakukan, ditemukan
adanya suatu permasalahan hukum, yaitu : (1) Tidak adanya sinergitas dan/atau
sama oleh semua elemen, baik dari pemerintah dalam hal ini pemerintah
yang mengeluh dalam hal penyaluran bantuan tersebut. Dana yang digunakan
9
mempunyai responsivitas dalam upaya mitigasi bencana dan/atau
PT.Bukit Asam Tbk Unit Tarahan adalah perusahaan berskala nasional yang
perusahaan besar yang memiliki skala nasional, PT.Bukit Asam Tbk selalu
terbesar yang dimiliki oleh PT.Bukit Asam Tbk dengan luas area 42,5 Ha.
Pelabuhan ini terletak 18 km dari pusat Kota Bandar Lampung dan sekitar 6 km
Dari kegiatan audiensi yang dilakukan dengan PT.Bukit Asam Tbk Unit
mengesankan. PT.Bukit Asam Tbk Unit Tarahan sebagai salah satu perusahaan
berorientasi pada mitigasi bencana, baik pra dan/atau pasca bencana. Hal ini
10
sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Sosial
Responsibility) dari PT.Bukit Asam Tbk, serta sebagai bentuk kepedulian yang
tersebut.
Adapun program yang dimiliki oleh PT.Bukit Asam Tbk terkait kegiatan pra
Lingkungan Hidup (RPPLH) dari PT.Bukit Asam Tbk itu sendiri serta pelatihan
evakuasi di beberapa titik yang berada di dekat PT.Bukit Asam Tbk Unit
Tarahan dan di daerah-daerah yang rawan terjadi bencana. Hal ini ditujukan
sehingga mengurangi risiko dan dampak dari akibat yang ditimbulkan oleh
Asam juga melakukan kerjasama dengan berbagai instansi lain yang memiliki
PT.Bukit Asam Tbk itu sendiri. PT.Bukit Asam juga aktif menyalurkan bantuan
11
dalam bentuk apapun sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana pada pasca
Dalam hal penyaluran bantuan, PT.Bukit Asam Tbk ikut terjun secara
membuat hunian sementara bagi mereka yang terkena dampak dari bencana.
Ikut campurnya PT.Bukit Asam Tbk pada saat terjun ke lapangan bukanlah
tanpa dasar. Hal ini dimaksudkan agar penyaluran bantuan tersebut dapat
membutuhkan bantuan tersebut, serta tanggung jawab dari PT.Bukit Asam Tbk
Dari uraian di atas, maka berdasarkan hasil pengamatan Tim Klinik Hukum
Asam Tbk Unit Tarahan telah memiliki responsivitas mengenai upaya mitigasi
bencana sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini terlihat
dengan beragamnya program dari PT.Bukit Asam Tbk Unit Tarahan yang fokus
12
C. Responsivitas Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Provinsi
moral
yang fokus dalam mengelola kampanye dan adovokasi untuk berbagai isu
lingkungan, antara lain : Air, Pangan, Hutan, Perkebunan, Tambang, Pesisir dan
sosial. Dengan visi “terwujudnya suatu tatanan sosial, ekonomi, dan politik adil
kehidupan dan lingkungan hidup yang sehat”. WALHI tumbuh dengan rencana
Lalu, jika dikaitkan dengan isu bencana dan upaya mitigasi bencana, apa
peran dan keterkaitan yang dimiliki oleh WALHI terhadap isu tersebut? Pada
dasarnya kegiatan WALHI hanya berfokus pada isu lingkungan dan kehutanan
13
serta menjadi sebuah gerakan publik yang bertanggung jawab dan transparan.
