Anda di halaman 1dari 69

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

DISKUSI DAN PERTEMUAN


KONSULTASI MASYARAKAT (PKM)

" POLA PENGELOLAAN


SUMBER DAYA AIR
PADA WILAYAH SUNGAI PAWAN"
LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang tentang Sumber Daya Air Nomor 17 Tahun 2019 Pasal 12 Poin B Pemerintah Daerah
Kabupaten/kota bertugas menyusun “Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai” Lintas Kabupaten

Pengelolaan upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi


Sumber Daya Air penyelenggaraan Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air,
dan Pengendalian Daya Rusak Air.

Pola Pengelolaan kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan


Sumber Daya Air mengevaluasikegiatanKonservasiSumberDaya Air, PendayagunaanSumberDaya Air,
dan PengendalianDayaRusak Air.

UNDANG - UNDANG RTRW, RPJP, RPJMD


NOMOR 17 TAHUN 2019 PROVINSI, KOTA DAN
TENTANG SUMBER DAYA AIR KABUPATEN

DILAKUKAN PENYUSUNAN POLA


PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH
SUNGAI PAWAN
MAKSUD TUJUAN

Untuk membuat arah Pola Pengelolaan SDA Agar tercapai tata kelola SDA yang
yang merupakan hasil perencanaan secara lebih baik yang sejalan dengan
menyeluruh dan terpadu yang diperlukan dalam Kebijakan pengelolaan sumber daya air
merencanakan, melaksanakan, memantau,
ditinjau menurut aspekaspek dalam
dan mengevaluasi kegiatan konservasi
pengelolaan sumber daya air yang
sumber daya air, pendayagunaan sumber
meliputi aspek konservasi sumber daya
daya air, dan pengendalian daya rusak air
pada wilayah sungai serta menyesuaikan air, pendayagunaan sumber daya air,
dengan isu-isu yang berkembang di WS Pawan pengendalian daya rusak air, dan sistem
selama 20 tahun mendatang agar tercapai informasi sumber daya air. dan isu-isu
peningkatan tata kelola SDA yang lebih baik. SDA yang berkembang.
Wilayah Sungai adalah kesatuan wilayah
Pengelolaan Sumber Daya Air dalam satu
atau lebih Daerah Aliran Sungai dan/atau
pulau - pulau kecil yang luasnya kurang dari
atau sama dengan 2000 km2

Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan yang


merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak anak
sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan
mengalirkan Air yang berasal dari curah hujan ke danau atau
laut secara alamiah, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan
yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

Sungai adalah Alur atau wadah air alami


dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran
air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu
sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri
oleh garis sempadan.
PENGELOLAAN
SUMBER DAYA AIR
merupakan kerangka dasar dalam merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi
kegiatan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian
daya rusak air pada setiap wilayah sungai, dengan
prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air
tanah serta keseimbangan antara upaya konservasi
sumber daya air dan pendayagunaan sumber daya
air.
Muatan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air

Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


42 Tahun 2008 Tentang PengelolaanSumber Daya Air,
dinyatakan bahwa pola pengelolaan sumber daya air
paling sedikit memuathal-hal sebagai berikut :

1 TUJUAN
2 DASAR PERTIMBANGAN (Asumsi, Standar, Kriteria)

3 SKENARIO KONDISI WILAYAH SUNGAI


(Perubahan iklim, pertumbuhan ekonomi, kebijakan politik)

4 ALTERNATIF STRATEGI TIAP SKENARIO


(Guna mencapai tujuan PSDA sesuai dengan skenario)

5 KEBIJAKAN OPERASIOANL
(Kebijakan guna implementasi strategi PSDA terpilih, contoh:
kebijakan penghematan air -> Penerapan tarif progresif)
PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN YANG TERKAIT DENGAN POLA
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
1 Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Alenia ke 4 Pembukaan dan Pasal 33 (3)

2 Undang – Undang
Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati/Peraturan Pemerintah No 28 Tahun
2011 tentang pengelolaan kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam
Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang kehutanan menjadi
undang undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Nomor 2 Tahun 2015 tentang perubahan Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN YANG TERKAIT DENGAN POLA
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

2 Undang – Undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan
Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air

3 Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaran Penanggulangan Bencana
Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan
Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaran Kawasan Ekonomi Khusus
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN YANG TERKAIT DENGAN POLA
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

