Anda di halaman 1dari 54

STRUKTUR SEDIMEN

Struktur sedimen merupakan suatu


kenampakan berskala besar atau
megaskopik dalam sedimen atau batu
sedimen yang merupakan konfigurasi
antar butir sedimen. Contohnya
perlapisan, riak, gumuk pasir, lapisan
silang, rekahan lumpur dan sebagainya.

Merupakan kelainan dari proses


pengendapan normal

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Struktur sedimen mencerminkan mekanisme
proses kejadian sedimen yang bersangkutan

Lapisan silang

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Kegunaan struktur sedimen

• Menentukan proses pengendapan yang


berlangsung
• Menentukan lingkungan pengendapan
• Menentukan arah aliran arus
• Menentukan kedudukan atas atau bawah sesuatu
lapisan batuan sedimen, terutamanya yang telah
terganggu

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Sugeng W.-Dept. Oseanografi
PERLAPISAN

Tubuh sedimen atau batuan


sedimen yang mempunyai bagian
dasar dan permukaan atas rata
atau planar, dan secara horisontal
tersebar meluas (extensive
laterally).

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Perbedaan lapisan atau unit
pengendapan ini dapat
disebabkan
oleh;
•Perbedaan komposisi
•Warna
•Ukuran
•Bentuk butiran
•Susunan butiran Perbedaan ini disebabkan oleh
•Orentasi butiran perubahan proses pengendapan

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Sugeng W.-Dept. Oseanografi
Sugeng W.-Dept. Oseanografi
Sugeng W.-Dept. Oseanografi
Perlapisan dapat dibagi dalam unit yang lebih kecil ,
tergantung pada ketebalan perlapisan.
Lapisan tebal kurang dari 1 cm disebut laminasi,
tebal lebih dari100 cm disebut lapisan masif.

Dua atau lebih lapisan dapat dikelompkan menjadi


satu dan disebut koset (cosets atau bedsets), yang
mana boleh terdiri dari unit yang sederhana
(simple) atau komposit (composite).

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Sugeng W.-Dept. Oseanografi
Lapisan dapat berbentuk sejajar (parallel) atau
tidak sejajar (non-parallel) antara satu sama
lain, dan mungkin rata, bergelombang (wavy)
atau melengkung (curved)

Batas antara lapisan dapat sangat jelas atau


tajam,yaitu perubahan secara mendadak
antara dua lapisan, atau boleh juga suatu
lapisan berubah secara berangsur-angsur.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Sugeng W.-Dept. Oseanografi
Struktur sedimen biogenik. Struktur sedimen ini
dibuat atau terbentuk hasil daripada aktivitas
organisma,

Struktur pra-pengendapan. Struktur ini berkaitan


dengan lapisan yang menindihnya, dan wujud atau
ditemui di atas permukaan antara lapisan. Sebagian
besar struktur ini terdiri daripada ciri kikisan seperti alur,
keruk & lain-lain.

Struktur sin-pengendapan. Ini merupakan struktur


yang terdapat di dalam lapisan, dan terbentuk semasa
sedimen terendap, contohnya ialah; lapisan masif,
lapisan bergradasi, lapisan silang dll.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Struktur post-pengendapan. Struktur ini sebanarnya
merupakan struktur peralihan
terhadap struktur pra- dan sin-pengendapan. Setelah
sedimen terendap dan terbentuknya
struktur pra- dan sin-pengendapan, dan sebelum
lapisan ini mengeras, pengangkatan
menyebabkan lapisan terganggu dan dapat merusak
atau merubah struktur dalaman yang
sudah ada. Contohnya nendatan (slumping)

Struktur “pelbagai”. Selain daripada tiga kumpulan di


atas, terdapat satu lagi kumpulan atau kategori yang
dinamakan “pelbagai”, yaitu untuk struktur sedimen
yang tidak dapat dimasukkan ke dalam tiga kelompok
di atas.
Sugeng W.-Dept. Oseanografi
STRUKTUR PRA-PENGENDAPAN

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


1. flute casts
adalah lubang berbentuk seperti telapan kaki (tumit)
pada mud yang tergerus arus. Setiap lubang
biasanya diisi oleh pasir dan bersambung dengan
lapisan pasir lain atau yang baru berendap di
atasnya. Lebar flute antara 1 – 5cm dan
panjangnya 5 – 20cm.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Sugeng W.-Dept. Oseanografi
2. tool marks

adalah kikisan terhadap lapisan mud akibat adanya


material (kayu, cangknag, tulang dsb) yang tertransport di
atasnya. Dalam kondisi ideal material ini masih tertinggal di
ujung kikisan.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


3. groove marks
struktur parit ini cenderung menggerus lumpur
dan ditimbun oleh pasir. Struktur ini mempunyai
kesan paritan yang panjang, halus dan lurus.
Lebar atau dalamnya jarang melebihi beberapa
mm, tetapi panjangnya dapat mencapai beberapa
meter.

