Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan


Lingkungan (RPL) dari kegiatan Hotel Grand Bayu Hill,Jl.Bireuen -Takengon, Desa Mongal,
Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh didasarkan pada Dokumen
DPLH yang disetujui berdasarkan Rekomendasi Badan Lingkungan Hidup,Kebersihan dan
Pertamanan Kabupaten Aceh Tengah.

Penyusunan laporan pelaksanaan pemantauan ini mengacu kepada KepMen LH Nomor 45


Tahun 2005 tentang Pedoman Penyususnan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengeloaan
Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).

A. IDENTITAS PERUSAHAAN

Nama Perusahaan / Pemrakarsa : Grand Hotel Bayu Hill


Jenis Badan Usaha : CV. Bayu Hill
Alamat Perusahaan : Jl.Bireuen – Takengon, Desa Mongal, Kecamatan
Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh
Nomor Telepon : (0643) 22884
Nomor Fax : (0643) 21100
E-mail :-
Dokumen DPLH yang disetujui : Keputusan Badan Lingkungan Hidup
Kebersihan,dan Pertamanan Kabupaten
Aceh Tengah.
Nomor 660/380/R.UKL-UPL/X/BLHKP
Penanggung Jawab : Cut Dewi Karmila
Jabatan : Direktur

B. LOKASI USAHA DAN ATAU KEGIATAN

Lokasi Kegiatan pembangunan Hotel Grand Bayu Hill ini berada di jalan Bireuen –
Takengon, Desa Mongal, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh.
Lokasi hotel ini berada di pusat kota takengon. Adapun secara geografis, Hotel Bayu Hill
berada pada titik koordinat 04038’31,8” LU dan 096050’21,4” BT.

Adapun Peta Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup dan peta lokasi pengambilan sampel
ditunjukan pada Lampiran 2.

1
C. DESKRIPSI KEGIATAN

Hotel Grand Bayu Hill – Takengon ini mempunyai luas tanah 2.918 m2 dengan luas
bangunan 8.201 m2. Bangunana hotel tersebut terdiri dari 5 (Lima) lantai dan jumlah
kamar sebanyak 45 kamar dengan perincian seperti ditunjukan pada tabel 1.1

Tabel 1.1 Perincian pembangunan Hotel Bayu Hill – Takengon


N Jumlah Luas Total
Lantai Fungsi
o ( buah ) Bangunan (m2)
1 2 3 4
Parkiran 1
1 Bastmen Ipal 1
Kamar Karyawan 1
Lobby 1
Kolam Renang/Swimming Poll 1
2 I
Ruang Meetting 1
Kantor 1
Restourant 1
Kamar/Rom 10
8.201
3 II Café 1
Market 1
Play Land/Arena Permainan Anak 1
4 III Room/Kamar 50
5 IV Room/Kamar 60
6 VI Laundry 1
Unit Heater Water 1
Unit AC Sentral 1
Unit Elevator Maintainom 1

D . KEGIATAN LAIN YANG TERDAPAT DI SEKITAR LOKASI KEGIATAN


Pembengunan Hotel Grand Bayu Hill ini bertujuan untuk memberikan pelayanan di bidang
penginapan bagi pengunjung baik untuk berwisata maupun melaksanakan pekerjaan
Hotel Grand Bayu Hill di bangun pusat kota Kabupaten Aceh Tengah tepatnya di
Kecamatan Bebesen sehingga sedikit banyak akan memberikan pengaruh atau dampak
baik negatif maupun positif bagi kegiatan lain yang terdapat di sekitar rumah sakit
tersebut

2
Kegiatan yang terdapat di sekitar Hotel Grand Bayu Hill meliputi;

1. Kegiatan Permukiman dan Pusan Perdagangan


Kegiatan lain yang tedapat di sekitar Hotel Grand Bayu Hill adalah pemukiman dan
perdagangan. Lokasi Hotel Grand Bayu Hill dikelilingi oleh pemukiman dan
perdagangan hal ini disebabkan letak Hotel Grand Bayu Hill di pusat pemukiman dan
perdagangan sehingga keberadaan Hotel Grand Bayu Hill sedikit banyak positif maupun
negatif pasti akan memberikan dampak bagi kegiatan di sekitarnya. Masyarakat di
sekitar Hotel Grand Bayu Hill umumnya tinggal di RUKO (Rumah Toko) hal ini karena
masyarakat disekitar umumnya bermata pencarian sebagai pedagang sehingga
memanfaatkan rumah selain sebagai tempat tinggal juga sebagai tempat berdagang.

E . JADWAL WAKTU KEGIATAN

Hotel Grand Bayu Hill mulai beroperasi tahun 2020 setelah memperoleh rekomendasi
Dokumen Upaya Pengeloaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UKL-UPL) Tahun 2016.

Adapun untuk kegiatan monitoring lingkungan dan pengoperasian Hotel Grand Bayu Hill
ini akan dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali/persmester, dan monitoring periode
Novenber ini merupakan monitoring yang pertama, sejak penyusunan Dokumen UKL-UPL
terhadap Hotel Bayu Hill disahkan bulan Juni 2016

3
BAB II
PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. PELAKSANAAN

Pengelolaan lingkungan hidup pelaksanaan operasional Hotel Grand Bayu Hill,JL.Bireuen-


Takengon,Desa Mongal, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh
merupakan tanggung Jawab Hotel Grand Bayu Hill yang merujuk pada RKL yang ada di
dokumen UKL-UPL.

