Anda di halaman 1dari 20

RENCANA TATA RUANG RINCI

KAWASAN RAWAPENING
OUTLINE
PENDAHULUAN
1. Isu Strategis
2. Bentuk KSP
3. Deliniasi KSP
4. Fokus Penanganan
5. Tingkat Ketelitian Peta
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
KONSEP PENGEMBANGAN
1. Rencana Struktur Ruang
2. Rencana Pola Ruang
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
1. Indikasi Program
2. Kelembagaan
3. Pembiayaan
ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
1. Arahan Zonasi
2. Arahan perizinan
3. Arahan insentif disinsentif
4. Arahan sanksi
PENGELOLAAN KAWASAN
1. Peran Masyarakat
LATAR BELAKANG
RAWAPENING DIJADIKAN KSP:
• DEFINISI KSP: • Berperan penting dalam sistem
Wilayah yang penyediaan air (irigasi) di Jawa
penataan ruangnya Tengah
diprioritaskan • Penjaga sistem ekologis dalam
karena mempunyai DAS JRATUNSALUNA
pengaruh yang
sangat penting • Pembangkit listrik
secara • Pengendali banjir
regional/skala • Sumber mata pencaharian
provinsi (Perikanan, Wisata, Kerajinan)
KONDISI WILAYAH
• Kawasan Rawapening merupakan kawasan catchment area atau daerah
pengaliran sungai-sungai yang bermuara pada Danau Rawapening.
• Berdasarkan daerah pengaliran sungai, kawasan Sub DAS Rawapening
terdiri dari 9 sub-sub DAS
• Kapasitas air maks 65 juta m3 dan min 25 juta m3 dengan luasan genangan
maks 2.770 Ha dan min 1.650 Ha. Curah hujan rata-rata pada cathment
area 1.437,12 mm/tahun dengan total inflow pada musim penghujan
sebesar 8.190 l/dt dan musim kemarau 3.848 l/dt dari Sembilan sub-sub
DAS.
• Kondisi cathment area Sub DAS Rawapening kurang baik terutama oleh
vegetasi penutup tanah, menyebabkan kondisi sedimentasi yang cukup
tinggi dengan tingkat sedimentasi rata-rata 778,93 ton/tahun.
• Menjadi salah satu danau prioritas periode 2010-2014 (Konferensi Nasional
Danau Indonesia I yang melahirkan Kesepakatan Bali, 13 Agustus
2009dipilih berdasarkan parahnya tingkat kerusakan dan dampaknya
terhadap kehidupan masyarakat.
LANDASAN HUKUM
• UUNo 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia No 125
Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara No 4437) . Sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan UUNo 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU No 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia No 59 Tahun 2008,
Tambahan Lembaran Negara No 4844) ;
• UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007
No 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No 4725);
• UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
No 5059) ;
• UU No 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 No 118, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No 5160);
• UU No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 No 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No 5103);
• PP No.26 Tahun 2008 tentang RTRWN
• Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 No 6, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah No 28);
• Peraturan Daerah Kabupaten Semarang No 6 Tahun.2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2011 No 6);
• Peraturan Daerah Kota Salatiga No 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Salatiga (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 2011 No 4, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Salatiga No 4).
• Permen PU No.15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan RTR-KSN
2.1 KEDUDUKAN KSP DAN KSK
DALAM PERENCANAAN TATA RUANG
FUNGSI RTR-KSP Rawa Pening
• Alat koordinasi penataan ruang pada KSP-Rawapening
• Acuan penentuan ketentuan perizinan pemanfaatan ruang
dalam RTRW Kab Semarang dan Kota Salatiga
• Acuan dalam penyusunan RPJPD dan RPJMD baik di Prov.
Jawa Tengah maupun di Kab.Semarang dan Kota Salatiga
• Pedoman untuk penyusunan rencana program dan kegiatan
sektoral

Manfaat RTR-KSP Rawa Pening


• Mengembalikan fungsi ekologis rawapening dengan program
yang lebih fokus, terpadu, dan serasi;
• Pembangunan KSPD dengan wilayah provinsi dan kab/kota
dimana KSP Berada
• Agar fungsi KSP dapat lebih dimaksimalkan untuk
memberikan daya dukung lingkungan yang lebih bagi wilayah
sekitar
1 ISU STRATEGIS

