Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


“Mata Kuliah Ekonomi Sumber Daya Hutan”

Oleh:

MOCH ZAHDLY
L 131 17 148

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019

LAPORAN INDIVIDU
PRAKTIKUM MATA KULIAH EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
2019
Nama Moch Zahdly
Stambuk/Nomor induk L 131 17 148
Kelas KHT - B Angkatan : 2017
Kelompok V (lima)
Tempat Praktikum Desa Wombo Kec. Tanantovea Kab. Donggala
Jumlah Hasi Responden Para Pemangku Kepentingan
Responden/Sampel 1. Masyarakat (Pemerintah Desa,Masyarakat Umum)
2.Mahasiswa
3.Dosen

Uraian Tugas yang 1.Mengidentifikasi Para Pemangku Kepentingan


dilakukan di Lapangan yang Mengolah dan Menerima Manfaat dari hutan
atau saat Praktikum 2. Mengidentifikasi dan Mengetahui Potensi SDH
dan Lingkunganya seperti Barang dan Jasa SDH
3. Mengidentifikasi Permintaan dan Penawaran SDH
4. Mengidentifikasi Nilai Ekonomi SDH
5. Membuat Rekomendasi Pengolahan Hutan
Data Individu Hasil
Praktikum Hutan pedidikan sebelumnya merupakan sebagian
kawasan yang ditetapkan sebagai hutan pendidikan
yang pada awal mulanya adalah Hutan
Kemasyarakatan ( HKM ). Agar bertambahnya nilai
pemanfaatan dan pemberdayaan dari hutan
pendidikan tersebut dengan melibatkan pihak kampus
sebagai pemangku kepentingan, dalam hal ini adalah
mahasiswa dan dosen agar dapat mewujudkan hutan
yang lestari.
Dari adanya hutan pendidikan ini masyarakat
dapat mengerti setelah melakukan penebangan
masyarakat harus melakukan reboisasi atau
penanaman kembali bibit pohon agar bisa tetap
terjaga kelestarian hasil dari hutan pendidikan dan
masyarakat dapat mengarah ke pertanian modern
agar bisa meningkatkan perekonomian bagi
masyarakat disekitar hutan pendidikan dan Bisa
memperoleh hasil sumber daya hutan yang maksimal.

1. Para pemangku kepentingan yang ada di


daerah tersebut meliputi :
 Masyarakatkat merupakan pemangku
kepentingan pertama dimana masyarakat
yang merupakan warga asli di daerah desa
Wombo yang memanfatkan hasil sumber
daya alam yang digunakan sebagai
penghasil ekonomi bagi masyarakat berupa
daerah lahan yang diolah mejadi lahan
pertanian atau perkebunan dan sebagian
masyarkat lainya mengola hasil sumber
hutan tapi tidak sepenuhnya, hanya untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat pribadi
karena ada aturan desa atau pemerintah
yang melarang untuk menebang atau
mengola hasil hutan secara berlebihan.
 Mahasiswa merupakan pemangku
kepentingan berikutnya yaitu dimana
mahasiswa merupakan penyalur pendapat
dari masyarakat agar bisa membantu
masyarakat seperti tata cara mengola lahan
yang tradisional menjadi lebih modern dan
tidak mengolah hasil hutan secara
berlebihan.
 Dosen dan ialah pemangku kepentingan
berikutnya, dimana dosen bersama dengan
pemerintah, memberikan informasi kepada
masyarakat dalam mengolah hutan
pendidikan, masyarakat bisa lebih
mendapatkan wawasan pengetahuan yang
dosen dan pemerintah bisa sampaikan ke
masyarakat.

2. Dari hasil wawancara yang kami lakukan kami


mengetahui bahwa masyarakat di desa wombo
tersebut 90% itu berprofesi sebagai petani
tradisional yaitu kegiatan pertanian masyarakat, yang
belum sepenuhnya mendapatkan penanganan
langsung dari dinas ataupun pemerintah setempat,
dan sebagian masyarakat hanya menggunakan pupuk
biasa seperti kotoran hewan dan masyarakat
mengolah hasil hutan itu hanya sebagai nilai tambah
perekonomian mereka yaitu dari hasil kayu seperti
kayu nantu, kayu palapi dll yang diolah oleh
masyarakat untuk kebutuhan pribadi maupun untuk
ekonomi mereka, dan cara pengangkutannyapun
masih manual , masih menggunakan tenaga manusia
dan hewan menuju ke permukiman. Hasil hutan non
kayu seperti rotan, madu, dan masih tersedianya
Sumber daya hutan yaitu air yang masih terjaga
dimana saat hujan turun yang mengakibatkan air
kotor dan akan tetapi air tersebut tidak membutuhkan
waktu lama untuk jernih kembali itu menandakan
bahawa hutan masih terjaga dengan baik, dan sumber
daya karbon udara/oksigen yang masih terjaga baik di
dalam hutan ataupun di luar. Hutan juga
menyediakan jasa lingkungan yang baik.

