OLEH
AGUS SETIAWAN
14031019
Kepada
FAKULTAS AGROINDUSTRI
Maret, 2018
Usulan Penelitian Skripsi
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK JAHE TERHADAP WARNA,
OLEH
AGUS SETIAWAN
14031019
Pembimbing I Pembahas
Prof. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, M.P. Ir. Siti Tamaroh CM.,M.P.
A. Latar Belakang
senyawa aktif dan teknik formulasi agar cita rasa yang dihasilkan dapat diterima
(Anonim, 2012).
cara diseduh dengan air matang, baik dingin maupun panas. Minuman serbuk
instan adalah minuman yang berupa serbuk yang terbuat dari bahan buah-buahan,
rempahrempah, biji-bijian dan daun yang dapat langsung diminum dengan cara
diseduh dengan air matang baik dingin maupun panas. Produk instan sekarang
produk makanan sehingga siap untuk dikonsumsi. Produk instan lebih disukai
karena lebih mudah dalam penyajian (Hartono dan Wydiatmoko, 1993). Bahan
pangan termasuk instan lebih disukai karena selain volumenya menyusut akibat
memiliki potensi besar sebagai sumber antioksidan alami. Kunir putih sangat
putih mengandung komponen antara lain tanin dan kurkuminoid. Pujimulyani dan
Wazyka (2005) mengemukaan bahwa hasil olahan kunir putih yang berupa
antioksidan.
negara. Antioksidan merupakan senyawa yang terdapat secara alami dalam hampir
semua bahan pangan, tetapi jika bahan tersebut diolah maka senyawa tersebut
dapat mengalami degradasi sehingga fungsinya berkurang. Oleh karena itu perlu
1998).
Jahe (Zingiber afficanate) merupakan salah satu jenis rempah-rempah
ramuan obat-obatan dan lain-lain. Jahe memiliki beberapa kerabat yang termasuk
Menurut Ariviani (1999), jahe memiliki berbagai kandungan zat yang diperlukan
oleh tubuh. Beberapa kandungan zat yang terdapat pada jahe adalah minyak atsiri
gingerin, vitamin (A, B1, dan C), karbohidrat (20 – 60%) damar (resin) dan asam
oleh panelis
2. Tujuan khusus penelitian
a. Mengetahui pengaruh variasi penambahan jahe terhadap sifat kimia
A. Kunir Putih
baik dalam dunia kuliner hingga pengobatan. Curcuma mangga Val., merupakan
salah satu spesies penting dari famili zingiberaceae yang berasal dari Asia Selatan
(Larsen et al., 1999; dalam Abraham et al., 2010). Rimpang ini dikenal sebagai
Temu Pauh di Malaysia, Temu Mangga di Indonesia dan Mango Turmeric di India.
Nama mangga pada jenis rimpang ini dikarenakan rimpang segar ini mempunyai
memiliki sifat anti kanker dan antioksidan (Abas et al., 2005; Chan et al., 2008
obat maag, diare, penghilang nyeri saat haid, keputihan, serta mengobati jerawat
dan bisul. Tewtrakul dan Subhadirasakul (2007) dalam Alvianti et al. (2012)
menyatakan bahwa temu mangga memiliki efek anti alergi dengan cara
Kunir putih mengandung minyak atsiri, tanin, gula dan damar (Fauziah,
1999). Kandungan kunir putih yang juga sangat penting adalah pigmen
kurkuminoid yang berwarna orange. Pigmen ini merupakan campuran dari tiga
kurkumin (Tonnesen, 1986). Komposisi kimia kunir putih dapat disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi kimia kunir putih dalam 100 g bagian yang dapat dimakan.
2007; Suryani, 2009; Abas et al., 2005; dan Pujimulyani et al., 2011). Sumiati
meliputi alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin, tetapi tidak mengandung steroid,
B. Jahe
Jahe mempunyai nama ilmiah Zingiber offcinale Rosc yang berasal dari
Asia Selatan dan untuk pertama kalinya diketahui manfaatnya oleh bangsa Cina
dan India. Jahe merupakan tanaman berbatang semu. Tingginya sampai 1 meter,
segala arah. Bagian dalamnya berwarna kuning muda atau kuning dan ada pula
yang berwarna jingga. Helai daunnya bertangkai pendek atau berupa daun
duduk. Bentuknya lanset sampai menyerupai garis, ujungnya lancip sekali. Lidah
daun lebar dan pendek, berupa selaput yang berwarna putih. Bulu-bulu halus
terdapat pada bagian tepi daun, sedangkan permukaan atasnya berwarna hijau
gelap dan terdapat bitnik-bintik putih. Bulir keluar diatas permukaan tanah,
bentuknya seperti tongkat elips. Panjang bulir tersebut sampai 25 cm. Sisik-sisik
pada bulir jumlahnya antara 5-7 helai, menyusun rapat. Daun pelindungnya
berbentuk bundar telur sungsang, tidak berbulu dan jumlahnya pun tidak terlalu
banyak. Warnanya hijau atau hujau kecoklatan cerah. Bunga bibir keluar di
ketiak daun pelindung, warnanya kuning kehijauan dengan bibir yang berwarna
hijau dan berbintik-bintik putih kekuningan (Afriastini dan Madjo Indo, 1990).
