Anda di halaman 1dari 37

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

DINAS PEKERJAAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN PERUMAHAN RAKYAT


Alamat : Jalan Tengkawang No.01 Samarinda Kalimantan Timur Kode Pos 75125 Fax. No. (0541) 275666
Website : http//dpupkaltimprov.go.id email : dpupr.sekumum@gmail.com

RAKORTEK SUMBER DAYA AIR


2022, BALIKPAPAN

POLA WILAYAH SUNGAI


KARANGAN

1
Definisi Pola Wilayah Sungai

Permen PUPR No. 2 Tahun 2013

Dokumen pola wilayah sungai berisi >>>>> pola pengelola sumber daya air
dalam suatu wilayah sungai

Pola pengelolaan sumberdaya air adalah kerangka dasar dalam merencanakan,


melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan:

•Konservasi sumber daya air


•Pendayagunaan sumber daya air
•Pengendalian daya rusak air
•Sistem informasi sumber daya air
•Pemberdayaan masyarakat

2
Visi dan Misi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air di WS Karangan

VISI :
“Terwujudnya kemanfaatan sumber daya air yang
berkelanjutan bagi kesejahteraan seluruh masyarakat di WS
Karangan”

3
Maksud, Tujuan dan Sasaran Pola Pengelolaan Sumber Daya Air di WS
Karangan

Maksud :

Tersusunnya kerangka dasar dalam


merencanakan, melaksanakan, Tujuan Umum:
memantau, dan mengevaluasi
Untuk menjamin terselenggaranya
kegiatan konservasi sumber daya air,
pengelolaan sumber daya air yang dapat
pendayagunaan sumber daya air,
memberikan manfaat sebesar-besarnya
pengendalian daya rusak air,
bagi kepentingan masyarakat, khususnya
pemberdayaan peran serta masyarakat
di WS Karangan.
dan swasta dalam pengelolaan sumber
daya air, dan pengembangan sistem
informasi sumber daya air di WS
Karangan.
4
Maksud, Tujuan dan Sasaran Pola Pengelolaan Sumber Daya Air di WS
Karangan
Tujuan Spesifik:
1. memenuhi kepentingan dan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur dalam pengelolaan sumber
daya air Wilayah Sungai Karangan
2. memenuhi kebutuhan sumber daya air bagi semua pemanfaat sumber daya air di WS Karangan
3. mengupayakan sumber daya air (air, sumber air, dan daya air) yang terkonsentrasi, berdaya dan berhasil guna,
dimana daya rusak dapat dikendalikan, dikelola secara menyeluruh, terpadu, dalam satu kesatuan system tata air
WS Karangan.
4. melakukan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dengan selalu memenuhi fungsi lingkungan hidup dan
ekonomi secara selaras, serta menjaga keseimbangan antara ekosistem dan daya dukung lingkungan

Sasaran:
5. kebijakan dalam konservasi sumber daya air di WS Karangan
6. kebijakan dalam pendayagunaan sumber daya air di WS Karangan dengan memperhatikan kebijakan daerah,
termasuk arahan dalam penataan ruang wilayah
7. kebijakan dalam pengendalian daya rusak air di WS Karangan
8. kebijakan dalam pelaksanaan sistem informasi sumber daya air di WS Karangan
9. kebijakan dalam merumuskan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumber daya air WS Karangan
5
Wilayah Administrasi di Wilayah Sungai Karangan
Menurut Peratuan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 4/ A/ PRT/ M/ 2015
tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai, disebutkan bahwa Wilayah Sungai (WS)
Karangan merupakan WS Lintas Kabupaten (Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau,
Kabupaten Kutai Kertanegara, dan Kota Bontang) dalam Provinsi Kalimantan Timur.

6
Wilayah Administrasi di Wilayah Sungai Karangan
Wilayah Sungai Karangan berdasarkan wilayah administrasi meliputi 24 wilayah kecamatan yaitu 13 wilayah
kecamatan di Kabupaten Kutai Timur, 5 wilayah kecamatan di Kabupaten Berau, 3 wilayah kecamatan di
Kabupaten Kutai Kertanegara, dan 3 wilayah kecamatan di Kota Bontang.

7
Daerah Aliran Sungai dalam Wilayah Sungai Karangan
Wilayah Sungai Karangan terdiri dari 43 (empat puluh tiga) Daerah Aliran Sungai (DAS)
dengan luas total 19.696,61 km2 .

Mengacu pada Permen PUPR No 4


Tahun 2015 tentang Kriteria dan
Penetapan Wilayah Sungai
8
Daerah Aliran Sungai dalam Wilayah Sungai Karangan

DAS terbesar dalam WS Karangan adalah DAS


Karangan dengan luas 4.350,50 km2 disusul
DAS Bengalon (3.237,40 km2), DAS Manubar
(2.282,60 km2), DAS Sangatta (1.912,65 km2),
dan DAS Santan (1.294,43 km2).

9
SKEMA JARINGAN SUNGAI-SUNGAI UTAMA WS KARANGAN

Sungai terpanjang dalam WS Karangan adalah Sungai Manubar dengan panjang 186,39
km. Disusul Sungai Karangan (144,11 km), Sungai Bengalon (97,30 km), Sungai Santan
(69,48 km), dan Sungai Sangatta (60,22 km). 10
Isu-Isu Strategis

Isu Strategis Nasional Isu Strategis Lokal

1. Ketahanan air 1. Banjir dan banjir bandang

2. Ketahanan pangan 2. Kebakaran hutan


3. Gelombang ekstrim dan abrasi pantai
3. Ketersediaan energi dan penerapan
sumber energi alternatif 4. Kekeringan
5. Tanah longsor
4. Perubahan iklim global
6. Deforestasi dan degradasi hutan
5. Penerapan teknologi informasi dan 7. Pengelolaan kawasan karst berkelanjutan
komunikasi
8. Kualitas air dan kualitas udara
9. Pengelolaan kawasan pertambangan
10. Pengelolaan limbah
11. Lahan kritis
12. Kualitas air sungai

11
Analisis
Aspek Konservasi Sumber Daya
Air

12
 Analisis aspek konservasi sumber daya air
1. Lahan Kritis

Jika ditinjau dari persentase luas lahan kritis dan sangat kritis terhadap luas DAS, maka
enam besar DAS yang memiliki prosentase lahan kritis dan sangat kritis paling luas adalah
DAS Tanjung 31,14%, DAS Guntung 28,36%, DAS Lipat 23,04%, DAS Bontang 21,15%,
DAS Selimpus 20,97% dan DAS Nyerakat 17,23%.

