PENDAHULUAN
A. IDENTITAS PERUSAHAAN
Lokasi Kegiatan pembangunan Hotel Grand Bayu Hill ini berada di jalan Bireuen –
Takengon, Desa Mongal, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh.
Lokasi hotel ini berada di pusat kota takengon. Adapun secara geografis, Hotel Bayu Hill
berada pada titik koordinat 04038’31,8” LU dan 096050’21,4” BT.
Adapun Peta Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup dan peta lokasi pengambilan sampel
ditunjukan pada Lampiran 2.
1
C. DESKRIPSI KEGIATAN
Hotel Grand Bayu Hill – Takengon ini mempunyai luas tanah 2.918 m2 dengan luas
bangunan 8.201 m2. Bangunana hotel tersebut terdiri dari 5 (Lima) lantai dan jumlah
kamar sebanyak 45 kamar dengan perincian seperti ditunjukan pada tabel 1.1
2
Kegiatan yang terdapat di sekitar Hotel Grand Bayu Hill meliputi;
Hotel Grand Bayu Hill mulai beroperasi tahun 2020 setelah memperoleh rekomendasi
Dokumen Upaya Pengeloaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UKL-UPL) Tahun 2016.
Adapun untuk kegiatan monitoring lingkungan dan pengoperasian Hotel Grand Bayu Hill
ini akan dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali/persmester, dan monitoring periode
Novenber ini merupakan monitoring yang pertama, sejak penyusunan Dokumen UKL-UPL
terhadap Hotel Bayu Hill disahkan bulan Juni 2016
3
BAB II
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
A. PELAKSANAAN
Pengelolaan lingkungan dalam kegiatan operasional Hotel Grand Bayu Hill dilaksanakan
sesuai dengan dampak yang mungkin timbul dalam setiap tahap kegiatan yaitu mulai
tahap pra-kontruksi, kontruksi dan tahap operasional. Dampak negatif yang terjadi bila
tidak dikelola akan berdampak kepada masyarakat dan lingkungan disekitarnya dan
bahkan akan mengganggu pembangunan proyek itu sendiri.sementara dampak positif jika
mungkin dapat di optimalkan,sehingga lebih bermamfaat bagi masyarakat dan
lingkungan.
Rencana pengelolaan lingkungan dibatasi hanya untuk kegiatan yang akan menimbulkan
dampak negatif atau positif yang diprakirakan Dokumen UKL-UPL Hotel Grand Bayu Hill
tersebut.
Tahap Operasi
Dampak negatif atau positif yang terjadi dalam tahap operasi Hotel Grand Bayu Hill
adalah Sikap dan Persepsi Masyarakat,Peluang/Kesempatan Kerja dan Pendapatan
Masyarakat, Penurunan Kualitas Air, Penurunan Nilai Estetika serta Keselamatan
Pengunjung dan Staf Hotel.
4
c. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah terjadinya persepsi
negatif dari masyarkat dan pengembangan persepsi positif terhadap rekrutmen
tenaga kerja operasional Hotel Grand Bayu Hill.
d. Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tindakan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan adalah :
1) Sudah memprioritaskan penduduk lokal sebagai tenaga kerja.100% (26 orang
dari 26 orang tenaga kerja ) merupakan masyarakat disekitar lokasi kegiatan,
dipekerjakan pada kegiatan operasional Hotel Grand Bayu Hill.
2) Memberikan upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Kabupaten Aceh
tengah.
3) Tenaga kerja yang di rekrut menggunakan sistem kontrak.
4) Memberikan pengarahan kepada tenaga kerja lokal sebelum melakukan
pekerjaan.
e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di desa sekitar lokasi kegiatan operasional
Grand Hotel Bayu Hill.
f. Priode Pengelolaan Lingkunga Hidup
priode pelaksanaan pengelolaan lingkungan dilakukan secera terus menerus selama
masa operasi
5
sekitar untuk memperbesar jumlah tenaga kerja yang dapat di tampung hotel
selama masa operasi.
d. Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tindakan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan adalah :
1) Telah memproritaskan penyerapan tenaga kerja lokal terutama tenaga kerja
yang berasal dari kelurahan wilayah studi sebelum menerima tenaga kerja dari
luar daerah sesuai dengan lowongan kerja yang ada dan bidang keahlian /
spesifikasi pekerjaan yang dibutuhkan serta mampu disisi oleh tenaga kerja lokal.
