Anda di halaman 1dari 24

PENGUATAN

DALAM REHABILITASI
PERAN
UNTUK
HUTAN
KPH
PENCAPAIAN
INDONESIA’S
TARGET FOLU NET
SINK 2030
DISAMPAIKAN OLEH :
IR. DYAH MURTININGSIH, M.HUM
DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN DAS
DAN REHABILITASI HUTAN
UPAYA PEMULIHAN
LINGKUNGAN DAN
PENINGKATAN CADANGAN 1. Ekologi
KARBON UNTUK Meningkat:
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT • kualitas lingkungan hidup
• tutupan lahan dan cadangan karbon
• kuantitas, kualitas dan kontinyuitas air

COASTAL ZONE INTEGRATED


MANAGEMENT Pendekatan WATERSHED 2. Ekonomi
Meningkat:
• pendapatan masyarakat
• peluang usaha
• kesejahteraan masyarakat
SIPIL TEKNIS Pelaksanaan RHL VEGETATIF

3. Sosial
Meningkat/menguat:
• akses terhadap lahan
REHABILITASI HUTAN DAN
• modal sosial dan kapasitas kelembagaan
LAHAN • awarenes dan dukungan pembangunan

Penyediaan Bibit
Kegiatan RHL
Arah Kebijakan RHL
economically feasible, socially acceptable, & enviromentally sustainable
Akuntabilitas dan
Perencanaan RHL Kontinuitas
• Tersusun RURHL DAS • Geotagging/Drone Mapping
• Tersusun RTn RHL DAS • Pemeliharaan lanjutan oleh pemangku wilayah
• One Map Mangrove bersama masyarakat sampai pada level
• Sinkronisasi Peta RHL dan FoLU reforestasi (pasca P2 dan BAST) -> P3 - P5

Metode Pendanaan
• Kontraktual menjadi swakelola • Optimalisasi sumber APBN, APBD, CSR, Hibah
• Penguatan aspek kelembagaan LN, Komunitas/Masyarakat, NEK, dll
masyarakat – keterlibatan semua pihak • Pemeliharaan, pengamanan dan perlindungan
pasca P2 : DAK, DBH, CSR, Hibah, Imbal jasa
lingkungan, dll
Penyediaan Bibit
Kebijakan/Regulasi
• 54 Persemaian permanen
• 9 Pusat Persemaian • RPP KTA dan Mangrove
• Sinkronisasi Kebijakan RHL – FoLU –
Pencapaian NDC
• Penghitungan carbon hasil RHL
REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
Upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi Meningkatkan tutupan lahan; menahan laju run off;
hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya
Fungsi menangkap sedimentasi, erosi, dan abrasi; meningkatkan
dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. iklim mikro; mengurangi polusi; meningkatkan cadangan
karbon; dst

TAHAPAN REHABILITASI HUTAN DAN


LAHAN • Reboisasi VEGETATIF
• Penghijauan
Penyusunan Rencana Tahunan RHL • Rehabilitasi DAS
• Rehabilitasi DTA Danau
Penyusunan Rantek T-1 • Rehabilitasi Sempadan pantai/sungai
• Penanaman Kebun Bibit Rakyat
• Penanaman Kebun Bibit Desa
Prakondisi • Penanaman bibit produktif/bibitpersemaian