Keenam DAS tersebut masuk dalam kualifikasi tinggi dan sangat tinggi, artinya keenam
DAS tersebut perlu segera mendapatkan penanganan untuk mencegah meluasnya lahan
kritis dan memulihkan kondisi lahan yang sudah kritis.
13
 Analisis aspek konservasi sumber daya air
1. Lahan Kritis

14
 Analisis aspek konservasi sumber daya air
2. Prosentase luas hutan dan belukar terhadap luas DAS

• Jika mengacu pada Peraturan Gubernur No.2 Tahun 2018 pasal 11 yang menetapkan luas
hutan minimal 30% dari luas DAS, maka luas lahan non hutan tidak boleh lebih dari 70% dari
luas DAS.
• Ada beberapa DAS yang luas hutan dan belukarnya kurang dari 30%, yakni:
• DAS Muara Badak, DAS Nyerakat, DAS Bulu, DAS Sangatta Baru, DAS Kaliorang, DAS
Mangenay, dan DAS Marukangan.
• Perlu segera dilakukan penanganan khusus dari instansi-instansi terkait untuk mencegah
makin meluasnya pembukaan lahan dan melakukan reboisasi di DAS tersebut.

15
 Analisis aspek konservasi sumber daya air
3. Kebakaran hutan dan lahan
• Potensi bahaya karhutla disusun berdasarkan parameter jenis hutan dan lahan, iklim
serta jenis tanah. Berdasarkan parameter tersebut dibuat peta bahaya karhutla dan
diperoleh luas bahaya karhutla yang ditabelkan pada Tabel 2.105.

• Lima besar DAS dengan luas bahaya karhutla yang paling tinggi adalah DAS
Bengalon seluas 2179,44 km2, DAS Karangan 1324,86 km2, DAS Sangatta 600,50
km2, DAS Manubar 411,48 km2, dan DAS Susuk 213,99 km2.

• Jika ditinjau dari persentasi luas bahaya karhutla terhadap luas DAS, maka lima besar
DAS dengan persentase terbesar adalah DAS Bulu 92,81%, DAS Sekurau 88,24 %,
DAS Sekerat 87,76 %, DAS Semberang 85,24 %, dan DAS Marukangan 68,03%.

• Jika mengacu pada wilayah administratif, maka luas bahaya kebakaran hutan dan
lahan kategori sedang dan tinggi ada di Kec. Kelay seluas 5633,56 km 2, Kec.
Bengalon 3223,71 km2, Kec. Karangan 2911,49 km2, Kec. Sandaran 2694,20 km2,
Kec. Tabalar 2132,67 km2, Kec. Telen (1174,80 km2, Kec. Marangkayu 1079,73 km2,
Kec. Sangkulirang 1011,17 km2, Kec. Teluk Pandan 909,19 km2, dan Kec. Kaubun
863,825 km2. 16
 Analisis aspek konservasi sumber daya air
4. Erosi lahan dan sedimentasi sungai
Perkiraan erosi lahan telah dilakukan pada DAS-DAS besar dan DAS-DAS dengan
persentase bukaan lahan terluas. Analisis erosi lahan dilakukan dengan pendekatan
Universal Soil Loss Equation (USLE). Perkiraan besarnya erosi yang terjadi pada masing-
masing DAS tersebut disajikan pada Tabel berikut

Erosi total pada


No DAS E (ton/ha/tahun) Luas (ha)
DAS (ton/tahun)
1 Karangan 77,15 435.050 33.563.761
2 Bengalon 46,06 323.740 14.912.026
3 Manubar 38,02 228.260 8.678.788
4 Sangatta 194,75 191.265 37.249.582
5 Marukangan 113,79 31.347 3.567.022
6 Rapak 141,44 35.949 5.084.830
7 Mangenay 152,83 5.569 851.100
8 Kerajaan 84,11 25.808 2.170.827
9 Susuk 70,29 39.021 2.742.899
10 Muara Badak 173,57 4.081 708.313
11 Marangkayu 200,44 28.488 5.710.155
12 Santan 193,46 129.443 25.042.126
13 Bontang 188,53 6.868 1.294.979
Sumber: Hasil analisis, tahun 2021.
17
 Analisis aspek konservasi sumber daya air
4. Erosi lahan dan sedimentasi sungai
Tanah Hilang
Kelas Bahaya Erosi Keterangan
(ton/ha/tahun)
I < 15 Sangat ringan
II 15 – 60 Ringan
III 60 – 180 Sedang
IV 180 – 480 Berat
V > 480 Sangat berat
Sumber: Kementerian Kehutanan, tahun 1997.