A.1. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL)

Pengelolaan lingkungan dalam kegiatan operasional Hotel Grand Bayu Hill dilaksanakan
sesuai dengan dampak yang mungkin timbul dalam setiap tahap kegiatan yaitu mulai
tahap pra-kontruksi, kontruksi dan tahap operasional. Dampak negatif yang terjadi bila
tidak dikelola akan berdampak kepada masyarakat dan lingkungan disekitarnya dan
bahkan akan mengganggu pembangunan proyek itu sendiri.sementara dampak positif jika
mungkin dapat di optimalkan,sehingga lebih bermamfaat bagi masyarakat dan
lingkungan.

Rencana pengelolaan lingkungan dibatasi hanya untuk kegiatan yang akan menimbulkan
dampak negatif atau positif yang diprakirakan Dokumen UKL-UPL Hotel Grand Bayu Hill
tersebut.

Tahap Operasi
Dampak negatif atau positif yang terjadi dalam tahap operasi Hotel Grand Bayu Hill
adalah Sikap dan Persepsi Masyarakat,Peluang/Kesempatan Kerja dan Pendapatan
Masyarakat, Penurunan Kualitas Air, Penurunan Nilai Estetika serta Keselamatan
Pengunjung dan Staf Hotel.

1) Sikap dan Persepsi Masyarkat


a. Sumber dampak
Sumber dampak adalah rektrutmen tenaga kerja.
b. Tolak Ukur Dampak
tolak ukur dampak adalah terjadinya persepsi negatif dari masyarakat terhadap
rekrutmen tenaga kerja.

4
c. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah terjadinya persepsi
negatif dari masyarkat dan pengembangan persepsi positif terhadap rekrutmen
tenaga kerja operasional Hotel Grand Bayu Hill.
d. Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tindakan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan adalah :
1) Sudah memprioritaskan penduduk lokal sebagai tenaga kerja.100% (26 orang
dari 26 orang tenaga kerja ) merupakan masyarakat disekitar lokasi kegiatan,
dipekerjakan pada kegiatan operasional Hotel Grand Bayu Hill.
2) Memberikan upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Kabupaten Aceh
tengah.
3) Tenaga kerja yang di rekrut menggunakan sistem kontrak.
4) Memberikan pengarahan kepada tenaga kerja lokal sebelum melakukan
pekerjaan.
e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di desa sekitar lokasi kegiatan operasional
Grand Hotel Bayu Hill.
f. Priode Pengelolaan Lingkunga Hidup
priode pelaksanaan pengelolaan lingkungan dilakukan secera terus menerus selama
masa operasi

2) Peluang / Kesempatan Kerja dan Pendapatan Masyarkat


a. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah rekrutmen tenaga kerja.
b. Tolak Ukur Dampak
Tolak Ukur dampak adalah :
1) Banyaknya tenaga kerja lokal yang dapat bekerja di hotel
2) Tingkat pengahasilan yang di peroleh tenaga kerja lokal di bandingkan dengan
tenaga kerja pendatang
3) Tingkat pendapatan masyarakat
c. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan Lingkungan hidup adalah :
1) Meningkatkan dampak positif atas tebukanya peluang kerja untuk dapat diserap
sebanyak-banyaknya oleh tenaga kerja lokal
2) Mengupayakan agar tenga kerja lokal dapat bekerja pada hotel dengan standar
pendapatan dan sesuai dengan UMR yang berlaku di wilayah studi.
3) Menghindari munculnya permasalahan – permasalahan sosial terkait dengan
informasi dan mobilisasi tenaga kerja operasional hotel dengan masyarakat

5
sekitar untuk memperbesar jumlah tenaga kerja yang dapat di tampung hotel
selama masa operasi.
d. Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tindakan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan adalah :
1) Telah memproritaskan penyerapan tenaga kerja lokal terutama tenaga kerja
yang berasal dari kelurahan wilayah studi sebelum menerima tenaga kerja dari
luar daerah sesuai dengan lowongan kerja yang ada dan bidang keahlian /
spesifikasi pekerjaan yang dibutuhkan serta mampu disisi oleh tenaga kerja lokal.
100% (29 orang dari total 29 orang tenaga kerja ) merupakan masyarakat
disekitar lokasi kegiatan, diperkerjaakan pada kegiatan operasional Hotel Grand
bayu Hill.
2) Telah memberikan upah karyawan di atas UMR yaitu rata-rata Rp. 2.500.000,-
per bulan termasuk gaji dan bonus
3) Memberikan upah dan insentif minimal sesuai dengan UMR yang telah berlaku
di Provinsi Aceh ( Rp.1.900.000,-perbulan) dan kewajiban mengikuti seluruh
peraturan ketenaga kerjaan termasuk asuransi BPJS Ketenagakerjaan.
e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengeloaan adalah desa-desa yang ada di sekitar lokasi Hotel Grand bayu
Hill.
f. Priode Pengeloaan Lingkungan Hidup
Priode pelaksanaan pengeloaan lingkungan dilakukan selama masa operasi
berlangsung.