100% (29 orang dari total 29 orang tenaga kerja ) merupakan masyarakat
disekitar lokasi kegiatan, diperkerjaakan pada kegiatan operasional Hotel Grand
bayu Hill.
2) Telah memberikan upah karyawan di atas UMR yaitu rata-rata Rp. 2.500.000,-
per bulan termasuk gaji dan bonus
3) Memberikan upah dan insentif minimal sesuai dengan UMR yang telah berlaku
di Provinsi Aceh ( Rp.1.900.000,-perbulan) dan kewajiban mengikuti seluruh
peraturan ketenaga kerjaan termasuk asuransi BPJS Ketenagakerjaan.
e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengeloaan adalah desa-desa yang ada di sekitar lokasi Hotel Grand bayu
Hill.
f. Priode Pengeloaan Lingkungan Hidup
Priode pelaksanaan pengeloaan lingkungan dilakukan selama masa operasi
berlangsung.
6
tentang pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kelas I dan
KepMen LH No. 52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah cair Bagi Kegiatan Hotel.
d. Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tindakan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan adalah:
1) Air hujan yang berasal dari atap bangunan melalui roof drain (saluran atap)
harus disalurkan secara grafitasi melalui pipa tegak maupun pipa datar kebal
peresapan sebelum di buang kedrainase kota,sedangkan air hujan yang
langsung ke permukaan tanah harus dialirkan melalui saluran-saluran air yang
langsung dihubungkan ke drainase kota.
2) Tidak mencampur adukan pembuangan limbah cair toilet (black water ) dengan
limbah kamar mandi (gray water) serta restoran/dapur.
3) Limbah cair toilet harus dialirkan ke septic tank yang didesign secara khusus dan
waterproof (kedap air) sehingga tidak mencemari badan air di sekitar lokasi
kegiatan karena e-coli dan lain sebagainya.
4) Limbah cair gray water dari kamar mandi dan dapur dialirkan ke absorber tank
(IPAL) sebelum dibuang ke lingkungan
e. Lokasi Pengeloaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan adalah badan air yang berada disekitar lokasi kegiatan.
f. Priode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Priode pelaksanaan pengelolaan lingkungan dilakukan selama masa operasi
berlangsung.
7
4) Tidak menumpuk limbah padat pada suatu tempat tertentu dalam waktu yang
lama. Sistem pengelolaan limbah padat dilakukan melalui pengumpulan limbah
padat ke bak-bak sampah yang tersedia. Sampah-sampah tersebut terlabih
dahulu di pilah-pilah,misalnya gelas dan kaca terpisah dengan plastik. Sedangkan
kertas di buang secara tersendiri. Semua ditampung dan dimasukkan kedalam
plastik dan di ikat untuk mencegah terjadinya penyebaran sampah kemanan-
mana karena angin dan lain sebagainya. Selanjutnya plastik-platik tersebut yang
berisi sampah dikumpulkan ditempat Penampungan Sementara (TPS).
Selanjutnya diangkat setiap hari dengan truk oleh Badan Lingkungan, kebersihan
dan Pertamanan Kabupaten Aceh Tengah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Kota Takengon.
e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan adalah Hotel Bayu Hill – Takengon
f. Priode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pelaksanaan pengelolaan lingkungan dilakukan selama masa operasi
berlangsung
8
A.2. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Pemantauan merupakan bagian yang sangat penting dalam kaitanya dengan pengelolaan
lingkungan hidup. Tampa adanya upaya pemantauan, maka aktifitas pengelolaan
lingkungan hidup yang telah dilakukan tidak dapat diketahui apakah telah berjalan dengan
baik dan telah sesuai dengan yang diharapkan. Hasil pemantauan merupakan bahan untuk
melakukan evaluasi atas kebijaksanaan yang telah diambil pengambil keputusan, apakah
perlu perbaikan atau penyempurnaan dalam pengelolaan lingkungan.
Tahap Operasi
Dampak dalam konstuksi adalah sikap dan persepsi masyarakat, Peluang/Kesempatan
Kerja dan Pendapatan Masyarakat, Penurunan Kualitas Air, Penurunan Nilai Estetika serta
Keselamatan Pengunjung dan Staf Hotel.
9
f. Lokasi Pemantauan lingkungan
dilakukan didesa sekitar lokasi kegiatan operasional Hotel Bayu Hill
g. Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup
- Penduduk merasa puas karena telah diterima sebagai tenaga kerja penduduk
untuk kegiatan operasional Hotel Grand Bayu Hill (sebesar 100% atau 29
orang sebagai tenaga kerja operasi Hotel Grand Bayu Hill).