Penanaman
SIPIL TEKNIS
Pengawasan dan Penilaian • DAM Penahan
• Gully Plug
• Ekohidrolika
Pendampingan • IPAH
• Sumur Resapan
11 Strategi Pelaksanaan RHL pada Lokasi Sasaran FOLU Net Sink 2030
11. Menetapkan dan me-register lokus PCK (Peningkatan Cadangan Karbon) sesuai dengan peta arahan RURHL dan
FOLU Net Sink
2. Menentukan dan menetapkan penanggung jawab aksi mitigasi berdasarkan wilayah pengelolaan hutan
atau pengelola tapak lainnya
3. Melaksanakan aksi mitigasi pencapaian FOLU Net Sink 2030 oleh Unit Pengelolaan Hutan atau pengelola
tapak lainnya, mengintegrasikannya di dalam rencana pengelolaan hutan jangka Panjang Tingkat tapak
atau pengelolaan tapak lainnya dan rencana pengelolaan turunannya
4. Membangun Komitmen para pemangku Kawasan dalam memastikan keberhasilan dan keberlangsungan
pelaksanaan RHL
5. Mendorong Pelaksanaan Kegiatan RHL Rotasi dan Non Rotasi khususnya pada area yang berizin sesuai engan
rencana pengelolaan yang ditetapkan
6. Penyediaan bibit dengan kualitas yang mencukupi dan kualitas baik untuk mendukung pelaksanaan RHL dan
distribusinya
7. Membangun dan menguatkan kelembagaan pengelolaan RHL ditingkat tapak melalui pembentukan
kelompok, peningkatan kapasitas SDM, Supervisi dan bimbingan teknis
8. Mobilisasi dan diversifikasi sumber pendanaan selain APBN, Sukuk Hijau, Dana Hibah, Kewajiban
Rehabilitasi DAS IPPKH, CSR dan Dana Masyarakat Lainnya serta mengaplikasikan cross cutting budget
dalam pelaksanaan teknis
9. Membangun akses pasar terhadap produk-produk terkait output dan/outcome PCK
10. Mengoptimalkan peran IPTEK untuk menjamin keberhasilan kegiatan RHL
11. Membangun Sistem Monitoring yang Accountable, terintegrasi dan mudah diakses oleh para pihak termasuk
penanggungjawab tingkat tapak
Sasaran Target
Norway’s Contribution I

Dukungan Sarana dan Prasarana Rehabilitasi Mangrove Aforestasi dan Reforestasi Lahan Kritis Pembuatan Bangunan Konservasi Tanah dan
Air
9 Pusat Persemaian Seluas 300 Hektar Seluas 14.700 Hektar
Sebanyak 1.750 Unit

PENINGKATAN CADANGAN KARBON

13,1%
Norway’s Contribution I RHL
Rp 460 Milyar Main Activities SIPIL TEKNIS

Kegiatan Penanaman dan Pemeliharaan


Pendampingan RHL
73,6% FOLU NET
Pengawasan dan Pengendalian RHL VEGETATIF SINK RHL
TAHAP MANGROVE
KESATU
Pelatihan untuk Penguatan Kelembagaan

Pendampingan Kelembagaan
Pemulihan, Peningkatan, Mempertahankan, dan
Penguatan Ekosistem Mangrove Sebagai Kawasan Pendampingan Implementasi Riset SARPRAS
PUSAT PERSEMAIAN
Lindung Serta Pembuatan Pelindung Tanaman dan Supporting Supporting
Monitoring Tahunan Pada Lokasi RHL
Habitat. Pelaksanaan
Pendanaan
LOKUS DAN DETAIL KEGIATAN
REGION SUMATERA
11 ACEH
• 950 Ha RHL Terestrial
• 75 Unit Dam Penahan
• 25 Unit Gully Plug
2 SUMATERA UTARA
• 2.300 Ha RHL Terestrial
• 50 Unit Dam Penahan Pusat Persemaian
• 400 Unit Gully Plug TOBA
3 RIAU
• 600 Ha RHL Terestrial
• 20 Unit Dam Penahan
4 • 200 Unit Gully Plug
5 JAMBI
SUMATERA BARAT
• 1.000 Ha RHL Terestrial
• 800 Ha RHL Terestrial • 10 Unit Dam Penahan
• 35 Unit Dam Penahan • 200 Unit Gully Plug
• 50 Unit Gully Plug
6 SUMATERA SELATAN
LAMPUNG 7 • 1.500 Ha RHL Terestrial
Pusat Persemaian
• 500 Ha RHL Terestrial • 50 Ha RHL Mangrove
KEMAMPO
• 10 Unit Dam Penahan • 10 Unit Dam Penahan
• 100 Unit Gully Plug • 100 Unit Gully Plug
LOKUS DAN DETAIL
REGION KALIMANTAN
KEGIATAN