Akan tetapi berdasarkan hasil temuan yang Tim Klinik Hukum Lingkungan
WALHI Provinsi Lampung tidak memiliki fokus terhadap isu bencana dan
upaya mitigasi bencana, namun WALHI memiliki program yang dibuat secara
sendiri sebagai salah satu bentuk tanggung jawab moral sebagai manusia yang
banyak, akan tetapi program tersebut telah memiliki fokus pada kegiatan pra
atau Sosialisasi mengenai bahaya dari suatu bencana, dampak dari suatu
Semua hal ini merupakan bentuk rasa kepedulian dari WALHI Provinsi
Selain itu, ada fakta unik yang kami dapatkan bahwasannya WALHI Provinsi
korban. Namun terlepas dari hal tersebut, WALHI Provinsi Lampung sifatnya
hanya sebagai Emergency Response, yang artinya apabila mereka diminta untuk
14
membantu maka mereka akan ikut membantu sekuat tenaga, namun apabila
mereka tidak diminta untuk membantu, maka mereka tidak akan ikut
fokus mengenai isu bencana dan upaya mitigasi bencana, melainkan hanya
D. Hak dan Kewajiban serta Peran Masyarakat dalam hal ini Siswa/siswi
SMP Kartika II-2 Kota Bandar Lampung dalam upaya mitigasi bencana
merupakan bagian mutlak (tak terpisahkan) dari kehidupan manusia.8 Hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan bagian dari hak asasi manusia
Indonesia Tahun 1945, tepatnya di dalam Pasal 28H yang menyatakan bahwa :
7
Op cit, Muhammad Daud Silalahi, hlm. 9
8
Ibid, hlm.1
15
“setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
kesehatan”.
Masyarakat, yakni di dalam Pasal 26 ayat (1) yang pada intinya menyatakan
Dari kegiatan Tim Klinik Hukum Lingkungan di SMP Kartika II-2 Kota
yang begitu besar. Hal ini dibuktikan dari respon para peserta yang tidak malu-
malu untuk memberikan argumen dan idenya dalam dinamika kelompok yang
dibentuk oleh Tim Klinik Hukum Lingkungan terkait bencana dan upaya
sejalan dengan apa yang terjadi, yaitu peran masyarakat dalam hal ini
16
siswa/siswi SMP Kartika II-2 Kota Bandar Lampung dalam upaya mitigasi
bencana. Hal ini juga dibuktikan ketika para siswa/siswi dari masing-masing
kelompok diminta untuk menyampaikan gagasan kreatif dan hasil yang mereka
dapatkan pada saat berada dalam dinamika kelompok mengenai bencana dan
mampu menyerap pemahaman yang telah diberikan oleh Tim Klinik Hukum
penulis berkesimpulan bahwa peran masyarakat dalam hal ini siswa/siswi SMP
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
bencana justru berasal dari faktor eksternal. Misalnya, kurangnya sarana dan
2. Dari kegiatan Audiensi yang dilakukan di PT.Bukit Asam Tbk Unit Tarahan,
18
sebagai tanggung jawab morilnya sebagai organisasi lingkungan hidup yang
Emergency Response.
4. Dari kegiatan Penyuluhan yang dilakukan di SMP Kartika II-2 Kota Bandar
Lampung, semangat dan inisiatif untuk memberikan ide yang hebat dalam
upaya mitigasi bencana sudah ada pada masyarakat. Namun hal ini tentunya
perlu komunikasi dan koordinasi yang antar para stakeholder, yakni Negara,
bentuk sikap tindak demi lingkungan hidup yang baik dan sehat.
B. SARAN
prasarana yang memadai, mekanisme koordinasi yang tidak rumit dan tidak
19
2. Kegiatan Klinik Hukum Lingkungan ini memberikan dampak yang positif
memunculkan suatu inovasi dan ide-ide yang berguna dalam rangka upaya
20
REFERENSI
2014/2015.
SUMBER INTERNET
https://id.wikipedia.org/wiki/Lampung
Bencana.
21
LAMPIRAN
22
LAMPIRAN I
Provinsi Lampung
Provinsi Lampung
Provinsi Lampung
23
TAHAPAN PELAKSANAAN KLINIK HUKUM LINGKUNGAN
1. Planning Component
Yaitu masa persiapan mahasiswa klinik hukum lingkungan. Dalam tahapan ini
Paraf
No Hari, Tanggal Kegiatan
Pembimbing
Pembukaan & Pembekalan
Sabtu,
1. KKL/Klinik Hukum Semester Genap
23 Februari 2019
2018/2019
Penyampaian materi oleh Pak
Agus Ngadino SH.,MH dan Ibu
Lusi Apriani, SH,LL.M. bahwa
dalam klinik hukum lingkungan
Sabtu, ada 3 metode, yakni : planning
2.