Tanah hilang
No DAS E (ton/ha/tahun) Keterangan
(ton/ha/tahun)
1 Karangan 77,15 60 – 180 Sedang
2 Bengalon 46,06 15 – 60 Ringan
3 Manubar 38,02 15 – 60 Ringan
4 Sangatta 194,75 180-480 Berat
5 Marukangan 113,79 60 – 180 Sedang
6 Rapak 141,44 60 – 180 Sedang
7 Mangenay 152,83 60 – 180 Sedang
8 Kerajaan 84,11 60 – 180 Sedang
9 Susuk 70,29 60 – 180 Sedang
10 Muara Badak 173,57 60 – 180 Sedang
11 Marangkayu 200,44 180 – 480 Berat
12 Santan 193,46 180 – 480 Berat
13 Bontang 188,53 180 – 480 Berat
Sumber: Hasil analisis, tahun 2021 18
 Analisis aspek konservasi sumber daya air
4. Erosi lahan dan sedimentasi sungai
Besarnya hasil erosi lahan yang masuk ke dalam sungai dan menjadi sedimen sering disebut
hasil sedimen (sediment yield) Y. Nilai Y dalam ton per tahun dapat diperkirakan dengan
menggunakan perhitungan nisbah pelepasan sedimen (Sediment Delivery Ratio/ SDR).
Besarnya sedimen hasil erosi lahan yang masuk ke dalam sungai dapat dilihat pada Tabel
berikut

19
 Analisis aspek konservasi sumber daya air
5. Kualitas air
Sampel air dari beberapa sungai yang ada di dalam WS Karangan telah di uji di laboratorium.
Hasil uji parameter-parameter kualitas air dibandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan
dalam PP No.22 tahun 2021 dan Perda Kaltim No.02 tahun 2011. Dapat disimpulkan bahwa
hampir semua air sungai di WS Karangan tidak memenuhi baku mutu air baku kelas 1.

6. Luas ijin pertambangan


• Lahan pertambangan di WS Karangan terdiri 2 (dua) kategori yakni lahan tambang berdasarkan
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dan lahan tambang
berdasarkan Ijin Usaha Pertambangan (IUP). Luas ijin tambang terbesar berada di DAS
Bengalon yang terdiri dari IUP Kabupaten Kutai Timur (829,03 km2) dan PKP2B (549,82 km2).

• Lima besar DAS dengan luas ijin pertambangan paling luas adalah DAS Bengalon seluas
1378,85 km2, DAS Karangan 939,85 km2, Santan 870,47 km2, Sangatta 707,31 km2,
Marangkayu 188,07 km2 dan DAS Sekurau 186,09 km2.

• Jika ditinjau persentase luas ijin tambang terhadap luas DAS, maka dapat diidentifikasi beberapa
DAS yang persentase luas ijin tambangnya sangat mencemaskan, yakni DAS Bulu sebesar
94,52%, DAS Rapak 91,13%, DAS Sangkimah 83,83%, DAS Sanganakan 80,572%, DAS
Sambera 72,88%, DAS Sekurau 72,13%, DAS Santan 67,25%, DAS Selimpus 66,55%, DAS
Marangkayu 66,02%, dan DAS Lipat 65,65%. 20
 Analisis aspek konservasi sumber daya air
7. Luas perkebunan
• Terdapat sepuluh DAS yang perlu mendapat perhatian karena memiliki tutupan
lahan perkebunan terluas, yakni DAS Karangan 937,12 km2, DAS Bengalon
727,61 km2, DAS Manubar 359,17 km2, DAS Marukangan 239,15 km2, DAS
Rapak 166,40 km2, DAS Susuk 158,98 km2, DAS Kerajaan 156,20 km2, DAS
Sangatta 147,15 km2, DAS Benuyaan 94,17 km2, DAS Kolek 77,82 km2.

• DAS dengan ijin perkebunan kelapa sawit terluas ada di DAS Karangan 750,63
km2, DAS Bengalon 649,53 km2, DAS Manubar 226,67 km2, DAS Marukangan
197,33 km2, dan DAS Rapak 147,29 km2.

• Jika ditinjau berdasarkan persentase luas perkebunan kelapa sawit terhadap luas
DAS, maka DAS yang memiliki persentase perkebunan sawit tertinggi adalah
DAS Marukangan 62,95%, DAS Kerajaan 49,19%, DAS Mangenay 47,15%,
DAS Sumber Agung 43,45%, dan DAS Rapak 40,97%.

21
Analisis
Aspek PENDAYAGUNAAN
SUMBER DAYA AIR

22
SKEMA KESEIMBANGAN AIR KONDISI EKONOMI SEDANG

Pada kondisi ekonomi sedang terdapat 13 DAS yang defisit air baku, yaitu DAS
Sambera, DAS Marangkayu, DAS Nyerakat, DAS Bontang, DAS Guntung, DAS
Sangkimah, DAS Sekerat, DAS Kaliorang, DAS Kolek, DAS Rapak, DAS
23
Selangkau, DAS Bakil, dan DAS Petuang.
Analisis
Aspek Daya Rusak Air

24
 Analisis Aspek Daya Rusak Air
1. Analisis Banjir

Analisa debit banjir dilakukan per DAS menggunakan metode hidrograf satuan sintetik
(HSS) Nakayasu. Hasil perhitungan debit banjir rencana dari masing-masing DAS di WS
Karangan dengan periode ulang 2, 5, 10, 15, dan 20 tahun. Berdasarkan hasil analisis
tersebut, diketahui bahwa debit banjir terbesar terjadi di DAS Bengalon dan DAS Sangatta.
25
 Analisis Aspek Daya Rusak Air
2. Analisis Tanah Longsor Luas Bahaya Longsor Kelas Tinggi
450
Luas bahaya longsor dengan kelas bahaya tinggi ada di DAS 394,7

Luas Bahaya Longsor (km2)