ISU STRATEGIS KSP


-Penyusutan luas
permukaan air dan
ISU STRATEGIS PROVINSI
volume air
- Degradasi lingkungan -Lahan kritis di daerah
hulu
-Tingkat erosi yang tinggi
-Gulma air
-Pencemaran air dan
tanah
KRITERIA
• FUNGSI DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
HIDUP
2
TIPOLOGI, BENTUK, FOKUS
PENANGANAN DAN KETELITIAN PETA
Pertimbangan Fokus
No Tipologi Bentuk Ketelitian peta
deliniasi kawasan Penanganan
1. Kawasan kritis Berbasis Sub-DAS Penanganan 1:50.000
lingkungan kawasan Rawapening dan sedimentasi
Kawasan
penyangga KSP
Rawapening
• Luas kawasan
perencanaan
39.298,08 ha
• Terdiri dari 11
kecamatan dan
72 kel/desa
yang ada di Kab.
Semarang dan
Kota Salatiga
• Terdiri dari 9
sub sub DAS
Rawapening
3
TUJUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
TUJUAN
Mengembalikan dan Mempertahankan fungsi ekologis Danau Rawapening

KEBIJAKAN
“Pengembangan Kawasan Rawapening Sebagai Kawasan Konservasi
Strategis Perlindungan Air berbasis pelibatan masyarakat yang
berkelanjutan.

STRATEGI
1. Merehabilitasi fungsi lindung kawasan penyanga
2. Mencegah pemanfaatan ruang di dalam dan sekitar yang
berpotensi mengurangi fungsi lindung
3. Rehabilitasi dan pemeliharaan fungsi ekologis kawasan inti
(Danau Rawapening)
4. Pengembangan kegiatan budidaya yang ramah
lingkungan
5. Peningkatan Pelibatan masyarakat dalam proses
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian
4 KONSEP PENGEMBANGAN
STRUKTUR RUANG
• Menetapkan zona konservasi lingkungan ke dalam 2 zona: (1) Zona Rawa (Inti) (2) Zona
Penyangga;
• Sistem Pusat Kegiatan dan Jaringan Prasarana mengadop RTRW Provinsi dan RTRW
Kab/kota yang diarahkan untuk mendukung pencapaian wujud lingkungan yang selaras
dengan perlindungan dan daya dukung lingkungan hidup.
POLA RUANG
Konsep Pengembangan Kawasan Lindung
• Merencanakan luas hutan 30% dari luas sub-DAS rawapening
• Mempertahankan fungsi hutan lindung sebagai pendukung sistem penyangga;
• Mempertahankan fungsi kawasan resapan sebagai pendukung sistem penyangga;
• Mempertahankan fungsi lindung dan meningkatkan pengelolaan kawasan sempadan sungai,
kawasan sekitar Rawa Pening, dan kawasan sempadan sekitar mata air dari bahaya
kerusakan ekologi;
Pengembangan Kawasan Budidaya
• Peningkatan kualitas kawasan permukiman sesuai kebutuhan dengan berdasarkan
kelestarian lingkungan
• Pengembangan kawasan pertanian, perkebunan dan perikanan yang berpola pikir
lingkungan
• Pengembangan kawasan wisata alam yang berkualitas, konservatif yang didukung dengan
potensi alam setempat
PETA RENCANA PUSAT KEGIATAN
5
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
INDIKASI PROGRAM

• Normalisasi sungai dan muara sungai (danau);


• Pembersihan dan pengangkatan sebagian besar enceng gondok
• Pengembangan konservasi tanah dan rehabilitasi lahan;
• Pembinaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang ramah
lingkungan.
• Pembinaan kesadaran, kemampuan dan kelembagaan masyarakat
dalam pengelolaan kawasan DAS

PEMBIAYAAN DAN INSTITUSI PELAKSANA

• Dibentuk Badan Pengelolan Kawasan Rawapening


6
ARAHAN PENGENDALIAN
• Arahan Zonasi
Pelarangan kegiatan yang berpotensi merusak fungsi
lindung
Pengetatan kegiatan yang berpotensi mengurangi fungsi
lindung
• Arahan perizinan, sesuai peraturan perundang-undangan
• Arahan insentif disinsentif
Insentif bagi kab/kec yg memiliki kawasan lindung dan iur
bagi kab/kec penerima manfaat
Insentif bagi masy yg ikut berperan dalam pelestarian LH
Pembatasan sarpras pd kwsn lindung
• Arahan sanksi, sesuai peraturan perundang-undangan
7
PENGELOLAAN KAWASAN

• Dibentuk Badan Pengelolan Kawasan


Rawapening
PERAN MASYARAKAT

• Melibatkan masyarakat yang bernilai


tambah dalam perencanaan, pemanfaatan
dan pengendalian pemanfaatan.

Anda mungkin juga menyukai