3) Penurunan Kualitas Air


a. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah :
1) kegiatan dapur dan restoran;
2) laundry;
3) sistem drainase;
4) pengelolaan limbah.
b. Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak adalah PPRI. No. 82 Tahun 2001 tentang pengeloaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air Kelas I dan KepMen LH No. 52 Tahun 1995
tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel.
c. Tujuan Rencana Pengeloaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mengurangi penurunan kualitas
air,sehingga berada dibawah baku mutu sesuai denga PPRI. No. 82 tahun 2001

6
tentang pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kelas I dan
KepMen LH No. 52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah cair Bagi Kegiatan Hotel.
d. Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tindakan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan adalah:
1) Air hujan yang berasal dari atap bangunan melalui roof drain (saluran atap)
harus disalurkan secara grafitasi melalui pipa tegak maupun pipa datar kebal
peresapan sebelum di buang kedrainase kota,sedangkan air hujan yang
langsung ke permukaan tanah harus dialirkan melalui saluran-saluran air yang
langsung dihubungkan ke drainase kota.
2) Tidak mencampur adukan pembuangan limbah cair toilet (black water ) dengan
limbah kamar mandi (gray water) serta restoran/dapur.
3) Limbah cair toilet harus dialirkan ke septic tank yang didesign secara khusus dan
waterproof (kedap air) sehingga tidak mencemari badan air di sekitar lokasi
kegiatan karena e-coli dan lain sebagainya.
4) Limbah cair gray water dari kamar mandi dan dapur dialirkan ke absorber tank
(IPAL) sebelum dibuang ke lingkungan
e. Lokasi Pengeloaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan adalah badan air yang berada disekitar lokasi kegiatan.
f. Priode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Priode pelaksanaan pengelolaan lingkungan dilakukan selama masa operasi
berlangsung.

4) Penurunan Nilai Estetika


a. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah sistem drainase dan pengelolaan limbah.
b. Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak adalah nilai estetika rendah.
c. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk meningkatkan nilai estetika.
1) Membuat sistem drainase yang benar dan berkesinambungan sampai kepada
drainase kota sehingga tidak ada air yang tergenang di sekitar lokasi kegiatan
yang dapat menyebabkan penurunan nilai estetika lokasi kegiatan.
2) Membuat sistem penyerapan limbah cair gray water and black water secara
benar, sehingga limbah cair tidak merembes ke lokasi kegiatan yang dapat
menurunkan nilai estetika disekitar lokasi kegiatan.
3) Menyediakan bak-bak sampah disekitar lokasi kegiatan sehingga mudah
dilakukan pengelolaan limbah padat.

7
4) Tidak menumpuk limbah padat pada suatu tempat tertentu dalam waktu yang
lama. Sistem pengelolaan limbah padat dilakukan melalui pengumpulan limbah
padat ke bak-bak sampah yang tersedia. Sampah-sampah tersebut terlabih
dahulu di pilah-pilah,misalnya gelas dan kaca terpisah dengan plastik. Sedangkan
kertas di buang secara tersendiri. Semua ditampung dan dimasukkan kedalam
plastik dan di ikat untuk mencegah terjadinya penyebaran sampah kemanan-
mana karena angin dan lain sebagainya. Selanjutnya plastik-platik tersebut yang
berisi sampah dikumpulkan ditempat Penampungan Sementara (TPS).
Selanjutnya diangkat setiap hari dengan truk oleh Badan Lingkungan, kebersihan
dan Pertamanan Kabupaten Aceh Tengah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Kota Takengon.
e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan adalah Hotel Bayu Hill – Takengon
f. Priode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pelaksanaan pengelolaan lingkungan dilakukan selama masa operasi
berlangsung

5) Keselamatan Pengunjung dan Staf Hotel


a. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah sarana tanggap darurat.
b. Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak adalah terjaminnya keselamatan pengunjung dan staf hotel
selama masa operasi
c. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengeloaan lingkungan hidup adalah untuk menjamin keselamatan
pengunjung dan staf hotel selama masa operasi.
d. Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1) Bangunan sudah dilengkapi dengan tangga darurat untuk menyelamatkan diri
bila terjadi sesuatu yang tidak di harapkan seperti kebakaran dan gempa.
2) Bangunan sudah dilengkapi dengan tanda-tanda keselamatan seperti tanda
pintu keluar (exit).
3) Bangunan telah didesign secara khusus yang aman terhadap bencana alam
seperti gempa.
4) Bangunan sudah dilengkapi dengan peralatan pemadam kebakaran
e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan adalah lokasi pengoperasian Hotel Grand Bayu Hill – takengon.
g. Priode Pengeloaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan dilakukan secara terus – menerus selama tahap Operasi.

8
A.2. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Pemantauan merupakan bagian yang sangat penting dalam kaitanya dengan pengelolaan
lingkungan hidup. Tampa adanya upaya pemantauan, maka aktifitas pengelolaan
lingkungan hidup yang telah dilakukan tidak dapat diketahui apakah telah berjalan dengan
baik dan telah sesuai dengan yang diharapkan. Hasil pemantauan merupakan bahan untuk
melakukan evaluasi atas kebijaksanaan yang telah diambil pengambil keputusan, apakah
perlu perbaikan atau penyempurnaan dalam pengelolaan lingkungan.

Tahap Operasi
Dampak dalam konstuksi adalah sikap dan persepsi masyarakat, Peluang/Kesempatan
Kerja dan Pendapatan Masyarakat, Penurunan Kualitas Air, Penurunan Nilai Estetika serta
Keselamatan Pengunjung dan Staf Hotel.