- Besarnya upah yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Kabupaten Aceh Tengah (±2.5000.000,- per bulan sebagai gaji dan bonus),
sehingga persepsi masyarakat terhadap hotel ini lumayan bagus
- Tenaga kerja yang direkrut menggunakan sistem kontrak.
- Memberikan pengarah/training kepada tenaga kerja lokal sebelum melakukan
pekerjaan, sehingga sikapdan persepsi negative dapat dihindari.
- Tenaga kerja sudah dilengkapi dengan BPJS Ketenagakerjaan, sehingga sikap
dan persepsi masyarakat menjadi positif dari kegiatan Hotel Grand Bayu Hill.
h. Upaya Tindak Lanjut
Tetap mempertahankan tenaga kerja lokal dan besarnya upah diatas UMR Provinsi
Aceh (> Rp.1.900.000,- per bulan ), sehingga persepsi masyarakat menjadi positif
terhadap Hotel Grand Bayu Hill.
i. Priode Pemantauan Lingkungan Hidup
Priode pelaksanaan pemantauan lingkungan dilakukan selama masa operasi dengan
priode 6 bulan sekali.
10
e. Metedo Pemantauan dan Analisa Data
Metedo pemantauan yang dilakukan adalah :
- Pengamatan langsung ke lapangan,wawancara dengan tokoh masyarakat.
Metedo analisa data yang dilakukan adalah :
- Data pengukuran yang dikumpulkan dibandingkan dengan data perencanaan
dalam UKL-UPL.
f. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan pada beberapa desa-desa yang ada di sekitar lokasi
rencana pembanunan Hotel Grand bayu Hill
g. Hasil Pemantauan
- Pendududk setempat telah diterima sebagai tenaga kerja operasional Hotel
Grand Bayu Hill (sebesar 100% atau 29 orang sebaga tenaga kerja operasi
Hotel Grand Bayu Hill).
- Besaranya upah yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Kabupaten Aceh Tengah (±2.5 2.500.000,- per bulan sebagai gaji dan bonus ),
yaitu diatas UMR Provinsi Aceh yaitu sebesar Rp. 1.900.000,- per Bulan.
- Tenaga kerja yang direkrut menggunakan sistem kontrak.
- Memberikan pengarahan / training kepada tenaga kerja lokal sebelum
melakukan pekerjaan, sehingga sikap dan persepsi negatif dapat dihindari.
- Tenaga kerja dilengkapi dengan BPJS Ketenagakerjaan
- Usaha masyarakat disekitar lokasi kegiatan, seperti restoran dan lain-lain
mengalami peningkatan penjualan dengan adanya Hotel Grand Bayu Hill
Tersebut.
h. Upaya Tindak Lanjut
...............
i. Priode Pemantauan Lingkungan
Priode pelaksanaan lingkungan dilakukan selama kegiatan operasi dengan frekuensi
6 bulan sekali.
3) Penurunan Kualitas Air
a. Sumber Dampak yang Dipantau
Sumber dampak adalah :
(1) kegiatan dapur dan restoran;
(2) laudry:
(3) sistem drainase
(4) pengolahan limbah
b. Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak adalah PPRI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas
11
Air untuk air PDAM dan KepMen LH No. 52 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel untuk air drainase.
c. Parameter Lingkungan yang Dipantau
…………
e. Tujuan Rencana Pemantauan
Tujuan Pemantauan adalah untuk mengetahui kesesuaian kualitas air dengan
PPRI No.82 Tahun 2001 tengatang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air (Air Sumur Bor) dan KepMen LH No.52 Tahun 1995 tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel ( drainase).
e. Metedo Pemantauan dan Analisa data
f. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan pada beberapa lokasi yang terkena dampak yaitu
badan air disekitar lokasi Hotel Grand Bayu Hill.
f. Hasil Pemantauan
…………..
h. Upaya Tindak Lanjut
.............