Peparit merupakan ciri erosi yang sejajar dengan


arus, dan kelurusannya menunjukkan aliran lebih
bersifat laminer, dan bukannya turbidite. Peparit
mungkin terjadi akibat adanya material yang
dibawa oleh arus, tetapi bukan diangkut secara
loncatan atau gulingan (rolling).
Sugeng W.-Dept. Oseanografi
Sugeng W.-Dept. Oseanografi
Rill Mark – Water Errosion Forms

Kenampakan bekas aliran air

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


STRUKTUR SIN - PENGENDAPAN

Struktur ini terjadi bersamaan dengan proses


pengendapan sehingga kenampakannya berada
di dalam dan menjadi satu dengan lapisan
pengendapan atau unit pengendapan

• lapisan masif
• perlapisan rata
• lapisan bergradasi
• lapisan silang dan laminasi silang
• Riak

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Lapisan masif

Tidak ada bentuk struktur dalam lapisan sedimen juga


dianggap sebagai struktur sedimen dan dipanggil lapisan
masif.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Perlapisan rata atau datar

Sedimen, apabila terendap akan cenderung untuk


mempunyai permukaan perlapisan yang sejajar dengan
permukaan perlapisan major.

Pasir yang diendapkan akan tersusun dengan arah


panjang butiran selaras dengan arah aliran

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Lapisan bergradasi

ialah lapisan yang di dalamnya terdapat perubahan


ukuran butiran secara vertikal. Gradasi normal
ditandakan oleh suatu pengurangan ukuran butiran
dari bawah ke atas, dan terdapat berbagai-bagai jenis
penggradasian yang lain. Lapisan bergradaisi terbenuk
apabila sedimen terendap secara bertahap dan
lamban, biasanya semasa fasa mereda dalam aliran
turbidit.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Sugeng W.-Dept. Oseanografi
Sugeng W.-Dept. Oseanografi
Lapisan silang
Perlapisan silang adalah satu struktur yang paling lazim
dan paling penting dibanding dengan struktur sedimen
lain. Perlapisan silang terbentuk oleh proses
pengendapan secara seretan, baik oleh air atau angin,
dan dapat ditemui di berbagai lingkungan
pengendapan.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


STRUKTUR POST-PENGENDAPAN
Struktur post-pengendapan terbentuk akibat adanya
gangguan terhadap sedimen yang baru mengendap,
dan masih dalam keadaan lepas

Gangguan ini terjadi begitu sedimen terendap, dan


proses pengendapan masih berlangsung selama
gangguan atau setelah gangguan ini terjadi.

Ini berbeda dengan struktur akibat tektonik yang mana


pengendapan tidak lagi berlangsung semasa dan
selepas proses tektonik.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Sugeng W.-Dept. Oseanografi
Sugeng W.-Dept. Oseanografi
Lapisan konvolut
Lapisan konvolut ini merupakan satu ciri lipatan plastik di
dalam lapisan pasir. Sinklin rata yang terbuka
memisahkan puncak antiklin tajam, dan antiklin tajam ini
kadang kala condong ke hilir.

Teradi oleh pergerakan air horisontal dan vertikal melalui


pasir yang longgar.
.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Kas beban (loadcasts)
Apabila lapisan pasir menindih lapisan lumpur, beban
lapisan pasir yang berat menyebabkan tertekanya lapisan
lumpur di bawahnya, sehingga membentuk struktur kas
beban, struktur bola dan bantal (ball and pillow structures).

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Struktur api (flame structures)

Kejadiannya seperti pembentukan kas beban.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Nendatan dan Gelongsoran
Nendatan merupakan strtuktur plastis dalam lapisan pasir dan lumpur,
sepreti pembentukan struktur lipatan. Lipatan nendatan merupakan
bukti yang jelas tentang pergerakan memfocus dalam satu arah yang
tetap. Sejumlah lapisan sedimen ditransportkan secara memfocus di
sepanjang permukaan dasar.