1) Sikap dan Persepsi Masyarakat


a. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah rekrutmen tenaga kerja.
b. Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak adalh jumlah tenga kerja,asal tenaga kerja pada tahap operasi.
Selain itu penerimaan tenaga kerja mengutamakan tenga kerja penduduk di sekitar
rumah sakit sesuai dengan keahliannya.
c. Parameter Lingkungan yang Dipantau
Parameter yang dipantau adalah sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan operasional hotel. Sebagai indikator dampak dalam pemantauan adalah
jumlah konflik yang terjadi, unjuk rasa, berita miring di tengah masyarakat atau
media massa.
d. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan
Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah :
- Untuk mengetahui sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan
operasional hotel.
- Melihat sejauh mana berjalannya Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
pada kegiatan rekrutmen tenaga kerja.
e. Metedo Pemantauan dan Analissa Data
Metedo pemantauan yang dilakukan adalah :
- Pengamatan langsung kelapangan, wawancara dengan masyrakat dan tokoh
masyarakat mengenai kepuasan terhadap proses penerimaan tenaga kerja.
Metedo analisa data yang dilakukan adalah :
- Data kepuasan yang dikumpulkan dibandingkan dengan harapan dalam
dokumen UKL-UPL

9
f. Lokasi Pemantauan lingkungan
dilakukan didesa sekitar lokasi kegiatan operasional Hotel Bayu Hill
g. Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup
- Penduduk merasa puas karena telah diterima sebagai tenaga kerja penduduk
untuk kegiatan operasional Hotel Grand Bayu Hill (sebesar 100% atau 29
orang sebagai tenaga kerja operasi Hotel Grand Bayu Hill).
- Besarnya upah yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Kabupaten Aceh Tengah (±2.5000.000,- per bulan sebagai gaji dan bonus),
sehingga persepsi masyarakat terhadap hotel ini lumayan bagus
- Tenaga kerja yang direkrut menggunakan sistem kontrak.
- Memberikan pengarah/training kepada tenaga kerja lokal sebelum melakukan
pekerjaan, sehingga sikapdan persepsi negative dapat dihindari.
- Tenaga kerja sudah dilengkapi dengan BPJS Ketenagakerjaan, sehingga sikap
dan persepsi masyarakat menjadi positif dari kegiatan Hotel Grand Bayu Hill.
h. Upaya Tindak Lanjut
Tetap mempertahankan tenaga kerja lokal dan besarnya upah diatas UMR Provinsi
Aceh (> Rp.1.900.000,- per bulan ), sehingga persepsi masyarakat menjadi positif
terhadap Hotel Grand Bayu Hill.
i. Priode Pemantauan Lingkungan Hidup
Priode pelaksanaan pemantauan lingkungan dilakukan selama masa operasi dengan
priode 6 bulan sekali.

2) Peluang /Kesempatan Kerja dan Pendapatan Masyarakat


a. Sumber Dampak Yang Dipantau
Sumber dampak adalah rekrutmen tenaga kerja
b. Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak adalah jumlah tenga kerja,asal tenaga kerja pada tahap
operasi.Selain itu penerimaan tenaga kerja mengutamakan tenaga kerja penduduk
disekitar Hotel Bayu Hill sesuai dengan keahlian.
d. Parameter Lingkungan yang Dipantau
Parameter lingkungan yang dipantau adalah jumlah masyarakat setempay yang
bekerja selama kegiatan operasional Hotel Grand Bayu Hill
d. Tujuan Pemantauan adalah
Tujuan Pemantauan adalah :
- Untuk mengetahui jumlah masyarakat setempat yang dipekerjakan pada operasi
hotel
- Melihat sejauh mana berjalannya Upaya Pengeloaan Lingkungan Hidup (UKL)
pada kegiatan penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja.

10
e. Metedo Pemantauan dan Analisa Data
Metedo pemantauan yang dilakukan adalah :
- Pengamatan langsung ke lapangan,wawancara dengan tokoh masyarakat.
Metedo analisa data yang dilakukan adalah :
- Data pengukuran yang dikumpulkan dibandingkan dengan data perencanaan
dalam UKL-UPL.
f. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan pada beberapa desa-desa yang ada di sekitar lokasi
rencana pembanunan Hotel Grand bayu Hill
g. Hasil Pemantauan
- Pendududk setempat telah diterima sebagai tenaga kerja operasional Hotel
Grand Bayu Hill (sebesar 100% atau 29 orang sebaga tenaga kerja operasi
Hotel Grand Bayu Hill).
- Besaranya upah yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Kabupaten Aceh Tengah (±2.5 2.500.000,- per bulan sebagai gaji dan bonus ),
yaitu diatas UMR Provinsi Aceh yaitu sebesar Rp. 1.900.000,- per Bulan.
- Tenaga kerja yang direkrut menggunakan sistem kontrak.
- Memberikan pengarahan / training kepada tenaga kerja lokal sebelum
melakukan pekerjaan, sehingga sikap dan persepsi negatif dapat dihindari.
- Tenaga kerja dilengkapi dengan BPJS Ketenagakerjaan
- Usaha masyarakat disekitar lokasi kegiatan, seperti restoran dan lain-lain
mengalami peningkatan penjualan dengan adanya Hotel Grand Bayu Hill
Tersebut.
h. Upaya Tindak Lanjut
...............
i. Priode Pemantauan Lingkungan
Priode pelaksanaan lingkungan dilakukan selama kegiatan operasi dengan frekuensi
6 bulan sekali.
3) Penurunan Kualitas Air
a. Sumber Dampak yang Dipantau
Sumber dampak adalah :
(1) kegiatan dapur dan restoran;
(2) laudry:
(3) sistem drainase
(4) pengolahan limbah
b. Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak adalah PPRI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas

11
Air untuk air PDAM dan KepMen LH No. 52 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel untuk air drainase.
c. Parameter Lingkungan yang Dipantau
…………
e. Tujuan Rencana Pemantauan
Tujuan Pemantauan adalah untuk mengetahui kesesuaian kualitas air dengan
PPRI No.82 Tahun 2001 tengatang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air (Air Sumur Bor) dan KepMen LH No.52 Tahun 1995 tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel ( drainase).
e. Metedo Pemantauan dan Analisa data
f. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan pada beberapa lokasi yang terkena dampak yaitu
badan air disekitar lokasi Hotel Grand Bayu Hill.
f. Hasil Pemantauan
…………..
h. Upaya Tindak Lanjut
.............
i. Priode Pemantauan Lingkungan
Priode pelaksanaan lingkungan dilakukan selama kegiatan operasi dengan frekuensi
6 bulan sekali

4) Penurunan Nilai Estetika


a. Sumber Dampak yang Dipantau
Sumber dampak adalah sistem drainase dan pengelolaan limbah.
b. Tolak Ukur
Tolak ukur dampak adalah nilai estetika rendah.
c. Parameter Lingkungan yang Dipantau
Parameter yang diukur adalah nilai estetika berupa rembesan air di sekitar lokasi
kegiatan baik rembesan air hujan yang tidak mengalir ke drainase maupun
rembesan limbah cair toilet (black water) yang tidak mengalir ke absorber tank.
d. Tujuan Rencana Pemantauan
Tujuan pemantauan adalah untuk mengetahui adanya penurunan nilai estetika dari
dampak rembesan air hujan dan limbah cair.
e. Metedo Pemantauan Lingkungan
Dilakukan dengan cara pengamatan langsung kelokasi kegiatan.
f. Lokasi Pemantauan
Lokasi Pemantauan adalah lokasi Hotel Grand Bayu Hill – Takengon

12
g. Hasil Pemantauan
- Terdapat drainase yang berkesinambungan sampai kepada drainase kota
sehingga tidak ada air yang tergenang di sekitar lokasi kegiatan
- Terdapat bak penyerapan limbah cair gray water dan Black water secara benar,
sehingga limbah cair tidak merembes kelokasi kegiatan yang dapat menurunkan
nilai estetika disekitar lokasi kegiatan (gambar 2.1 )

Gambar 2.1 Absorber Tank yang dimiliki Hotel Grand Bayu Hill (Juni 2021)

- Tedapat bak-bak sampah disekitar lokasi kegiatan sehingga mudah dilakukan


pengelolaan limbah padat (gambar 2.2)

13
Gambar 2.2 Bak Sampah yang terdapat di lokasi studi ( Juni 2021 )
- Tidak menumpuk limbah padat pada suatu tempat tertentu dalam waktu yang
lama. Sampah yang sudah di pilah dimasukkan dalam plastik. Selanjutnya plastik-
plastik tersebut yang berisi sampah dikumpulkan di Tempat Penampungan
Sementara (TPS). Selanjutnya diangkat setiap hari denga truk oleh Badan
Lingkungan, Kebersihan da Pertamanan kabupaten Aceh Tengah ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) kota Takengon.
h. Upaya Tindak Lanjut
....................
i. Priode Pemantauan Lingkungan
Priode pelaksanaan pemantauan dilakukan selama masa operasi setiap 6 bulan
sekali.

5) Keselamtan Pengunjung dan Staf Hotel


a. Sumber Dampak yang Dipantau
Sumber dampak adalah sarana tanggap darurat
b. Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak adalah terjaminnya keselamatan pengunjung dan staf hotel
selama masa operasi
c. Parameter Lingkungan yang Dipantau
Parameter yang di pantau adalah fasilitas tanggap darurat yang dimiliki oleh Hotel
Grand Bayu Hill yang telah dibangun seperti tangga darurat, pamadam kebakaran
dan tanda pintu keluar (exit)

14
d. Tujuan Rencana Pemantauan
Tujuan Pemantauan Lingkungan adalah untuk mengetahui kesediaan sarana
tanggap darurat bila tiba-tiba terjadi bencana seperti kebakaran an gempa.
e. Metedo Pemantauan dan Analisa Data
Metedo pemantauan yang dilakukan adalah :
- Pengamatan langsung di lapangan terhadap sarana tanggap darurat yang dimiliki
bangunan yang telah dibangun
Metedo analisa data yang dilakukan adalah :
- Membandingkan data lapangan dengan rencana sebelumnya (UKL-UPL).
g. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan adalah lokasi Hotel Grand Bayu Hill.
h. Hasil Pemantauan
Terdapat tangga darurat untuk menyelamatkan diri bila terjadi sesuatu yang tidak di
harapkan seperti kebakaran dan gempa (gambar 2.3 )

Gambar 2.3 Tangga darurat penyelamatan diri (oktober 2020 )


- Bangunan dilengkapi dengan tanda –tanda keselamatan seperti tanda pintu
keluar (exit)
- Bangunan telah didesign secara khusus yang aman terhadap bencana alam
seperti gempa
- Bangunan sudah dilengkapi dengan peralatan pemadam kebekaran (APAR)
h. Upaya Tindak Lanjut

15
..........
i. Priode Pemantauan Lingkungan
Priode pelaksanaan pemantauan lingkungan dilakukan selama kegiatan operasi
dengan frekuensi 6 bulan sekali.