3 Peraturan Pemerintah
Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Nomor 46 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengamatan dan Pengelolaan Data Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi
Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum
Nomor 13 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

4 Peraturan Presiden
Nomor 33 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air
Nomor 70 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Nomor 88 Tahun 2012 Tentang Kebijakan Pengelolaan Sistem Informasi Hidrologi, Hidrometeorologi dan Hidrogeologi pada Tingkat
Nasional
Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024
Nomor 35 Tahun 1992 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Tahun Anggaran 2023 Penetapan Cekungan Air Tanah
PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN YANG TERKAIT DENGAN POLA
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

5 Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 28/PRT/M/2009 tentang Daya Tampung Pencemaran Air Danau dan atau
Bendungan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria Penetapan WS
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 07/PRT/M/2015 tentang Pengaman Pantai
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 08/PRT/M/2015 tentang Sempadan Irigasi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan Sumber Air
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10/PRT/M/2015 tentang Pedoman Teknis & Tatacara
Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2015 tentang Darurat Daya Rusak Air
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status
Irigasi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 26/PRT/M/2015 tentang Pengalihan Alur Sungai
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Sempadan Sungai dan Danau
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor dan Perumahan Rakyat 29/PRT/M/2015 tentang Rawa
Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 02 Tahun 2017 tentang Cekungan Air Tanah di Indonesia
PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN YANG TERKAIT DENGAN POLA
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

6 Peraturan Daerah
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 10 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2014 – 2034
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2005 – 2025
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 1 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 – 2023.

RT RW NASIONAL, PROVINSI, KAB. KETAPANG, KAB. KAYONG UTARA, KAB. MELAWI, KAB.
7 SEKADAU, KAB. SINTANG

8 RPJP PROVINSI, KAB. KETAPANG, KAB. KAYONG UTARA, KAB. MELAWI, KAB. SEKADAU,
KAB. SINTANG

9 RPJM PROVINSI, KAB. KETAPANG, KAB. KAYONG UTARA, KAB. MELAWI, KAB. SEKADAU,
KAB. SINTANG
BAGAN ALIR PENETAPAN POLA PSDA

TAHAP 1 Mempelajari Kebijakan yang Berlaku Penyempurnaan Rumusan Masalah dan


TAHAP 2
PERSIAPAN Dalam Pengelolaan SDA PENYUSUNAN Kemungkinan Pengemangan Potensi SDA

Skenario ANALISIS
Inventaris Data Identifikasi Kondisi Lingkunagn &
Permasalahan

Penyusunan Strategi dan Kebijakan Operasional


(Rancangan Pola Pengelolaan SDA WS)

Pemaparan Kondisi Umum SDA


Pada Wilayah Sungai
PKM 2

PKM 1
Penyempurnaan Rancangan Pola

TAHAP 2 Proses Penetapan


TAHAP 3
PENYUSUNAN
PENETAPAN

Pola Pengelolaan Sumber Daya Air


IDENTIFIKASI KONDISI LINGKUNGAN DAN
PERMASALAHAN
1 Identifikasi Aspek Konservasi SDA, khususnya terhadap:
3 Identifikasi Aspek Pengendalian Daya Rusak Air, khususnya terhadap:

1. Tingkat kekritisanDAS (persentase tutupan lahan, laju erosi, 1. Terjadinya bencana (banjir, longsor, gempa, abrasi pantai);
sedimentasi, rasio Qmax/Qmin); 2. Erosi tebing dan degradasi sungai;
2. Tingkat penggerusan garis pantai; dan 3. Sedimentasi muara sungai;
3. Aset - Aset untuk kepentingan konservasi SDA 4. Pencemaran sungai (kualitas air sungai, jenis, jumlah dan lokasi
limbah yang dibuang ke sungai).