Pusat Persemaian
MENTAWIR

8 10 KALIMANTAN TIMUR DAN UTARA


• 600 Ha RHL Terestrial
KALIMANTAN BARAT
• 5 Unit Dam Penahan
• 1.500 Ha RHL Terestrial • 35 Unit Gully Plug
• 5 Unit Dam Penahan
11 KALIMANTAN SELATAN
9 • 1.350 Ha RHL Terestrial
• 20 Unit Dam Penahan
KALIMANTAN TENGAH
• 150 Unit Gully Plug
• 1.600 Ha RHL Terestrial
Pusat Persemaian
LIANGANGGANG
LOKUS DAN DETAIL KEGIATAN
REGION JAWA BALI
13 JAWA TIMUR 15
JAWA TENGAH
• 450 Ha RHL Terestrial • 200 Ha RHL Terestrial
• 5 Unit Dam Penahan • 120 Ha RHL Mangrove
• 50 Unit Gully Plug • 5 Unit Dam Penahan
• 25 Unit Gully Plug

11

JAWA BARAT 12
• 450 Ha RHL Terestrial
• 25 Unit Dam Penahan 16
14 BALI
• 50 Unit Gully Plug YOGJAKARTA
• 30 Ha RHL Mangrove
• 200 Ha RHL Terestrial
• 5 Unit Dam Penahan
• 5 Unit Dam Penahan
• 25 Unit Gully Plug
Pusat Persemaian • 10 Unit Gully Plug
RUMPIN
Pusat Persemaian
MANGROVE
LOKUS DAN DETAIL
REGION SULAWESI DAN
KEGIATAN
NUSA TENGGARA

17 SULAWESI UTARA
• - Ha RHL Terestrial Pusat Persemaian
• - Unit Dam Penahan LIKUPANG
• - Unit Gully Plug

18 NUSA TENGGARA TIMUR


• - Ha RHL Terestrial Pusat Persemaian
• - Unit Dam Penahan LABUAN BAJO
• - Unit Gully Plug

19 NUSA TENGGARA BARAT


Pusat Persemaian
• 100 Ha RHL Mangrove
MANDALIKA
• 5 Unit Dam Penahan
• 10 Unit Gully Plug
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NO. 61 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DAN KESATUAN
PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DI DAERAH
Melaksanakan a. Pelaksanaan pengelolaan hutan yang
pengelolaan hutan sesuai TUG meliputi tata hutan dan penyusunan
dengan fungsi hutannya
berdasarkan peraturan
AS FUNG rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan
hutan, penggunaan kawasan hutan,
perundang-undangan SI rehabilitasi hutan dan reklamasi,
perlindungan hutan dan konservasi alam;
b. Penjabaran kebijakan kehutanan
nasional, provinsi dan kabupaten/ kota
bidang kehutanan untuk
diimplementasikan di wilayahnya sesuai
peraturan perundang-undangan;
c. Pelaksanaan pemantauan dan penilaian
atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan
hutan dan wilayahnya;
d. Pembukaan peluang investasi guna
mendukung tercapainya tujuan
PERATURAN MENTERI LHK NO. 8 TAHUN 2021 TENTANG
PEMANFAATAN HUTAN DI HUTAN LINDUNG DAN HUTAN
PRODUKSI Organisasi KPH bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan pengelolaan hutan
meliputi :
Perencanaan Pengelolaan