B. EVALUASI
Penjelasan evaluasi kepMen LH.no 45 Tahun 2005 meliputi 3 poni,yaitu :
 Evaluasi kecenderungan (trend evaluation): adalah evaluasi untuk melihat
kecenderungan perubahan perubahan kualitas lingkungan dalan suatu rentan
ruang dan waktu tertentu. Untuk melakukan evaluasi ini di butuhkan data hasil
pemantauan dari waktu ke waktu, karena penilaian perubahan kecenderungan
hanya dapat di lakukan dengan data waktu pemantauan yang berbeda.
 Evaluasi tingkat kritis (critical level evaluation): adalah penilaian tingkat kritisan
dari suatu dampak. Evaluasi tingkat kritis dapat dilakukan dengan data hasil
pemantauan dari waktu ke waktu maupun data dari pemantauan sesat. Evaluasi
tingkat kritis merupakan evaluasi terhadap potensi resiko dimana suatu kondisi
akan melebihi baku mutu standar lainnya, baik untuk priode waktu saat ini
maupun waktu mendatang.
 Evaluasi penataan (compliance evaluation): adalah evaluasi terhadap tingkat
kepatuhan dari pemrakarsa kegiatan untuk memenuhi berbagai ketentuan yang
terdapat dalam izin atau pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam dokumen UKL-UPL

BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

16
3.1. Kesimpulan
Hasil pemantauan pelaksana Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) dari kegiatan operasi Hotel Grand Bayu Hill untuk Semester
I memberikan sejumlah kesimpulan berikut:

1. Berdasarkan hasil pemantauan terhadap sosial ekonomi budaya kesehatan masyarakat


menunjukan bahwa :
a. 100% Responden setuju terhadap kehadiran Hotel Grand Bayu Hill dan merasa
bermamfaat.
b. kegiatan Operasi Hotel Bayu Hill telah memberikan kesempatan kerja bagi
masyarkat sekitar. Sebanyak 29 orang (100%) masyarkat sekitar sudah mempunyai
kesempatan kerja pada Hotel tersebut.

3.2. Saran (Rekomendasi)

1) Diharapkan untuk selalu melakukan pendekatan dengan masyarakat sekitar khusunya


guna memninumkan sikap dan prsepsi negatif masyarakat terhadap pengoperasian
Hotel Bayu Hill.
2) Selalu melakukan pembersihan drainase hotel dan drainase kota secara berkala melalui
gotong royong untuk mencegah timbulnya organisme seperti lumut dan lain
sebagainya.

17
18
Tabel 2.3 Hasil Pengukuran Kualitas Air
Baku Air Tanah (Sumur Bor) Air Drainase (Hilir)
Metode Baku
No Parameter Satuan Mutu DPLH SMT I 2021 DPLH SMT I 2015
Analisa Mutu
*)
1 Suhu ̊C Tertometri - 22,4 23
2 Warna - Organoleptik - Tidak Berwarna
3 Bau - Organoleptik - Tidak Berbau
4 Rasa - Organoleptik - Tidak Berasa
5 Kekeruhan NTU Potensiometri 25 3,12
6 Daya Hantar Listrik μS Potensiometri - 880,33
7 TSS mg/L Gravimetri 50* 1,0 24
8 TDS Gravimetri 1000* 40,5
9 Sulfat Spektrofotometri 400 5.33
10 pH Potensiometri 6-9* 6,85 6,49
11 BOD Tirtimetri 3* 1,9512 1,20
12 COD Spektrofotometri 25* 1,250 10,62
13 Oksigen Terlarut Potensiometri 4* 5,68
14 Nitrat (NO3) Spektrofotometri 10* 0.11
15 Nitrit (NO2) Spektrofotometri 0.06* 0.03
16 Minyak Lemak Gravimetric 1* 0.000

19
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1. Kesimpulan
Hasil pemantauan pelaksana Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) dari kegiatan operasi Hotel Bayu Hill untuk Semester
II memberikan sejumlah kesimpulan berikut:

2. Berdasarkan hasil pemantauan terhadap sosial ekonomi budaya kesehatan


masyarakat menunjukan bahwa :
a. 100% responden setuju terhadap kehadiran Hotel Bayu Hill dan merasa
bermamfaat.
b. kegiatan Operasi Hotel Bayu Hill telah memberikan kesempatan kerja bagi
masyarkat sekitar. Sebanyak 26 orang (100%) masyarkat sekitar sudah
mempunyai kesempatan kerja pada Hotel tersebut.
3. Berdasarkan hasil pemantauan terhadap ekologi menunjukan
a. Hasil pengamatan menunjukan bahwa berbagai parameter fisik kimia berupa
kualitas air, masih memenuhi standar baku mutu yang berlaku.
3.2. Saran (Rekomendasi)
3) Diharapkan untuk selalu melakukan pendekatan dengan masyarakat sekitar
khusunya guna memninumkan sikap dan prsepsi negatif masyarakat
terhadap pengoperasian Hotel Bayu Hill.
4) Selalu melakukan pembersihan drainase hotel dan drainase kota secara
berkala melalui gotong royong untuk mencegah timbulnya organisme seperti
lumut dan lain sebagainya.