2 Identifikasi Aspek Pendayagunaan SDA, khususnya terhadap:

4 Identifikasi Aspek SISDA, khususnya terhadap:


1. Ketersediaan air permukaan dan air tanah;
2. Jaringan dan bangunan irigasi (luas DI, alokasi air, potensi yang 1. Kerapatan, jumlah, dan kondisi (berfungsi/rusak) stasiun hujan,
dapat dikembangkan); stasiun pengukur tinggi muka air/debit, stasiun klimatologi, dan
3. Sumber-sumber air untuk air baku dan kemampuan pelayanan air stasiun pengamatan kualitas air pada sumber dan badan air
bersih; eksisting;
4. Sektor-sektor dengan kebutuhan air dominan; 2. Keberadaan data (series) curah hujan dan sebit (periode
5. Jumlah penggunaan air permukaan dan air tanah dengan komposisi ketersediaan, kelengkapan, dan keakuratan data);
penggunaannya; 3. Kondisi SISDA eksisting
6. Lokasi dengan kondisi defisit/surplus air;
7. Neraca air per DAS (water district)
IDENTIFIKASI KONDISI LINGKUNGAN DAN
PERMASALAHAN

5 Identifikasi Aspek KPemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat dan dunia


usaha serta kelembagaan terkait PSDA WS, khususnya terhadap:

1. Keberadaan dan jumlah organisasi pengguna air


2. Kemandirian organisasi
3. Keberadaan dan peran dunia usaha yang sangat
tergantung dengan keberadaan air
4. Kelembagaan Pengelolaan SDA
POTENSI YANG DAPAT DIKEMBANGKAN
TERKAIT SDA

1. Peningkatan transportasi sungai;


2. Sektor-sektor pertanian, industri, dan
pariwisata, perkebunan, dan perikanan
termasuk pengusahaannya

Identifikasi terhadap aspirasi seluruh pemilik


kepentingan SDA khususnya mengenai
harapan terhadap Pengelolaan SDA WS
Pawan di masa yang akan datang.
PENGUMPULAN DATA
PENGUMPULAN DATA
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS DATA
ANALISIS DATA
ANALISIS DATA
ANALISIS DATA
ANALISIS DATA
INDIKATOR PENGELOLAAN SDA
PSDA
ISU STRATEGIS NASIONAL

KETAHANAN AIR KETAHANAN PANGAN KETAHANAN ENERGI

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERUBAHAN IKLIM GLOBAL NASIONAL DAN DAERAH
ISU STRATEGIS LOKAL

KONSERVASI, KONVERSI RAWA DAN BANJIR DAN SEDIMENTASI KEKERINGAN


KERUSAKAN PANTAI

KEGIATAN PERTAMBANGAN BAIK


LAHAN KRITIS PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
ILEGAL MAUPUN LEGAL
ISU STRATEGIS LOKAL

DAERAH PERBATASAN, DAERAH PESISIR


PENGAMANAN PANTAI PENGEMBANGAN DAERAH IRIGASI
DAN DAERAH TERTINGGAL

PEMBANGUNAN BANDARA PEMBANGUNAN PELABUHAN


POS LINTAS BATAS NEGARA (PLBN)
NASIONAL ANTAR PROVINSI
DAS PAWAN
Das Pawan merupakan salah satu Das terluas yang terdapat di
WS Pawan. Luas DAS Pawan yaitu 10.473 Km2. Das ini
terbentang di 5 wilayah kabupaten di Kalimantan Barat yaitu
Kabupaten; Ketapang, Kayong Utara, Melawi, Sintang, dan
Sekadau
Pemanfaatan
Infrastruktur Permukiman Industri Pariwisata

Dermaga Pabrik Alun-alun Gst M Saunan

Rumah Adat Melayu


Pelabuhan Rumah Walet

Pendopo
Jembatan

Pelayanan Umum
Perkuatan Tebing Kawasan Hutan

SPBN
Mercusuar Hutan Kota

Basarnas
Hutan Mangrove
Perkebunan
PLTU Perikanan
Kebun Sawit
PDAM Tambak Ikan
Kerusakan
NO Jenis Kerusakan Penyebab Kerusakan Desa Kecamatan

1 Tanjung Pasar Muara Pawan

2 Erosi Pengikisan oleh air sungai Sungai Awan Kanan Muara Pawan

3 Suka Bangun Dalam Delta Pawan

4 Lahan Kritis Pengikisan oleh air sungai Tanjung Pasar Muara Pawan

5 Lahan Kritis Pengikisan oleh air laut Suka Bangun Delta Pawan

6 Abrasi Pengikisan oleh air laut Suka Bangun Dalam Delta Pawan
Kerusakan

EROSI LAHAN KRITIS


(AKIBAT DARI PENGIKISAN OLEH AIR SUNGAI) (AKIBAT DARI PENGIKISAN OLEH AIR SUNGAI)

