Anda di halaman 1dari 21

TATA RUANG PESISIR

DAN LAUT
PENATAAN RUANG KAWASAN
PESISIR DAN LAUT
Pantai Bungus, Teluk Bayur, Padang

Teluk Tarusan, Pesisir Selatan


A. ISU DAN PERMASALAHAN DALAM
PEMANFAATAN RUANG
1. Pemanfaatan sumberdaya kelautan masih jauh dari optimal
2. Perbedaan kepentingan cenderung menjurus ke konflik
kepentingan antar sektor serta pemangku kepentingan
lainnya → contoh
3. Lemahnya peraturan perundangan dalam hal pengaturan
pengelolaan
4. Kerusakan habitat akibat pengelolaan yang tidak terkendali
5. Masih minimnya peranan masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan pengelolaan yang mengakibatkan
masih kurang tersentuhnya usaha perbaikan di tingkat
kesejahteraan masyarakat.
6. Adanya potensi konflik antar daerah yang berbatasan
7. Masih kurangnya data dan informasi tentang potensi
sumberdaya kelautan
8. Belum adanya rencana tata ruang pesisir, lautan dan pulau-
pulau kecil
B. FUNGSI PENATAAN RUANG DALAM
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH
1. Sebagai mata ruang kebijakan pembangunan daerah yang
dituangkan dalam RenStra Pembangunan Daerah
2. Merupakan pedoman untuk menetapkan lokasi bagi kegiatan
pembangunan dalam memanfaatkan ruang, yang dituangkan
dalam Rencana Tata Ruang
3. Sebagai alat untuk mengkoordinasikan perencanaan,
pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang bagi kegiatan yang memerlukan ruang,
sehingga dapat menselaraskan setiap program antar sektor.
C. PENDEKATAN PENATAAN RUANG
1. Penataan Ruang yang Partisipatif
2. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
3. Berorientasi pada Lingkungan
4. Pertumbuhan Ekonomi
1.Penataan Ruang yang Partisipatif
Model pembangunan partisipatif dapat diimplementasikan
dalam suatu proses penataan ruang yang memenuhi
persyaratan al:
• Setiap orang mempunyai hak mendapatkan informasi dan
memiliki akses menuju informasi yang lengkap
• Struktur komunikasi dlm masyarakat harus dalam dialog
dua arah dan keinginan komunikasi dapat dilakukan dengan
bebas
• Terjadinya partisipasi aktif dalam setiap pembentukan
keputusan
• Adanya akses pada kekuasaan dalam menyalurkan
informasi
• Keterlibatan pemangku kepentingan ini dapat dimulai dari
munculnya ide atau gagasan pengelolaan, penyusunan
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian.
2.Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Pengembangan pesisir dan laut ditujukan untuk memberikan
hasil yang sebesar-besarnya dan bermanfaat bagi
kesejahteraan masyarakat. Pendekatan dikembangkan
mencakup dua hal:
• Pengaturan pemanfaatan ruang yang adil bagi masyarakat
pesisir antara lain untuk nelayan dan petani.
• Adanya kemitraan kerja yang saling mendukung serta tetap
memelihara kualitas ruang.
3.Berorientasi pada Lingkungan
• Penataan ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil harus
menjamin kelestarian dan kemampuan daya dukung
sumberdaya alam dalam pemanfaatan ruang.
• Pengelolaan sumberdaya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil
harus ditekankan pada upaya untuk menjaga keseimbangan
antara pemanfaatan dan pelestarian di wilayah tersebut.
• Pemanfaatan ruang harus menghindari konflik pemanfaatan
sumberdaya yang dapat merusak ekosistem laut, pesisir dan
pulau-pulau kecil.
• Pengembangan satu kawasan dengan kawasan lain perlu
diselaraskan dan memperhatikan dayadukung sumberdaya
yang ada, sehingga dapat mewujudkan keselarasan
perkembangan antara kawasan.
4.Pertumbuhan Ekonomi
• Pemanfaatan potensi ruang dilakukan dengan
mengoptimasikan pemanfaatan ruang
• Kegiatan ekonomi pada kawasan yang akan dikembangkan
selain untuk memenuhi konsumsi masyarakat juga
berorientasi pada pasar internasional.
• Pemanfaatan ruang yang dilakukan diarahkan juga untuk
memberikan nilai tambah terhadap peningkatan pendapatan
masyarakat pesisir dan daerah.
PERTIMBANGAN:
PENGENDALIAN
➢ Ekologis PERENCANAAN
PEMANFAATAN
➢ Sosial TATA RUANG
RUANG
➢ Ekonomi

PEMANFAATAN OPTIMALISASI
SUMBERDAYA RUANG YANG
ALAM DILAKUKAN DENGAN SERASI
CARA BENAR DAN
SASARAN YANG
TEPAT KESRA
PEMANFAATAN
MENINGKAT
SUMBERDAYA
BUATAN

PARTISIPASI MASYARAKAT

Kerangka Proses Penataan Ruang dalam Rangka Pemanfaatan Sumberdaya di


Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG LAUT,
PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PERUMUSAN TUJUAN DATA DAN IDENTIFIKASI


DAN ISSUES

Kebijakan & Peraturan Fisik dan Lingkungan


Kebijakan TR Letak, peruntukan lahan, Topografi,
Kajian Literatur geologi, hidrooseanografi, iklim dll
Studi Terkait Ekosistem Pesisir
Mangrove, lamun, terumbu Karang,
Issues Pokok estuari, laguna dll.