20
a) Suhu / Temperatur

60

50

40

30

20

10

0
Baku Mutu UKL-UPL SMT II

Gambar 2.6 Grafik evaluasi kecenderungan kualitas air parameter TSS


(Permukaan)

60

50

40

30

20

10

0
Baku Mutu SMT II
Gambar 2.7 Grafik evaluasi Kecenderungan kualitas air parameter TSS (air
Drainase HIlir)

Evaluasi kecenderungan (trend evaluation)


Tabel 2.2,gambar 2.6 dan gambar 2.7 menunjukan bahwa hasil pengukuran
parameter TSS pada monitoring 2015 dibandingkan dengan baku mutu (PPRI
No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air untuk ait PDAM dan KepMen
LH No.52 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel untuk

21
air Drainase) dan data UKL – UPL. Hasil pengeukuran terhadap parameter TSS
menunjukan bahwa semua lokasi sampling mempunyai harga dibawah baku
mutu yang diizinkan. Konsenterasi TSS cenderung menurun dari monitoring
sebelumnya (UKL-UPL).

Evaluasi Tingkat Kritis (critical level evaluation)


Hasil kecenderungan diatas, dapat dijelaskan bahwa kondisi air pada semua titik
pengukuran tersebut terhadap parameter TSS masih berada dibawah baku mutu
yang ditetapkan dan cenderung menurun.

Evaluasi Penataan (compliance evaluation)


Dari hasil evaluasi kecenderungan dan evaluasi tingkat kritis di atas, dapat
disimpulkan bahwa pihak pelaksana operasi Hotel Bayu Hill telah melakukan
Pengelolaan limbah cair sesuai dengan arahan yang terdapat dalam dokumen
UKL-UPL yang telah disahkan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

d) Total Dissolved Solid (TDS)

1200

1000

800

600

400

200

0
Baku Mutu SMT 1

Gambar 2.8 Grafik evaluasi kecenderungan kualitas Permukaan TDS

Evaluasi kecenderungan (trend evaluation)


Tabel 2.2 dan gambar 2.8 menunjukan bahwa hasil pengukuran parameter TDS
pada monitoring 2015 dibandingkan dengan baku mutu (PPRI No.82 Tahun 2001
tengatnga Pengelolaan Kualitas Air untuk ait PDAM dan KepMen LH No.52 Tahun
1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel untuk air Drainase)
dan data UKL – UPL. Hasil pengeukuran terhadap parameter TDS menunjukan

22
bahwa semua lokasi sampling mempunyai harga jauh dibawah baku mutu yang
diizinkan. Kecenderung TDS tidak dapat dilakukan karena tidak tidak dilakukan
pengkuran TDS pada penyusunan UKL-UPL.

Evaluasi Tingkat Kritis (critical level evaluation)


Hasil kecenderungan diatas, dapat dijelaskan bahwa kondisi air pada semua titik
pengukuran tersebut terhadap parameter temperatur masih berada dibawah
baku mutu yang ditetapkan.

Evaluasi Penataan (compliance evaluation)


Dari hasil evaluasi kecenderungan dan evaluasi tingkat kritis di atas, dapat
disimpulkan bahwa pihak pelaksana operasi Hotel Bayu Hill telah melakukan
Pengelolaan limbah cair sesuai dengan arahan yang terdapat dalam dokumen
UKL-UPL yang telah disahkan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

a) Keasaman (pH)

100%

90%

80%

70%

60%
Series 3
50%
Series 2
40% Series 1

30%

20%

10%

0%
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4

Gambar 2.9 Grafik evaluasi kecenderungan kualitas air parameter keasaman (pH)
Air Drainase Hilir

23
Evaluasi kecenderungan (trend evaluation)
Tabel 2.2,dan gambar 2.9 gambar 2.10 menunjukan bahwa hasil pengukuran
parameter temperatur pada monitoring 2015 dibandingkan dengan baku mutu
(PPRI No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air untuk ait PDAM dan
KepMen LH No.52 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Hotel untuk air Drainase) dan data UKL – UPL. Hasil pengukuran terhadap
parameter pH menunjukan bahwa semua lokasi sampling mempunyai harga
dibawah baku mutu yang diizinkan. Keasaman (pH) cenderung menurun dari
monitoring sebelumnya dan cenderung lebih netral.

Evaluasi Tingkat Kritis (critical level evaluation)


Hasil kecenderungan diatas, dapat dijelaskan bahwa kondisi air Drainase
pengukuran tersebut terhadap parameter temperatur masih berada dibawah
baku mutu yang ditetapkan.