400
Karangan (394,70 km2), DAS Bengalon (176,10 km2), DAS 350
300
Sandaran (20,24 km2), dan DAS Kembalun (15,33 km2).
250
Jika dilihat dari persentase luas bahaya sedang dan tinggi 200 176,1
150
terhadap luas DAS, maka DAS Karangan memiliki
100
persentase terbesar yakni 25,62% disusul oleh DAS 50 20,24 15,33
Sandaran (25,06%) dan DAS Bengalon (15,57%). 0
DAS Karangan DAS Bengalon DAS Sandaran DAS Kembalun
Nama DAS
Kecamatan dengan tingkat bahaya tanah longsor sedang adalah
1. Kec. Marangkayu (DAS Santan)
2. Kec. Teluk Pandan (DAS Santan, DAS Guntung, dan DAS Sanganakan)
3. Kec. Rantau Pulung (DAS Sangkimah, dan DAS Sangatta)
Kecamatan dengan kelas bahaya tanah longsor tinggi
4. Kec. Sangatta Utara (DAS Sangatta)
adalah
5. Kec. Bengalon (DAS Bengalon, dan DAS Sekurau),
1. Kec. Karangan (DAS Karangan bagian hulu),
6. Kec. Kaliorang (DAS Selangkau),
2. Kec. Sandaran (DAS Sandaran bagian hulu).
7. Kec. Kaubun (DAS Rapak),
8. Kec. Karangan (DAS Karangan),
9. Kec. Biatan (DAS Petuang),
10. Kec. Sangkulirang (DAS Kerajaan),
11. Kec. Sandaran (DAS Manubar, dan DAS Sandaran),
26
12. Kec. Biduk-Biduk (DAS Kembalun).
 Analisis Aspek Daya Rusak Air
3. Analisis Kerusakan Pantai

Berdasarkan hasil studi Pantai Kritis di Kalimantan Timur,


pantai yang mengalami abrasi dan perlu mendapat perhatian
adalah
1. Pantai Berebes di DAS Sangatta Baru Kec. Sangatta
Utara,
2. Pantai Muara Bengalon di DAS Bengalon Kec.
Bengalon,
3. Pantai Lubuk Tutung di DAS Sekurau Kec. Bengalon,
4. Pantai Jepu-Jepu di DAS Kaliorang Kec. Kaliorang,
5. Pantai Kaliorang di DAS Mangenay Kec. Kaliorang,
6. Pantai Bual-Bual di DAS Kolek Kec.Sangkulirang,
7. Pantai Tanjung Pagar di DAS Manubar Kec.Sandaran,
8. Pantai Sumbang di DAS Labuhankelambu Kec. Biduk-
Biduk,
9. Pantai Biduk-Biduk di DAS Labuhankelambu Kec.
Biduk-Biduk. 27
Kebijakan operasional pengelolaan sda

28
Kab. Berau
- Merehabilitasi hutan dan lahan, baik milik pemerintah, swasta dan masyarakat.
- Meninjau kembali ijin tambang, ijin industri, dan perkebunan yang menyebabkan deforestasi dan degradasi hutan.
Kebijakan operasional - Mengkaji ulang ijin pemanfaatan hutan dan lahan yang tumpang tindih.
-
konservasi sda di -
Mengembangkan sistem peringatan dini bahaya karhutla.
Melakukan patroli karhutla secara rutin dan pengawasan lebih ketat oleh instansi terkait.
Kabupaten Berau - Meningkatkan partisipasi masyarakat terkait karhutla melalui kampanye, pemberian insentif, pelatihan, dan
pembentukan tim pemadam.
- Membentuk posko-posko karhutla dibawah koordinasi Polsek dan Koramil setempat.
- Membentuk KPHP (Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi) di setiap kecamatan.
- Menetapkan dan mensosialisasikan zona pemanfaatan ruang dan peruntukan air pada sumber air (sungai, waduk,
danau, rawa, mata air).
- Mengeruk waduk, embung, danau yang mengalami sedimentasi berat.
- Merehabilitasi sarana dan prasarana konservasi yang rusak.
- Menerbitkan Perda tentang pengaturan sempadan sumber air permukaan (sungai, waduk, embung, danau, situ, mata
air, dll).
- Menginventarisir ijin-ijin perusahaan yang diterbitkan di WS Karangan.
- Menegakkan hukum bagi pelanggaran di sempadan sumber air.
- Meninjau kembali ijin perkebunan kelapa sawit di DAS yang luas ijinnya lebih dari 40%, yakni DAS Sumberagung.
- Setiap pemilik ijin perkebunan kelapa sawit diwajibkan memiliki rencana pengelolaan kawasan perkebunan yang
berwawasan lingkungan.
- Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan rencana pengelolaan kawasan perkebunan.
- Menanam mangrove di kawasan hutan mangrove yang sudah terdegradasi di Kec. Batu Putih dan Kec. Biduk-Biduk.
- Koordinasi antar instansi dalam upaya pengelolaan hutan mangrove.
- Menetapkan dan mensosialisasikan peraturan mengenai pemanfaatan kawasan hutan mangrove di Areal Penggunaan
Lain (APL).
- Mengendalikan dan memantau pengambilan air tanah.
- Mensosialisasikan pemanfaatan air dari sumber alternatif lain.
- Sosialisasi dan mendorong masyarakat untuk pembuatan sumur resapan dan biopori.
- Sosialisasi dan mendorong masyarakat dan dunia usaha untuk mempraktekkan teknik-teknik pemanenan air hujan.
- Membangun pos pemantau kualitas air di semua sungai utama, terutama di hulu waduk.
- Membangun sistem instalasi pengolah air limbah terpusat pada setiap lingkungan.
- Memisahkan antara jaringan drainase dan jaringan pengumpul air limbah pada kawasan perkotaan.
- Membuang air limbah melalui jaringan pengumpul air limbah pada kawasan perkotaan ke dalam sistem instalasi
pengolah air limbah terpusat.
- Mengendalikan/ mengawasi pembuangan air limbah yang masuk ke sumber-sumber air.
- Sanitasi perdesaan padat karya.
- Penegakan hukum bagi pelanggar aturan pembuangan limbah.
 
Kab. Kutai Timur
- Melakukan penghijauan pada 60% luas lahan kritis milik masyarakat dan negara di DAS Sangatta, DAS Bengalon, DAS Karangan, DAS Manubar,
DAS Tanjung, DAS Lipat, DAS Selimpus.
Kebijakan - Melaksanakan program GNKPA (Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air) secara rutin.
- Meninjau kembali penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/ Kota.
operasional - Meninjau kembali ijin tambang, ijin industri, dan perkebunan yang kawasan hutannya kurang dari 30%.

konservasi sda di - Mengelola kawasan yang berfungsi sebagai daerah resapan air dan tangkapan air.
- Merehabilitasi hutan dan lahan, baik milik pemerintah, swasta dan masyarakat.