sehari-hari. Rempah-rempah ini berasal dari Asia Tenggara yang dikenal sebagai
rimpang berbau harum dan mempunyai rasa yang pedas. Jahe dapat dibedakan
menjadi 3 jenis yaitu jahe putih (emprit), jahe sunti (jahe merah) dan jahe badak
(jahe gajah) (Paimin dan Murhananta, 1991). Ciri-ciri jahe gajah, jahe merah dan
borneol, sineol, sitral, zingiberal dan felandren. Disamping itu terdapat juga pati,
damar, asam-asam organic seperti asam malat dan asam oksalat, vitamin A,B,dan
minyak atsiri (ginger oil) sebanyak 0,25-3,3% sebagai pembawa aroma jahe (bau
khas jahe), sedangkan yang menghasilkan rasa pedas adalah ginger dan shogaol
yang berada didalam oleoresin jahe. Oleoresin sering ditambahkan sebagai bahan
penguat cita rasa pada produk bir (ginger ale) dan sebagai minuman ringan.
C. Antioksidan
bebas yang menjadi penyebab berbagai penyakit yang berkaitan dengan oksidasi,
seperti kardiovaskuler dan kanker. Sistem antioksidan secara alami telah tersedia
(GST) serta antioksidan yang berasal dari makanan seperti senyawa fenolik dan
tubuh terhadap serangan radikal bebas lemah (Arivazhagan dkk., 2000 dalam
Pujimulyani et al., 2010). Hal ini sesuai pendapat Michels et al. (2000) dalam
penurunan resiko penyakit kardiovaskuler dan kanker. Oleh karena itu perlu
sebagai antiaging yang melindungi kulit dari proses pengrusakan oleh paparan
sinar matahari dan radikal bebas, yang dapat menimbulkan keriput dan penuaan
pada kulit.
konsentrasi kecil dapat mencegah reaksi oksidasi dengan mengikat radikal bebas
dan molekul yang sangat reaktif. Secara biologis, antioksidan adalah senyawa
(Gordon, 1990). Antioksidan primer dapat bereaksi dengan radikal lipid dan
mengubahnya menjadi bentuk yang lebih stabil. Sebuah senyawa dapat disebut
dihasilkan lebih stabil dari radikal lipid atau dapat diubah menjadi produk lain
yang lebih stabil (Gordon, 1990). Senyawa yang termasuk dalam kelompok
D. Hipotesis
antioksidan dan uji sensoris terhadap minuman instan kunir putih (Curcuma
mangga Val.).
III. METODE PENELITIAN
A. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang kunir putih dari
anakan pertama dan berumur 1 tahun dari industri Windra Mekar, jahe emprit
didapatkan dari pasar Bringharjo Yogyakarta, gula pasir didapatkan dari toko Ideal
dan air. Bahan kimia yang digunakan untuk analisis adalah etanol dengan
kualifikasi pro analysis (Merck), DPPH (0,1 m mol), akuades, etanol, katalisator,
B. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain seperangkat alat untuk
membuat minuman instan variasi kunir putih dan jahe, yaitu baskom,parutan
panci,pisau, kain saring, gelas ukur, wajan, spatula kayu, ayakan, sendok, kompor
Vis (Shimadu UV Mini 1240), vortex (Type 37600 mixer), tabung reaksi (Pyrex
Iwaki), beaker glass, pipet ukur (Pyrex Iwaki), micro pipet 0,1 dan 1 ml, gelas
ukur (Pyrex Iwaki), dan labu ukur (Pyrex Iwaki), kurs, porselin, pipet tetes, labu
kjedahl, buret.
D. Cara Penelitian
Tahap-tahap pembuatan minuman instan variasi kunir putih dan jahe, yaitu
mudah terekstrak. Ekstrak kunir putih yang didapat lalu di letakan ke dalam
wajan.