Pengorganisasian

Pelaksanaan Pengelolaan

Pengendalian dan Pengawasan


PERATURAN MENTERI LHK NO. 8 TAHUN 2021 TENTANG
PEMANFAATAN HUTAN DI HUTAN LINDUNG DAN HUTAN PRODUKSI
FASILITASI DANA PEMBANGUNAN DAN
• BersumberPENGEMBANGAN KPH
dari APBN, APBD, dan/atau sumber lain yang
sah dan tidak mengikat
• Sumber dana APBN diarahkan untuk mendukung program
pembangunan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan
• Fasilitasi implemantasi kebijakan di bidang lingkungan
hidup dan kehutanan diantaranya untuk Rehabilitasi
Hutan dan Reklamasi pada KPH yang terdiri atas :
• Indentifikasi Lahan Kritis
• Prakondisi Masyarakat
• Penguatan Kelembagaan Masyarakat
• Penyusunan Rancangan Teknis RHL
• Persemaian/pembibitan
• Penanaman dan/atau pengayaan
• Pemeliharaan tanaman
• Pembangunan sarana dan prasarana
• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan keberhasilan
DANA ALOKASI KHUSUS
Dana yang dialokasikan dalam APBN kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus fisik yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional
(DAK) 01
FISIK
03
KEGIATAN
TEMATIK/BIDANG/SUBBIDANG Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di luar
kawasan hutan :
DAK Fisik terdiri atas • Penanaman Hutan Rakyat
• DAM Penahan
tematik/bidang/ subbidang. Bidang • Gully Plug
• Sumur Resapan
Kehutanan termasuk ke dalam • Pembangunan Sumber Benih Unggul
tematik PENGEMBANGAN FOOD Pengembangan sapras usaha produktif melalui
ESTATE KTH madya dan KUPS Gold dan/atau Silver

TUJUAN KETENTUAN UMUM :


• RHL kritis di luar kawasan hutan difokuskan pd daerah
• Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar
hutan
02 04 yang termasuk lokasi inti yg memiliki keterkaitan
geospasial, on farm dan off farm -> Permen LHK No 23/
• Meningkatkan pemulihan ekosistem, daya 2021 tentang Pelaksanaan RHL
dukung dan daya tampung DAS melalui berbagai • Fasilitasi alat ekonomi produktif KTH dan KUPS untuk
SASARAN
kegiatan sapras pengembangan komoditas food estate dengan
• Pengembangan sapras usaha ekonomi produktif memperhatikan luasan lahan kritis dan area PS ->
melalui KTH PermenLHK No. 9 tahun 2021 tentang Pengelolaan PS
• Penurunan luasan lahan kritis di kawasan food KETENTUAN KHUSUS :
estate di luar kawasan hutan melalui berbagai • RHL (vegetatif & sipil teknis) dilaksanakan di luar
kegiatan kawasan hutan yg menjadi kewenangan Pemda
• Keg RHL yang dilaksanakan berupa satu paket
Sumber : Peraturan Presiden RI No. 15 Tahun pekerjaan
2023 Tentang Petunjuk Teknis DAK Fisik TA • Keg RHL dilaksanakan dengan sistem padat karya dan
swakelola
2023 dan Lampirannya • Pengembangan sapras usaha ekonomi produktif
melalui KTH dan/atau KUPS dengan persyaratan
DANA BAGI
HASIL (DBH)
Dana yang bersumber dari APBN kepada Daerah berdasarkan angka
persentase tertentu dari pendapatan negara untuk mendanai
kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi

Membiayai kegiatan dengan urutan prioritas, yaitu


• Rehabilitasi di luar kawasan sesuai kewenangan
provinsi
• RHL sesuai kewenangan provinsi
• Pembangunan dan pengelolaan HHK, HHBK
dan/atau jasling
• Pemberdayaan masyarakat dan PS
• Operasionalisasi KPH
• Pengendalian karhutla
• Perlindungan dan pengamanan hutan
• Pengembangan perbenihan tanaman hutan
• Penyuluhan kehutanan
• Strategis lainnya
POTENSI KPH DALAM PENGAWALAN
FOLU NET SINK 2030 TERKAIT
1. Penyelenggaraan pengelolaan
KEGIATAN RHL (PENINGKATAN hutan berupa kegiatan RHL di
CADANGAN KARBON) wilayah KPH, sehingga dapat
mempercepat pencapaian
target FOLU Net Sink 2030
FUNGSI KPH DALAM FASILITASI DANA
PEMBANGUNAN DAN 2. Perlindungan, pengamanan,
PENGELOLAAN
HUTAN, PENGEMBANGAN pemantauan dan evaluasi hasil
TANGGUNG JAWAB KPH,
di antaranya ORGANISASI KPH, di antaranya untuk
RHL sebagai upaya
melaksanakan rehabilitasi pengendalian dan pengawasan
di antaranya Rehabilitasi dan
hutan, perlindungan Reklamasi (meliputi
Pengendalian dan hasil kegiatan RHL (terutama
hutan dan pemantauan seluruh tahapan RHL
Pengawasan
serta penilaian atas termasuk Pemantauan dan pasca Pemeliharaan tahun ke-
pelaksanaan pengelolaan Evaluasi Keberhasilan
hutan di wilayahnya RHL) 2) dengan menggunakan dana
KPH yang dapat berasal dari
APBN, APBD dan/atau
sumber lain yang sah dan tidak
mengikat, seperti DAK dan
DBH
KEGIATAN RHL BPDAS 2019 2020 2021 2022 2023 LUAS (Ha) LUAS
VEGETATIF
BPDAS 2019 2020 2021 2022 2023
AGAM (Ha)
KUANTAN 200 500 1,000 650 420 2,770
KETAHUN 8,000 - 2,000 1,000 420 11,420
DALAM KAWASAN AKE MALAMO 500 550 700 870 380 3,000
KRUENG ACEH 10,500 - 2,010 889 380 13,779

•PERIODE 2019 s.d. ASAHAN 13,20 -


Kegiatan Rehabilitasi Hutan BARUMUN 0 1,385 1,550 250 16,385 MAHAKAM BERAU 3,700 1,500 500 5,700
-
dan Lahan di dalam Kawasan
2023
hutan dilaksanakan di seluruh
BARITO 8,300
-
2,500 1,100 380 12,280 MEMBERAMO 1,000 1,500 100 550 380 3,530

BATANGHARI 2,000 1,100 1,200 420 4,720 MUSI 10,400 - 3,100 1,500 320 15,320
Indonesia yang dibagi dalam 34 BATURUSA
CERUCUK 500 500 100 490 220 1,810 PALU POSO 200 - 1,000 800 380 2,380
wilayah kerja UPT BPDAS BENAIN
NOELMINA 6,000 2,500 1,165 1,500 380 11,545 PEMALI JRATUN 5,000 - 1,000 500 530 7,030

• Untuk kegiatan Rehabilitasi 12,30 - REMU RANSIKI 300 - 500 500 380 1,680
BONE BOLANGO 0 2,500 1,300 380 16,480
Hutan dan Lahan yang SAMPARA 300 435 4,065 900 380 6,080
dilaksanakan pada tahun 2019, BRANTAS
SAMPEAN
15,00
0
-
1,035 750 450 17,235
SEI JANG
DURIANGKANG 400 500 100 330 200 1,530
2020 dan 2021 sudah CIMANUK - SERAYU OPAK
CITANDUY 8,500 1,002 500 180 10,182 PROGO 3,400 - 1,100 550 420 5,470
diserahterimakan kepada CITARUM -
pemangku (pemerintah CILIWUNG 9,750 3,250 800 530 14,330 SOLO 8,000 - 1,000 300 180 9,480
DODOKAN -
daerah/kph, KSDAE). MOYOSARI 3,100 1,525 1,503 634 6,762 TONDANO 400 - 1,600 950 180 3,130
-
INDRAGIRI 15,10 - UNDA ANYAR 750 750 500 480 2,480
• Untuk kegiatan Rehabilitasi ROKAN 0 1,900 700 180 17,880 WAEHAPU BATU
MERAH 2,050 - 1,300 1,250 380 4,980
Hutan dan Lahan yang JENEBERANG 19,60 -
SADDANG 0 2,550 1,893 380 24,423
dilaksanakan pada tahun 2022 WAMPU SEI ULAR
WAY SEPUTIH WAY
7,650 - 1,517 1,500 320 10,987