i. Priode Pemantauan Lingkungan
Priode pelaksanaan lingkungan dilakukan selama kegiatan operasi dengan frekuensi
6 bulan sekali
12
g. Hasil Pemantauan
- Terdapat drainase yang berkesinambungan sampai kepada drainase kota
sehingga tidak ada air yang tergenang di sekitar lokasi kegiatan
- Terdapat bak penyerapan limbah cair gray water dan Black water secara benar,
sehingga limbah cair tidak merembes kelokasi kegiatan yang dapat menurunkan
nilai estetika disekitar lokasi kegiatan (gambar 2.1 )
Gambar 2.1 Absorber Tank yang dimiliki Hotel Grand Bayu Hill (Juni 2021)
13
Gambar 2.2 Bak Sampah yang terdapat di lokasi studi ( Juni 2021 )
- Tidak menumpuk limbah padat pada suatu tempat tertentu dalam waktu yang
lama. Sampah yang sudah di pilah dimasukkan dalam plastik. Selanjutnya plastik-
plastik tersebut yang berisi sampah dikumpulkan di Tempat Penampungan
Sementara (TPS). Selanjutnya diangkat setiap hari denga truk oleh Badan
Lingkungan, Kebersihan da Pertamanan kabupaten Aceh Tengah ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) kota Takengon.
h. Upaya Tindak Lanjut
....................
i. Priode Pemantauan Lingkungan
Priode pelaksanaan pemantauan dilakukan selama masa operasi setiap 6 bulan
sekali.
14
d. Tujuan Rencana Pemantauan
Tujuan Pemantauan Lingkungan adalah untuk mengetahui kesediaan sarana
tanggap darurat bila tiba-tiba terjadi bencana seperti kebakaran an gempa.
e. Metedo Pemantauan dan Analisa Data
Metedo pemantauan yang dilakukan adalah :
- Pengamatan langsung di lapangan terhadap sarana tanggap darurat yang dimiliki
bangunan yang telah dibangun
Metedo analisa data yang dilakukan adalah :
- Membandingkan data lapangan dengan rencana sebelumnya (UKL-UPL).
g. Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan adalah lokasi Hotel Grand Bayu Hill.
h. Hasil Pemantauan
Terdapat tangga darurat untuk menyelamatkan diri bila terjadi sesuatu yang tidak di
harapkan seperti kebakaran dan gempa (gambar 2.3 )
15
..........
i. Priode Pemantauan Lingkungan
Priode pelaksanaan pemantauan lingkungan dilakukan selama kegiatan operasi
dengan frekuensi 6 bulan sekali.
B. EVALUASI
Penjelasan evaluasi kepMen LH.no 45 Tahun 2005 meliputi 3 poni,yaitu :
Evaluasi kecenderungan (trend evaluation): adalah evaluasi untuk melihat
kecenderungan perubahan perubahan kualitas lingkungan dalan suatu rentan
ruang dan waktu tertentu. Untuk melakukan evaluasi ini di butuhkan data hasil
pemantauan dari waktu ke waktu, karena penilaian perubahan kecenderungan
hanya dapat di lakukan dengan data waktu pemantauan yang berbeda.
Evaluasi tingkat kritis (critical level evaluation): adalah penilaian tingkat kritisan
dari suatu dampak. Evaluasi tingkat kritis dapat dilakukan dengan data hasil
pemantauan dari waktu ke waktu maupun data dari pemantauan sesat. Evaluasi
tingkat kritis merupakan evaluasi terhadap potensi resiko dimana suatu kondisi
akan melebihi baku mutu standar lainnya, baik untuk priode waktu saat ini
maupun waktu mendatang.
