Anda di halaman 1dari 1

Keterlibatan Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi di

Halmahera Tengah

Kegiatan konservasi seringkali menghadapi dua isu berseberangan yaitu


memihak masyarakat atau melindungi lingkungan. Dalam pengelolaan kawasan
konservasi, keduanya dapat digabungkan dalam satu konsep pengelolaan, yaitu
pengelolaan kolaboratif.
Pengelolaan kolaboratif ini menunjukkan bahwa masyarakat yang tinggal di
dalam atau di sekitar wilayah perairan bukanlah musuh bagi pengelola kawasan
konservasi. Masyarakat yang berada di sekitar kawasan konservasi berperan penting
dalam pengelolaan sumber daya alam, melalui kearifan lokal dan aturan adat.
Berdasarkan penelitian CIFOR (Center for International Forestry Research)
juga ditemukan bahwa melalui pengelolaan kolaboratif, peran masing -masing
pemangku kepentingan menjadi lebih jelas sehingga konflik antar pemangku
kepentingan dapat dikurangi. Rusaknya kawasan konservasi disebabkan oleh belum
jelasnya peran pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat d alam pengelolaan
kawasan tersebut. 1
Partisipasi masyarakat menjadi penting dalam proses pembangunan, termasuk
dalam pengelolaan kawasan konservasi. Partisipasi dalam pengelolaan kawasan
konservasi perairan menjadi suatu keharusan, karena mereka lebih mengetahui
kondisi alam sekitar.
Seperti halnya di daerah yang belum memiliki wilayah konservasi, menjadi
lebih penting untuk melibatkan masyarakat. Masyarakat akan memberikan
kontribusi perihal wilayah dan tindakan yang dapat dilakukan di wilayah konservasi
tersebut.
Banyak wilayah di Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi, akan tetapi tidak semua dikelola dengan baik. Pembangunan wilayah yang
terencana namun pada prakteknya tidak sesuai dengan prosedur kemudian
memberikan dampak lingkungan yang buruk. Contohnya daerah -daerah yang dekat
dengan wilayah pertambangan, khususnya di daerah Halmahera Tengah.
Halmahera Tengah, merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi
Maluku Utara, mempunyai potensi perikanan dan kelautan yang cukup besar.
Namun di balik potensi tersebut, terdapat aktivitas industri pertambangan yang
mengancamnya.
“Perusahaan-perusahaan besar dapat merusak lingkungan atau ekosistem
pesisir. Hal itu karena semua aktivitas industri itu akan berakhir di laut dan itu
dapat mengancam potensi perikanan (Halmahera Tengah),” ucap Kepala Biro
Informasi dan Komunikasi (Infokom) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)
Maluku Utara, Supriyadi Sudirman. 2
Halmahera Tengah yang memiliki potensi alam yang tinggi perlu menjadi
perhatian khusus agar memiliki pengelolaan kawasan konservasi dengan
melibatkan masyarakat. Agar masyarakat tetap merasa memiliki wilayahnya dan
memanfaatkannya secara berkelanjutan.

Daftar Pustaka :
1. Qodriyatun, SN. 2019. Peran dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan
Konservasi secara Kolaboratif. Kajian Vol. 24 No. 1 Tahun 2019, hal 43 -56
2. https://www.halmaheranesia.com/2020/12/28/aman -malut-sebut-potensi-perikanan-di-
haltengterancam/

Anda mungkin juga menyukai