Kabupaten Kutai - Mengkaji ulang ijin pemanfaatan hutan dan lahan yang tumpah tindih.
- Mengembangkan sistem peringatan dini bahaya karhutla.
Timur - Meningkatkan partisipasi masyarakat terkait karhutla melalui kampanye, pemberian insentif, pelatihan, dan pembentukan tim pemadam.
- Membentuk posko-posko karhutla dibawah koordinasi Polsek dan Koramil setempat.
- Membentuk KPHP (Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi) di setiap kecamatan.
- Menetapkan dan mensosialisasikan zona pemanfaatan ruang dan peruntukan air pada sumber air (sungai, waduk, danau, rawa, mata air).
- Melakukan penghijauan pada 100% luas lahan yang mengalami erosi berat.
- Membangun sarana dan prasarana konservasi untuk mengendalikan aliran sedimen hasil erosi lahan.
- Menormalisasi sungai-sungai yang mengalami sedimentasi berat.
- Mengeruk waduk, embung, danau yang mengalami sedimentasi berat.
- Merehabilitasi sarana dan prasarana konservasi yang rusak.
- Menerbitkan Perda tentang pengaturan sempadan sumber air permukaan (sungai, waduk, embung, danau, situ, mata air, dll).
- Menginventarisir ijin-ijin perusahaan yang diterbitkan di WS Karangan.
- Menegakkan hukum bagi pelanggaran di sempadan sumber air.
- Meninjau kembali ijin tambang di DAS yang luas ijin tambangnya lebih dari 60% di DAS Bulu, DAS Rapak, DAS Sangkimah, DAS Sanganakan,
DAS Sekurau, DAS Selimpus, dan DAS Lipat.
- Meningkatkan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana pengelolaan kawasan tambang dan kawasan bekas tambang.
- Meninjau kembali ijin perkebunan kelapa sawit di DAS yang luas ijinnya lebih dari 40%, yakni DAS Marukangan, DAS Karangan, DAS Mangenay,
dan DAS Rapak.
- Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan rencana pengelolaan kawasan perkebunan.
- Pengimbuhan air ke lapisan air tanah (akuifer).
- Memasyarakatkan pembuatan biopori dan sumur-sumur resapan di masing-masing rumah.
- Mengembangkan ruang terbuka hijau perkotaan hingga luasnya paling sedikit 30% dari luas wilayah kota.
- Mengevaluasi dan mengkoreksi wilayah ijin usaha tambang, perkebunan, dan konsesi hutan yang beririsan dengan KBAK Sangkulirang-Mangkalihat.
- Melestarikan dan melindungi 17 zona bentang alam karst (termasuk kawasan bentang alam karst Sangkulirang-Mangkalihat).
- Menegakkan aturan dengan menindak pelanggaran di KBAK Sangkulirang-Mangkalihat.
- Menanam mangrove di kawasan hutan mangrove yang sudah terdegradasi di Kec. Sangkulirang, Kec. Kaliorang, Kec. Kaubun, Kec. Sandaran, Kec.
Sangatta Selatan, dan Kec. Sangatta Utara..
- Koordinasi antar instansi dalam upaya pengelolaan hutan mangrove.
- Menetapkan dan mensosialisasikan peraturan mengenai pemanfaatan kawasan hutan mangrove di Areal Penggunaan Lain (APL).
- Sanitasi perdesaan padat karya.
- Membangun sistem instalasi pengolah air limbah terpusat pada setiap lingkungan.
- Memisahkan antara jaringan drainase dan jaringan pengumpul air limbah pada kawasan perkotaan.
- Membuang air limbah melalui jaringan pengumpul air limbah pada kawasan perkotaan ke dalam sistem instalasi pengolah air limbah terpusat.
- Mengendalikan dan memantau pengambilan air tanah.
- Sosialisasi dan mendorong masyarakat untuk pembuatan sumur resapan dan biopori.
- Sosialisasi dan mendorong masyarakat dan dunia usaha untuk mempraktekkan teknik-teknik pemanenan air hujan (water harvesting).
Kota Bontang
- Melakukan penghijauan pada 60% luas lahan kritis milik masyarakat dan negara di DAS Guntung, DAS Bontang,
Kebijakan operasional dan DAS Nyerakat.
- Melaksanakan program GNKPA (Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air ) secara rutin.
konservasi sda di Kota - Meninjau kembali penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

bontang (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/ Kota.