Penentuan Tujuan & Struktur Tata Ruang Eksisting


Sasaran Sistem pusat sarana dan prasarana
(jumlah, kondisi dan penyebaran)
Penentuan Wilayah
Wil Pengamatan Ekonomi
Kws Perencanaan Kegiatan dominan dan strukturnya,
ekonomi sumberdaya wil pesisir,
perekonomian lokal/regional dll

Sosial dan Budaya


EVALUASI Demografi (jumlah pend, sebaran,
pendidikan dll), Adat/ budaya, pranata
sosial, proses sosial dll.
TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG LAUT,
PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

ANALISIS PERUMUSAN RENCANA

GIS KONSEP DAN STRATEGI


Analisis potensi dan daya
dukung lingkungan kws PENGEMBANGAN
KRITERIA pesisir dan laut

STANDAR Rencana Tata Ruang


Analisis perkembangan
1. Struktur Tata Ruang
kegiatan sosial-ekonomi
Sistem pusat pelayanan
Sistem Jaringan
Analisis pola interaksi
kegiatan
2. Zonasi Kawasan
Budidaya
Lindung
Analisis tingkat
pemanfaatan sumberdaya 3. Kelembagaan
Mekanisme pengelolaan
Analisis kecenderungan Pengendalian
perkembangan 4. Tahapan Pengembangan
5. Kelayakan Investasi dan Rehabilitasi
Analisis ketersediaan 6. Rekomendasi Tindak Lanjut
sarana & prasarana
lingkungan
TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG LAUT,
PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PERUMUSAN PERUMUSAN
DATA DAN
TUJUAN ANALISIS
IDENTIFIKASI RENCANA
DAN ISSUES

PARTISIPASI MASYARAKAT
D. PENGERTIAN BATASAN PESISIR BAGI
PERENCANAAN PENATAAN RUANG
Pesisir  pengaruh laut dan darat. Batas ke arah darat dan ke
arah laut berdasar kriteria ekologis, administratif dan
perencanaan :

1. Pengertian batasan pesisir ke arah darat


Ekologis : kawasan darat yg masih dipengaruhi proses2 laut
spt pasut, intrusi air laut, arus, gelombang dll
Administratif : batas terluar sebelah hulu dari desa pantai atau
jarak definitif secara arbitrer ( 2km, 10 km dr garis pantai dll)
Perencanaan : tergantung pada permasalahan atau substansi
yang menjadi fokus pengelolaan suatu wilayah pesisir,
seperti pencemaran, sedimentasi (batas dampak) dll, atau
diambil batas terluar.
2. Pengertian batasan pesisir ke arah laut
Ekologis : kawasan laut yang masih dipengaruhi porses
alamiah yang terjadi di daratan (aliran sungai, run of,
airtanah serta dampak pencemaran dan polusi kegiatan di
daratan; serta kawasan laut yang masih menjadi bagian dari
paparan benua (continental shelf)).
Administratif : jarak 4 mil, 12 mil dst, dari garis pantai ke arah
laut.
Perencanaan : tergantung pada permasalahan atau substansi yang
menjadi fokus pengelolaan suatu wilayah pesisir, seperti
pencemaran, sedimentasi dimana batas kawasan laut yang masih
dipengaruhi oleh aktivitas pembangunan yang terjadi di daratan
(polusi, pencemaran) serta batas dimana masih terdapat bahan
organik yang berasal dari kawasan hutan mangrove.
E. LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN

1. Wilayah Perencanaan
Lingkup perencanaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dapat dilihat
dari pendekatan karakter administratif dan perencanaan berdasarkan
pendekatan eko-biologis.

a. Pendekatan administratif
Secara administratif batas wilayah pesisir ke arah daratan yang akan
digunakan adalah desa atau kecamatan, sedangkan batas ke arah laut
mengacu kepada UU no. 22/99. untuk propinsi sejauh 12 mil dan untuk
kabupaten adalah 4 mil atau 1/3 batas propinsi

b. Wilayah Perencanaan berdasarkan pendekatan ekobiologis


Wilayah perencanaan didasarkan karakter eko-biologi yang merupakan
fokus perencanaan. Yang dimaksudkan dengan karakter eko-biologis yaitu
kondisi ekologi dan biologi beserta ekosistem wilayah (darat dan laut)
bersama semua jenis biota yang hidup di dalamnya.
2. Penetapan Batas Wilayah Perencanaan
➢ Tahapan awal adalah menetapkan batas wilayah pesisir dengan
kabupaten/ propinsi yang berbatasan di atas peta, melalui metode
penetapan batas wilayah.
➢ Untuk pulau-pulau kecil yang jaraknya di atas 4 mil dari pantai, maka perlu
dideliniasi batas pada pulau kecil tersebut.
➢ Untuk pulau kecil yang jaraknya kurang dari 4 mil, maka pulau kecil
tersebut dianggap menyatu dengan daratn pulau besar.
➢ Untuk pulau kecil yang jaraknya saling berdekatan maka dianggap
menjadi satu gugus kepulauan dengan kriteria-kriteria tertentu yang harus
ditentukan dengan jelas (kriteria ekologis/ biologis, geografi, adat-istiadat
dan budaya antar pulau kecil tersebut)
➢ Perlu diperjelas pulau-pulau kecil yang menjadi sengketa.
F. AZAS DAN PRINSIP PERENCANAAN TATA
RUANG
PARTISIPASI MASYARAKAT

SUMBERDAYA
ALAM
POTENSI

SUMBERDAYA PERENCANAAN
KENDALA
MANUSIA TATA RUANG

LIMITASI
SUMBERDAYA
BUATAN

HUKUM
UU
PERATURAN
G. PROSES PENYUSUNAN PERENCANAAN
TATA RUANG
H. ASPEK LEGITIMASI RENCANA TATA
RUANG DAN HUBUNGAN RTR DARATAN
DENGAN RTR P & PPK

Anda mungkin juga menyukai