Evaluasi Penataan (compliance evaluation)


Dari hasil evaluasi kecenderungan dan evaluasi tingkat kritis di atas, dapat
disimpulkan bahwa pihak pelaksana operasi Hotel Bayu Hill telah melakukan
Pengelolaan limbah cair sesuai dengan arahan yang terdapat dalam dokumen
UKL-UPL yang telah disahkan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

f) Bio Oxygen Demand (BOD)

24
Series 1
36

35

34

33

32 Series 1

31

30

29

28

27
Baku Mutu SMT I

Gambar 2.11 Grafik evaluasi kecenderungan kualitas air parameter BOD(Air


PDAM)

30

25

20

15

10

0
Baku Mutu SMT II

Gambar 2.12 Grafik evaluasi kecenderungan kualitas air parameter BOD(Air


Drainase Hilir)

Evaluasi kecenderungan (trend evaluation)

25
Tabel 2.2,gambar 2.11 dan gambar 2.12 menunjukan bahwa hasil pengukuran
parameter temperatur pada monitoring 2015 dibandingkan dengan baku mutu
(PPRI No.82 Tahun 2001 tengatnga Pengelolaan Kualitas Air untuk ait PDAM dan
KepMen LH No.52 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Hotel untuk air Drainase) dan data UKL – UPL. Hasil pengeukuran terhadap
parameter BOD menunjukan bahwa BOD berada di bawah baku mutu yang
diizinkan.

Evaluasi Tingkat Kritis (critical level evaluation)


Hasil evalaluasi kecenderungan di atas, dapat dijelaskan bahwa kondisi air pada
lokasi sampling,yaitu air PDAM , terlihat bahwa parameter BOD berda dibawah
baku mutu yang dizinkan.

Evaluasi Penataan (compliance evaluation)


Dari hasil evaluasi kecenderungan dan evaluasi tingkat kritis di atas, dapat
disimpulkan bahwa pihak pelaksana operasi Hotel Bayu Hill telah melakukan
pengelolaan limbah cair sesuai dengan arahan yang terdapat dalam dokumen
UKL-UPL.

g) Chemical Oxygen Demand ( COD)

30

25

20

15

10

0
Baku Mutu UKL-UPL SMT II

Gambar 2.13 Grafik evaluasi kecenderungan kualitas air parameter COD


(Air PDAM)

26
60

50

40

30

20

10

0
Baku Mutu SMT II

Gambar 2.14 Grafik evaluasi kecenderungan kualitas air parameter COD


(Air Drainase Hilir)

Evaluasi kecenderungan (trend evaluation)


Tabel 2.2,gambar 2.13 dan gambar 2.14 menunjukan bahwa hasil pengukuran
parameter temperatur pada monitoring 2015 dibandingkan dengan baku mutu
(PPRI No.82 Tahun 2001 tengatnga Pengelolaan Kualitas Air untuk ait PDAM dan
KepMen LH No.52 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Hotel untuk air Drainase) dan data UKL – UPL. Hasil pengeukuran terhadap
parameter COD yang diukur menunjukan bahwa semua lokasi sampling
mempunyai harga dibawah baku mutu yang diizinkan. Kecenderung COD
menurun dari monitoring sebelumnya (UKL-UPL).

Evaluasi Tingkat Kritis (critical level evaluation)


Hasil kecenderungan diatas, dapat dijelaskan bahwa kondisi air pada semua titik
pengukuran tersebut terhadap parameter COD masih berada dibawah baku
mutu yang ditetapkan.

Evaluasi Penataan (compliance evaluation)


Dari hasil evaluasi kecenderungan dan evaluasi tingkat kritis di atas, dapat
disimpulkan bahwa pihak pelaksana operasi Hotel Bayu Hill telah melakukan

27
Pengelolaan limbah cair sesuai dengan arahan yang terdapat dalam dokumen
UKL-UPL yang telah disahkan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1. Kesimpulan
Hasil pemantauan pelaksana Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) dari kegiatan operasi Hotel Bayu Hill untuk Semester
II memberikan sejumlah kesimpulan berikut:

4. Berdasarkan hasil pemantauan terhadap sosial ekonomi budaya kesehatan


masyarakat menunjukan bahwa :
a. 100% responden setuju terhadap kehadiran Hotel Bayu Hill dan merasa
bermamfaat.

b. kegiatan Operasi Hotel Bayu Hill telah memberikan kesempatan kerja bagi
masyarkat sekitar. Sebanyak 20 orang (100%) masyarkat sekitar sudah
mempunyai kesempatan kerja pada Hotel tersebut.

2. berdasarkan hasil pemantauan terhadap ekologi menunjukan bahwa :


a. Hasil pengamatan menunjukan bahwa berbagai parameter fisik kimia berupa
kualitas air, masih memenuhi standar baku mutu yang berlaku.

b. Hasil pengukuran terhadap parameter temperatur menunjukan bahwa


semua lokasi sampling mempunyai harga di bawah baku mutu yang di izinkan
serta cenderung menurun dibandingkan dengan data sebelumnya.

c. Konsenterasi TSS cenderung menurun dari monitoring sebelumnya (UKL-


UPL). Begitu juga halnya dengan COD cenderung menurun dari monitoring
sebelumnya (UKL-UPL)

d. Dari uraian di atas disimpulkan bahwa kegaiatan operasional Hotel Bayu Hill
tidak mencemari badan air di sekitar lokasi kegaitan.

28
3.2. Saran (Rekomendasi)
1) Diharapkan untuk selalu melakukan pendekatan dengan masyarakat sekitar
khusunya guna memninumkan sikap dan prsepsi negatif masyarakat
terhadap pengoperasian Hotel Bayu Hill.

2) Selalu melakukan pembersihan drainase hotel dan drainase kota secara


berkala melalui gotong royong untuk mencegah timbulnya organisme seperti
lumut dan lain sebagainya.

29

Anda mungkin juga menyukai