- Memutakhirkan data terkait luasan kawasan hutan secara periodik.
- Meninjau kembali ijin tambang, ijin industri, dan perkebunan yang kawasan hutannya kurang dari 30%.
- Mengelola kawasan yang berfungsi sebagai daerah resapan air dan tangkapan air
- Mengkaji ulang ijin pemanfaatan hutan dan lahan yang tumpah tindih.
- Menetapkan dan mensosialisasikan zona pemanfaatan ruang dan peruntukan air pada sumber air (sungai, waduk,
danau, rawa, mata air).
- Melakukan penghijauan pada 100% luas lahan yang mengalami erosi berat.
- Membangun sarana dan prasarana konservasi untuk mengendalikan aliran sedimen hasil erosi lahan.
- Menormalisasi sungai-sungai yang mengalami sedimentasi berat.
- Mengeruk waduk, embung, danau yang mengalami sedimentasi berat.
- Merehabilitasi sarana dan prasarana konservasi yang rusak.
- Menerbitkan Perda tentang pengaturan sempadan sumber air permukaan (sungai, waduk, embung, danau, situ, mata
air, dll).
- Menginventarisir ijin-ijin perusahaan yang diterbitkan di WS Karangan.
- Menegakkan hukum bagi pelanggaran di sempadan sumber air.
- Pengimbuhan air ke lapisan air tanah (akuifer).
- Memasyarakatkan pembuatan biopori dan sumur-sumur resapan di masing-masing rumah.
- Mengembangkan ruang terbuka hijau perkotaan hingga luasnya paling sedikit 30% dari luas wilayah kota.
- Sanitasi perdesaan padat karya.
- Membangun sistem instalasi pengolah air limbah terpusat pada setiap lingkungan.
- Memisahkan antara jaringan drainase dan jaringan pengumpul air limbah pada kawasan perkotaan.
- Membuang air limbah melalui jaringan pengumpul air limbah pada kawasan perkotaan ke dalam sistem instalasi
pengolah air limbah terpusat.
- Mengendalikan dan memantau pengambilan air tanah.
- Membatasi pemanfaatan air tanah di Kota Bontang hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik atau rumah tangga.
- Mensosialisasikan pemanfaatan air dari sumber alternatif lain.
- Sosialisasi dan mendorong masyarakat untuk pembuatan sumur resapan dan biopori.
- Sosialisasi dan mendorong masyarakat dan dunia usaha untuk mempraktekkan teknik-teknik pemanenan air hujan.
- Membangun pos pemantau kualitas air di semua sungai utama, terutama di hulu waduk.
- Mengendalikan/ mengawasi pembuangan air limbah yang masuk ke sumber-sumber air.
- Penegakan hukum bagi pelanggar aturan pembuangan limbah.
Kab. Kutai Kartanegara
- Melakukan penghijauan pada 60% luas lahan kritis milik masyarakat dan negara di DAS Santan.
- Melaksanakan program GNKPA (Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air) secara rutin.
Kebijakan operasional - Meninjau kembali penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi

konservasi sda di dan Kabupaten/ Kota.