3. Nilai hasil kayu yang diperoleh dari pemanenan


hasil hutan berupa kayu sebesar Rp.32.724.000,00
namun hasil yang diperoleh tidak sepenuhnya
melainkan dibagi kepada pekerja selama proses
penebangan dan pengangkutan hingga ke industri.
Untuk nilai ekonomi dari hasil hutan non kayu yaitu
tergatung dari apa yang bisa diperoleh dari hutan
berdasarkan hasil observasi lapang dan wawancara
kita mengambil hasil hutan non kayu yaitu madu
dimana harga jual madu sebesar Rp.120.000,00 /
Botol.

4. Berdasarkan hasil observasi lapangan dan


wawancara untuk permintaan yaitu sebagian dari
kawasan hutan yang lahannya dijadikan sebagai
tempat latihan, belajar dan tempat penelitian, dan
sebagian lahan digunakan untuk lahan perkebunan
dan pertanian.
Dan untuk penawaran yaitu adanya jalur
tinggi, adanya pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu
( HHBK ) dan Hasil Hutan Kayu dan adanya lokasi
khusus untuk camping

5. Hutan pendidikan yang dikelola oleh pihak


kampus universitas tadulako dan masyarakat
setempat sebaiknya diarahkan memiliki banyak data
atribut tentang potensi yang ada di dalamnya
kemudian sebagai tempat yang menunjang
pengembangan sistem reward bagi aktivitas
akademika fakultas kehutanan Untad dalam rangka
menigkatkan publikasi dan sebagai tempat penunjang
penelitian dan pemanfaatan hasil – hasil penelitian.
Bagi masyarakat sekitar kawasan hutan,
sebaiknya hutan pendidikan memberikan keuntungan
baik secara ekologi, sosial ekonomi dan ilmu
pengetahuan dari hadirnya mahasiswa sebagai
pemangku kepentingan dalam mengelola hutan
pendidikan.

Rekomendasi Dari hasil laporan ini kami memberikan usulan


atau rekomendasi yang kami ambil dari mulai
pembahasan, kesimpulan, dan saran dari laporan
lengkap yaitu :

 Usulan saya berikutnya mungkin sekiranya saat


melakukan praktikum berikutnya para peserta
praktikum dianjurkan membawa beberapa jenis
bibit pohon agar bisa menambah jenis pohon
yang ada di hutan pendidikan agar ekosistem
terjaga dan pohon tersebut bisa tumbuh dan di
manfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat.
 Melakukan sosialisasi ke masyarakat sekitar
hutan pendidikan tentang pentingnya menjaga
dan melestarikan hutan agar masyarakat
mengetahui bagaimana cara mengolah hasil
hutan secara tidak berlebihan.
 Usulan saya dalam melakukan praktikum
selanjutnya kiranya perlengkapan dalam
praktikum bisa disediakan seperti kompas dan
kliometer, agar praktikum dapat berjalan dengan
maksimal.
 Saran berikutnya agar kiranya penanggung
jawab (PJ) dan asisten dosen bisa menemani
praktikan dalam kegiatan praktium agar
praktikan tidak bingung dalam mencari data.
Palu, 3 Mei 2019
Penyusun

Moch Zahdly

L 131 17 148
LAPORAN PRAKTIKUM EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


“Mata Kuliah Ekonomi Sumber Daya Hutan”
Oleh:

HERMAWAN SUTANTO
L 131 17 104

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019

LAPORAN INDIVIDU
PRAKTIKUM MATA KULIAH EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
2019

Nama Hermawan Sutanto


Stambuk/Nomor induk L 131 17 104
Kelas KHT - B Angkatan : 2017
Kelompok IV (empat)
Tempat Praktikum Desa Wombo Kec. Tanantovea Kab. Donggala
Jumlah Hasi Responden Para Pemangku Kepentingan
Responden/Sampel 1. Masyarakat (Pemerintah Desa,Masyarakat Umum)
2.Mahasiswa
3.Dosen
Uraian Tugas yang 1.
dilakukan di Lapangan 2.
atau saat Praktikum 3.

Data Individu Hasil 1.


Praktikum 2.
3.

Rekomendasi

Palu, 3 Mei 2019


Penyusun

Hermawan Sutanto

L 131 17 104

Anda mungkin juga menyukai