2. Pembuatan ekstrak jahe
Jahe yang digunakan adalah jenis jahe emprit dan dipilih yang masih
air dan diperas mnggunakan kain saring. Kemudian ekstrak jahe yang
yang terbentuk merupakan variasi kunir putih dan jahe instan, agar ukuran
penelitian variasi kunir putih dan jahe instan dapat dilihat pada Gambar 1.
Pemarutan Pemarutan
Penimbangan 5 kg Penimbangan
Ampas
Pemerasan Ampas Pemerasan
konstan yang berati semua air sudah diuapkan (Sudarmaji et al., 1989).
Penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven pada
suhu 105-110ºC selama 3 jam atau sampai didapat berat yang konstan. Selisih
berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan
yang terdapat pada suatu bahan pangan, bahan pangan terdiri dari 96% bahan
juga dikenal sebagai zat organic atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat
karena itulah disebut sebagai kadar abu. Penentuan kadar abu total dapat
digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk menentukan baiik atau
tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan
Cara yang bisa dilakukan untuk pengabuan yaitu pengabuan kering (dry
ashing) atau pengabuan langsung dan pengabuan basah (wet digestion). Prinsip
dari pengabuan cara lngsung yaitu mengoksidasi semua zat organik pada suhu
tinggi, yaitu sekitar 500 0C dan kemudian melakukan penimbangan zat yang
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh
karena zat ni berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh serta sebagai zat
pangan dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode kuantitatif dan
kualitatif. Cara analisa protein secara kuantitatif yaitu dengan menetukan ada
tidaknya protein dalam bahan. Cara analisa protein secara kualitatif yaitu reaksi
Biuret, reaksi Milon dan reaksi Ninhidrin. Cara analisa protein secara
Metode ini dikembangkan oleh kjeldahl. Cara kjeldahl pada umumnya dapat
dibedakan atas 2 cara, yaitu cara makro dan semimikro. Cara makro kjeldahl
digunakan untuk contoh yang berukuran besar yaitu 1-3 g, sedang semimikro
bahan makanan secara tidak langsung, karena yang dianalisis dengan cara ini
Prinsip soxhlet adalah minyak atau lemak diekstrak dengan eter (dietil eter atau
Cn(H2O)n, tetapi kini rumus molekul itu tidak secara kaku digunakan untuk
bahan makanan secara kasar dan hasilnya ini biasanya dicantumkan dalam
antara lain uji ini tidak spesifik untuk keterangan komponen antioksidan, tetapi
sifat fungsional bahan pangan. Kelebihan uji DPPH yang lain adalah metode uji
Berdasarkan alasan tersebut, maka pada penelitian ini digunakan uji DPPH
mutu rasa, aroma, warna, dan keseluruhan terhadap minuman instan kunir
putih yang ditambahkan ekstrak Jahe. Skala yang diberikan 1-6, yaitu 1 =
sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = agak tidak suka, 4 = agak suka, 5 = suka,
6 = sangat suka.
F. Rancangan Percobaan
dengan tingkat kepercayaan 5% dan jika terdapat perbedaan yang nyata antar
perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, F., Bhatt, A,. Keng, CL., Indrayanto, G., Sulaiman, SF. 2011. Effect of
Yeast Extract and Chitosan on Shoot Proliferation, Morphology and
antioxidant activity of Curcuma mangga in Vitro Plantlets. African Journal
of BiotechnologyVol 10(40), pp. 7787-7795.
Afriastini, J.J., Madjo Indo, A.B.D. 1990. Bertanam Jahe. PT. Penebar Swadaya.
Jakarta
Alvianti, F., Mukhtar, R., dan Marianne. Penghambatan Degranulasi Mastosit
Tersensitisasi Aktif oleh Curcuma mangga Val. & Zijp Pada Mencit Secara
In Vitro. Journal of Pharmaceutics and Pharmacology Vol. 1 (1):44-54.
Anonim, 2012.Tanaman Rimpang Jahe. http:// repository.usu.ac.id / bitstream /
123456789 / 21988/ 4 / Chapter % 20II.pdf. Diakses pada tanggal 27 Mei
2013.
Apriandi, A. 2011. Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif Keong-Ipong
(Fasciolaria salmo). Skripsi Teknologi Hasil Perairan Institut Pertanian
Bogor.
Pujimulyani, D., Raharjo, S., Marsono, Y. dan Santoso, U., 2010. Pengaruh
Blanching Terhadap Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenol, Flavonoid, dan
Tanin Terkondensasi Kunir Putih (Curcuma mangga Val.). Agritech, Vol. 30
No. 3.
Rismunandar,1988. Rempah-rempah : Komoditi Ekspor Indonesia. Penerbit Sinar
Baru, Bandung