Evaluasi penataan (compliance evaluation): adalah evaluasi terhadap tingkat
kepatuhan dari pemrakarsa kegiatan untuk memenuhi berbagai ketentuan yang
terdapat dalam izin atau pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam dokumen UKL-UPL
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
16
3.1. Kesimpulan
Hasil pemantauan pelaksana Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) dari kegiatan operasi Hotel Grand Bayu Hill untuk Semester
I memberikan sejumlah kesimpulan berikut:
17
18
Tabel 2.3 Hasil Pengukuran Kualitas Air
Baku Air Tanah (Sumur Bor) Air Drainase (Hilir)
Metode Baku
No Parameter Satuan Mutu DPLH SMT I 2021 DPLH SMT I 2015
Analisa Mutu
*)
1 Suhu ̊C Tertometri - 22,4 23
2 Warna - Organoleptik - Tidak Berwarna
3 Bau - Organoleptik - Tidak Berbau
4 Rasa - Organoleptik - Tidak Berasa
5 Kekeruhan NTU Potensiometri 25 3,12
6 Daya Hantar Listrik μS Potensiometri - 880,33
7 TSS mg/L Gravimetri 50* 1,0 24
8 TDS Gravimetri 1000* 40,5
9 Sulfat Spektrofotometri 400 5.33
10 pH Potensiometri 6-9* 6,85 6,49
11 BOD Tirtimetri 3* 1,9512 1,20
12 COD Spektrofotometri 25* 1,250 10,62
13 Oksigen Terlarut Potensiometri 4* 5,68
14 Nitrat (NO3) Spektrofotometri 10* 0.11
15 Nitrit (NO2) Spektrofotometri 0.06* 0.03
16 Minyak Lemak Gravimetric 1* 0.000
19
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1. Kesimpulan
Hasil pemantauan pelaksana Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) dari kegiatan operasi Hotel Bayu Hill untuk Semester
II memberikan sejumlah kesimpulan berikut:
20
a) Suhu / Temperatur
60
50
40
30
20
10
0
Baku Mutu UKL-UPL SMT II
60
50
40
30
20
10
0
Baku Mutu SMT II
Gambar 2.7 Grafik evaluasi Kecenderungan kualitas air parameter TSS (air
Drainase HIlir)
21
air Drainase) dan data UKL – UPL. Hasil pengeukuran terhadap parameter TSS
menunjukan bahwa semua lokasi sampling mempunyai harga dibawah baku
mutu yang diizinkan. Konsenterasi TSS cenderung menurun dari monitoring
sebelumnya (UKL-UPL).
1200
1000
800
600
400
200
0
Baku Mutu SMT 1
22
bahwa semua lokasi sampling mempunyai harga jauh dibawah baku mutu yang
diizinkan. Kecenderung TDS tidak dapat dilakukan karena tidak tidak dilakukan
pengkuran TDS pada penyusunan UKL-UPL.
a) Keasaman (pH)
100%
90%
80%
70%
60%
Series 3
50%
Series 2
40% Series 1
30%
20%
10%
0%
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4
Gambar 2.9 Grafik evaluasi kecenderungan kualitas air parameter keasaman (pH)
Air Drainase Hilir
23
Evaluasi kecenderungan (trend evaluation)
Tabel 2.2,dan gambar 2.9 gambar 2.10 menunjukan bahwa hasil pengukuran
parameter temperatur pada monitoring 2015 dibandingkan dengan baku mutu
(PPRI No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air untuk ait PDAM dan
KepMen LH No.52 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Hotel untuk air Drainase) dan data UKL – UPL. Hasil pengukuran terhadap
parameter pH menunjukan bahwa semua lokasi sampling mempunyai harga
dibawah baku mutu yang diizinkan. Keasaman (pH) cenderung menurun dari
monitoring sebelumnya dan cenderung lebih netral.
24
Series 1
36
35
34
33
32 Series 1
31
30
29
28
27
Baku Mutu SMT I
30
25
20
15
10
0
Baku Mutu SMT II
25
Tabel 2.2,gambar 2.11 dan gambar 2.12 menunjukan bahwa hasil pengukuran
parameter temperatur pada monitoring 2015 dibandingkan dengan baku mutu
(PPRI No.82 Tahun 2001 tengatnga Pengelolaan Kualitas Air untuk ait PDAM dan
KepMen LH No.52 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Hotel untuk air Drainase) dan data UKL – UPL. Hasil pengeukuran terhadap
parameter BOD menunjukan bahwa BOD berada di bawah baku mutu yang
diizinkan.
30
25
20
15
10
0
Baku Mutu UKL-UPL SMT II
26
60
50
40
30
20
10
0
Baku Mutu SMT II
27
Pengelolaan limbah cair sesuai dengan arahan yang terdapat dalam dokumen
UKL-UPL yang telah disahkan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1. Kesimpulan
Hasil pemantauan pelaksana Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) dari kegiatan operasi Hotel Bayu Hill untuk Semester
II memberikan sejumlah kesimpulan berikut:
b. kegiatan Operasi Hotel Bayu Hill telah memberikan kesempatan kerja bagi
masyarkat sekitar. Sebanyak 20 orang (100%) masyarkat sekitar sudah
mempunyai kesempatan kerja pada Hotel tersebut.
d. Dari uraian di atas disimpulkan bahwa kegaiatan operasional Hotel Bayu Hill
tidak mencemari badan air di sekitar lokasi kegaitan.
28
3.2. Saran (Rekomendasi)
1) Diharapkan untuk selalu melakukan pendekatan dengan masyarakat sekitar
khusunya guna memninumkan sikap dan prsepsi negatif masyarakat
terhadap pengoperasian Hotel Bayu Hill.
29