Apabila pergerakan terhenti, pengendapan sedimen diteruskan, dan


kita akan dapati lipatan nendatan terletak di atara dua lapisan. Ini
adalah bukti yang menunjukkan lipatan nendatan merupakan lipatan
sin-pengendapan dan bukannya lipatan tektonik.

Struktur ini banyak ditemui di sekitar delta atau kipas laut dalam.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Kesan atau bekasan hujan (rain prints)
Bekasan hujan terbentuk batulempung yang ditindih batu
pasir yang sangat halus.

Bekasan hujan ini berbentuk bulat atau lonjong jika


ada angin bertiup semasa hujan jatuh. Bekasan
hujan ini berdiameter 2 hingga 10mm, dan mempunyai
tepian yang tinggi di sekelilingnya.
Bekasan hujan merupakan tanda lingkungan pengendapan
subaerial (atau daratan) yang baik.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Rekahan pengeringan (desiccation crack)
Rekahan pengeringan merupakan rekahan yang menerus
ke bawah dalam lumpur yang diisi oleh pasir. Pada
penampang mendatar, struktur ini berbentuk poligon.
Lebar rekahan individu adalah sekitar 1 mm atau lebih
sedikit.
Seperti bekasan hujan, struktur ini juga menunjukkan
lingkungan subaerial.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Daik pasir (sandstone dyke)
Daik pasir ialah tubuh pasir yang telah menerobos ke dalam
lumpur di atasnya dari lapisan pasir di bawah. Walaupun
susunannya hampir serupa dengan rekahan pengeringan,
namun rekahan daik pasir ini cenderung untuk habis
(lancip) ke atas, dan oleh fakta bahwa struktur ini
bermula dalam lapisan pasir induk di bawah. Struktur daik
pasir ini mencapai lebar beberapa meter dan panjang satu
kilometer.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


STRUKTUR SEDIMEN BIOGENIK
Berbagai jenis struktur dalam batuan sedimen terjadi
akibat hasil kerja suatu organisma, dan dikelompokan
sebagai struktur biogenik. Struktur ini juga dikenali
sebagai fosil jejak, dan diantara struktur biogenik
ialah;
•Kenampakan akar tumbuhan (plant rootlets)
•Kenampakan tapak (footprints)
•Rintisan (trails)
•Lubang sedimen halus (soft sediment burrows)
•Torehan batuan keras (hard rock boring)

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Sugeng W.-Dept. Oseanografi
STRUKTUR SEDIMEN BIOGENIK
Fosil bentonik menjadi petunjuk yang baik untuk
menentukan lingkungan pengendapan, dan kurang
sesuai untuk penentuan usia. Fosil bentonik
atau iknofosil dikelompokan sesuai aktivitas
pembentuknya atau mengikut topografinya ;

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Ichnofacies adalah struktur fosil yang terekam dalam sedimen atau
substrat lainnya oleh aktifitas organism pada masa lampau.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


Distribusi Ichnofasies Laut
Sugeng W.-Dept. Oseanografi
This ichnofacies indicates deep-water environments, including ocean floors
and deep marine basins.
Sugeng W.-Dept. Oseanografi
The ichnofacies occurs in a range of water depths between the
abyssal zone and the shallow continental shelf, in normal background
conditions of sedimentation

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


This ichnofacies represents mid and distal continental shelf situations,
below normal wave base, but may be affected by storm activity

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


All these traces typically indicate intertidal situations where the organisms
have to be able to respond rapidly in stressful conditions

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


This ichnofacies is typical of backshore, dune areas, and supratidal flats on the coast

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


The traces are preserved in fluvial and lacustrine sediments, often in the silts
and sands of redbed sequences.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


The traces occur in firm, but not lithified sediments, such as muds and silts in
marine intertidal and shallow subtidal zones.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


These are formed in shoreline rocks or in
lithified limestone hard grounds on the seabed.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


The Teredolites Ichnofacies is identified by the presence of borings in wood
(especially Teredolites), especially those produced by marine bivalves such as the
modern ship worm, Teredo.

Sugeng W.-Dept. Oseanografi


terimakasih

Sugeng W.-Dept. Oseanografi

Anda mungkin juga menyukai