dan 2023 masih dilaksanakan KAHAYAN 400 1,000 150 950 380 2,880 SEKAMPUNG 16,500 740 1,810 1,600 803 21,453

pemeliharaan tahun ke I dan II. 11,00 - 208,01 12,49


PETA SEBARAN KEGIATAN RHL VEGETATIF DALAM
KAWASAN PERIODE 2019 s.d. 2023
No. BPDAS
RHL APBN 2024
RHL SUMBER DANA NORWAY
KEGIATAN RHL VEGETATIF
REFORESTASI AFORESTASI
1 KRUENG ACEH 250 950 PEMBIAYAAN SUMBERDANA
WAMPU SEI ULAR 250 1,200
KERJASAMA INDONESIA-
2
3 ASAHAN BARUMUN 250 1,100
4 AGAM KUANTAN 500 800
5
6
INDRAGIRI ROKAN
BATANGHARI
350
400
600
1,000
NORWEGIA
• Kegiatan TAHAP I
Rehabilitasi Hutan dan
7
8
KETAHUN
MUSI
500
790 1,500 Lahan sumber dana APBN
9 BATURUSA CERUCUK 350
dilaksanakan di seluruh Indonesia
yang dibagi dalam 34 wilayah
SEI JANG 210
10 DURIANGKANG

11
WAY SEPUTIH WAY
SEKAMPUNG 900
500
kerja UPT BPDAS
12 CITARUM CILIWUNG 500
13
14
CIMANUK CITANDUY
PEMALI JRATUN
500
400
250
250
200
200 • Untuk kegiatan Rehabilitasi Hutan
15 SOLO
SERAYU OPAK PROGO
350 250
100
200
100
dan Lahan sumber dana Norway
dilaksanakan pada di 16 Provinsi
16 500
17 BRANTAS SAMPEAN 350 250 200
18
19
KAPUAS
KAHAYAN
425
900
1,500
1,600 baik Reforestasi maupun
20 BARITO
MAHAKAM BERAU
450 1,350
600
Aforestasi
2,500
21 (IKN)
22
23
TONDANO
BONE BOLANGO
250
400
• Kegiatan RHL reguler 2024 dan
24 PALU POSO 425 Reforestasi sumber dana Norway
25 KARAMA
JENEBERANG
-
(yang berada dalam kawasan
26 SADDANG
650
hutan) perlu dukungan dan sinergi
pelaksanaan dengan KPH selaku
27 SAMPARA 450
28 UNDA ANYAR 100
29
30
DODOKAN MOYOSARI
BENAIN NOELMINA
500
500 pengelola di Tingkat tapak
WAEHAPU BATU
550
31 MERAH
INDIKATIF REHABILITASI MANGROVE
PEMBIAYAAN SUMBERDANA KERJASAMA INDONESIA-NORWEGIA TAHAP I