2 Februari 2019 component, experiential
component, dan reflection.
Diskusi terkait lokasi dan isu
hukum untuk pelaksanaan klinik
hukum lingkungan.
24
Tim Klinik Hukum Lingkungan
mendiskusikan mengenai format
Sabtu, kegiatan yang akan dilaksanakan
3.
2 Februari 2019 serta lokasi dan waktu pelaksanaan
kegiatan (termasuk nama kegiatan,
sasaran, dan job description).
Tim Klinik Hukum Lingkungan
Selasa, melakukan pembuatan atribut dan
4.
5 Februari 2019 perancangan Term of Reference
(TOR).
Tim Klinik Hukum Lingkungan
melakukan pemantapan yakni
Rabu,
5. presentasi terkait format kegiatan,
6 Februari 2019
lokasi dan waktu pelaksanaan
kegiatan.
Tim Klinik Hukum Lingkungan
melakukan pembuatan video untuk
Selasa,
6. acara pembukaan dan pembekalan
19 Februari 2019
KKL/Klinik Hukum Semester Genap
2018/2019.
25
Tim Klinik Hukum Lingkungan
melakukan observasi ke masyarakat
Rabu
10. dan instansi pemerintahan yang ada
6 Maret 2019
di wilayah Kalianda Kabupaten
Lampung Selatan.
Tim Klinik Hukum Lingkungan
Rabu (Malam)
11. pulang dari kegiatan observasi ke
6 Maret 2019
Palembang.
Penyampaian hasil observasi Tim
Klinik Hukum Lingkungan sekaligus
mendiskusikan estimasi biaya yang
akan digunakan, baik biaya
Kamis keberangkatan, penginapan,
12.
7 Maret 2019 transportasi selama kegiatan,
perlengkapan audiensi dan
penyuluhan hukum, konsumsi dan
biaya kepulangan.
26
2. Experiential Component
Kemampuan bernegosiasi
27
- Doa (Penutup)
28
- Doa
- Pengenalan oleh Tim Klinik Hukum
Lingkungan
- Pembagian Kelompok oleh Tim Klinik
Hukum Lingkungan
- Penyampaian Materi dalam bentuk
dinamika kelompok oleh Tim Klinik
Hukum Lingkungan
- Presentasi Hasil oleh Siswa/siswi SMP
Kartika II-2 Kota Bandar Lampung
- Foto Bersama, Penutup, Doa
Kamis Audiensi di Badan Penanggulangan Bencana
21 Maret 2019
Daerah (BPBD) Kab.Lampung Selatan
- Pembukaan
- Kata Sambutan sekretaris BPBD
Kab.Lampung Selatan, Bapak Syahroni
- Kata sambutan dari Dosen Pembimbing
Klinik Hukum Lingkungan, Bapak Agus
Ngadino SH., M.Hum
- Penyampaian materi oleh pihak BPBD
Kab.Lampung Selatan
- Diskusi dan tanya jawab
- Penyerahan cinderamata piagam
penghargaan
- Penutup dan doa
29
3. Reflection
Yaitu tahapan mahasiswa melaksanakan evaluasi dari proses-proses yang telah dilalui.
Paraf
No Hari, Tanggal Kegiatan
Pembimbing
1. Kamis Penyampaian refleksi oleh masing-
11 April 2019 masing peserta klinik hukum
lingkungan setelah melakukan
kegiatan audiensi dan advokasi. Hal
tersebut yang akan digunakan dalam
laporan akhir. Dengan mengangkat
data dan fakta yang diperoleh,
kemudian menganalisisnya dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
2. Jumat Simulasi Tim Klinik Lingkungan
12 April 2019 untuk paparan/seminar hasil
kegiatan klinik hukum lingkungan.
Pengarahan untuk sistematika
pembuatan Laporan Akhir Klinik
Hukum Lingkungan
3. Kamis Seminar Hasil Kegiatan KKL/Klinik
18 April 2019 Hukum Lingkungan Semester
Genap Tahun 2018/2019
30
Lampiran II
FOTO KEGIATAN
31
WAHANA LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA PROVINSI LAMPUNG
PROVINSI LAMPUNG
32