- Memutakhirkan data terkait luasan kawasan hutan secara periodik.
Kabupaten kutai - Meninjau kembali ijin tambang, ijin industri, dan perkebunan yang kawasan hutannya kurang dari 30%.
- Mengelola kawasan yang berfungsi sebagai daerah resapan air dan tangkapan air
kartanegara - Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian fungsi resapan air dan daerah tangkapan air.
- Mengkaji ulang ijin pemanfaatan hutan dan lahan yang tumpah tindih.
- Mengembangkan sistem peringatan dini bahaya karhutla.
- Melakukan patroli karhutla secara rutin dan pengawasan lebih ketat oleh instansi terkait.
- Meningkatkan partisipasi masyarakat terkait karhutla melalui kampanye, pemberian insentif, pelatihan, dan pembentukan tim
pemadam.
- Membentuk posko-posko karhutla dibawah koordinasi Polsek dan Koramil setempat.
- Membentuk KPHP (Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi) di setiap kecamatan.
- Menetapkan dan mensosialisasikan zona pemanfaatan ruang dan peruntukan air pada sumber air (sungai, waduk, danau, rawa,
mata air).
- Melakukan penghijauan pada 100% luas lahan yang mengalami erosi berat.
- Membangun sarana dan prasarana konservasi untuk mengendalikan aliran sedimen hasil erosi lahan.
- Menormalisasi sungai-sungai yang mengalami sedimentasi berat.
- Mengeruk waduk, embung, danau yang mengalami sedimentasi berat.
- Merehabilitasi sarana dan prasarana konservasi yang rusak.
- Menerbitkan Perda tentang pengaturan sempadan sumber air permukaan (sungai, waduk, embung, danau, situ, mata air, dll).
- Menginventarisir ijin-ijin perusahaan yang diterbitkan di WS Karangan.
- Menegakkan hukum bagi pelanggaran di sempadan sumber air.
- Meninjau kembali ijin tambang di DAS yang luas ijin tambangnya lebih dari 60% di DAS Sambera dan DAS Marangkayu.
- Meningkatkan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana pengelolaan kawasan tambang dan kawasan bekas tambang.
- Sanitasi perdesaan padat karya.
- Membangun sistem instalasi pengolah air limbah terpusat pada setiap lingkungan.
- Memisahkan antara jaringan drainase dan jaringan pengumpul air limbah pada kawasan perkotaan.
- Membuang air limbah melalui jaringan pengumpul air limbah pada kawasan perkotaan ke dalam sistem instalasi pengolah air
limbah terpusat.
- Sosialisasi dan mendorong masyarakat untuk pembuatan sumur resapan dan biopori.
- Sosialisasi dan mendorong masyarakat dan dunia usaha untuk mempraktekkan teknik-teknik pemanenan air hujan (water
harvesting).
- Membangun pos pemantau kualitas air di semua sungai utama, terutama di hulu waduk.
- Mengendalikan/ mengawasi pembuangan air limbah yang masuk ke sumber-sumber air.
- Penegakan hukum bagi pelanggar aturan pembuangan limbah.
Kab. Berau
- Mengevaluasi dan memperbaiki RTRW dengan menetapkan zona pemanfaatan ruang dan
peruntukan air pada sumber air permukaan (waduk, danau, rawa, sungai, mata air).
Kebijakan operasional - Menegakkan aturan dengan berpedoman pada RTRW dan tata ruang air saat akan mengeluarkan
ijin kegiatan budidaya dan pemanfaatan air permukaan dan air bawah tanah.
Pendayagunaan sda di - Menyusun dan menetapkan rencana alokasi air tahunan (RAAT) di seluruh DAS.
Kabupaten Berau - Mengalokasikan air kepada para stake holder dengan berpedoman pada RAAT.
- Membangun infrastruktur penyedia air baku untuk mengatasi defisit dan mengantisipasi kebutuhan
air baku hingga 20 tahun ke depan. Bangunan yang dibangun adalah: intake PDAM Berau di
Sungai Belanda Kec. Biduk-Biduk, Embung Petuang, Embung Bakil.
- Meningkatkan operasi dan pemeliharaan prasarana/infrastruktur pada sumber-sumber air yang ada.
- Mensosialisasikan dan mengaplikasikan teknik-teknik pemanenan hujan (water harvesting).
- Menerapkan teknologi modifikasi cuaca.
- Perbaikan jaringan irigasi yang ada untuk meningkatkan efisiensi irigasi.
- Penyusunan manual O&P, pelaksanaan O&P, dan optimalisasi O&P pada waduk dan jaringan
irigasi.
- Meningkatkan O&P prasarana/infrastruktur jaringan transmisi eksisiting dari sumber air sampai ke
pengguna.
- Meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan dengan membangun prasarana/ infrastruktur
jaringan yang baru, yaitu: SPAM Biduk-Biduk dengan sumber air dari intake Sungai Belanda.
- Meningkatkan kapasitas produksi air bersih, perbaikan fasilitas treatmen dan pengolahan air.
- Inventarisasi lahan potensi pertanian (basah dan kering).
- Menetapkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) melalui Perda.
- Pengembangan Daerah Irigasi fungsional dan baru: D.I. Dumaring 1000 ha dan D.I. Batu Putih
225 ha.
- Penyuluhan mengenai pertanian rawa pasang surut.
- Merencanakan dan melaksanakan program tambak intensif.
- Pembangunan PLTMH Teluk Sumbang (Kec. Biduk-Biduk), PLTMH Batu Putih 296 kW (Kec.
Batu Putih).
- Mengusahakan sumber daya air permukaan dapat melalui badan usaha milik negara, badan usaha
milik daerah, badan usaha swasta, atau perseorangan atau kerja sama antara badan usaha
berdasarkan izin pengusahaan dari pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.
- Pelaksanaan berbagai bentuk kerja sama yang dimaksud harus tetap dalam batas-batas yang
memungkinkan pemerintah menjalankan kewenangannya dalam pengaturan, pengawasan dan
pengendalian pengelolaan sumber daya air secara keseluruhan.
Kab. Kutai Timur
- Mengevaluasi dan memperbaiki RTRW dengan menetapkan zona pemanfaatan ruang dan peruntukan air pada
Kebijakan operasional - sumber air permukaan (waduk, danau, rawa, sungai, mata air).
Menegakkan aturan dengan berpedoman pada RTRW dan tata ruang air saat akan mengeluarkan ijin kegiatan
PENDAYAGUNAAN budidaya dan pemanfaatan air permukaan dan air bawah tanah.
SDA DI Kabupaten Kutai-- Menyusun dan menetapkan rencana alokasi air tahunan (RAAT) di seluruh DAS.
Mengalokasikan air kepada para stake holder dengan berpedoman pada RAAT.
Timur - Membangun infrastruktur penyedia air baku untuk mengatasi defisit dan mengantisipasi kebutuhan air baku
hingga 20 tahun ke depan. Bangunan yang dibangun adalah: Embung Sangkimah, Sumur dalam Maloy,
Embung Selangkau, Waduk dan Bendungan Kaliorang, Waduk dan Bendungan Selangkau, Waduk dan
Bendungan Karangan, Bendung Regulator Tepian Langsat, Bendung Selangkau, Embung Bumi Etam.
- Meningkatkan operasi dan pemeliharaan prasarana/infrastruktur pada sumber-sumber air yang ada.
- Mensosialisasikan dan mengaplikasikan teknik-teknik pemanenan hujan (water harvesting).
- Menerapkan teknologi modifikasi cuaca.
- Perbaikan jaringan irigasi yang ada untuk meningkatkan efisiensi irigasi.
- Penyusunan manual O&P, pelaksanaan O&P, dan optimalisasi O&P pada waduk dan jaringan irigasi.
- Meningkatkan O&P prasarana/infrastruktur jaringan transmisi eksisiting dari sumber air sampai ke pengguna.
- Meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan dengan membangun prasarana/infrastruktur jaringan yang
baru, yaitu: SPAM Sangkulirang dengan sumber air dari Embung Benua Baru, dan SPAM Kaliorang.
- Meningkatkan kapasitas produksi air bersih, perbaikan fasilitas treatmen dan pengolahan air.
- Pengembangan Daerah Irigasi fungsional dan baru: D.I. Gunung Haji 225 ha, D.I. Kaliorang 650 ha, D.I.
Bumi Rapak 955 ha, D.I. Selangkau II 1382 ha, dan D.I. Sandaran 225 ha.
- Inventarisasi lahan potensi pertanian (basah dan kering).
- Menetapkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) melalui Perda.
- Penyuluhan mengenai pertanian rawa pasang surut.
- Pengembangan daerah rawa untuk pertanian: Rantau Pulung (Kec. Rantau Pulung), Tanjung Secang (Kec.
Karangan), Bengalon (Kec. Bengalon), Sangkulirang (Kec. Sangkulirang), Teluk Pandan (Kec. Teluk
Pandan), Indah Sangatta (Kec. Sangatta), Peridan (Kec. Bengalon).
- Merencanakan dan melaksanakan program tambak intensif.
- Pembangunan PLTMH Jiwata 135 kW (Kec. Sangkulirang), PLTMH Sandaran 100 kW (Kec. Sandaran),
PLTMH Sangkulirang (Kec. Sangkulirang), PLTA Karangan.
- Mengusahakan sumber daya air permukaan dapat melalui badan usaha milik negara, badan usaha milik
daerah, badan usaha swasta, atau perseorangan atau kerja sama antara badan usaha berdasarkan izin
pengusahaan dari pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
- Pelaksanaan berbagai bentuk kerja sama yang dimaksud harus tetap dalam batas-batas yang memungkinkan
pemerintah menjalankan kewenangannya dalam pengaturan, pengawasan dan pengendalian pengelolaan
sumber daya air secara keseluruhan.
Kota Bontang
- Mengevaluasi dan memperbaiki RTRW dengan menetapkan zona pemanfaatan ruang dan
Kebijakan operasional peruntukan air pada sumber air permukaan (waduk, danau, rawa, sungai, mata air).
- Menegakkan aturan dengan berpedoman pada RTRW dan tata ruang air saat akan
PENDAYAGUNAAN sda mengeluarkan ijin kegiatan budidaya dan pemanfaatan air permukaan dan air bawah tanah.
di Kota bontang - Menyusun dan menetapkan rencana alokasi air tahunan (RAAT) di seluruh DAS.
- Mengalokasikan air kepada para stake holder dengan berpedoman pada RAAT.
- Membangun infrastruktur penyedia air baku untuk mengatasi defisit dan mengantisipasi
kebutuhan air baku hingga 20 tahun ke depan. Bangunan yang dibangun adalah: Waduk dan
Bendungan Nyerakat, intake PDAM Bontang di void ex tambang PT. Indominco, Waduk dan
Bendungan Suka Rahmat.
- Meningkatkan operasi dan pemeliharaan prasarana/infrastruktur pada sumber-sumber air yang
ada.
- Mensosialisasikan dan mengaplikasikan teknik-teknik pemanenan hujan (water harvesting).
- Menerapkan teknologi modifikasi cuaca.
- Perbaikan jaringan irigasi yang ada untuk meningkatkan efisiensi irigasi.
- Penyusunan manual O&P, pelaksanaan O&P, dan optimalisasi O&P pada waduk dan jaringan
irigasi.
- Meningkatkan O&P prasarana/infrastruktur jaringan transmisi eksisiting dari sumber air
sampai ke pengguna.
- Meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan dengan membangun prasarana/ infrastruktur
jaringan yang baru, yaitu: SPAM Bontang dengan sumber air void ex tambang PT, Indominco,
SPAM Bontang dengan sumber air dari Waduk Nyerakat dan Waduk Suka Rahmat.
- Meningkatkan kapasitas produksi air bersih, perbaikan fasilitas treatmen dan pengolahan air.
- Inventarisasi lahan potensi pertanian (basah dan kering).
- Menetapkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) melalui Perda.
- Penyuluhan mengenai pertanian rawa pasang surut.
- Pengembangan daerah rawa untuk pertanian: Bontang Utara (Kec. Bontang Utara).
- Merencanakan dan melaksanakan program tambak intensif.
- Mengusahakan sumber daya air permukaan dapat melalui badan usaha milik negara, badan
usaha milik daerah, badan usaha swasta, atau perseorangan atau kerja sama antara badan usaha
berdasarkan izin pengusahaan dari pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.
- Pelaksanaan berbagai bentuk kerja sama yang dimaksud harus tetap dalam batas-batas yang
memungkinkan pemerintah menjalankan kewenangannya dalam pengaturan, pengawasan dan
pengendalian pengelolaan sumber daya air secara keseluruhan.
Kab. Kutai Kartanegara
- Mengevaluasi dan memperbaiki RTRW dengan menetapkan zona pemanfaatan ruang dan
peruntukan air pada sumber air permukaan (waduk, danau, rawa, sungai, mata air).
Kebijakan operasional - Menegakkan aturan dengan berpedoman pada RTRW dan tata ruang air saat akan mengeluarkan
PENDAYAGUNAAN sda -
ijin kegiatan budidaya dan pemanfaatan air permukaan dan air bawah tanah.
Menyusun dan menetapkan rencana alokasi air tahunan (RAAT) di seluruh DAS.
di Kabupaten kutai - Mengalokasikan air kepada para stake holder dengan berpedoman pada RAAT.
-
kartanegara Membangun infrastruktur penyedia air baku untuk mengatasi defisit dan mengantisipasi
kebutuhan air baku hingga 20 tahun ke depan. Bangunan yang dibangun adalah: Embung
Sambera, Bendung Sebuntal, Bendung Santan, Waduk dan Bendungan Santan.
- Meningkatkan operasi dan pemeliharaan prasarana/infrastruktur pada sumber-sumber air yang
ada.
- Mensosialisasikan dan mengaplikasikan teknik-teknik pemanenan hujan (water harvesting).
- Menerapkan teknologi modifikasi cuaca.
- Perbaikan jaringan irigasi yang ada untuk meningkatkan efisiensi irigasi.
- Penyusunan manual O&P, pelaksanaan O&P, dan optimalisasi O&P pada waduk dan jaringan
irigasi.
- Meningkatkan O&P prasarana/infrastruktur jaringan transmisi eksisiting dari sumber air sampai
ke pengguna.
- Meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan dengan membangun prasarana/ infrastruktur
jaringan yang baru, yaitu: SPAM Marangkayu.
- Meningkatkan kapasitas produksi air bersih, perbaikan fasilitas treatmen dan pengolahan air.
- Inventarisasi lahan potensi pertanian (basah dan kering).
- Menetapkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) melalui Perda.
- Pengembangan Daerah Irigasi fungsional dan baru: D.I. Marangkayu 1550 ha dan D.I. Santan 225
ha.
- Penyuluhan mengenai pertanian rawa pasang surut.
- Pengembangan daerah rawa untuk pertanian: Sebuntal (Kec. Marangkayu).
- Merencanakan dan melaksanakan program tambak intensif.
- Pembangunan PLTMH Marangkayu 13.000 kW (Kec. Marangkayu).
- Mengusahakan sumber daya air permukaan dapat melalui badan usaha milik negara, badan usaha
milik daerah, badan usaha swasta, atau perseorangan atau kerja sama antara badan usaha
berdasarkan izin pengusahaan dari pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.
- Pelaksanaan berbagai bentuk kerja sama yang dimaksud harus tetap dalam batas-batas yang
memungkinkan pemerintah menjalankan kewenangannya dalam pengaturan, pengawasan dan
pengendalian pengelolaan sumber daya air secara keseluruhan.
Terimakasih

37

Anda mungkin juga menyukai