LOKASI
NO BPDAS LUAS (HA) KETERANGAN
Desa Kecamatan Kabupaten
KUALA SUNGAI OGAN KOMERING
1 MUSI CENGAL 50
PASIR ILIR
50
2 BRANTAS SAMPEAN ASEMBAGUS KRAKSAAN PROBOLINGGO 16 APL
KARANGGEGER PAJARAKAN PROBOLINGGO 16 APL
SUKOKERTO PAJARAKAN PROBOLINGGO 16 APL
KARANGNANGKA RAAS SUMENEP 15 APL
GUWA-GUWA RAAS SUMENEP 30 HL
KANGAYAN KANGAYAN SUMENEP 27 HL
TOTAL BPDAS
120
BRANTAS
3 UNDA ANYAR PANJARAKAN GEROKGAK BULELENG 26
DENPASAR
PEMOGAN KOTA DENPASAR 4
SELATAN
TOTAL BPDAS UNDA
30
ANYAR
KPH BRANG REA PUNCAK
4 DODOKAN MOYOSARI BUIN BARU BUER SUMBAWA 25
NGENGAS
KPH BRANG REA PUNCAK
GONTAR BARU ALAS BARAT SUMBAWA BARAT 19
NGENGAS
KPH BRANG REA PUNCAK
PULAU BUNGIN ALAS SUMBAWA BARAT 23
NGENGAS
PEMONGKONG JEROWARU LOMBOK TIMUR 13 KPH RINJANI TIMUR
WAKAN JEROWARU LOMBOK TIMUR 10 KPH RINJANI TIMUR
PEMONGKONG JEROWARU LOMBOK TIMUR 11 KPH RINJANI TIMUR
MONITORING DAN
EVALUASI KEGIATAN
RHL
• Geotagging
merupakan wujud
akuntabilitas dalam
pelaksanaan
rehabilitasi hutan dan
lahan
• Geotagging telah
dilaksanakan dari
tahun 2021 sampai
dengan sekarang
• Geotagging
dilaksanakan secara
sensus terhadap
masing-masing
tanaman.
HAL PENTING DALAM PELAKSANAAN
MELAKSANAKAN PENGUATANRHL
KELEMBAGAAN KELOMPOK SEPANJANG KEGIATAN
RHL.

MELAKSANAKAN GEOTAGGING TANAMAN RHL SECARA SIMULTAN DENGAN


KEGIATAN PENANAMAN DAN MELAKUKAN PELAPORAN KEPADA DIREKTORAT
REHABILITASI HUTAN SESUAI FORMAT PADA SE.4/PDASRH/SET/DAS.3/8/2023.

DALAM RANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN KEGIATAN RHL DIPERLUKAN


KOMUNIKASI DAN KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT (UPT/ UPTD/
SATKER DAERAH) SESUAI KEWENANGANNYA.

MENGANTISIPASI ADANYA TUMPANG TINDIH DENGAN KEGIATAN UPT KEMENTERIAN LHK,


DINAS YANG MENANGANI KEHUTANAN PROVINSI DAN PIHAK TERKAIT LAINNYA, BAIK YANG
SUDAH DILAKSANAKAN MAUPUN YANG MASIH DALAM PROSES PENGUSULAN PEMBERIAN
SURAT KEPUTUSAN PENETAPAN/PERIZINAN/PERSETUJUAN.

UNTUK MENJAGA KEBERLANGSUNGAN TANAMAN HASIL RHL (YANG TELAH DILAKSANAKAN OLEH
UPT PUSAT) SETELAH DI SERAH TERIMAKAN KEPADA PEMANGKU (PEMDA/ KPH), PERLU DILAKUKAN
PEMELIHARAAN LANJUTAN SEHINGGA TARGET TUTUPAN LAHAN DAPAT TERPENUHI.
PERAN KPH DALAM MEMPERCEPAT
PENCAPAIAN TARGET FOLU NET SINK
2030 :
Berperan aktif dan berkoordinasi dengan BPDAS
1 dalam proses penyusunan perencanaan (sesuai kriteria
teknis yang sudah ditetapkan ) dan mendukung
pelaksanaan
Melakukan kegiatan RHL
Pemeliharaan, perlindungan dan
2 pengamanan hutan hasil kegiatan RHL (Pasca P2)
dengan menggunakan anggaran DAK, DBH, APBD
dan pendanaan lainnya
3 Peningkatan kelembagaan pengelolaan di
tingkat tapak
Peningkatan keterampilan dan nilai ekonomi
4 bagi masyarakat

Koordinasi dengan Forum DAS/KKMD untuk


5 dukungan/fasilitasi/promosi produk turunan
atau wisata
TERIMA KASIH

DIREKTORAT JENDERAL
PENGELOLAAN DAS
DAN REHABILITASI

Anda mungkin juga menyukai