ABRASI
(AKIBAT DARI PENGIKISAN OLEH AIR LAUT)
DAS SEMANDANG
Das Semandang merupakan salah satu Das terluas kedua
setelah DAS Pawan yang terdapat di WS Pawan. Luas DAS
Semandang yaitu 2.533 Km2. Das ini terbentang di 2 wilayah
kabupaten di Kalimantan Barat yaitu Kabupaten; Ketapang
dan Kayong Utara.
DATA YANG
DIDAPATKAN
Pemanfaatan
Permukiman Perkebunan

Kebun Sawit
Industri
Pertambangan

Pabrik Kebun Pisang


Tambang Bauksit

Rumah Walet Kebun Karet

Infrastruktur
Kawasan Hutan

Dermaga
Hutan Kota

Jembatan
Hutan Mangrove

Perkuatan Tebing
Kerusakan
No Jenis Kerusakan Penyebab Kerusakan Desa Kecamatan

1 Teluk Melano Simpang Hilir

2 Penjalaan Simpang Hilir

3 Erosi Pengikisan oleh air sungai Sungai Mata - Mata Simpang Hilir

4 Batu Barat Simpang Hilir

5 Penjalaan Simpang Hilir


Kerusakan
No Jenis Kerusakan Penyebab Kerusakan Desa Kecamatan

6 Erosi Pengikisan oleh air sungai Mantan Jaya Simpang Hilir

7 Lahan Kritis Pengikisan oleh air sungai Mantan Jaya Simpang Hilir
Kerusakan

EROSI LAHAN KRITIS


(AKIBAT DARI PENGIKISAN OLEH AIR SUNGAI) (AKIBAT DARI PENGIKISAN OLEH AIR SUNGAI)
DAS SEMANAI
Das Semanai merupakan salah satu Das dengan wilayah
terkecil yang terdapat di WS Pawan. Luas DAS Semanai yaitu
256 Km2. Das ini terbentang di Kayong Utara.
Pemanfaatan
Infrastruktur Pelayanan Umum Kawasan Hutan

Dermaga SPBN Hutan Mangrove

Jembatan Basarnas

Kerusakan
Kerusakan sempadan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang
bersifat alami maupun disebabkan oleh kegiatan manusia. Berdasarkan
hasil pengamatan di lapangan, tidak terdapat kerusakan yang parah di
sempadan sungai yang ada di DAS Semanai.
DAS SIDUK
Das Siduk merupakan salah satu Das dengan wilayah terkecil
kedua setelah DAS Semanai yang terdapat di WS Pawan. Luas
DAS Siduk yaitu 270 Km2. Das ini terbentang di 2 wilayah
kabupaten di Kalimantan Barat yaitu Kabupaten; Ketapang
dan Kayong Utara.
Pemanfaatan
Permukiman

Pertambangan Industri

Tambang Pasir Rumah Walet

Infrastruktur Perkebunan

Dermaga Kebun Sawit

Jembatan
Kerusakan
No Jenis Kerusakan Penyebab Kerusakan Desa Kecamatan

1 Simpang Tiga Sukadana

Abrasi Pengikisan oleh air laut

2 Kuala Satong Matan Hilir Utara

3 Riam Berasap Jaya Sukadana

4 Erosi Pengikisan oleh air sungai Kuala Satong Matan Hilir Utara

5 Riam Berasap Jaya Sukadana


Kerusakan

EROSI ABRASI
(AKIBAT DARI PENGIKISAN OLEH AIR SUNGAI) (AKIBAT DARI PENGIKISAN OLEH AIR LAUT)
DAS TOLAK
Das Tolak merupakan salah satu Das yang terdapat
di WS Pawan. Luas DAS Tolak yaitu 628 Km2. Das
ini terbentang di Ketapang.
Pemanfaatan
Perkebunan Permukiman Pertambangan Industri

Kebun Karet Bauksit Rumah Walet

Kebun Kelapa Pabrik Kayu

Kebun Sawit Pelayanan Umum Penggergaji Kayu

SPBN
Perikanan
Infrastruktur
Tambak Ikan
Jembatan
Kawasan Hutan
Menara Sutet
Hutan Mangrove
Dermaga
Kerusakan

EROSI LAHAN KRITIS


(AKIBAT DARI PENGIKISAN OLEH AIR SUNGAI) (AKIBAT DARI PENGIKISAN OLEH AIR SUNGAI)

ABRASI
(AKIBAT DARI PENGIKISAN OLEH AIR LAUT)
Kerusakan

No Jenis Kerusakan Penyebab Kerusakan Desa Kecamatan

1 Pengikisan oleh air Laut Kuala Tolak Matan Hilir Utara

Abrasi

2 Pengikisan oleh air laut Tempurukan Muara Pawan

3 Pengikisan oleh air sungai Kuala Tolak Matan Hilir Utara

4 Erosi Pengikisan oleh air sungai Kuala Satong Matan Hilir Utara

5 Pengikisan oleh air sungai Tempurukan Muara Pawan


Kerusakan
No Jenis Kerusakan Penyebab Kerusakan Desa Kecamatan

Pengikisan oleh air sungai &


6 Kuala Tolak Matan Hilir Utara
Penebangan Liar

Pengikisan oleh air sungai &


7 Lahan Kritis Tanjung Baik Budi Matan Hilir Utara
Penebangan Liar

Pengikisan oleh air sungai &


8 Tempurukan Muara Pawan
Penebangan Liar
DAS PESAGUAN
Das Pesaguan merupakan salah satu Das yang terdapat
di WS Pawan. Luas DAS Pesaguan yaitu 2.174 Km2. Das
ini terbentang di Ketapang.
Pemanfaatan

Perkebunan Peternakan

Permukiman
Kebun Sawit Peternakan Sapi

Kebun Kelapa

Infrastruktur
Industri Kawasan Hutan
Dermaga
Rumah Walet Hutan Mangrove
Jembatan
Kerusakan
No Jenis Kerusakan Penyebab Kerusakan Desa Kecamatan

1 Pesaguan Kiri Matan Hilir Selatan

2 Pesaguan Kanan Matan Hilir Selatan

3 Erosi Pengikisan oleh air sungai Pesaguan Gadung Matan Hilir Selatan

4 Pesaguan Kanan Matan Hilir Selatan

5 Pematang Gadung Matan Hilir Selatan


No Jenis Kerusakan Penyebab Kerusakan Desa Kecamatan

6 Abrasi Pengikisan oleh air laut Pesaguan Kanan Matan Hilir Selatan

7 Pematang Gadung Matan Hilir Selatan

Lahan Kritis Banjir dan Penebangan Liar

8 Pesaguan Kanan Matan Hilir Selatan


Kerusakan

ABRASI
EROSI
(AKIBAT DARI PENGIKISAN OLEH AIR LAUT)
(AKIBAT DARI PENGIKISAN OLEH AIR SUNGAI)

LAHAN KRITIS
(AKIBAT DARI PENGIKISAN OLEH AIR SUNGAI)
OUTPUT POLA PSDA
MATRIKS KEBIJAKAN OPERASIONAL

Aspek Konservasi Sumber Daya Air

Analisis Permasalahan Strategi Target

Peningkatan lahan kritis Rehabilitasi Lahan Penurunan lahan kritis

Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air

Analisis Permasalahan Strategi Target

Defisit Air RKI dan Irigasi Pemenuhan kebutuhan air dan Kebutuhan Air RKI dan Industri
peningkatan SDM terpenuhi sesuai target SDG’s
OUTPUT POLA PSDA
MATRIKS KEBIJAKAN OPERASIONAL

Aspek Pengendalian Daya Rusak

Analisis Permasalahan Strategi Target

Peningkatan debit dan frekuensi banjir Pengendalian banjir Penurunan debit dan frekuensi banjir
OUTPUT POLA PSDA
MATRIKS KEBIJAKAN OPERASIONAL

Aspek Sistem dan Informasi SDA

Analisis Permasalahan Strategi Target

Kuantitas dan kualitas data yang


Penyediaan data & informasi SDA yang akurat, Pengembangan SIH3
berkesinambungan dan berkualitas
tepat waktu, berkelanjutan dan mudah diakses

Aspek Pemberdayaan Masyarakat dan Peran Dunia Usaha

Analisis Permasalahan Strategi Target

Masyarakat belum aktif dalam perencanaan Pembentukan komunitas dan forum -


Masyarakat berperan aktif dalam perencanaan
dan pelaksanaan pengelolaan SDA forum peduli sungai dan lainnya
dan pelaksanaan pengelolaan SDA
DATA YANG SUDAH
DIDAPAT
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai